• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI SISTEM CEKING DAN STRATEGI JADWAL KEBERANGKATAN

6.2. Strategi Jadwal Keberangkatan

Mengatur jadwal keberangkatan bus merupakan bagian penting dalam menjaga kelancaran armada bus saat beroperasi di jalan, karena hal ini juga akan berkaitan dengan masalah persaingan. Persaingan yang dimaksud adalah persaingan antar sesama bus dijalan, sebab pada umumnya perusahaan-perusahaan otobus akan memberangkatkan seluruh armada yang beroperasi pada sore hingga malam hari. Oleh sebab itulah penting untuk mengatur jadwal keberangkatan, apalagi untuk perusahaan yang memiliki jumlah trayek yang banyak seperti CV. Makmur-Halmahera Grup yang memiliki 35 trayek bus yang harus diberangkatkan setiap harinya. Sebelum lebih lanjut membahas tentang pengaturan jadwal keberangkatan yang dilakukan CV. Makmur, berikut adalah data dari ke-35 trayek reguler berikut jenis-jenis kelas yang diberangkatkan CV. Makmur setiap harinya.

Tabel 5

Trayek CV. Makmur Berdasarkan Jumlah Armada Bus dan Tipe Kelas/Hari

NO Trayek Tipe Kelas Jml Eco Class Eco Toilet Eco Lux Ryl Class Ryl Lux S. VIP S. E S.E Lux 1 Pekanbaru 8 2 Dumai 7 3 Duri 6 4 Pkl. Kerinci 3 5 Perawang 2 6 Bangkinang 2 7 Teluk Kuantan 2 8 Rengat 1 9 Tembilahan 1

10 Sibolga 1

J u m l a h 35

Sumber: Kantor Pusat CV. Makmur (Juni 2012)

Dalam mengatur jadwal keberangkatan untuk seluruh armada bus yang beroperasi CV. Makmur mulai memberangkatkan armadanya pada pukul 16.00 wib. Dimulai dari kelas ekonomi yang diberakatkan mulai pukul 16.00-17.00 wib, selanjutnya diikuti kelas ekonomi toilet dan ekonomi lux mulai pukul 17.00-18.00 wib, royal clas dan royal lux mulai pukul 18.00-19.00 wib, super vip mulai pukul 19.00-19.30 wib, dan yang terakhir super executive (SE 2-1) diberangkatkan mulai pukul 19.30-20.30 wib. Selang waktu keberangkatan diatur tiap 15 menit sekali, sehingga dalam satu jam terdapat empat kali pemberangkatan. Dalam sekali pemberangkatan terdapat dua hingga lima bus yang diberangkatkan.

Dikatakan pihak manajemen, sebenarnya jadwal keberangkatan yang disusun berdasarkan jenis kelas ini bertujuan agar kelas ekonomi yang berangkat lebih dahulu dapat mencari penumpang dijalan, sehingga supir tidak perlu memacu busnya untuk saling berebut penumpang dijalan karena mereka masih memiliki waktu agar bisa tiba ditujuan dengan tepat waktu. Sedangkan untuk kelas executive berangkat pada malam hari dikarenakan untuk kelas ini biasanya dinaiki penumpang eksekutif yang ingin bersantai, sehingga jadwal ditetapkan pada malam hari agar mereka bisa santai melakukan persiapan.

Akibat yang terjadi dengan adanya pengaturan jadwal keberangkatan ini lebih kepada pelaksaanaannya dijalan, karena dengan diaturnya jadwal tersebut supir bisa mengontrol laju kecepatan busnya. Misalnya kelas menengah kebawah

karena berangkatnya sore supir dapat mencari penumpang dijalan sehingga walaupun banyak mengambil penumpang dijalan waktu yang tersisa juga masih ada, sedangkan untuk kelas menengah ke atas yang jadwal keberangkatannya pada malam hari bisa langsung melaju dijalan tanpa harus mengambil penumpang dijalan. Jikapu ada penumpang yang naik dijalan supir diwajibkan untuk mengontrol waktu agar bisa tepat waktu sampai ditujuan.

