i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TAAT,
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XI SEMESTER I
SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
DYAH PUTRI PERMATA SARI
111-14-138
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TAAT,
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA
MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XI SEMESTER I
SMK PGRI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
DYAH PUTRI PERMATA SARI NIM: 111-14-138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vi MOTTO
نْ مَ
مَ مَ مَ دَّ مَ
“Barangsiapa
bersungguh-sungguh maka dia akan
mendapatkan apa yang diusahak
an”
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tersayang, Bapak S. Zawawi dan Ibu Marchati Solichah
yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil terhadapku serta selalu memberikan doa, kasih sayang, bimbingan, nasihat dan motivasi di dalam hidupku.
2. Kakak- kakak tersayang serta seluruh keluarga besar,terimakasih atas
motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini tercapai.
3. Keluarga besar KMW di Salatiga.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,
menyemangatiku, dan teman berbagi ketika susah dan senang.
5. Teman-teman PPL SMK PGRI 2 Salatiga, kak Asna, kak Ainun, kak Putri,
kak Fitreeya, kak Umi, kak Desi, kak Ainy, mbak Ana, mas Ali, dan mas Miftah.
6. Teman-teman KKN Desa Garon posko 107 yang sudah banyak memberikan
pengalaman hidup untuk saya. Mbak Dedew, Mbak Rana, Mbak Widia, Mbak Vela, Dedek Bibin, Mas Willyar, Mas Maksum dan Mas Prasetyo.
7. Teman-teman seperjuangankuPAI angkatan 2014 yang tidak bisa saya sebut
viii
8. Mas Muhammad Aditya Muslim, terimakasih atas dukungan dan
motivasidalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kak Khotijatul Asna, S.Pd, terima kasih atas dukungan, bantuan dan motivasi
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan
Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester ISMK
PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung
Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa‟atnya di
yaumul akhir.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
x
5. Kedua orangtuaku, beserta segenap keluarga besar atas segala do‟a, perhatian
dan curahan kasih sayangnya yang tidak bisa penulis sebutkan dalam untaian kata-kata.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Bapak Heriyanta, S.Pd selaku Kepala SMK PGRI 2 Salatiga dan bapak
Ismadi, S.Ag. selaku Guru Mata Pelajaran PAI yang telah memberikan izin penelitian dan telah membimbing dan mengarahkan pada saat melaksanakan penelitian.
8. Keluarga besar seperjuangan PAI IAIN Salatiga angkatan 2014.
10. Sahabat-sahabatku yang selalu sabar mendampingi, membantu,
menyemangati, dan sebagai teman berbagi ketika susah dan senang, kak Asna, kak Ainun, kak Putri, Mira, dll.
9. Seluruh pihak yang sudah mendukung dan memberikan semangat yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
Harapan dan do‟a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima Allah SWT. serta mendapat balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
xi
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya.Aamiin.
Salatiga, 12 September 2018
Dyah Putri Permata Sari
xii
ABSTRAK
Sari, Dyah Putri Permata. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan Strategi Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester I SMK PGRI 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.Skripsi. Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata kunci :Hasil Belajar PAI, Student Facilitator And Explaining
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI dengan menggunakan strategi Student Facilitator And
Explainingpada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Subyek peneliti sebanyak 26 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Motode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tertulis dan dokumentasi.Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut : KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 75, sebelum
menggunakan strategi Student Facilitator And Explaining, hanya ada
38,46% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan 61,53% (16 siswa) belum
memenuhi KKM atau belum tuntas. Penggunaan strategi Student Facilitator
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERYATAAN... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...8
D. Manfaat Penelitian ...8
E. Hipotesis Tindikan dan Indikator Keberhasilan ...9
F. Definisi Operasional ...10
G. Metode Penulisan ...12
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ...24
1. Hasil Belajar ...24
a. Pengertian Hasil Belajar...24
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...28
2. Pendidikan Agama Islam………...………...… 32
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam………...32
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam………...34
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam……….……...36
3. Materi Perilaku Taat, Berkompetisi Dalam Kebaikan dan Etos Kerja ...39
