i
SKRIPSI
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN
SISWA KELAS XI MAN 2 SEMARANG
KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
RINA ANGGRAINI
NIM: 111-13-085
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vi MOTTO
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(Q.S Al Baqarah: 216)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Keluargaku tercinta, yang tanpa mereka penulis bukanlah apa-apa. Kepada orang tuaku, Bapak Nur Syahid, Ibu Srisumarsih, Simbahku Ahmad Damsiri dan Mbah Masinem, Kakakku Eko Endi Ariyani, serta adik-adikku tersayang yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
2. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2013 yang senantiasa menghiasi rutinitas di kampus menjadi menyenangkan, terutama kepada sahabat-sahabatku Lilis, Shatul dan Inggi yang senantiasa memberikan semangat kepadaku.
3. Seluruh keluarga besar LKSA Dar al Yatama Tengaran, yang selalu memberikan semangat.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas karuniaNya, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Dengan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI Agama MAN 2 Semarang Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” ini yang merupakan tugas dan syarat wajib yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat di jagat raya ini. Beliau adalah pembawa dan penyampai risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, yang dapat menjadi bekal hidup manusia di dunia dan di akhirat kelak.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaiakan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
viii
4. Bapak Drs. Bahroni, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan arahan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan pada penulisan skripsi ini
6. Segenap Dosen serta Staff Karyawan di lingkup jurusan PAI
7. Bapak M. Fuad, M.Pd, selaku Kepala MAN 2 Semarang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan di sekolah tersebut.
8. Bapak Muhammad Annajih, S.Pd.I, selaku Wali kelas XI Agama yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
9. Segenap Guru serta Staff Karyawan MAN 2 Tengaran yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
10.Orang tua tercinta Bapak Nur Syahid dan Srisumarsih yang telah mencurahkan kasih sayang, support, dan doa demi keberhasilan penulis. 11.Kakak Eko Endi Ariyani dan Adik Eri Nugroho yang memberikan
semangat.
12.Keluarga besar LKSA Dar Al Yatama Tengaran yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta doa kepada penulis.
13.Sahabatku-sahabatku, Lilis, Shatul, dan Inggi yang selalu memberikan bantuan dan support kepada penulis.
ix
15.Sahabat seperjuangan PAI yang telah berjuang bersama
16.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
x ABSTRAK
Anggraini, Rina. 2013. Hubungan Prestasi Belajar PAI Terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa Kelas XI Agama MAN 2 Semarang Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing (1) Achmad Maimun, M. Ag.
Kata Kunci: Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Perilaku Keagamaan.
Skripsi dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Perilaku
Keagamaan pada Siswa Kelas XI Agama MAN 2 Semarang Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” ini membahas tentang hubungan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan di MAN 2 Semarang dengan populasi penelitiannya siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang. Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya prestasi belajar anak yang tinggi akan tetapi belum dimbangkan dengan perilaku yang baik, maka dari itu penelitiingin mencari hubungan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa.
Penelitian ini guna menjawab permasalahan (1) bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa kelas XI Agama di MAN 2 Semarang, (2) bagaimana perilaku keagamaan siswa, (3) adakah hubungan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang. Penelitian ini dibahas dalam bentuk penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Semarang Kec. Tengaran Kab. Seamarang. Di dalam penelitian ini proses pengumpulan data dengan membagiakan angket kepada responden dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan rumus produk momen.
Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Prestasi belajar PAI di MAN 2 Semarang secara umum berada dalam kategori baik sekali. Hal ini dibuktikan dengan yang mendapat nilai kategori A sebanyak 15 siswa atau 46%, untuk siswa dalam kategori B sebanyak 8 siswa atau 24%, sedangkan 8 siswa berada pada kategori C atau 24%, dan siswa dalam kategori D sebanyak 2 siswa atau 6%. (2) analisis mengenai perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama berada pada kategori Baik, hal ini terbukti dengan yang berada pada kategori A sebanyak 6 siswa atau 18,18%, yang berada pada kategori B sebanyak 11 siswa atau 33,33%, yang berada pada kategori C sebanyak 8 siswa atau 24,24%, dan anak yang berada dalm kategori D sebanyak 8 siswa atau 24,24%.
