• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kemandirian Anak Usia Dini

4. Strategi Pembelajaran Dalam Membentuk Kemandirian Anak

asuhan oarng tuanya untuk hidup mandiri, maka ia tidak merasa takut lagi. Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam mebentuk karakter mandiri anak. Toleransi yang berlebihan dan pemeliharanan dari orang tua yang terlalu keras dapat mengahmbat pembentukan kemandirian anak. d. Pengalama dalam kehidupan

Pengalamn dalam kehidupanm meliputi pengalaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan dengan teman maupun guru. Melalui interaksi dengan teman sebaya, akan sangat membantu anak ketika mereka mulai memisahkan diri dengan orang tuanya. Maka pada saat itu anaka telah memulai perjuangan memperoleh kebebasan, sehingga melalaui hubungan dengan teman sebayanya anak belajar berfikir mandiri. 49

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan kemandirian anak sangat dipengaruhi dari berbagai faktor, yang dimulai dari diri pribadi anak (faktor internal) yang meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi psikologis anak. Selain itu faktor ekternal juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, yang meliputi: lingkungan (keluaraga, sekolah,teman sebaya maupun masyarakat), rasa cinta dan kasih sayang, pola asuh dalam keluarga dan pengalaman dalam kehidupan.

4. Strategi Pembelajaran Dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini

49

Anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun, masa perkembangan tahap ini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan hidup manusia, masa ini seringkali disebut dengan masa keemasan atau “The Golden

Age” karena terjadi perkembangan yang sangat pesat. Anak yang dapat menyelesaikan tugas perkembangannya di masa ini akan mudah dalam menuntaskan tugas perkembangan selanjutnya begitupun sebaliknya kemandirian sebagai salah satu tugas perkembangan anak jika tidak ditangai sejak dini maka akan berpengaruh pada perkembangan dimasa yang akan datang khususnya pada aspek kemandirian. Anak yang masih berperilaku dependen dimasa depan akan memiliki kecenderungan tidak mandiri.

Ada asumsi bahwa kemandirian sebagai aspek psikologis itu berkembang tidak dalan kevakuman atau diturunkan dari orang tuanya. Oleh karen itu, diperlukan strategi yang tepat bagi pengembangan pembentukan kemandirian anak. Guru dapat melakukan intervensi-intervensi positif sebagai ikhtiar pembentukan kemandirian anak usia dini.

Adapun strategi pembelajaran dalam membentuk kemandirian anak usia dini, antara lain:

a. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Saling menghargai antar peserta didik

2. Keterlibatan dalam memecahkan masalah peserta didik b. Penciptaan keterbukaan.

1. Toleransi terhadap perbedaan pendapat.

2. Memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi peserta didik. 3. Keterbukaan terhadap minat peserta didik

4. Mengembangkan komitmen terhadap tugas peserta didik. 5. Kehadiran dan keakraban hubungan dengan peserta didik. c. Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Mendorong rasa ingin tau peserta didik.

2. Adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan. 3. Adanya aturan, tetapi cenderung tidak cenderung mengancam bila ditaati. d. Penerimaan positif tanpa syarat.

Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Menerima apapun kelebihan maupun kekurangan yang ada pada diri peserta didik.

2. Tidak membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lainnya.

3. Menghargai ekspresi potensi peserta didik dalam bentuk kegiatan produktif, apapun, meskipun sebenarnya hasilnya kurang memuaskan.

e. Empati terhadap peserta didik. Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Memahami dan menghayati pikiran dan perasaaan peserta didik.

