• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Lainnya

Dalam dokumen Testing dan Implementasi Sistem (Halaman 93-97)

ambar 3.37 Test case untuk skenario normal pemilihan produk pada pesanan pembelian G

3.4 Teknik Lainnya

Keberadaan masukan-masukan yang tidak ada dalam

mela pe

yan me ai sta pro

pem ya

Ada banyak lagi teknik disain test cases, diantaranya adalah sebagai berikut:

3.4.1

Comparison Testing

Com sting biasa digunakan pada beberapa aplikasi yang mempunyai kebutuhan terhadap reliabilitas amat penting / kritis, seperti sistem rem pada mob

Untuk itu redundansi hardware dan software bisa saja digunakan agar dapat meminimalkan terpisah untuk mengembangkan versi yang berbeda

nentukan dimana letak kesalahannya, dan versi aplikasi mana yang

Metode tidak mencari kesalahan berdasarkan spesifikasi, asumsi yang digunakan adalah parison testing atau back-to-back te

il, sistem navigasi pesawat terbang.

kemungkinan error, dengan memakai tim

namun mengacu pada spesifikasi yang sama dari software, walaupun untuk selanjutnya hanya akan ada satu versi saja yang dirilis atau digunakan [BRI87].

Test cases dibangun dengan menggunakan teknik disain test cases yang ada, seperti equivalence partitioning.

Tes dilakukan pada tiap versi dengan data tes yang sama secara paralel dan real time untuk memastikan konsistensi (keluaran yang dihasilkan dari tiap versi identik).

Bila keluaran berbeda atau terjadi defect pada satu atau lebih versi aplikasi, masing-masing diinvestigasi untuk me

melakukan kesalahan.

spesifikasi benar, karena bila terjadi kesalahan pada spesifikasi maka comparison testing menjadi tidak efektif atau gagal dalam melakukan identifikasi error.

Bab III Disain Test Case Halaman 86

3.4.2

Test Factor Analysis

Test fa si faktor-faktor tes (variabel atau kondisi yang relevan pat bervariasi selama proses testing), dan

pilihan ( dan variasinya untuk

menentu

Minimum test s, N = Jumlah faktor-faktor tes

Con Fak

Win 95 / NT (2 Opsi

Fakto rd disk

ctor analysis adalah suatu proses identifika terhadap sistem yang dites, dan da

options), kemudian dengan menggunakan kesamaan ri faktor yang akan dites.

kan kombinasi pilihan da

ing: (ΣMi-N+1), Mi = Jumlah opsi tiap faktor te toh:

tor 1: Konfigurasi komputer – sistem operasi )

r 2: Konfigurasi komputer – ha 1,5 GB / 2 GB (2 Opsi)

3.4.3 Risk Based Testing

Risk based testing merupakan metode untuk menentukan prioritas dalam mendisain test

Efe stimasi jumlah defect

g menentukan prioritas kebutuhan sistem / test cases

ru / dimodifikasi.

testing).

Observasi tester terhadap kredibilitas pengembang. cases.

ktifitas Test = Jumlah defect ditemukan / e Faktor resiko secara garis besar yan adalah:

Visibilitas dan akibat pada pelanggan. Resiko operasi bisnis.

Sejarah terjadinya defect area yang ba Kontinuitas bisnis.

Tingkat kompleksitas pengembangan. Kondisi yang diharapkan (positive

Kondisi yang tak diharapkan (negative testing).

Tingkat prioritas testing dari pengembang atau kontraktor. Tingkat kepercayaan pengembang.

Lawan dari kepercayaan pengembang.

Keinginan dan perasaan dari tester dan pengguna. Cakupan.

3.4.4 Syntax Testing

Syntax testing [BCS97A] menggunakan model sintaksis masukan sistem yang didisain yang merupakan suatu cara pe an penggabungan kata-kata Syntax testing sangat m yang mengunakan

ntuk representasi valid dan tidak va sintaksis.

secara formal, nggunaan d

membentuk suatu frase. berguna untuk siste baris-baris perintah untuk pengaksesannya.

Tes dilakukan u lid berdasarkan pada model

Bab III Disain Test Case Halaman 87 Model merepresentasikan sintaksis dengan lah aturan yang

sa rasi, sekuensial, dan

atau bentuk bahasa yang lain.

asa apat ditemukan pada

al pemrograman.

dibangun dari aturan-aturan yang m lah kriteria yang telah

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam m dimana tiga hal pertama berkaitan dengan sintaksis dan yang keempat berhubungan dengan semantik:

Sekumpulan karakter-karakter dan simbol-simbol yang dilegitimasi, untuk pembangunan blok dasar dari masukan, seperti “\”, “a:”.