xi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Definisi Operasional ... 7
1. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 7
2. Perilaku Keagamaan... 8
F. Hipotesis Penelitian ... 11
G. Metode Penelitian ... 11
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
3. Populasi, Sampel dan Variabel ... 12
4. Metode Pengumpulan Data ... 13
5. Instrumen Penelitian ... 14
H. Teknik Analisis Data ... 15
xii
2. Analisis Lanjut... 16
I. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 19
A. Hakekat Prestasi Belajar ... 19
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 19
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. ... 19
3. Aspek Prestasi Belajar Siswa ... 23
B. Pendidikan Agama Islam ... 24
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 24
2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 25
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam...26
4. Faktor Pendidikan Agama Islam...27
C. Perilaku Keagamaan ... 28
1. Pengertian Perilaku Keagamaan... ... 28
2. Faktor Perilaku Keagamaan ... 29
3. Bentuk Perilaku Keagamaan ... 32
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 39
A. Gambaran Umum MAN 2 Semarang ... 39
1. Sejarah Berdirinya MAN 2 Semarang ... 39
2. Visi dan Misi MAN 2 Semarang ... 40
3. Progam MAN 2 Semarang...41
B. Struktur Organisasi ... 43
C. Keadaan Guru dan Siswa MAN 2 Semarang ... 46
D. Sarana dan Prasarana ... 50
E. Aktivitas Pendidikan...51
F. Penyajian Data ... 55
1. Data Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 55
2. Data Perilaku Keagamaan ... 56
BAB IV ANALISIS DATA ... 61
A. Analisis Pendahuluan ... 61
xiii
C. Analisis Hipotesis ... 70
BAB V PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Perilaku Keagamaan ... 14
Tabel 3.1 Identitas Sekolah...39
Tabel 3.2 Struktur Organisasi MAN 2 Semarang 2017-2018 ... 43
Tabel 3.3 Keadaan Guru MAN 2 Semarang Tahun 2017-2018 ... 46
Tabel 3.4 Keadaan siswa MAN 2 Semarang Tahun 2017/2018 ... 50
Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana MAN 2 Semarang ... 50
Tabel 3.6 Progam Kurikuler ... 51
Tabel 3.7 Progam Ekstra Kurikuler ... 53
Tabel 3.8 Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI ... 55
Tabel 3.9 Jawaban Angket Perilaku Keagamaan ... 57
Tabel 3.10 Skor Jawaban Angket Perilaku Keagamaan ... 59
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa ... 61
Tabel 4.2 Tabel Interval Prestasi Belajar ... 63
Tabel 4.3 Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 64
Tabel 4.4 Data Perilaku Keagamaan Siswa ... 65
Tabel 4.5 Interval Perilaku Keagamaan ... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Perilaku Keagamaan
Lampiran 2 Validitas, Reliabilitas Angket dan Normalitas Lampiran 3 Tabel Produk Momen
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Suarat tugas pembimbing Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 8 Daftar SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sadullah, 2010:5).
Pendidikan merupakan tujuan utama dari kehidupan manusia, menjadikan diri dan kehidupan manusia lebih baik dari yang sebelumnya. Melalui pendidikan manusia menjadi mengetahui dan dapat mengamalkan ilmu yang didapatkan dari dunia pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab terhadap perkembangan anak dalam mengemban ilmu melalui bantuan dan bimbingan dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
2
Menurut Mahmud Yunus (1983: 7), Pendidikan agama memilki kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak mengangkat derajat mereka yang tinggi serta mendidik hati nurani dan mendorong untuk berperilaku mulia. Dapat dipahami antara ilmu umum dan ilmu agama akan saling berkesinambungan. Keduanya sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Pendidikan agama Islam, ialah syari’at dalam Islam tidak hanya di
dihayati dan di ajarkan saja, tetapi harus didik melalui bimbingan dan pembelajaran. Pendidikan Islam lebih ditujukan dalam aspek pemahaman dan pengamalan. Tujuan pendidikan Islam adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai, maka dari itu pendidikan berproses melalui tahap-tahap dan tingkat tertentu (Zakiyah Daradjat, 2011: 29 ).
3
demikian pendidikan agama Islam dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua berupaya dengan menyekolahkan anak di sekolah yang berbasis keagamaan dengan tujuan memilki ilmu dan akhlak yang bersifat religi. Selain itu juga mencetak siswa generasi lulusan Madrasah Aliyah yang dipahami masyarakat memiliki wawasan keagamaan yang lebih dibandingkan dengan lulusan sekolah umum. Bahwasanya orang tua memiliki anak ingin menjadikan insan kamil yang mampu mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang diperolehnya, sehingga terbentuk perilaku keagaaman yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini sebagaimana kondisi zaman yang semakin meluas banyak faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pribadi siswa. Bagaimana pembentukan perilaku siswa sesuai dengan prestasi yang didapatkannya. Hal tersebut dapat di ukur melalui tiga aspek, antara lain; aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik.
Prestasi belajar merupakan topik yang sering dibicarakan dalam dunia pendidikan di sekolah. Prestasi diukur dengan menggunakan nilai dengan tujuan mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaaan mata pelajaran melalui kegiatan pembelajaran. Nilai tidak hanya diukur dengan pengetahuan namun juga penilaian perilaku siswa.
4
akhlak diwujudkan dengan pendidikan agama islam. Oleh karena itu, anak perlu bekal Pendidikan Agama Islam yang luas.
Pendidikan Agama Islam bukan hanya mata pelajaran yang penting dalam membina perilaku siswa. Namun merupakan mata pelajaran yang harus dijaga kualitasnya dalam dunia pendidikan. Pada kenyataannya keberhasilan PAI kurang maksimal karena kurang tertanamnya hasil pembelajaran PAI terhadap perilaku keagamaan pada diri siswa. Dalam artian siswa yang memilki kecerdasan lebih atau prestasinya melejit masih melakukan pelanggaran tata tertib atau kedisiplinan.