1. Perilaku Taat...39
2. Kompetisi dalam Kebaikan...40
3. Etos Kerja...40
4. Strategi Pembelajaran...41
a. Pengertian Strategi Pembelajaran... 41
b. Jenis- jenis Strategi Pembelajaran...44
c. Komponen Strategi Pembelajaran………....………46
d. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar ProsesPendidikan………..…………....51 5. Strategi Student Facilitator And Explaining……..…....…...57
a. Pengertian Student Facilitator And Explaining…... 57
xv
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi StudentFacilitator And
Explaining….………...…………..…….60
B. Kajian Pustaka……….………...……62
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK PGRI 2 Salatiga ……….………66
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………...…...….. 78
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...79
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 92
B. Pembahasan ... 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...105
B. Saran ...106
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
3.1 Data Ruangan Sekolah
3.2 Sarana dan Prasarana Sekolah SMK PGRI 2 Salatiga 3.3 Jumlah Guru dan Karyawan SMK PGRI 2 Salatiga 3.4 Daftar Siswa Kelas XI OTKP
3.5 Rencana Pembelajaran Siklus I 3.6 Lembar Observasi Kinerja Guru
3.7 Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik 3.8 Rencana Pembelajaran Siklus II
4.1 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus 4.2 Hasil Evaluasi Pra Siklus
4.3 Nilai Evaluasi Siklus I
4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus I
4.6 Nilai Evaluasi Siklus II
4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II
xvii
DAFTAR GAMBAR
Hasil Evaluasi Pra Siklus Hasil Evaluasi Siklus I Nilai Evaluasi Siklus II
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Foto Dokumentasi Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Soal Evaluasi Siklus I
Soal Evaluasi Siklus II Hasil Evaluasi Siklus I Hasil Evaluasi Siklus II
Hasil Pengamatan Diskusi Siklus I Hasil Pengamatan Diskusi Siklus II Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Hasil Observasi Siswa Siklus I
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Hasil Observasi Siswa Siklus II
Surat Pembimbing Skripsi Surat Izin Penelitian Lembar Konsultasi
Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan.Akibat pengaruh itu, pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat.Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan, sehingga dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sebagai penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu. Karena itu, guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang di sampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
2
Kompetensi tersebut mulai dari merencanakan dan menyampaikan materi
pembelajaran serta memilih dan menggunakan metode yang
tepat.Berbagai media dan sumber belajar sampai pada pemberian penilaian atau evaluasi.Seperti dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru harus pandai memilih metode dan media pembelajaran agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam menarik oleh siswa.
Seorang guru dituntut untuk bisa memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan siswa sehingga dapat memperlancar terlaksananya proses belajar siswa, dan siswa berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan baik.
Siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pengajar dalam interaksi harus saling mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan pendidikan. Tugas guru dalam proses pembelajaran tidak terbatas kepada penyampaian informasi kepada peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikan agar mampu membantu mereka dalam mendorong potensi belajar. (E.Mulyasa, 2006 : 19).
3
pembelajaran akan menjadi tidak efektif dan hasil yang diharapkan tidak akan tercapai sebagaimana mestinya.
Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Zakiyah Daradjat mengatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life, Sehingga
pendidikan adalah kunci terbentuknya sumber daya manusia yang kompeten dan membangun bangsa.(Zakiyah Daradjat, 2016 : 86).
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Itu berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004 :125).
4
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya adalah ibadah. Maka untuk melaksanakan semua tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun dengan iman dan akhlak terpuji.(Moh. Roqib, 2009 : 31).
Tujuan pendidikan Islam akan bisa terealisasi secara maksimal dan bisa dikatakan berhasil dalam proses pembelajarannya yang berlangsung dan ditentukan oleh dua hal yang saling berhubungan yaitu dilihat dari kualitas dan kemampuan guru dalam mengelola kelas serta dalam menerapkan strategi pembelajarannya. Seiring dengan hal tersebut, seorang pendidik dituntut sedemikian rupa agar cermat memilih dan menerapkan metode atau strategi yang tepat untuk digunakan dalam penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan pendidikan. (Armie Arief, 2002 : 109).