Penjelasan diatas merupakan jadwal keberangkatan di kantor pusat CV. Makmur. Pada masing-masing kantor perwakilan daerah juga menerapkan jadwal keberangkatan yang disusun berdasarkan kelas seperti diatas, namun untuk jam keberangkatan saja yang berbeda. Misalnya di kantor perwakilan Perawang yang hanya memiliki dua kelas (ekonomi dan ekonomi toilet), keberangkatan pertama pada pukul 16.00 wib dan yang kedua pada pukul 17.00 wib. Kedua jadawal keberangkatan tersebut sudah dipercepat setengah jam dari jadwal sebelumnya, sebab ketika saya berada di perawang ada perusahaan baru yang sudah seminggu membuka trayeknya ke daerah ini. Perusahaan tersebut memberangkatkan busnya pada pukul 17.30 wib sama dengan keberangkatan bus kedua dari CV. Makmur. Oleh sebab itulah pihak kantor perwakilan CV. Makmur di Perawang memajukan kedua jadwal keberangkatan busnya agar tidak terjadi persaingan antara masing-masing bus dijalan.

BAB VII KESIMPULAN

Strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan dari perusahaan memberi gambaran tentang bagimana manajemen mengelola perusahaannya. Dengan mempelajari strategi yang ada maka akan dapat dipahami tujuan atau sasaran yang ingin dicapai suatu perusahaan. Secara khusus strategi bisnis berbeda dengan perencanaan bisnis, Kenichi Ohmae mengatakan perbedaannya terletak pada kata “keunggulan bersaing”. Tanpa pesaing tidak diperlukan adanya strategi (Dirgantoro 2001:63). Oleh sebab itu penting bagi perusahaan menciptakan strategi-strategi agar mampu unggul dalam persaingan. Dalam pembahasan tulisan ini tidak hanya keunggulan yang ingin dicapai dari diciptakannya suatu strategi, namun kesinambungan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya juga merupakan tujuan dari diciptakannya suatu strategi.

Strategi-strategi yang telah tercipta memerlukan aturan-aturan yang mengikat bagi seluruh karyawan agar pengimplementasian dari suatu strategi dapat berjalan baik, sebab para karyawan itulah yang akan menjalankan strategi tersebut di lapangan. Secara tidak langsung strategi-strategi tersebut telah membuat cara kerja atau proses kerja yang baru di dalam perusahaan. Strategi-strategi tersebut juga turut menstransferkan nilai-nilai kepada karyawan tentang tujuan yang diharapkan perusahaan dari penerapan suatu strategi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pengimplementasian dari suatu strategi juga akan berpengaruh pada budaya perusahaan, sebab budaya perusahaan adalah nilai-nilai

yang dipahami dan diyakini bersama sebagai landasan gerak ataupun pedoman berprilaku dalam suatu perusahaan.

Dari pembahasan-pembahasan yang telah disampaikan, penelitian ini telah menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah. Pertanyaan pertama dapat dijawab bahwa strategi yang dibuat oleh CV. Makmur bertujuan untuk keunggulan dalam bersaing dan untuk kesinambungan perusahaan. Pada bagian kesimpulan ini saya mebagi kedelapan strategi bisnis yang ada di CV. Makmur menurut kedua tujuan tersebut.

1. Untuk keunggulan damlam bersaing.

Ada lima strategi yang bertujuan untuk persaingan dan keunggulan perusahaan yaitu: strategi waralaba, strategi promosi, strategi pelayanan, strategi penghilangan citra kebatakan dan strategi jadwal keberangkatan. Berikut kesimpulan dari masing-masing strategi tersebut.