2. Melihat berbagai persoalan peserta didik dengan menggunakan perpektif atau sudut pandang peserta didik.

3. Tidak mudah mencela karya peserta didik betapapun kurang bagusnya karya itu.

f. Penciptaan kehangatan hubungan dengan peserta didik. Hal ini dapat diwujudkan dengan:

1. Interaksi secara akrab tetapi saling menghargai.

2. Menambah frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap peserta didik.

3. Membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan peserta didik.50 Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa kemandirian pada anak usia dini sangatlah penting di terapkan pada anak usia prasekolah. Tanggung jawab dari kemandirian ini adalah sesuatu yang tidak dapat muncul dengan tiba-tiba tetapi perlu diajarkan. Tanpa diajarkan anak-anak tentunya tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri, namun tentu saja bantuan yang kita berikan tidak berlebihan, karena nantinya anak akan terus tergantung pada orang lain. Anak usia prasekolah sebenarnya sudah dapat melakukan kebutuhan dirinya secara mandiri. Maka disinilah peran guru perlu ditingkatkan dalam membimbing pembentukkan kemandirian anak melalui startegi yang mendukung terbentuknya kemandirian anak.

C. Manfaat metode bercerita dalam membentuk kemandirian anak usia dini

Secara fitrahnya, seorang bayi sudah memiliki naluri berkembang untuk mandiri, misalnya: bayi secara otomatis akan belajar untuk tengkurap, merayap

50

Dirman & Cicih Juarsih, Karakteristik Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 84- 86

merangkak sendiri.51 Seiring bertambahnya usia anak, maka semakin berkembang pula kemandirian anak. Namun, terkadang orang tua kurang mendukung memberi kesempatan untuk proses kemandirian anak. Memberi pertolongan yang berlebihan dengan alasan sayang dapat membatasi anak untuk mengembangkan dirinya sehingga anak akan tumbuh sebagai manusia yang senantiasa bergantung.52

Guru merupakan orang kedua yang paling bertanggung jawab terhadap anak

didik setelah orang tua”.53

Guru sebagai orang dewasa dapat membantu anak mengembangkan potensinya untuk menjadi individu yang mandiri. Namun, tentunya guru harus mengerti tentang metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mengembangkan potensi anak untuk menjadi individu yang mandiri. Pemahaman tentang metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting. Metode pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.54

Seperti halnya dalam pengembangan potensi kemandirian anak. Guru supaya dapat menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu anak belajar mandiri. Belajar mandiri adalah memandang anak sebagai para menajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pembelajaran mereka sendiri.55 Pembentukan kemandirian anak perlu dilakukan sejak dini, dengan tujuan ketika anak sudah

51

Ida S Widayanti, Mendidik Karakter dengan Karakter (Jakarta: PT Arga Tilanta, 2012), h. 87.

52

Ibid, h.89

53

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Rosda Karya, 2002) h. 74.

54

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 26.

55

dewasa kelak, anak dapat melakukan aktivitas dengan mandiri tanpa bergantung dengan orang lain.

Kemandirian merupakan salah satu karakter dasar yang harus dibentuk pada saat usia dini. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkenalkan nilai- nilai karakter pada anak, salah satunya karakter mendiri, antara lain: metode keteladanan, metode pembiasaan, metode bercerita, metode karyawisata.56 Metode bercerita itu adalah sesuatu cara guru untuk menyampaikan nilai-nilai yang ada di masyarakat dengan menggunakan alat media, guru dapat menarik perhatian anak agar warisan budaya kita bisa berkembang dari anak satu ke anak yang lain.57 Melalui refleksi dari apa yang dilakukan anak merupakan salah satu cara untuk memandirikan anak melalui cerita dan belajar dari pengalaman.58

Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak usia dini mempunyai beberapa manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini. Berikut ini adalah manfaat metode bercerita menurut pendapat beberapa ahli, diantaranya:

a. Manfaat metode bercerita menurut Moeslichatoen, adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

Bagi anak usia mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Anak akan merasa betah berlama-lama mendengarkan cerita terutama apabila guru menyajikan cerita yang menarik dan menggunakan alat peraga yang menarik pula.

56 Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Op Cit, h. 166.

57

Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 90.

58

2. Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan serta sejumlah pengetahuan sosial

Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kemandirian, kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah. 5. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.

Melalui mendengarkan anak memperoleh bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai, dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, karena anak-anak usia dini tidak hanya mengandalkan pembelajaran secara visual saja, tetapi melibatkan pembelajaran menggunakan audio.

6. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor masing- masing anak.

Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor masing-masing anak. Dengan bercerita akan meningkatkan daya fantasi anak, gerakan fisik anak ketika mereka menirukan gerakan yang ada dalam cerita. 7. Bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk

menjadi pendengar yang kreatif dan kritis.

Pendengar yang kreatif mampu melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarkannya. Peendengar yang kritis mampu menemukan ketidaksesuaian antara apa yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan adanya kesalahan tersebut.

8. Kegiatan bercerita itu memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan menimbulkan keasikan tersendiri,

Maka kegiatan bercerita memungkinkan pengembangan dimensi perasaan anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam kegiatan bercerita akan menjadikan perasaan anak larut dalam kehidupan imajinatif dalam cerita itu.

9. Metode bercerita memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak

Metode bercerita dipergunakan guru untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.

10.Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.59

b. Manfaat metode bercerita menurut Hibana dalam Kusniadi, yaitu:

1. Mengembangkan fantasi, empati dan berbagai jenis perasaan lainnya

Cerita anak memiliki ruang imajinasi yang lebih luas daripada cerita untuk usia remaja dan dewasa. Berbagai adegan terasa menegangkan, berbagai karakter dapat saja muncul, berbagai keajaiban pun bisa datang. Saat cerita dibacakan, imajinasi anak akan berjalan sesuai dengan jalan cerita. Imajinasi dalam cerita inilah yang dapat memancing imajinasi dan kreativitas anak. Saat guru membacakan cerita, anak-anak mengalami proses berpikir dari apa yang didengarnya. Perlahan-lahan dia

59

mulai membayangkan bentuk, warna, dan suasana yang ada dalam cerita. Bantulah anak-anak untuk meningkatkan daya imajinasinya, di antaranya dengan detil cerita yang diberikan.

2. Menumbuhkan minat baca

Menumbuhkan minat membaca pada anak seharusnya ditanamkan mulai usia dini. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan membaca pada usia dini adalah kesediaan orang tua maupun pendidik untuk menyediakan serta menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran bagi perkembangan kemampuan membaca melalui penyediaan berbagai bacaan, termasuk dengan bercerita.

3. Membangun kedekatan dan keharmonisan

Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia. Cerita-cerita yang pernah didengar dimasa kecil masih bisa diingat secara utuh selama berpuluh-puluh tahun kemudian. Selain itu, melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. Sehingga dengan demikian anak akan merasa lebih senang dekat dengan guru, karena mereka tidak merasa dipaksa untuk mengikuti nasehat-nasehat dari guru.

4. Media pembelajaran.

Media pembelajaran dalam pengertian yang luas adalah semua benda, tindakan atau keadaan yang sengaja diusahakan\diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Taman Kanak-kanak dalam rangka dan tujuan tertentu. Metode bercerita dengan menggunakan alat peraga dengan bervariasi dapat manjadikanya sebagai media

pembelajaran yang disukai anak-anak, tentunya harus didukung dengan tehnik penyampaian cerita yang menarik juga.60

c. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak

Cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berfikir dan cara berperilaku anak karena mereka senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan secara berulang-ulang. Pengulangan imajinasi anak, dan nilai kedekatan guru dan orang tua membuat cerita menjadi efektif untuk mempengaruhi cara berfikir mereka.

Cerita mendorong perkembangan moral anak karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Menghadapkan siswa kepada situasi yang sedapat mungkin mirip dengan yang dihadapi siswa dalam kehidupan.

2. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, untuk menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain.

3. Cerita mendorong siswa untuk menelaah perasaan sendiri sebelum ia mendengar respon orang lain untuk dibandingkan.

4. Cerita mengembangkan rasa konsiderasi yaitu pemahaman dan penghayatan atas apa yang diucapkan/dirasakan tokoh hingga akhirnya anak memiliki konsiderasi terhadap tokoh lain dalam alam nyata

d. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

60 http://www.dosenpendidikan.com/bercerita-10-pengertian-menurut-para-ahli-jenis-manfaat-

Anak-anak membutuhkan penyaluran imajinasi dan fantasi tentang berbagai hal yang selalu muncul dalam pikiirannya. Masa usia pra sekolah merupakan masa-

masa aktif anak berimajinasi. Tak jarang anak “mengarang” suatu cerita sehingga oleh sebagian orang tua dianggap sebagai kebohongan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya, imajinasi anak-anak sedang membutuhkan penyaluran. Salah satu tempat yang tepat adalah cerita.