5
dan memperhatikan lingkungan sekitar serta penerapan nilai dan norma akhlak dalam perilaku sehari-hari. (Abdul Rachman Shaleh, 2000 : 12).
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Syaiful Bahri Djamarah, 2010 : 5).
Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Hamruni, 2012 : 2)
Strategi pembelajaran yang dituntut saat ini adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik, dalam suasana yang demokratis, adil, manusiawi, memberdayakan, menyenangkan, menggairahkan, menggembirakan, merangsang timbulnya inspirasi, imajinasi, kreasi, inovasi dan semangat hidup. Menurut Sunhaji, strategi belajar mengajar adalah usaha nyata guru dalam praktik mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien, atau politik dan taktik guru yang dilaksanakan dalam praktik mengajar di kelas. (Sunhaji, 2009 : 1).
6
Student Facilitator and Explainingdapat dijadikan sebagai salah satu alternatif oleh guru agar hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.
Strategi Student Facilitator and Explainingadalah salah satu
strategi pembelajaran, bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kembali kepada teman-temannya. Jadi,
strategi Student Facilitator and Explainingmerupakan rangkaian penyajian
materi ajar yang diawali dengan penjelasan terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa. (Miftahul Huda, 2013:228).
Strategi pembelajaran Student Facilitator and
Explainingmerupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok- kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen. (Trianto, 2007:52).
Menurut Agus Suprijono (2009:128), strategi pembelajaran Student
7
4) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa, 5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu, 6) Penutup. Strategi pembelajaran
Student Facilitator and Explainingmerupakan metode pembelajaran
aktif.Hakikatnya pembelajaran aktif untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Hasil studi awal yang penulis lakukan di SMK PGRI 2 Salatiga pada kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019, bahwa nilai rata-rata mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dicapai siswa masih banyak yang dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang diterapkan di SMK PGRI 2 Salatiga yaitu 75, dan nilai rata-rata mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yaitu masih dibawah nilai 75.Hal itu disebabkan karena masih banyaknya siswa yang kurang berminat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan berlatar belakang pendidikan sekolah dari sekolahan umum.
Oleh karena itu penulis mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Taat, Kompetisi
Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Menggunakan Strategi Student
Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XI Semester I SMK PGRI 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat ditarik permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Apakah penerapan strategi
8
pelajaran Pendidikan Agama Islam materi perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana
penerapan strategi Student Facilitator And Explaining dalam
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap
strategi Student Facilitator and Explaining dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran PAI.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai model pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendidik.
b) Bagi Siswa
9
E. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas disebut sebagai hipotesis tindakan, merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK. (Mulyasa, 2009:63). Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “penerapkan strategi Student Facilitator And
Explainingdapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja pada siswa kelas XI SMK PGRI 2
Salatiga”.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dari penelitian ini dapat diamati apabila subjek penelitian terjadi perubahan.Perubahan tersebut berupa peningkatan pemahaman yang dibuktikan dengan hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan berupa pemberian layanan pembelajaran klasikal.
Keberhasilan dalam penelitian ini secara individu apabila
telah mencapai KKM ≥75, dan secara klasikal yang mencapai
KKM ≥85%.Perubahan diperoleh jika siswa telah mendapatkan
10 F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
Peningkatan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan). Maka yang dimaksud peningkatan adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki suatu obyek.(Purwadarminta, 1995:787).
2. Hasil Belajar
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009:6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
penjelasan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai).Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai) organization (organisasi),
characterization (karakterisasi).Domain psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Hasil pembelajaran meliputi kecakapan informasi, pengertian dan sikap.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan atau merupakan karakteristik dari belajar adalah:
a. Belajar menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik
11
b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya dari
kecakapan baru yang bersifat fungsional.
c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan
dengan sengaja. (Nasution, 1998:3)
Prestasi belajar adalah tingkat yang pencapaiannya telah dicapai siswa terhadap tujuan yang diterapkan oleh masing-masing bidang studi, setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu.