• Strategi waralaba. Strategi waralaba yang diterapkan CV. Makmur pada

tiap-tiap kantor perwakilan daerahnya menciptakan proses bekarja yang mandiri bagi tiap-tiap kantor perwakilan. Dengan kemandirian ini tiap-tiap kantor perwakilan akan melakukan berbagai usaha agar bagaimana kantor perwakilan mereka dapat berkembang, serta mampu unggul dalam persaingan di daerah masing-masing. Aturan-aturan atau ketetapan yang telah disepakati anatara kantor pusat dan kantor perwakilan dalam menjalankan sistem waralaba ini secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai kebersamaan pada tiap-tiap kantor perwakilan daerah untuk turut serta bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya.

• Strategi promosi. Promosi yang merupakan media komunikasi antara

produsen dan konsumen dimanfaatkan dengan baik oleh CV. Makmur untuk tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain. Terdapat perbedaan mengenai promosi yang dilakuakan CV. Makmur dengan promosi yang dilakukan perusahaan lain. Perbedaanya terletak pada intensitas dan isi dari promosi. CV. Makmur sering memanfaatkan har-hari besar keagamaan untuk melakukan promosi dan aktif dalam membuat promosi saat penambahan armada baru. Strategi promosi yang diterapkan CV. Makmur juga berkaitan dengan sistem waralaba yang digunakan, sebab salah satu ketentuan yang harus dilakukan kantor perwakilan daerah adalah melakukan promosi di daerahnya masing-masing.

• Strategi pelayanan. Terdapat beberapa bentuk pelayanan yang diberikan

CV. Makmur kepada penumpang yaitu: kerapian, sopan santun dan keramahan, kenyamanan dan kebersihan, penyediaan snack, tepat waktu, dan yang terakhir adalah layanan pengaduan. Dari pelayanan-pelayanan tersebut CV. Makmur berhasil membuat kepercayaan kepada konsumen untuk tetap menggunakan layanan jasa transportasinya. Kepercayaan itu dibangun melalui pengalaman-pengalaman para penumpang yang selama ini melihat dan mersakan bagaimana pelayanan yang diberikan oleh seluruh karyawn CV. Makmur. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik tidak terlepas dari kinerja para karyawan, disinilah letak kunci keberhasilan dari strategi ini sebab para karyawan sadar bahwa pelayananlah yang menjadi keunggulan CV.

Makmur selama ini, oleh sebab itu mereka merasa bertanggung jawab untuk tetap menjaga pelayanan. Ternyata setelah ditelusuri masalah pendapatan (gaji) para karyawan juga turut mempengaruhi kinerja mereka dalam memberikan pelayanan, sebab pendapatan yang diterima karyawan CV. Makmur lebih besar dibanding karyawan perusahaan lain.

• Strategi multikultur dalam pemasaran. Strategi ini dibuat sebagai bentuk

penyesuaian diri perusahaan pada lingkungan tempat mereka menjalankan jasa transportasi. Dalam pelaksanaannya di lapangan strategi ini benar-benar dijalankan para karyawan dan pihak kantor perwakilan, misalnya dengan memperkejarkan karyawan asli daerah tersebut, ikut merayakan atau mendekorasi kantor mereka pada saat hari besar keagamaan, hingga pemutaran lagu daerah saat dalam perjalanan. Ada tujuan yang tidak tersirat dibalik penerapan strategi ini, yaitu pembentukan image/kesan baru. Image baru akan perusahaan yang merupakan pencitraan ulang yang dilakukan oleh masyarakat setelah melihat dan merasakan sendiri usaha-usaha yang dilakukan perusaha-usahaan untuk penerapan strategi ini.

• Strategi jadwal keberangkatan. Strategi ini dibuat untuk mengatur jadwal

jam keberangkatan masing-masing bus sesuai dengan jenis kelas. Tujuan dari strategi ini adalah agar supir bus bisa mengontrol kecepatan busnya dijalan sehingga dapat tepat waktu saat tiba di tempat tujuan.

2. Untuk kesinambungan perusahaan.

Tiga strategi yang bertujuan untuk kesinambungan perusahaan CV. Makmur adalah: strategi pembentukan anak perusahaan baru, strategi peremajaan dan penambahan armada baru dan yang terakhir strategi sistem ceking.