MAN 2 Semarang merupakan sekolah yang berbasis keagamaan dan berkembang di ranah desa, pembentukan karakter dan tingkah laku telah di upayakan dalam bentuk pengajaran maupun tata tertib sekolahan. Seluruh bagian sekolah dan masyarakat ikut memperhatikan perilaku siswa. Sudah pasti yang diharapkan sekolahan adalah terbentuknya perilaku siswa sesuai dengan visi dan misi madrasah.
MAN 2 Semarang terdapat berbagai jurusan antara lain jurusan IIS, MIA, dan Agama. Disini peneliti fokus terhadap kelas Agama, ada berbagai program keagamaan yang dilaksanakan. Secara kasat mata siwa-siswi yang berasa dikelas tersebut sudah pasti memilki perilaku keagamaan yang lebih dibanding dengan jurusan yang lainnya.
5
keagamaan lebih intens. Namun dari penelitian ada sedikit siswa yang masih belum melaksanakan hal-hal yang menjadi anjuran agama, seperti jarang membaca Alqur’an, kurang bersikap sopan terhadap guru.
Dari sumber berarti tidak semua siswa yang berada di kelas agama tertib dalam hal agama dan umum. Ada variasi perilaku dari setiap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Hubungan Prestasi Belajar dengan
Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI Agama MAN 2 Semarang Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017?
2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017?
3. Adakah hubungan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang akan dicapai, antara lain:
6
2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017.
3. Untuk mengetahui hubungan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam denganperilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, serta dapat menambah khasanah pendidikan agama Islam (tarbiyah) pada khususnya, yang diperoleh dari penelitian.
Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan hubungannya dengan perilaku keagamaan siswa.
2. Manfaat Praktis
7 E. Definisi Operasional
1. Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam a. Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari Bahasa Belanda yaitu
prestatie,kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi”
yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 1991: 3). Sedangkan belajar
berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian (Poerwadarminto, 1985: 108).
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Sudjana, 2000: 102).
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai rapot.
b. Pendidikan Agama Islam (PAI)
8
agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Qur’an dan
Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang terdiri dari Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, SKI
dan Fiqih, Tafsir, Hadis, Ushul Fiqih, Ilmu Kalam dan Akhlak. Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu hasil yang telah dicapai oleh seorang siswa setelah melaksanakan proses belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Prestasi ini diwujudkan dalam nilai angka.
2. Perilaku Keagamaan
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Poerwadarminto,1976:76).
Menurut Hasan Langgulung tingkah laku adalah segala aktivitas seseorang yang dapat di amati ( Langgulung,1980:139). Sedangkan perilaku menurut (Hurlock, 1978:74) adalah perilaku agama adalah perilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tindakan yang dilakukan atas dasar kesadaran berupa dorongan dari sikap.
9
diterapakan dalam kehidupan sehari-hari dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dengan ibadah ritual saja, namun dengan aktivitas- aktivitas lainnya, yaitu meliputi keseluruhan dalam beragama. Oleh karena itu terdapat beberapa dimensi dalam agama.
Menurut Glock & Stark membagi keberagamaan menjadi beberapa dimensi antara lain dimensi Akidah, dimensi Ibadah, dimensi Ikhsan, dimensi Ilmu, dan dimensi Amal. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pada dimensi akidah, dimensi ibadah dan dimensi amal. Adapun uraian ketiga dimensi tersebut sebagai berikut:
a. Dimensi Akidah
10 b. Dimensi Ibadah
Dimensi ibadah merujuk kepada seberapa tingkat kepatuhan Muslim dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ritual atau beribadah sebagaimana yang di syariahkan oleh Islam. Dimensi ini berkaitan dengan Rukun islam, seperti: shalat, puasa, zakat dan sebagainya.
Pada dimensi ini, peserta didik melaksanakan ritual keagamaan bukan hanya sekedar menaati tata tertib di sekolahan saja, namun dapat melaksanakan kegamaan dalam kehidupam sehari-hari. Misal melaksanakan salat dhuhur berjamaah bukan sekedar di sekolahan karena ketentuan dari sekolahan, tidak lain melaksankan ibadah merupakan suatu kesadaran sebagai kewajiban setiap Muslim dalam melaksanakan rukun Islam. c. Dimensi Amal
11
Anak mampu menerapkan sikap rendah diri serta sopan santun terhadap guru, dan memiliki etika-etika terhadap orang yang lebih tua maupun lebih muda dari anak.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 1997:64).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang tahun 2017.
G. Metode Penelitian
Untuk mempermudah penelitian ini dalam pengumpulan dan menganalisis data maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
12 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Semarang tahun ajaran 2017. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2017.
3. Populasi, Sampel dan Variabel a. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi, 1997: 108).
Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel jika subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya lebih besar, maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% (Suharsimi, 1997: 111-112).
Jumlah populasi dari penelitian ini kurang dari 100 responden, peneliti mengambil populasi ialah seluruh kelas XI Agama MAN 2 Semarang dengan jumlah 33 siswa. Maka penelitian ini disebut dengan penelitian populasi.
b. Variabel Penelitian
13
dipenden adalah perilaku keagamaan. Adapun perilaku keagamaan antara lain berupa ucpan ataupun tindakan keagamaan seperti; melaksanakan sholat, berdoa, berkata sopan dan lain-lain
4. Metode Pengumpulan Data a. Angket/ Kuesioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memeperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 1997: 128).
