• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar 1.Hasil Belajar

4. Strategi Pembelajaran

1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah

tidak akan member rizki pada orang-orang yang malas.

2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar

menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi.

3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.

4. Apabila telah berhasil mencapai apa yang direncanakan, tidak

cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.

5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap

tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.

6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang

dilakukan.

4. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Hasan Langgulung (2002:255) bahwa akar kata

strategi adalah “strategos” yang berarti cara memimpin pasukan

(tentara misalnya) atau seni menjalankan kampanye perang

menggunakan ”strategi” ini kemudian meliputi segala peraturan

perencana atau seni managerial dalam segala aspek kehidupan. H. M. Arifin (1996:58) mengemukakan bahwa pengertian strategi biasanya berkaitan dengan taktik. Taktik adalah segala cara dan daya untuk memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi dipergunakan istilah teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai

42

tujuan.Sedangkan teknik adalah cara mengerjakan sesuatu tujuan. Jadi metode mempunyai yang luas dan lebih ideal dan konsepsional.

Strategi pendidikan pada hakekatnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor atau kekuatan untuk mengamankan sasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan strategi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk perhitungan tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik maupun nonfisik (seperti mental spiritual dan moral baik dari subjek maupun lingkungan sekitar). Strategi pendidikan diartikan sebagai kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses pendidikan. (H.M. Arifin, 1996 : 70).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa strategi adalah cara atau jalan yang digunakan oleh seseorang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang memperoleh

imbuhan “pe” dan akhiran “an”. Menurut Irpan Abdul Gafur dan

Muhammad Jamil, pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mengarahkan timbulnya tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik, setelah terjadi proses pembelajaran. (Irpan Abd. Gafur dan Muhammad Jamil, 2003 : 22)

43

Menurut Syaiful Sagala (2005 : 61) pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pembelajaran juga sebagai proses perubahan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia pendidikan, Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua istilah penting dari istilah tersebut :

a) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakannya.

b) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya sebab tujuan adalah

44

jiwanya dalam implementasi suatu strategi. (Wina Sanjaya, 20016 : 126)

Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksud sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil. Guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pembelajaran yang dimaksud. (Ahmad Sabri, 2007 : 1)

Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan- kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek intruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka, setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajar. (Ahmad Sabri, 2007 : 2).

45

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Rowntree mengelompokkan kedalam strategi

penyampaian-penemuan atau explosition-discovery learning, dan strategi

pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau

groups- individual learning.

Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada

siswa dalam bentuk jadi, dan siswa dituntut untuk menguasai

bahan tersebut.Roy Killen menyebutnya dengan Strategi

Pembelajaran Langsung (direct instruction).Disebut strategi

pembelajaran langsung karena materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut mengolahnya.Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh.Dengan demikian, dalam

strategi explosition, guru berfungsi sebagai penyampai informasi.

Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini, behan

pelajaran dicari dan di temukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian, strategi ini juga dinamakan Strategi Pembelajaran Tidak Langsung. (Wina Sanjaya, 2016 : 128).

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya

46

didesain untuk belajar sendiri.Berbeda dengan strategi

pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu.Sekelompok siswa diajar oleh seorang guru atau beberapa orang guru.

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak kemudian secara perlahan-lahan menuju hal konkret.Strategi pembelajaran ini juga disebut strategi pembelajaran dari umum ke khusus.Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. (Wina Sanjaya, 2016 : 129)

c. Komponen Strategi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai sebuah sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan,

47

peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi.Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerjasama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.

Komponen dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut : (Hamruni, 2012 : 11-13)

1) Guru

Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, tapi guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah untuk membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasar pada kurikulum yang berlaku.

48

Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata guna mencapai tujuan belajar.Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.

3) Tujuan

Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk

menentukan strategi, materi, media dan evaluasi

pembelajaran.Dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

4) Bahan pelajaran

Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat.Menurut Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.

5) Kegiatan pembelajaran

Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.

49

6) Metode

Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.

7) Alat

Alat yang digunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat memiliki fungsi sebagai pelengkap. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.

8) Sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh.Sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.

50

9) Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum.Evaluasi juga bisa berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, evaluasi dalam berfungsi sebagai sumatif dan formatif.

10)Situasi atau lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insane, misalnya dengan teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan, misalnya menurut isi materi seharusnya

pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk

pembelajaran.Namun karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka media tersebut diubah dengan menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.

Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan

mempengaruhi jalannya pembelajaran, karena semuanya

merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi

51

d. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan

strategi pembelajaran.Prinsip umum penggunaan strategi

pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Killen (1998) : “No teaching

strategy is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about when each of the teaching strategies is likely to most affective.”

Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut : (Wina Sanjaya, 2016 : 131-133)

1) Berorientasi pada tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini

52

sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat

ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan

pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.Hal ini sering dilupakan guru.Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian.Apabila kita menginginkan siswa terampil menggunakan alat tertentu, katakanlah trampil menggunakan termometer sebagai alat pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian (bertutur).Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus berpraktik secara langsung. Demikian juga halnya manakala kita menginginkan agar siswa dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu Negara, tidak akan efektif kalau menggunakan strategi pemecahan masalah (diskusi). Untuk mengejar tujuan yang demikian cukup guru menggunakan strategi bertutur (ceramah) atau pengajaran secara langsung.

2) Aktivitas

Belajar bukanlah mengahafal sejumlah fakta atau informasi.Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman

53

tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang berpura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

3) Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.

4) Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan

seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.

Penggunaan metode diskus, contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan,

54

misalkan mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide yang orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.

Di samping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut : (Wina Sanjaya, 2016 : 133-135)

1) Interaktif

Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara

siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan

55

kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.

2) Inspiratif

Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif , yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan siswa.Bahkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.

3) Menyenangkan

Proses pembelajaran adalah proses yang dapat

mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses

yang menyenangkan (enjoyful learning). Proses

56

a. Dengan menata ruangan yang apik dan menarik

Yaitu yang memenuhi unsur kesehatan, misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi, dan sebagainya. Serta memenuhi unsur keindahan, misalnya cat tembok yang segar dan bersih, bebas dari debu, lukisan dan karya-karya siswa yang tertata, pas bunga, dan lain sebagainya.

b. Melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan

bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan modelpembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

4) Menantang

Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.

5) Motivasi

Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh

57

karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.

5. Strategi Student Facilitator and Explaining (SFAE)

Dokumen terkait