• Strategi pembentukan armada baru. Strategi ini merupakan bentuk upaya

yang dilakukan pihak manajemen dalam menjaga kesinambungan perusahaan. CV. Halmahera sebagai perusahaan yang dibentuk menjadi penyegar ditubuh perusahaan yang telah 54 tahun berdiri. Dengan dibentuknya CV. Halmahera sebagai anak perusahaan menunjukan konsistensi perusahaan dalam pertumbuhan layanan transportasi, sebab perusahaan ini sendiri beroperasi dibawah manajemen CV. Makmur.

• Strategi peremajaan dan penambahan armada baru. Kedua strategi ini

diciptakan untuk tetap menjaga pertumbuhan dan kesinambungan armada bus milik mereka. Peremajaan dilakuakan pada setiap armada bus yang sudah berusia lima dan tujuh tahun. Tujuan dari peremajaan agar armada bisa beroperasi setidaknya lima hingga tujuh tahun kedepan. Sedangkan penambahan armada dilakukan ketika ada model terbaru yang dikeluarkan dari karoseri Rayahu Santosa. Dalam menentukan jumlah armada yang akan ditambah pihak manajemen perlu meninjau beberapa hal yang menyangkut pengoperasian armada tersebut, yakni meninjau mesin apa yang digunakan, bagaimana kondisi pasar terkait model bus yang akan dipesan, dan trayek mana yang akan disis oleh armada baru tersebut. Satu hal yang menarik CV. Makmur biasa membeli banyak armada baru untuk

kelas ekonomi sehingga penumpang tidak harus membeli tiket kelas eksekutif untuk dapat menaiki bus baru.

• Strategi sistem ceking. Pada strategi ini CV. Makmur menerapkan sebuah

sistem pengecekan pada setiap armada bus yang beroperasi. Tujuan adalah untuk mengetahui jumlah pasti dari penumpang yang dibawa oleh satu bus dalam satu kali keberangkatan. Dengan mengetahui jumlah penumpang tersebut maka perusahaan dapat mengetahui berapa besar jumlah setoran yang harus disetorkan supir ke perusahaan. Singkatnya sistem ini diterapkan agar pengelolaan keuangan berkaitan dengan pemasukan dan gaji para supir dan kernet bus dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat terus berjalan.

Pertanyaan penelitian yang kedua mengenai latar belakang manajemen CV. Makmur memilih menggunakan kedelapan strategi ini dapat dijawab melalui alasan-alasan dari penerapan suatu strategi. Pada strategi waralaba dan strategi promosi yang melatarbelakanginya ialah dari pengalaman manajemen melihat gagalnya sistem pemasaran terpusat yang diterapkan perusahaan lain, sebab sistem tersebut tidak mendorong kantor-kantor perwakilan untuk mampu berkembang secara mandiri termasuk juga dalam melakukan promosi. Pada strategi pelayanan dan strategi multikultur dalam pemasaran, yang melatar belakanginya ialah kondisi CV. Makmur yang pada saat itu hanya melayani trayek tujuan Medan – Riau membuat pihak manajemen merasa harus berkonsentrasi pada pelayanan mengingat masalah persaingan sebab banyak perusahaan lain yang juga melayani trayek tersebut, kondisi tersebut juga melatar

belakangi manajemen CV. Makmur untuk menerapkan strategi multikultur sebab daerah-daerah yang mereka layani saat ini terdiri dari beragam etnik. Pada strategi pembentukan perusahaan baru dan strategi peremajaan serta penambahaan armada baru yang melatarbelakanginya ialah kondisi layanan transportasi darat yang terus berkembang dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru membuat pihak manajemen merasa perlu untuk membentuk anak perusahaan baru sebagai bentuk penyegaran ditubuh perusahaan, kondisi tersebut jugalah yang melatarbelakangi terbentuknya aturan-aturan yang berlaku di perusahaan dalam hal meremajakan armada ataupun dalam penambahan armada baru. Kemudian yang terakhir pada strategi sistem ceking dan strategi jadwal keberangkatan, yang melatarbelakangi pihak manajemen menerapkan kedua strategi ini ialah permasalahan sistem keuangan (pemasukan dan pengeluaran) termasuk sistem penggajian supir dan kernet bus, yang juga berkaitan dengan masalah persaingan antar supir di lapangan.