Metodeinipenulisgunakanuntukmemperoleh data yang berkenaandenganprestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang.
b. Observasi
14 c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004: 131).
Data-data yang dijadikan dokumentasi pada penelitian ini seperti arsip tentang sejarah, lokasi penelitian, dan berbagai hal yang berhubungan tentang MAN 2 Semarang.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda (Suharsimi, 1997: 136). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa instrumen adalah butir-butir pertanyaan yang mengacu pada variabel dan dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel tersebut.
Tabel 1.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Perilaku Keagamaan
Variabel Dimensi Sub-Dimensi Indikator No.
Perilaku Keagamaan
Akidah Tauhid
Berusaha dan bertawakal dalam mencapai
cita-cita. 1
Bersabar dan tawakal ketika mendapat
musibah. 2
Keyakinan diri pada hasil usaha dan bertawakal ketika mngerjakan ujian.
15 Perilaku
Keagamaan
Dimensi Sub-Dimensi Indikator No.
Ibadah
Hablum Minallah
Melaksanakan Shalat 5 waktu 4 Menjalankan Puasa Ramadhan 5
Menunaikan Zakat 6
Melaksanakan Shalat Sunah 7
Menjalankan Puasa Sunah 8
Membaca Al Qur'an setiap hari 9 Berdzikir setelah Shalat 10 Berdoa sebelum beraktivitas 11
Hablum Minannas
Bersedekah 12
Menasehati teman 13
Partisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan
dalam/ luar sekolah 14
Gotong-royong 15
Mendoakan setiap setelah shalat 19
Berpamitan 20
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Pada tahap ini menganalisa pada data prestasi belajar dan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang maka menggunakan rusmus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100 %
Keterangan :
P = Persentase perolehan F = Frekuensi
16 2. Analisis Lanjut
Untuk mengetahui adanya ptestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa maka menggunakan analisis product momen (Suharsimi, 1997:243).
Rumus:
𝑟
𝑥𝑦=
𝑁.∑𝑋𝑌−(∑𝑋.∑𝑌)√{𝑁.∑𝑥2− (∑𝑋)²}{𝑁.∑𝑌2 –(∑𝑌)²}
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien pengaruh antara variabel X dan variabel Y
∑X : Jumlah variabel X
∑Y : Jumlah variabel Y
∑XY : Jumlah hasil kali skor X dan skor Y yang berpasangan
∑𝑋2 : Kuadrat dari sebaran X
∑𝑌2 : Kuadrat dari sebaran Y
17 I. Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang dijabarkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Meliputi : latar belakang. Rumusan masalah, tujuan penelitian, Hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Meliputi: teori-teori yang berhubungan dengan variabel, yaitu: pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dasar pendidikan agama Islam, fungsi pendidikan agama Islam, faktor pendidikan Agama Islam, pengertian perilaku keagamaan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan dan bentuk-bentuk perilaku keagamaan.
BAB III Meliputi: Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi MAN 2 Semarang dan subyek penelitian: sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, serta hasil penelitian.
18 BAB IV ANALISIS DATA
Meliputi: Analisis pendahuluan yaitu analisis data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan perilaku keagamaan.
Analisis lanjut yaitu analisis lanjutan dari analisis pendahuluan, merupakan analisis data prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa yang disertai tabel-tabel dan penyajian hipotesis. Kemudian Analisis hipotesis, yaitu menguji hipotesis.
BAB V PENUTUP
19 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai (Poerwadarminto, 1987: 769). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 2010: 63).
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai melalui kegiatan yang berproses dalam pembelajaran. Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi yang berbentuk tes tertulis maupun tes lisan yang di nyatakan dalam angka.
Prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran oleh siswa secara individu. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah seluruh hasil yang telah dicapai oleh siswa baik pengalaman dan latihan dalam bentuk angka.
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
20 a. Faktor Internal Siswa
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pentingnya kesehatan tubuh siswa saat melakukan proses pembelajaran baik keadaan badan dan kesehatan alat indera. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan daya serap informasi dan pengetahuan mata pelajaran pada siswa.
2) Aspek Psikologis a) Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Salah satu keberhasilan belajar ialah tingkat intelegensi siswa.
b) Sikap Siswa
21
reaksi sikap siswa kepada guru itu sendiri atau kepada mata pelajaran yang bersifat negatif dan bisa jadi suatu sikap negarif.
c) Bakat Siswa
Secara umum, bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimilki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian setiap orang memilki bakat masing-masing sesuai dengan potensi yang dimilkinya.
d) Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat atau ketertarikan siswa dengan mata pelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa menaruh minat yang besar terhadap suatu mapel dan berkeinginan besar terhadap materi sehingga menjadi lebih giat.
e) Motivasi Siswa
22
pemasok daya(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988)
Motivasi terbagi menjadi dua motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, seperti menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya melakukan kegaiatn belajar, misal: pemberian hadiah, pemberian pujian, atau suri tauladan dari guru.
b. Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terbagi menjadi dua, antara lain: 1) Lingkungan Sosial
23
dari itu perlu pengawasan dan menjaga lingkungan untuk menujang keberhasilan dalam proses pembelajaran anak. 2) Lingkungan Non-Sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan non-sosial ialah keadaan gedung sekolah, rumah siswa, cuaca, waktu belajar serta alat-alat belajar siswa. Faktor-faktor tersebut juga perlu di tata sedemikian rupa, karena dapat membantu pencapaian hasil prestasi belajar siswa secara maksimal. 3) Faktor Pendekatan Belajar
Setiap anak memilki gaya belajar masing-masing. Faktor pendekatan juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.