3. Strategi Student Facilitator And Explaining
Strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining
(SFAE)merupakansalah satu dari tipe strategi pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar. (Trianto, 2007:41)
Strategi Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan
yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih
memahami materi tersebut. Strategi pembelajaran Student Facilitator and
12
dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi
narasumber terhadap temannya di kelas.Strategi pembelajaran Student
Facilitator and Explaining merupakan strategi pembelajaran dimana siswa/ peserta didik belajar mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta didik lainnya.
Strategi pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/ gagasan atau pendapatnya sendiri.Strategi ini merupakan strategi yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung jawab secara individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar / penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran terhadap peserta didik lain. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR)
dilihat dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian tindakan (action
13
jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar,
2011 :45)
Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993),
mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. (Kunandar, 2011: 46). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas yang bersamaan. (Suyadi, 2010 : 18).
14
Islam, hal ini berdampak pada hasil nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).Dari segi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran guru hanya menggunakan model ceramah, dan hal ini menyebabkan siswa merasa bosen dan malas saat mengikuti pelajaran.Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti dan guru secara bersama-sama menganalisis segala kelemahan yang muncul kemudian mencari solusi tersebut dalam analisis berikutnya.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Pada setiap siklus dibagi menjadi beberapa tahapan
yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), refleksi (reflecting).
Sebelum menjalankan siklus tersebut dilaksanakan pra siklus yang isinya :
a) Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan
pemahaman siswa.
b) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan metode yang akan dilaksanakan.
c) Menyusun format observasi untuk mengetahui respon
siswa.
15 Siklus I
Prosedur kerja dalam PTK ini direncanakan dalambentuk siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan,
yaitu: menyusun rencana tindakan, melaksanakan
tindakan,melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi. Tahap kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus satu adalah sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama guru mata pelajaran PAI berdiskusi berkaitan dengan bagaimana proses belajar mengajar, hasil belajar, kendala-kendala dan hal-hal yang sering terjadi dikelas sebagai bahan pertimbangan peneliti untuk mengetahui keadaan awal siswa, peneliti melakukan survey kelas yang akan diteliti, dan peneliti melakukan sistem pembagian kelompok pada siswa.
2) Tahap Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini berupa pelaksanaan RPP yang telah dibuat. Dengan gambaran umum sebagai berikut:
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Guru brsama peserta didik melakukan do‟a
16
(2) Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa
b) Kegiatan Inti (30 menit)
(1) Guru menjelaskan prosedur mengenai cara
belajar dengan strategi Student Facilitator and
Explaining kepada siswa.
(2) Guru membagi siswa menjadi kelompok
secara heterogen yang beranggotakan 4-5 siswa.
(3) Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan materi dengan menggali
informasi dari berbagai sumber, internet maupun buku.
(4) Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah diskusi selesai
c) Kegiatan Akhir (10 menit)
(1) Guru memberi penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada pertemuan ini dan memberikan informasi tentang apa yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
(2) Guru mengadakan post test untuk mengukur
17
(3) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
(4) Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdo‟a bersama.
3) Tahap Observasi
Siswa melaksanakan kegiatan belajar dengan
menggunakan strategi Student Facilitator and Explaining,
peneliti bersama guru melakukan pengamatan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.
Pengamatan dilakukan bersama dengan waktu
pembelajaran, pengamatan yang dilakukan adalah
mengamati setiap tindakan meliputi: keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau semua fakta yang ada selama proses pembelajaran, dan
kesesuaian guru dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
Catatan-catatan penting peneliti dikaji sebagai bahan
acuan untuk menentukan tindakan lanjutan.Guru
18
proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa, dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
Siklus II
Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II dilakukan dengan maksud untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Tahapan pada siklus ini sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditekankan pada perbaikan jika indikator belum tercapai maka akan dilakukan siklus selanjutnya hingga indikator yang diharapkan tercapai.
2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Sedangkan obyek
penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan strategi Student
Facilitator and Explaining.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang peneliti ambil dalam melakukan penelitian yaitu dengan melaksanakan 3 langkah yaitu : a) Pra Siklus, b) Siklus I, dan c) Siklus II.
