• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi dan Kebijakan Ketenagakerjaan

KELOMPOK WILAYAH (orang)

8.2 Strategi dan Kebijakan Ketenagakerjaan

kesetaraan dan hubungan tenaga kerja PT TIMAH menjunjung tinggi prinsip kesetaraan karyawan dalam semua kegiatannya. Oleh karena itu, Perusahaan pun memberikan perlakuan yang setara bagi semua karyawan, tanpa membedakan latar belakang dan identitas ras, golongan, agama, gender, dan afiliasi politik mereka. Dengan demikian, di tahun 2012, tercatat bahwa tidak ada satupun tindakan diskriminasi, perlakuan tidak manusiawi, kerja paksa, intimidasi, atau pelecehan yang terjadi di lingkungan  Perusahaan. (La13)

Sejalan dengan itu, tidak ada satupun tindakan diskriminasi atau sejenisnya dalam hal

pemberian atau pelaksanaan pekerjaan yang terjadi di lingkungan operasional Perusahaan selama masa pelaporan.(hr4)

Selain mengutamakan kesetaraan dan tidak memandang latar belakang karyawan dan/

atau calon karyawan, Perusahaan juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja secara berkelanjutan dengan menetapkan syarat minimum pendidikan terakhir setingkat SLTA, bagi para calon karyawan.

penerimaan karyawan

Proses penerimaan karyawan di PT TIMAH berada di bawah pengawasan Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, sedangkan dalam hal penerimaan karyawan, Perusahaan bekerja sama dengan Kementerian dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Demi peningkatan kualitas tenaga kerjanya, sejak tanggal 4 Juli 2011 telah diberlakukan beberapa perubahan Ketentuan Kepegawaian sesuai SK Direksi No. 666/Tbk/SK-000/2011-58 mengenai

penerimaan tenaga kerja, pengangkatan karyawan, penempatan karyawan,

kenaikan tunjangan jabatan/golongan, dan delegasi  wewenang.

Sebagai upaya PT TIMAH untuk membuka penerimaan karyawan seluas mungkin, di tahun 2012 Perusahaan melakukan rekrutmen melalui kontrak tenaga kerja—Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)—atau melalui pemilihan calon karyawan yang harus lulus saat ujian penerimaan calon karyawan oleh Panitia Penerimaan Calon Karyawan yang ditetapkan dengan SK Direksi. Perusahaan juga menjalin kerjasama dengan para pensiunan ahli dan berpengalaman untuk menjadi mentor karyawan baru dan melakukan kaderisasi.

penyerapan tenaga kerja LokaL

Tenaga kerja lokal didefinisikan oleh PT TIMAH sebagai tenaga kerja yang berasal dari wilayah operasional Perusahaan, yaitu Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Karimun dan Kundur di Provinsi Kepulauan Riau. Tenaga kerja lokal merupakan bagian sumber daya manusia yang diutamakan oleh Perusahaan sebagai bentuk komitmennya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. Sebagai bentuk komitmen tersebut, PT TIMAH bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk melakukan proses penerimaan karyawan lokal.

Sebanyak 3.439 tenaga kerja lokal telah menjadi karyawan tetap Perusahaan per akhir tahun 2012, yang mewakili 76% dari total seluruh karyawan tetap Perusahaan. Per 31 Desember 2012, sebanyak 11 orang yang memegang jabatan di jajaran manajemen

senior Perusahaan (dengan kriteria minimal Eselon 3) merupakan tenaga kerja lokal.

Jumlah ini mewakili 21% dari total 57 karyawan

yang memegang jabatan pada tingkat manajemen senior. (eC7)

serikat pekerja

Ikatan Karyawan Timah (IKT) merupakan serikat pekerja PT TIMAH yang didirikan tahun 1999 sebagai media aspirasi seluruh karyawan Perusahaan. IKT telah terdaftar di Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dan di Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Pangkalpinang.

Berbagai bentuk dukungan Perusahaan kepada IKT adalah seperti bantuan dana, izin penggunaan fasilitas Perusahaan oleh IKT, dispensasi bagi karyawan pengurus IKT untuk melaksanakan urusan IKT pada jam kerja, dan pelibatan IKT dalam penyelenggaraan kegiatan sosial Perusahaan.

perjanjian kerja bersama

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan upaya Perusahaan untuk dapat membina hubungan sebaik mungkin dengan para

karyawan. Tujuan adanya PKB adalah untuk memastikan pemberian gaji dan tunjangan yang pantas, mewujudkan budaya kerja dan sikap kerja yang baik, menetapkan prosedur pemecahan masalah dengan cepat dan tepat, serta memastikan bahwa seluruh aspek ketenagakerjaan di lingkungan PT TIMAH menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memastikan bahwa semua karyawan memahami isi PKB, Perusahaan melakukan sosialisasi di bawah Bidang Hubungan Industrial Perusahaan sepanjang tahun 2011.

Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku per 31 Desember 2012 adalah PKB yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada tanggal 26 Juli 2012, yang berlaku untuk periode 9 Agustus 2012 hingga 9 Januari 2013. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Rasio Tenaga Kerja Lokal di Perusahaan Tahun 2012 (eC7)

ESELON Karyawan Lokal Total Karyawan Persentase dari total

(orang) (orang)

Direktur Anak Perusahaan 3 10 30%

3 8 43 19%

4 69 132 52%

5 270 434 62%

6 612 852 72%

7 1.210 1.492 81%

Non Eselon 1.267 1.535 82%

TOTAL 3.439 4.498 76%

Transmigrasi Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah mengesahkan PKB ini pada 23 Oktober 2013.

(hr5)

Sepanjang tahun 2012, semua karyawan PT TIMAH terikat oleh Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dibuat oleh Perusahaan dan Ikatan Karyawan Timah (IKT). (La4)

Pkb Pasal 12 mengatur secara spesifik mengenai hak karyawan untuk mendapatkan kesetaraan perlakuan dalam hal peraturan dan ketentuan yang berlaku di Perusahaan, seperti perubahan operasional perusahaan. Setiap pemberitahuan diatur dan disampaikan oleh pihak manajemen Perusahaan melalui Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi. (La5)

keseLamatan dan kesehatan kerja Komitmen PT TIMAH untuk selalu

mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja tertuang dalam Visi dan Misi K3 Perusahaan, yakni “Mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, produktif, mandiri, efektif, dan efisien dalam segala aspek aktivitas Perusahaan.”

Sementara itu, misi K3 Perusahaan mencakup:

1. Terbentuknya kebijakan K3 dan diterapkannya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3);

2. Peningkatan dukungan kebijakan dan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja;

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dalam bidang K3;

5. Peningkatan pengujian, pelayanan teknis, dan informasi dalam bidang K3;

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas penerapan SMK3 sesuai kebijakan k3  Perusahaan;

7. Peningkatan analisis, pengkajian, dan rekayasa teknologi K3; serta

8. Internalisasi budaya K3 oleh seluruh karyawan dan manajemen Perusahaan.

Setiap karyawan Perusahaan menerima jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama di Bab IX Pasal 46 dan 47. Pasal 46 dalam PKB mengatur kewajiban Perusahaan untuk menyediakan perlengkapan alat pelindung diri kepada semua karyawan sesuai kondisi kerja dan potensi bahaya pada lingkungan kerja masing-masing. Selain itu, karyawan juga dapat menolak untuk bekerja apabila alat pelindung diri tidak disediakan baginya oleh Perusahaan.

Di Pasal 47 PKB, Perusahaan berkewajiban memeriksa kesehatan karyawan secara berkala dan juga khusus, serta harus menyediakan fasilitas kesehatan lainnya yang penting bagi karyawan. (La9)

Untuk memastikan bahwa peraturan tersebut berjalan seefektif mungkin, telah dibentuk Majelis Penguji Kesehatan (MPK) beranggotakan sedikitnya 3 orang dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan, yang berfungsi untuk membantu pengujian kesehatan fisik dan psikis bagi calon karyawan dan karyawan Perusahaan.

Untuk melayani karyawan yang membutuhkan bantuan kesehatan dan pengobatan di daerah operasional Perusahaan, telah dibentuk Pos Darurat Medik. Selama tahun 2012, jumlah hari kerja yang hilang akibat karyawan yang cuti sakit adalah 2.520 hari. (La6, La7)

PT TIMAH telah menerapkan Sistem Informasi Kesehatan (Siska) sejak tahun 2010, yang berfungsi sebagai penghubung data medis karyawan dengan beberapa rumah sakit

8.2 Strategi dan Kebijakan Ketenagakerjaan

rujukan, sehingga mencegah terjadinya pengobatan ganda yang berulang. Selain itu, juga terdapat modul Penyusunan Sistem Program Kerja untuk mempermudah

Perusahaan mengetahui riwayat kesehatan dan penyakit karyawan.

Perusahaan juga memiliki perangkat Sistem Kesiagaan dan Tanggap Darurat (SKTD) untuk mempersiapkan karyawan dan pihak manajemen dalam menghadapi dan mengatasi kejadian darurat yang mungkin muncul di lingkungan kerja Perusahaan. SKTD disosialisasikan dalam bentuk safety talks, komite keselamatan, safety patrol, dan drill test.