3. Aspek Prestasi Belajar Siswa
Hasil belajar siswa hendaknya meliputi tiga aspek (Zakiyah Daradjat, 1955: 153-161), antara lain yaitu:
a. Aspek Kognitif
24 b. Aspek Afektif
Aspek Afektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan kesadaran. Hasil belajar aspek ini merupakan proses pembentukan pribadi seseorang, yakni pertumbuhan pada bathiniyah atau rohaniah siswa. Pertumbuhan itu terjadi ketika suatu nilai terkandung dalam ajaran agama dan kemudian nilai itu dijadikan suatu sistem diri, sehingga dapat menuntun pribadi serta tingkah laku dalam menjalani kehidupan.
c. Aspek Psikomotorik
Aspek Psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk tindakan motorik. Keterampilan bagaimana siswa mewujudkan pengetahuan dengan tingkah laku dengan adanya stimulus dari kegiatan belajar.
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
25
Sedangkan menurut M. Arifin (1994: 14), Pendidikan Agama Islam yaitu proses yang mengarahkan kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).
Jadi Pendidikan Agama Islam, yaitu suatu usaha yang berupa pembelajaran bagi anak didik untuk dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama yang mengarahkan kepada kehidupan yang lebih baik. Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan perilaku anak, serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam agama melalui pendidikan.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Yuridis/ Hukum
Dasar agama berasal dari perundang-undangan yang dijadikan pijakan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga formal di Indonesia.
b. Dasar Religius
Dasar religius ialah dasar yang bersumber dari agama Islam yakni berasal dari al Qur’an. Menurut ajaran Islam pendidikan agama
26
ىيِه ِتَِّلِبِ ْمُْلْاِد اىجىو ِةىنىسىْلْاِةىظِعْوىمْلاىو ِةىمْكِْلِْبِ ىكِ بىر ِلِبىس ىلَِإُعْدُا ىع َّلىَ ْْىِِ ُمىَْعىا ىوُه ىكَّببىر ِّا ْْىسْْىا
ْْ
ىْْيِدىتْهُمْلِبِ ُمىَْعىا ىوُهىو ِهَِْيِبىس
Artinya:
”Ajaklah kepadanya Agama Tuhanmu dengan cara bijaksana dan
dengan nasehat yang baik, sesungguhnya Allah lebih mengetahui barang siapa yang tersesat di jalan Nya dan mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Departemen Agama, 1978: 421) c. Dasar dari aspek psikologis
Semua manusia di dunia ini membutuhkan agama sebagai pegangan dan tujuan hidup. Mereka merasakan bahwa dalam dirinya terdapat Dzat yang maha kuasa, sebagai tempat berlindung dan meminta pertolongan sehingga mereka merasakan ketentraman dalam hidupnya.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi pendidikan Islam antara lain:
a) Pembekalan, yaitu membimbing anak dalam memilki akhlak. b) Penerangan, yaitu membantu anak untuk mengetahui
prinsip-prinsip dan hukum agama agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan ajaran agama.
27
d) Penyadaran, yaitu untuk memberikan pemeliharaan anak-anak atau remaja agar memahami dan mampu menjaga kesehatan, baik jasmani maupun rohani.
e) Pengajaran, yaitu untuk menyiapakan peluang dan suasana praktis untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan. (Zakiyah Daradjat, 1996: 101)
Maka dari fungsi di atas telah menggambarkan bahwa PAI merupakan pendidikan yang tertuju pada pengetahuan, pengamalan serta pembentukan perilaku anak. Oleh karena itu yang membedakan PAI dengan pembelajaran yang lain.
4. Faktor-faktor Pendidikan Agama Islam
Dalam melaksanakn Pendidikan Agama Islam perlu diperhatikan faktor-faktor pendidikan yang ikut berperan dalam mencapai keberhasilan Pendidikan Agama Islam. Diantarnya sebagai berikut:
a) Faktor Anak Didik
Faktor anak didik adalah salah satu faktor pendidikan yang paling penting. Terbukti dari kesiapan anak didik dalam menerima pendidikan agama.
b) Faktor Pendidik
28
agama lebih berat karena bukan hanya berhubungan dengan manusia tetapi juga dengan yang menciptakan manusia.
c) Faktor Alat Pendidikan
Yang dimaksud dengan alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
d) Faktor Lingkungan
Lingkungan berperan terhadap berhasil tidaknya pendidikan. Karena perilaku anak terbentuk dengan pengaruh lingkungan sekitarnya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, perilakunya maupun agamanya. Pengaruh terbesar ialah berasal dari temannya dan dari masyarakat sekitarnya.( Zuhairini dkk, 1983: 40-55) C. Perilaku Keagamaan
1. Pengertian Perilaku Keagamaan
29
Tingkah laku seseorang terbentuk tergantung pada pengaruh dari lingkungnya atau berasal dari pengalaman yang didapati dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam teori belajar Albert Bandura menurutnya dalam (Sriyanti, 2013: 87) sebagian perilaku individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh orang lain yang dijadikan sebagai model.