Kata-kata kunci dan fields yang dibangun dari karakter-karakter dan simbol-simbol ini. Kata kunci merupakan kata yang mempunyai maksud tertentu, misal <copy>, <help>. Sekumpulan aturan gramatikal untuk penggabungan kata-kata kunci, simbol-simbol dan fields, dan pembangunan string yang mempunyai arti (perintah) dari komponen- komponen, misal perintah <copy c:\coba.txt a:>

Sekumpulan aturan bagaimana menginterpretasikan perintah-perintah, misal dari perintah <copy c:\coba.txt a:> diinterpretasikan sebagai perintah untuk melakukan duplikasi file yang mempunyai identitas <coba.txt> dari drive <c> ke floppy disk <a>.

3.4.5 Cross-Functional Testing

menggunakan sejum mendefinisikan bagaimana suatu bentuk baha

seleksi dari simbol

yang valid dari ite

Model tertentu sering kali tersedia dalam bah pemrograman, dan d akhir dari buku teks dan manu

Test cases enggunakan sejum didefinisikan terlebih dahulu.

elakukan testing,

Cross-functional testing [COL97A] menggunakan matrik interaksi antar fitur dari sistem. Axis dari matrik X dan Y merupakan fitur dari sistem, dan sel mengindikasikan komponen yang di- update oleh satu fitur dan kemudian digunakan oleh lainnya.

Tes didisain dari matrik untuk memeriksa interaksi antar fitur yang telah didifinisikan di dalam matrik tersebut. Interaksi dapat terjadi dalam dua tipe dependensi, yaitu: secara langsung dengan lewatnya pesan-pesan atau transaksi-transaksi diantara fitur-fitur, atau secara tidak langsung dengan adanya data umum yang dipakai bersama oleh fitur-fitur. Tiap dependensi dapat menyebabkan suatu perubahan status dan tingkah laku dari fitur yang terkait.

Pertanyaan kunci untuk mengidentifikasi cross-functional test cases, adalah “Apakah fitur lain akan memberikan akibat baru atau memodifikasi fitur?”. Dengan pendekatan ini, hanya interaksi yang diharapkan yang akan dites. Interaksi yang kelihatannya tidak mungkin tidak akan dites, jadi volume dan regression testing dapat digunakan.

Cross-functional testing eksternal diidentifikasi dengan menganalisa kebutuhan sistem dan diskripsi keterkaitan antar fitur. Teknik ini biasanya terbatas, karena umumnya interaksi tidak terlihat dari sudut pandang black box (eksternal).

Cross-functional testing iinternal diidentifikasi dengan menganalisa arsitektur disain gray box dan kode white box serta struktur data. Tujuan analisa ini untuk melihat interaksi antar komponen software (pada tingkat disain dan data yang dipakai bersama) dan interaksi-

Bab III Disain Test Case Halaman 88 interaksi dalam komponen-komponen (pada tingkat kode dan data privat, internal). Alat bantu

alam menganalisa kode statis secara otomatis akan sangat membantu.

Waktu dan sinkronisasi k m interaksi antar fitur.

ejadian pembukaan ya apat dilakukan untuk

ejadian tersebut

erikut ini diberikan sekilas contoh cross-functional testing: d

ejadian (event) merupakan hal yang kritis dala ng terlambat terjadi berarti status awal tidak d K k B Fitur F1 F2 F3 F1 - C1 M2 F2 - - M3 F3 M1 - -

Notasi-notasi dari sel-sel tabel di atas mempunyai arti bahwa fitur berinteraksi sebagai

meng-update hitungan C1 yang digunakan oleh fitur F2. Fitur F2 tidak meng-update hitungan C1.

Fitur F3 mengirim pesan M1 ke F1. Fitur F1 mengirim pesan M2 ke F3. Fitur F2 mengirim pesan M3 ke F3.

3.4.6 Operational Profiling

berikut: Fitur F1

Profil operasional menjelaskan siapa pengguna, fitur-fitur apa yang digunakan, frekuensi penggunaan dan kondisi dimana fitur digunakan, lingkungan hardware dan software yang digunakan, serta prosedur pengoperasian dan mekanisme bagaimana fitur digunakan.

Profil dari penggunaan, dapat diestimasi berdasarkan pada pola kerja, atau diekstrapolasi dari pengukuran aktual dari penggunaan yang ada. Telah banyak alat bantu yang menyediakan analisa frekuensi penggunaan jalur, data file, atau komponen software pada keseluruhan sistem.

3.4.7 Table & Array Testing

Table adalah suatu bentuk data yang biasanya berada di luar program, sedangkan array berada di dalam program, yang digunakan sebagai transfer data dari table (eksternal) untuk digunakan di dalam program.

Table mempunyai dua bentuk utama, yaitu: sekuensial dan ber-index (keyed / indexed). Tes penggunaan sekuensial dari table meliputi:

Menghapus data dari suatu table kosong. Membaca data dari suatu table kosong. Menambahkan data ke table yang penuh.

Menghapus satu data dari suatu table yang memiliki satu data. Membaca data terakhir.

Membaca data berikutnya setelah data yang terakhir.

Bab III Disain Test Case Halaman 89

Menyisipkan data di luar sekuensial data.

telah ada.

uka atau tidak ada.

3.5 Penggunaan Metode Tes

Dalam dokumen Testing dan Implementasi Sistem (Halaman 93-97)