Secara berkala juga disosialisasikan pentingnya penggunaan alat proteksi diri (APD) bagi setiap karyawan, serta prosedur operasi standar yang harus diperhatikan oleh para karyawan.

pemantauan dan pengendaLian risiko kesehatan (La8)

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran karyawan dalam bidang kesehatan dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kesehatan karyawan.

Sejalan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 55 Tahun 1995, Perusahaan menyelenggarakan Pemeriksaan Kesehatan Berkala minimal satu tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan kepada calon

karyawan dan karyawan yang akan memasuki masa pensiun.

Di tahun 2012, Pemeriksaan Kesehatan Berkala dilakukan di lima daerah operasi Perusahaan, dan diikuti oleh total 752 karyawan.

Kasus Kecelakaan Karyawan dan Mitra PT TIMAH di Tahun 2012 (La7)

No Unit Kerja Kecelakaan Ringan Kecelakaan Berat Meninggal Dunia Jumlah Jam Kerja

Hilang Jumlah Jam Kerja

Hilang Jumlah Jam Kerja

Hilang Total Jam Kerja Hilang

1 Unit Laut Bangka 1 112 2 560 2 12.000 12.672

2 Unit Timah Kundur 0 0 2 320 0 0 320

Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja Karyawan & Mitra (La7)

No. Kategori 2012 2011

1 Luka Ringan 2 2

2 Luka Berat 8 3

3 Meninggal Dunia 5 5

8.2 Strategi dan Kebijakan Ketenagakerjaan

Beberapa kegiatan pemantauan dan pengendalian risiko kesehatan yang

dilaksanakan di tahun 2012 oleh Perusahaan antara lain:

1. Pengukuran dan pengendalian faktor bahaya potensial

2. Pemantauan lingkungan kerja sesuai target tahunan

3. Pengendalian & penyuluhan mengenai penyakit menular (termasuk malaria dan demam berdarah)

4. Pemantauan asupan gizi dan makanan 5. Pencegahan dan deteksi penyakit akibat

kerja sedini mungkin

keCeLakaan kerja

Pelaksanaan peraturan K3 di lingkungan Perusahaan merupakan salah satu perhatian utama Perusahaan dalam setiap langkahnya, demi pencapaian angka kecelakaan nihil (zero accident) sehingga tidak ada satupun kasus kecelakaan yang terjadi.

peLanggaran kerja (La7)

Perusahaan menetapkan peraturan kepada karyawan yang melanggar peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku di Perusahaan.

Sebelum memberikan sanksi, Perusahaan akan melakukan verifikasi terhadap pelanggaran  tersebut.

Sebagai bukti keberhasilan Perusahaan dalam menampung keluhan karyawan dan menyelesaikan persoalan mereka maka sepanjang tahun 2012, tidak ada satupun kasus pemogokan kerja secara massal atas alasan apapun di lingkungan Perusahaan. (mm4)

Setiap pelanggaran kerja akan diselidiki oleh Perusahaan sebelum akhirnya ditindak tegas sesuai peraturan yang telah dijelaskan dan disepakati oleh semua karyawan tetap Perusahaan dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Hal ini dilakukan Perusahaan demi menciptakan kondisi kerja yang kondusif dan efektif.

Pelanggaran Kerja (La7)

No. Jenis Pelanggaran Jumlah Kasus Jumlah Kasus

2012 2011

1. Mangkir (tidak masuk kerja tanpa izin) 16 11

2. Kelalaian yang berakibat kerugian pada Perusahaan 5 3

3. Tindak pidana pencurian 5 2

4. Penyalahgunaan wewenang 6 1

5. Tindak pidana penyalahgunaan narkotika 0 1

TOTAL 32 18

Jumlah Kasus

No. Jenis Pelanggaran Jumlah

Kasus 2012

1. Diberhentikan secara tidak hormat 11

2. Teguran tertulis 21

TOTAL 32

Strategi & Kebijakan Sumber Daya Manusia 2013

Aspek Strategi/Kebijakan

Kualitas dan Kuantitas SDM

Rekrutmen PKWT Mitra dari bidang operasi produksi Analisis Beban Kerja untuk penetapan

jumlah tenaga kerja dan kualifikasi kerja Intensifikasi penerapan mekanisme pelaporan pelanggaran

Percepatan kaderisasi calon pimpinan Penilaian kinerja 360o

Biaya Karyawan

Efisiensi biaya kesehatan, perjalanan dinas, biaya lembur, dan detasering

Penggunaan biaya pelatihan secara selektif dan terarah

Pemisahan biaya kesehatan dari biaya operasional Perusahaan

Manajemen SDM

Pengkajian ulang Career Planning System Penyusunan PKB untuk Perusahaan dan Entitas Anak Perusahaan

Penyempurnaan rincian kerja sesuai organisasi baru