Keagamaan berasal dari kata agama yang berarti “segenap
kepercayaan terhadap Tuhan”, jadi keagamaan adalah sifat-sifat yang
terdapat dalam agama (Poerwadarminto, 2006: 10). Terdapat sifat keagamaan yang mempengaruhi seseorang dan berbentuk perilaku pada individu.
Perilaku keagamaan dalam penelitian ini adalah tentang nilai-nilai agama dan dalam kepercayaan yang diekspresikan dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa dan membaca kitab suci (Hawari, 1996: 5). Maka perilaku keaagamaan merupakan tingkah laku yang bersifat melaksanakan ibadah keagamaan dalam mencapai derajat taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan
30 a. Faktor Intern
1) Faktor Hereditas
Dalam penelitian pengarah hereditas merupakan faktor yang berasal dari makanan, pearsaan ibu, serta kebiasaan ibu saat bayi didalam kandungan dan setelah lahir. Maksudnya makanan merupakan status barang (halal dan haram). Selain itu Rasul juga mengajarkan memilih pasangan hidup yang baik dalam membina rumah tangga, karena itu sangat berpengaruh terhadap keturunan.
2) Tingkat Usia
Dalam bukunya The Development of Religious on Children,
Ernets Harms mengungkapkan bahwa perkembangan agama pada anak-anak ditentukan oleh tingkat usia mereka. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai aspek kejiwaan, termasuk perkembangan berpikir. Ternyata anak yang menginjak usia berfikir kritis lebih kritis juga dalam pemahaman agama. Selanjutnya pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual, pengaruh itu pun menyertai perkembangan jiwa keagamaan mereka.
3) Kepribadian
Dalam bahasa Inggris, istilahuntuk kepribadian adalah
31
yang berarti topeng, perlengkapan yang selalu dipakai dalam pentas drama-drama Yunani kuno. (Irwanto, 2002: 226).
Menurut Surya, sebagaimana yang ditulis Tohirin (2008: 169), secara umum kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan kualitas perilaku individu yang berupa ciri khas dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Kepribadian dalam pandangan psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu hereditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan antara hereditas dan pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian. Adanya kedua unsur yang membentuk kepribadian itu menyebabkan munculnya konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih ditekankan kepada unsur bawaan, sedangkan karakter lebih ditekankan oleh adanya pengaruh lingkungan.
4) Kondisi Kejiwaan
Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kondisi jiwa, baik mengalami gangguan yang menimbulkan perilaku abnormal. Dengan demikian sikap manusia ditentukan oleh stimulan (rangsangan) lingkungan yang dihadapinya saat itu.
b. Faktor Ekstern
1) Lingkungan Keluarga
32
sangat penting dalam proses pendidikan anak, khususnya dalam bidang penanaman keagamaan. Misalkan memberi nama yang baik, mengajarkan mengaji al Qur’ an, membiasakan shalat dan
lain-lain.
2) Lingkungan Institusional
Sekolah juga berpengaruh pada perilaku keagamaan anak, sebab melalui pembelajaran yang disampaikan. Pada prinsipnya perkembangan jiwa keagamaan tidak dapat dilepaskan dari pembentukan kepribadian yang luhur. Seperti halnya pembiasaan pada anak, meningkatkan ketekunan, menumbuhkan perilaku jujur dan lain-lain merupakan pembentukan sifat-sifat tersebut menjadi bagian dari program pendidikan agama di sekolah.
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat memiliki norma dan tata nilai yang berpengaruh besar terhadap perilaku keagamaan pada anak.maka dari itu agar tercapai masyarakat perlu menjunjung tinggi tatanan yang telah tertata rapi. Bukan hanya berasal dari orang tua, namun anak-anak serta remaja juga ikut berpartisipasi dengan baik.
3. Bentuk Perilaku Keagamaan
33
dengan lingkungan dan pembelajaran yang didapatkannya. Maka dari itu orang tua sebagai lingkungan belajar pertama bertugas mendidiknya sejak dini. Perubahan perilaku dengan seiring perkembangannya akan bertambah melalui pembiasaan dan pengalaman yang diterimanya. Adapun perilaku keagamaan dibagi menjadi dua, diantaranya sebagai berikut:
a. Hablum Minallah 1) Shalat
Secara harfiah kata Shalat berasal dari bahasa arab,
yaitu kata kerja “shalla” yang artinya “berdoa”
sembahyang (Mahmud Yunus, 1975: 220). Shalat menurut istilah semua ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam, serta harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan (Ali Hasan, 2000: 19). Bahwasanya shalat merupakan rukun Islam sebagai salah satu pencegah dari perbuatan munkar sebagaimana firman Allah SWT Q. S Al Ankabut: 45)
.. ىرىكْنُمْلاىوِء ۤاىشْحىفْلا ِْىع ىىهْ نى ت ىةٰوىََّصلا َِّّإ..