19
strategi Student facilitator and Explaining, c) observasi yang meliputi
pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran dengan strategi
Student Facilitator and Explaining, d) refleksi yang meliputi pelaksanaan tes pada siswa untuk mengetahui tujuan yang diinginkan. Sedangkan siklus II berisi tentang pelaksanaan dan pengamatan hal-hal yang belum dapat tercapai pada pelaksanaan siklus I sehingga dapat dilakukan kembali pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Kunandar 2011 : 143).
b. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang
atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis dalam dirinya.
c. Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah,prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan
sebagainya.(Suharsimi Arikunto 1998 : 135).
5. Instrumen Penelitian
20
penyelidikan dengan menggunakan kumpulan pernyataan- pernyataan yang harus dijawab oleh setiap individu yang menjadi subyek penelitian. Berdasarkan jawaban subyek pada setiap pernyataan-pernyataan yang ada kemudian dapat disimpulkan. (Saifuddin Azwar, 2005 : 95).
Dalam penelitian tentang penerapan Strategi Student facilitator and
Explainingdalam meningkatkan hasil belajar siswa ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :
a. Lembar Pengamatan
Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran PAI dengan strategi Student
Facilitator and Explaining. Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer.Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya:lembar skala yang digunakan adalah skala penilaian untuk mengukur penilaian guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI SMK PGRI 2 Salatiga dan skala penilaian untuk mengukur tingkat partisipasi, sikap, minat dan perhatian siswa.
b. Lembar Soal Tes
21
materi sebagai hasil dari proses belajar dalam penelitian ini. Tes
yang digunakan adalah tes Essay (menjelaskan).
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.Digunakan untuk penguatan data misalnya gambaran umum SMK PGRI 2 Salatiga, sejarah berdirinya, struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun fasilitasyang dimiliki, dan buku nilai.
6. Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti (S. Margono, 2009: 158).Pengamatan dan pencatatan dilakukan peneliti secara langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselidiki dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.
b. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran dimaksud mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan materi melalui
22
data untuk mengukur sifat nilai-nilai dan minat baik guru pengampu maupun siswa.
c. Teknik Dokumenter
Cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan juga buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (S. Margono, 2009: 181)
Dokumentasi dapat berupa foto, daftar nilai siswa, lembar tugas siswa, hasil tes siswa, susunan daftar guru, sarana dan prasarana sekolah, keadaan siswa dan struktur organisasi sekolah.
7. Analisis Data
Analisis data adalah suatu analisis yang terkait kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh kesimpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.
Analisis data dilakukan per siklus dengan memberikan soal tes pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran.Data yang terkumpul di analisis per siklus untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang pembelajaran yang telah diberikan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang dicapai siswa.Untuk menganalisis hasil belajar siswa menggunakan statistik untuk mencapai ketuntasan
klasikal, apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥ 85%,
23
P = ∑siswa yang mencapai KKM
∑siswa x 100%
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian yang berisi 1) rancangan penelitian, 2) subjek penelitian, 3) langkah-langkah penelitian, 4) teknik pengumpulan data, 5) instrument penelitian, dan 6) analisis data. Dan sistematika penulisan.
BAB II berisi tentang Landasan teori yang meliputi kajian teori dan kajian pustaka.
BAB III berisi tentang Pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I dan siklus II dan seterusnya.
BAB IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi per siklus (data hasil penelitian) dan pembahasan.
24 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu kata yang identik dengan siswa dan sekolah, karena memang sudah umum jika kegiatan belajar banyak dilakukan oleh siswa dan bertempat di sekolah.Akan tetapi, belajar sebenarnya tidak hanya dilakukan di sekolah dan tidak harus seorang siswa, namun semua orang dapat belajar dimanapun tempatnya.Beberapa pakar mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian belajar.
Menurut Samino (2012: 199) belajar adalah proses yang harus dilalui manakala seseorang ingin mencapai sesuatu yang ingin diharapkan dengan berhasil dan baik. Sedangkan menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2009:2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.
