• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar 1.Hasil Belajar

5. Strategi Student Facilitator and Explaining (SFAE) a. Pengertian Student Facilitator and Explaining(SFAE)

Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining

(SFAE)merupakan salah satu dari tipe strategi pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar. (Trianto, 2007 : 41)

Strategi Student Facilitator and Explainingmempunyai

kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Strategi

pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi narasumber

terhadap temannya di kelas.Strategi pembelajaran Student

58

dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya.

Strategi pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara

untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya

sendiri.Strategi ini merupakan strategi yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung jawab secara individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada

setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang

pengajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran terhadap peserta didik lain. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

b. Langkah- langkah Strategi Student Facilitator and Explaining

Menurut Agus Suprijono (2009 : 128) terdapat enam langkah

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Student Facilitator and

Explaining, yaitu sebagai berikut :

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja.

b) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi

Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru

59

membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana membuat bagan / peta konsep. Kemudian guru bisa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.

c) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada

siswa lainnya

Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan / peta konsep. Meminta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan

berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya

dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.

d) Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa

Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang dia ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali.

60

Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.

f) Penutup.

c. Kelebihan dan KekuranganStrategi Student Facilitator and Explaining

Setiap strategi yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan

dan kekurangan begitu juga dengan strategi Student Facilitator and

Explainingmemiliki kedua hal tersebut.

Menurut Tri Joko Prasetyo (2005 : 95) adapun kelebihan dan kekurangan dari strategi ini yaitu :

1. Kelebihan Student Facilitator and Explaining

1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembang potensi berpikir

kritis siswa secara optimal.

2) Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap

permasalahan.

3) Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan

dan menghargai pendapat orang lain.

4) Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.

5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling

bertukar pendapat secara obyektif, rasional guna

menemukan suatu kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok.

61

6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat

siswa secara terbuka.

7) Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam

menghadapi setiap masalah.

8) Melatih kepemimpinan siswa.

9) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling

bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.

2. Kekurangan Student Facilitator and Explaining

1) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan

yang lainnya.

2) Peserta didik yang kurang pintar mungkin akan

menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang pintar.

3) Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik

kelompoknya.

4) Strategi Student Facilitator and Explaining memerlukan

persiapan yang rumit dibanding dengan strategi lain.

5) Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan

akan memburuk.

6) Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap

pasif dalam kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.

62 B. Kajian Pustaka

1. Skripsi karya Dita Wuri Andari, jurusan Fisika, Universitas Negeri

Semarang, tahun 2013. Yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul Islam.Skripsi ini membahas tentang apakah model pembelajaran

Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Islam. Hasil yang diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 69,66 dengan ketuntasan klasikal 72,41%. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus II sebesar 79,08 dengan ketuntasan klasikal 89,66%. Adapun rata-rata hasil belajar afektif siswa pada siklus I sebesar 65 dengan ketuntasan klasikal 86,21%. Rata-rata belajar afektif siswa pada siklus II sebesar 83,10 dengan ketuntasan klasikal 100%. Sedangkan rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus I sebesar 58,33 dengan ketuntasan klasikal 68,97%. Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus II sebesar 75,77 dengan ketuntasan klasikal 93,10%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan

Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) dapat

meningkatkan hasil belajar.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan penulis yaitu sama-sama menggunakan strategi Student

63

yang dilakukan penulis bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan

agama Islam (PAI) dengan menggunakan strategi Student Facilitator

and Explaining.Sedangkan penelitian yang dilakukan saudara Dita Wuri Andari yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

pembelajaran Fisika dengan menggunakan strategi Student Facilitator

and Explaining.

2. Skripsi karya Khuryono, jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut

Agama Islam Negeri Purwokerto, tahun 2017. Yang berjudul

Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining (SFAE) Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMK NU 01 Belik Kabupaten Pemalang. Skripsi ini membahas tentang bagaimana cara

guru untuk dapat menerapkan strategi Student Facilitator and

Explaining (SFAE) dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam agar siswa aktif dan bisa menerangkan kembali materi pelajaran yang telah diterangkan oleh guru di depan kelas. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis

yaitu sama-sama menggunakan strategi Student Facilitator and

Explaining. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian yang dilakukan penulis bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan

agama Islam (PAI) dengan menggunakan strategi Student Facilitator

64

Khuryono yaitu fokus pada keaktifan peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI).

3. Skripsi karya Abram Rinekso Langgeng, jurusan Pendidikan Teknik

Informatika, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2012. Yang

berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student

Facilitator And Explaining Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran TIK di SMA N 1 Mertoyudan Tahun Ajaran 2011/2012.Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan desain

penelitian nonequivalent control group desain. Masalah yang diteliti

dalam skripsi ini yaitu aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran TIK rendah dan pasif, oleh sebab itu peneliti dalam skripsi ini mencari solusi tentang penerapan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat serta daya kreatifitas siswa dalam mengikuti pelajaran maupun praktek. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan minat belajar sebelum dan sesudah diberi

pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator

and Explaining yaitu kelas kontrol nilai rata-rata minat belajar sebelum sebesar 58,44, dan sesudahnya sebesar 67,8. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata minat belajar sebelumnya sebesar 59,03, dan sesudahnya 75,97.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan strategi

65

terletak pada fokus penelitiannya, fokus yang dilakukan penulis yaitu bersifat penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)

dengan menggunakan strategi Student Facilitator and

Explaining.Sedangkan penelitian yang dilakukan saudara Abram Rinekso Langgeng yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh

penerapan metode Student Facilitator and Explainingterhadap minat

66 BAB III

Dokumen terkait