Pertanyaan ketiga mengenai implikasi antara strategi dan budaya perusahaan dapat dijawab melalui keberhasilan perusahaan mentransferkan nilai-nilai kepada seluruh pihak di perusahaan dan penerapan dari suatu strategi ternyata menciptakan proses atau cara bekerja baru di dalam perusahaan. Nilai-nilai yang dimaksud pertama adalah Nilai-nilai kebersamaan yang terbentuk dari penerapan strategi waralaba, kebersamaan untuk turut serta bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain di daerahnya masing-masing. Kedua adalah nilai-nilai tentang keungulan perusahaan yang dipahami karyawan melalui penerapan strategi pelayanan dan strategi multikultur. Karyawan dengan sadar dan

memahami bahwa pelayananlah yang menjadi keunggulan perusahaan, oleh sebeb itu mereka merasa wajib mempertahankan keunggulan tersebut dengan tetap memberikan pelayanan yang baik seperti sopan santun, ramah, kerapian, kebersihan dan bentuk-bentuk pelayanan lain yang diterapkan pada strategi pelayanan. Strategi multikultur juga berhasil meyakini pihak kantor perwakilan dan para karyawan bahwa tujuan dari strategi ini adalah untuk penyesuaian diri dengan lingkungan, oleh sebab itu pelaksanaan dari strategi ini berjalan dengan mudah di lapangan, misalnya turut serta dalam merayakan hari besar keagamaan di kantor perwakilan masing-masing dan memutar lagu-lagu daerah setempat saat melakukan perjalanan di dalam bus. Kedua contoh bentuk pelaksanaan tersebut bukan merupakan aturan yang dibuat dari kantor pusat namun dilaksanakan sendiri oleh para karyawan dan pihak kantor perwakilan.

Implikasi yang kedua adalah terbentuknya proses atau cara kerja yang baru. Cara kerja baru terbentuk sebagai pengaruh dari penerapan suatu strategi, contohnya proses kerja yang mandiri pada masing-masing kantor perwakilan yang terbentuk dari penerapan strategi waralaba. Aturan dalam sistem waralaba yang mengharuskan setiap kantor perwakilan mengelola kantornya sendiri membentuk kemandirian bagi tiap-tiap kantor perwakilan daerah. Dengan kemandirian ini tiap-tiap kantor perwakilan akan melakukan berbagai usaha agar bagaimana kantor perwakilan mereka dapat berkembang, serta mampu unggul dalam persaingan di daerah masing-masing. Selain itu penerapan dari strategi sistem ceking dan jadwal keberangkatan juga telah membentuk suatu proses kerja yang

baru dimana para supir dan kernet bus lebih teratur dalam melaksanakan tugasnya dilapangan.

Dengan demikian inilah yang ingin saya tunjukan melalui tulisan ini bahwa ada dua tujuan utama yang ingin dicapai CV. Makmur dari pembentukan strategi-strategi tersebut. Tujuan yang pertama untuk persaingan dan keunggulan perusahaan, dan tujuan yang kedua adalah untuk kesinambungan perusahaan. Dengan dibuat dan diterapkannya strategi-strategi tersebut juga mempengaruhi budaya pada perusahaan. Keterkaitan antara strategi dan budaya perusahaan dalam pembahasan ini dapat dilihat dari nilai-nilai dan proses bekerja atau prilaku para karyawan. Maka kesimpulan dari pembahasan ini juga memperjelas pernyataan yang dikemukakan Alwi bahwa “strategi yang terimplementasikan dengan baik akan mempengaruhi perilaku suatu organisasi” (Alwi 2001:54).