25
kualitatif ke taraf yang lebih tinggi dari semula.Dalam belajar dimaksudkan ada perubahan yang bersifat positif dan bertahan lama atau permanen.Meskipun dalam belajar anak mendapatkan perubahan tetapi jika perubahan tersebut mengarah pada sesuatu yang negatif maka hal itu tidak dapat disebut dengan belajar atau hasil belajar.Dapat peneliti simpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja sebagai upaya untuk mencapai tujuan.Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar bersifat positif dan tidak hilang begitu saja.
Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009:6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru), dan evaluation (menilai).hasil pembelajaran
meliputi kecakapan informasi, pengertian dan sikap.Domain afektif
adalah reciving (sikap menerima), responding (memberikan
respon), valuing (nilai), organization (organisasi), carakterization
(karakterisasi).Domain psikomotor meliputi ketrampilan produktif,
26
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari kedua pengertian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh atas apa yang diusahakan dalam proses belajar.
Menurut Arikunto (1990: 102) yang dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini selaras dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 58 (1) disebutkan bahwa evaluasi hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Hasil belajar ini baiasanya dinyatakan dalam angka, huruf atau kata-kata baik, sedang maupun kurang.
Menurut Dengeng dalam Made Wena (2011: 16) hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Variable hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian
27
b. Efesiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara
keefektifan dari jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk terus belajar.
Menurut Gagne dan Dricoll dalam Ekawarna (2013:70) hasil belajar bukan merupakan hasil tunggal, melainkan proses yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari efek komulatif dari belajar. Pemikiran Gagne ini dijabarkan kembali dalam Agus Suprijono (2009: 5) bahwa hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan mempresentasikan
konsep dan lambing.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek
28
Dari beberapa pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang disengaja yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Samino (2012:56) belajar merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi siswa atau subjek belajar. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil belajar tersebut.Faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal siswa, dan faktor eksternal siswa.
1) Faktor Internal
Menurut Muhibbin Syah (2003:146) factor internal pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi fisiologis dan sisi psikologis.Pada sisi fisiologis terletak pada kondisi fisik siswa yang meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi jasmani/ fisiologis.Faktor psikologis memiliki peran penting yang dapat dipandang sebagai berfungsinya pikiran siswa
dalam hubungannya dengan pemahaman bahan
29
Djali (2008:100) menyebutkan beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses sekaligus hasil belajar siswa, diantaranya adalah tingkat kecerdasan, motivasi, minat sikap dan bakat. Sedangkan Thomas F. Staton dalam Samino (2012:57) menguraikan 6 macam faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan.
a) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karna hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk belajar (Sadirman, 2011:21).Peserta didik berhasil belajarnya manakala dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu: (1) mengetahui apa yang ingin dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Belajar tanpa motivasi akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar yang sulit untuk berhasil.
b) Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan untuk memusatkan
perhatian pada situasi belajar. Unsur dalam motivasi hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Dalam konsentrasi ini keterlibatan mental
30
sekedarnya. Dalam belajar dapat terjadi perhatian sekedarnya sehingga tidak konsentrasi, materi pelajaran yang masuk dalam pikiran akan samar samar di dalam kesadaran.
c) Reaksi
Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai suatu wujud reaksi.Pikiran dan otot-otot harus bekerja secara harmonis sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya.
d) Organisasi
Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam satu kesatuan pengertian.
e) Pemahaman
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan
dengan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maks dari itu belajar harus mengerti secara mental makna filosofisnya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga siswa dapat memahami.
f) Ulangan
31
manusia memiliki sifat lupa, tetapi semua menyadari bahwa tidak berlebihan sifat lupa itu.
2) Faktor Eksternal
Keberhasilan belajar seorang siswa disamping dibentuk oleh faktor internal juga ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu sebagai faktor yang ada diluar diri siswa. Syaiful Bahri (2002: 143) menyebutkan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi 2 macam, yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan sosial
Yang termasuk lingkungan sosial antara lain: lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa, dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b) Lingkungan non sosial
32 2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
yaitu Al-Qur‟an, hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Abdul Majid, 2012 : 11).
Menurut Zakiyah Daradjat dalam Abdul Majid (2012 : 12) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
33
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya. (Abdul Majid, 2012 : 12 ).