Anak membutuhkan dongeng atau cerita karena beberapa hal :

1. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru memperdengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian.

2. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar belakang pengetahun dan pengalaman masing-masing.

3. Anak memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara mental.

4. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajinasi dan citraan-citraan cerita: citraan gerak, citraan visual, dan auditif.

e. Memacu kemampuan verbal anak

Cerita yang bagus tidak sekedar menghibur tetapi juga mendidik, sekaligus merangsang perkembangan komponen kecerdasan linguistik yang paling penting yakni kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis. Selama menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diajarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami, bagaimana konteks berfungsi dalam makna. Memacu kecerdasan linguistik merupakan kegiatan yang sangat penting. Pernyataan ini didukung oleh pendapat

sejumlah ahli, bahwa diantara komponen kecerdasan yang lain, kecerdasan linguistiklah yang mungkin merupakan kecerdasan yang paling universal.

Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya.Kemampuan pragmatik terstimulasi karena dalam cerita ada negosiasi, pola tindak-tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan dan memuji. Memacu kemampuan bercerita anak merupakan sesuatu yang penting, karena beberapa alasan, yaitu : Pertama, anak memiliki kosa kata cenderung berhasil dalam meraih prestasi akademik. Kedua, anak yang pandai berbicara memperoleh perhatian dari orang lain. Hal ini penting karena pada hakikatnya anak senang menjadi pusat perhatian dari orang lain. Ketiga, anak yang pandai berbicara mampu membina hubungan dengan orang lain dan dapat memerankan kepemimpinannya dari pada anak yang tidak dapat berbicara. Berbicara baik mengisyaratkan latar belakang yang baik pula. Keempat, anak yang pandai berbicara akan memiliki kepercayaan diri dan penilaian diri yang positif, terutama setelah mendengar komentar orang tentang dirinya.

f. Merangsang Minat menulis

Pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt. Menurutnya cerita memancing rasa kebahasaan anak.. Anak yang gemar mendengar dan membaca cerita akan memiliki kemampuan berbicara, menulis dan memahami gagasan rumit secara lebih baik. Ini berarti selain memacu kemampuan berbicara, menyimak cerita juga merangsang minat menulis anak.

Bercerita dengan media buku, menjadi stimulasi yang efektif bagi anak TK, karena pada waktu itu minat baca pada anak mulai tumbuh. Minat itulah yang harus diberi lahan yang tepat, antara lain melalui kegiatan bercerita. Menstimulasi minat baca anak lebih penting dari pada mengajar mereka membaca, menstimulasi memberi efek yang menyenangkan, sedangkan mengajar seringkali justru membunuh minat baca anak, apalagi bila hal tersebut dilakukan secara dipaksa.

h. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Metode bercerita dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya. Selain itu, hal ini berkaitan juga dengan minat baca anak, dengan tumbuhnya minat baca anak akan membuka cakrawala dunia yang lebih luas lagi.61

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat diketahui banyak sekali manfaat metode bercerita, namun ada beberapa pendapat yang sama diantara beberapa tokoh. Maka penulis menyimpulkan bahwa manfaat metode bercerita secara keseluruhan bagi anak, adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

2. Kegiatan bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan serta sejumlah pengetahuan sosial dalam membentuk pribadi anak

61

3. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.

4. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor dan fantasi masing-masing anak.

5. Metode bercerita akan dapat membantu anak membangun bermacam peran 6. Menumbuhkan minat baca

7. Membangun kedekatan dan keharmonisan 8. Media pembelajaran

9. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, untuk menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain.

10.Memacu kemampuan verbal anak 11.Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Dengan demikian peneliti menggunakan manfaat bercerita seperti yang telah disimpulkan oleh beberapa tokoh, untuk mempermudah penulis melakukan penelitian sebagai pedoman observasi.erdasarbsa

Dokumen terkait