Zuhairini menyatakan, bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini, 1995 : 152)
Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. (Abdul Rachman Shaleh, 2000 : 31)
Menurut Yusuf Qaradhawy sebagaimana dikutip Azyumardi Azra (2000 : 5) pendidikan agama Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
34
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
yaitu Al-Qur‟an dan hadis.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum adalah segala upaya penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk difahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya dengan Allah dan juga kemampuan siswa dalam beribadah yang sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya zakat, shadaqah, dan lain-lain termasuk ibadah dalam arti luas. (Abdul Rachman Shaleh, 2005 : 38)
Tujuan pendidikan berfungsi memberikan arah terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga diharapkan terhindar dari segala bentuk penyimpangan, dan tindakan yang kurang efektif dalam pelaksanaan pendidikan.Tujuan pendidikan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itulah yang hendak dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan agama.
35
dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan siswa terhadap ajaran agama Islam, (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengamalannya dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, difahami, dan dihayati atau diinternalisasi oleh siswa mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa pada Allah Swt dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara. (Muhaimin, 2004 : 78).
Ahmad tafsir menyatakan bahwa, tujuan Pendidikan Agama
Islam itu harus meliputi tiga kawasan (daerah binaan, domain),
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk kawasan kognitif, tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman
agama Islam, selain itu kemampuan baca tulis huruf Al-qur‟an dan
Tarikh Islam agar siswa faham akan ajaran Islam. Pembinaan afektif bertujuan agar siswa menerima ajaran Islam.Pembinaan psikomotor bertujuan agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupannya sehari-hari. (Ahmad Tafsir, 2007 : 86)
36
Islam agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi
lima unsur pokok, yaitu : Al-qur‟an, keimanan, akhlak, fiqh, dan
bimbingan ibadah, serta tarikh/ sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. (Muhaimin, 2004 : 79)
Secara garis besar, ruang lingkup ajaran agama Islam mencakup ajaran menyeluruh (total/kaffah) yang terdiri atas aqidah, syariah, dan akhlak, seperti tertuang dalam surat Al-baqarah (2) : 208 sebagai berikut :
“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam a jaran
agamamu secara menyeluruh (total), dan janganlah engkau turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.”
37
Allah). Syariah adalah segala bentuk peribadahan baik ibadah khusus seperti thaharoh, sholat, puasa, zakat dan haji, maupun ibadah umum (muamalah) seperti hokum-hukum publik dan hukum-hukum perdata.Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dan menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.Akhlak merupakan produk jiwa yang tauhid. (Aminuddin, 2014 : 14).
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada
tiga unsur pokok, yaitu : keimanan, ibadah dan Al-qur‟an.
Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping unsur pokok diatas maka unsur pokok syariah semakin dikembangkan.Unsur pokok tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan. (Ramayulis, 2005 : 22)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar, mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan, antara (Sahilun A. Nasir, 2002 : 53) :
1) Hubungan manusia dengan Allah SWT
2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3) Hubungan manusia dengan sesama manusia
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
38
siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. (Mulyasa, 2007 : 47)
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama bertujuan membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia.Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. (Mulyasa, 2007 : 97)
Adapun standar kompetensi kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMA adalah :
1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan perkembangan remaja.
2) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan
sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
3) Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan sosial.
4) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat.
5) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati
terhadap orang lain.
6) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
39
informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
7) Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan, dan kebugaran
jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntutan agama.
8) Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan
secara bertanggung jawab. (Mulyasa, 2007 : 94-95).
3. Materi Perilaku Taat, Berkompetisi Dalam Kebaikan dan Etos Kerja
a. Perilaku Taat
Kata taat berasal dari bahasa Arab yaitu ta‟at.Kata ini
memiliki makna mengikuti atau menuruti.Secara istilah taat berarti tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari. Memiliki sifat taat akan memberikan akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud sikap ini, ia akan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan berjalan dengan harmonis. Berikut ini contoh perilaku taat, sebagai berikut :
1. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt,
malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
2. Melaksanakan rukun islam, yaitu membaca kedua syahadat,
sholat, puasa, zakat, dan haji (jika mampu).
3. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan
40 b. Kompetisi dalam Kebaikan
Hidup adalah kompetisi untuk menjadi yang terbaik, dan juga untuk meraih cita-cita yang diinginkan.Namun dalam berkompetisi, kita tidak diperbolehkan terjebak pada kompetisi yang hanya memperturutkan hawa nafsu duniawi dan jauh dari
suasana robbani.Kompetisi yang hanya memperturutkan hawa
nafsu, contohnya kompetisi mengumpulkan harta kekayaan atau memperebutkan jabatan dan kedudukan. Sedangkan contoh perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah sebagai berikut :
1. Semangat berkompetisi dalam melakukan dan meraih prestasi.
2. Dinamis, senantiasa semangat dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban.
3. Sportif, mengakui keunggulan orang lain dan tidak malu untuk
menirunya.
4. Inovatif, karya ide dan gagasan serta senantiasa melakukan
pembaruan-pembaruan.
5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
c. Etos Kerja
41
1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah
tidak akan member rizki pada orang-orang yang malas.
2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar
menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi.
3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
4. Apabila telah berhasil mencapai apa yang direncanakan, tidak
cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap
tekun menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
4. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Hasan Langgulung (2002:255) bahwa akar kata
strategi adalah “strategos” yang berarti cara memimpin pasukan
(tentara misalnya) atau seni menjalankan kampanye perang
menggunakan ”strategi” ini kemudian meliputi segala peraturan
42
tujuan.Sedangkan teknik adalah cara mengerjakan sesuatu tujuan. Jadi metode mempunyai yang luas dan lebih ideal dan konsepsional.
Strategi pendidikan pada hakekatnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor atau kekuatan untuk mengamankan sasaran pendidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan strategi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk perhitungan tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik maupun nonfisik (seperti mental spiritual dan moral baik dari subjek maupun lingkungan sekitar). Strategi pendidikan diartikan sebagai kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses pendidikan. (H.M. Arifin, 1996 : 70).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa strategi adalah cara atau jalan yang digunakan oleh seseorang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang memperoleh
imbuhan “pe” dan akhiran “an”. Menurut Irpan Abdul Gafur dan
43
Menurut Syaiful Sagala (2005 : 61) pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pembelajaran juga sebagai proses perubahan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia pendidikan, Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua istilah penting dari istilah tersebut :
a) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakannya.
b) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
44
jiwanya dalam implementasi suatu strategi. (Wina Sanjaya, 20016 : 126)
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksud sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil. Guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pembelajaran yang dimaksud. (Ahmad Sabri, 2007 : 1)
Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan- kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek intruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka, setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajar. (Ahmad Sabri, 2007 : 2).
45
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Rowntree mengelompokkan kedalam strategi
penyampaian-penemuan atau explosition-discovery learning, dan strategi
pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau
groups- individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada
siswa dalam bentuk jadi, dan siswa dituntut untuk menguasai
bahan tersebut.Roy Killen menyebutnya dengan Strategi
Pembelajaran Langsung (direct instruction).Disebut strategi
pembelajaran langsung karena materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut mengolahnya.Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh.Dengan demikian, dalam
strategi explosition, guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini, behan
pelajaran dicari dan di temukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian, strategi ini juga dinamakan Strategi Pembelajaran Tidak Langsung. (Wina Sanjaya, 2016 : 128).
46
didesain untuk belajar sendiri.Berbeda dengan strategi
pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu.Sekelompok siswa diajar oleh seorang guru atau beberapa orang guru.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak kemudian secara perlahan-lahan menuju hal konkret.Strategi pembelajaran ini juga disebut strategi pembelajaran dari umum ke khusus.Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. (Wina Sanjaya, 2016 : 129)
c. Komponen Strategi Pembelajaran
47
peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi.Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerjasama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Komponen dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut : (Hamruni, 2012 : 11-13)
1) Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, tapi guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah untuk membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasar pada kurikulum yang berlaku.
48
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata guna mencapai tujuan belajar.Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
3) Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk
menentukan strategi, materi, media dan evaluasi
pembelajaran.Dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4) Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat.Menurut Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
5) Kegiatan pembelajaran