Artinya:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan
34 2) Puasa
Puasa adalah menahan makan dan minum serta yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. (Slamet Abidin dan Muh Suyono, 1998: 241). Puasa merupakan rukun Islam yang diwajibkan atas setiap muslim diantaranya puasa ramadhan dan puasa nadzar. Selain puasa wajib umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah seperti puasa senin-kamis, puasa arafah (9 Dzulhijah), puasa hari Asyyura (10 Muharram), puasa 6 hari bulan Syawal, puasa Daud dan puasa tiga hari pertengahan bulan Qomariyah.
Puasa merupakan ibadah untuk melatih kedisiplinan dan kejujuran pada diri sendiri. Selain itu, melatih seseorang untuk membatasai dan mengendalikan nafsu terhadap makanan dan dorongan seksual yang biasanya menjadi sebab terjadinya pelanggaran (maksiat). Banyak manfaat yang diperoleh dari berpuasa itu sendiri seperti yang tertera dalam Firman Allah Q. S Al Baqarah: 184.
ىّوُمىَْعى ت ْمُتْ نُك ِّْإ ىَص ْمُكَّلٌرْ يىخ اوُمْوُصىت ّْىأىو
..
“ Barang siapa mengerjakan kebajikan (puasa),maka itu
35 3) Zakat
Menurut bahasa zakat berarti bersih, suci atau bertambah subur. Sedangkan menurut istilah zakat berarti kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat dan rukun tertentu (Lamuddin, 1995: 145). Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta dan telah mencapai nishab (batas minimal yang dikeluarkan zakatnya). Sebagaimana firman Allah dalam Q. S Al Baqarah(2): 110
َّنِإ ىلق ِ ّلل َدنْ ِع ُهوَُ ِج ت ٍردي خ دنِم دمُكِسُفدن ِلِ لوُم َِّ قُت ا م و ج ىةاىكَّزلا اوُتﺁ ىو ىة ىلََّصلااوُمْيِق ىأ ىو kamu akan mendapat pahala Nya pada sisi Allah. Sungguh Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
4) Membaca Alqur’an
Membaca Alqur’an merupakan perilaku keagamaan
yang barang siapa membacanya mendapatkan pahala serta mendapatkan ketentraman dalam dirinya. Nabi Muhammad
SAW bersabda yang artinya: “sesungguhnya orang yang di
dalamnya tidak ada sedikitpun al Qur’an maka laksana
36
5) Membaca Dzikir dan Do’a
Dzikir dan do’a merupakan kebisaaan yang
dilakukan setiap muslim setelah melaksanakan ibadah shalat. Dengan membaca doa atau wirid tersebut akan menambah keyakinan atas apa yang diharapkan kepada Allah SWT. Allah memerintahkan kepada kita untuk berdo’a kepadaNya sebagaimana tertera dalam Q. S Al
Mu’min:60.
ىّْوَُخْدىيىس ىِتىداىبِع ْْىع ىّْو ُِبْكىتْسىي ىْْيِذَّلا َِّّإ ج ْمُكىل ْب ِجىتْسىأ ۤ ِنِْوُعْدُا ُمُكُّبىر ىلاىقىو ﴿ ىْْيرِخاىد ىمَّنىهىج ۰۰
﴾
Artinya: “dan Tuhanmu berfirman: berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan keprkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”.
b. Hablum Minannas 1) Sedekah
Seorang yang meninggal duniayang dibawa hanya amal perbuatannya. Sedekah merupakan investasi di akhirat kelak sebagai bekal amal seseorang. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Jika manusia telah
37
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.”(H. R. Muslim)
2) Muamalah
Menurut bahasa muamalah berasal dari bahasa arab “al
muamalah” yang berarti perlakuan atau hubungan
kepentingan. Sedangkan menurut istilah muamalah adalah aturan-aturan hukum Allah SWT untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial (Hendi Suhendi, 2010: 1)
Adapun bentuk muamalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Perilaku terhadap Orang Tua/ Guru
Orang tua maupun guru merupakan seorang yang mendidik dan membimbing kita dalam mencapai manusia yang ihsan baik dari perilaku maupun kecerdasan. Maka dari itu kita diwajibkan untuk menghormati dan patuh terhadap perintahnya. Sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT Q. S Al Isra : 24
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
38
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.”
(Departemen Agama, 1978) b) Perilaku terhadap teman
Seorang siswa yang berada dalam lembaga sudah tentu memilki hubungan dengan siswa lainya. Dalam menciptakan pertemanan yang baik perlu menjaga perilaku dari masing-masing. Dengan demikian saling mengingatkan dan menasehati satu dengan yang lainnya.
“Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia itu berada
dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, dan beramal shalih, dan saling menasehati dalam kebenaran, dan (saling menasehati) dalam kesabaran.”
c) Partisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan
39 BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 2 Semarang
1. Sejarah Berdirinya MAN 2 Semarang
Madrasah Aliyah Negeri 2 Semarang berdiri pada tahun 1997. Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 107/1997. tgl 17 Maret 1997
Pada tahun Pelajaran 1998/1999 mulailah era baru dalam pelaksanaan pendidikan yang dikelola oleh lembaga milik Departemen Agama menjadi sekolah yang setara dengan SMA dengan bercirikan keagamaandengannama baru Madrasah Aliyah Negeri Tengaran, yang beralamat di Jl. Solo-Semarang Km.10 Salatiga 50775 Kab. Semarang
Kegiatan praktik administrasi persekolahan ini antara lain berisi tentang manajemen kelembagaan sekolah. Kegiatan ini berwujud survei dan wawancara langsung dengan pengurus lembaga sekolah berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
Identitas sekolah
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 2 Semarang
Alamat Madrasah : Jl. Solo-Semarang Km. 10 Salatiga
Nomor Telepon : (0298) 610288
40 2. Visi dan Misi MAN 2 Semarang
a. Visi
Terwujudnya Generasi Islam yang Unggul dalam Prestasi, Jujur, disiplin, Kerja Keras dan Mandiri.
b. Misi
1) Menumbuhkan penghayatan peserta didik terhadap ajaran agama Islam dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari yang berlandaskan unggul dalam prestasi, jujur dan disiplin
2) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan bermakna, yang dapat meningkatkan prestasi akdemik peserta didik dengan berlandaskan unggul dalam prestasi, jujur dan disiplin.
Kecamatan : Tengaran
Kabupaten : Semarang
Kode Pos : 50775
Status Madrasah : Negeri
Didirikan (Swasta) PGAN : Tahun 1986
41
3) Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi insan yang memiliki karakter kerja keras, dan mandiri.
4) Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan dengan landasan nilai jujur dan disiplin. 5) Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam berbagai lomba olah raga, dan seni dengan landasan nilai unggul dalam prestasi, kerja keras, dan mandiri.
2. Program MAN 2 Semarang
a. Dasar Pengembangan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU di wilayah Kab. Semarang.
2) Besarnya minat tamatan SLTP/ MTs serta orang tua murid untuk masuk atau memasukkan anaknya ke MAN 2 Semarang. 3) Penataan bangunan yang kurang teratur.
4) Kurangnya sarana prasarana pendidikan.
42 Islam termasuk madrasah b. Arah Pengembangan
1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke Perguruan Tinggi yang bermutu.
2) Menyiapkan siswa agar memiliki keterampilan berwiraswasta. 3) Mengantar siswa bisa hidup mandiri.
4) Membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejajar dengan SMU umum serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan Islam.
5) Memperdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasan materi pelajaran dengan wawasan yang luas.
6) Melengkapi sarana prasarana pendidikan seoptimal mungkin (buku-buku perpustakaan, alat-alat laboratorium, sarana ibadah, seni budaya dll).
7) Memperdayakan komite dan masyarakat lingkungan untuk ikut berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah.
8) Menanamkan minat baca, tulis, dan mengadakan penelitian-penelitian sederhana.
43
d. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2017/2018
1) Perluasan tanah untuk pembangunan gedung sekolah yang baru.
2) Pembuatan kantin di dalam lingkup sekolah.
3) Penambahan tempat wudhu demi kelancaran ibadah sholatdhuhur berjamaah.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bagan yang didalamnya memuat tugas dan tanggung jawab sekelompok orang yang dihrapkan antara satu dengan yang lain bekerja sama dalam mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi MAN 2 Semarang Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Struktur Organisasi
MAN Tengaran Kec. Tengaran, Kab. Semarang 2017-2018
NO. NAMA JABATAN
1 H. M. Fuad, M.Pd Kepala Madrasah
2 Drs. H. Wardani, M.Pd Wakil Kepala Madrasah Bid. Kurikulum
3 M. Hidayatur Rohman, S.Pd., M.Sc
Wakil Kepala Madrasah Bid. Sarpras
44
NO. NAMA JABATAN
5 Ruslin, S.Pd Kepala Perpustakaan
6 Yuliati Khasanah, S.Si Kepala Laboratorium IPA
7 Selamet Hanafi, S.Si Kepala Laboratorium Komputer
8 Drs. Sarno, M.Pd Kepala Laboratorium Bahasa
9 Laela Wihdatul Arifah, S.Pd Kepala Laboratorium Keterampilan
10 Selamet Hanafi, S.Si Ketua Pengelola Portal
11 H. Munawir, S.Ag, M.Pd Koordinator Bimbingan Konseling (BK)
12 Rahma Dwi Wulan Sari, S.Pd Admin BK dan Kesiswaan
1 Nur Rokhman, S.Pd, Pengajaran, Admin Guru
14 Umi Farida, S.Pd Noer Yaddin, S.Pd.I
Admin SIMPATIKA
15 Prayudi Kurnianto, S.Pd Pembina OSIS, Koordinator Ketertiban, Admin Portal
16 Umi Farida, S.Pd Bina Prestasi
17 Hj. Fithrotil Kamiliya, S.Pd.I Bendahara Bidang Sosial
18 H. M. Fuad, M.Pd, Nur Fathonah, S.Pd.I, Dra. Mahmudah Rahmawati
Unit Pengelola Zakat (UPZ)
45
NO. NAMA JABATAN
20 Nur Azizah Pembina Pramuka Putri
21 Manto, S.Pd Pelatih Pramuka
22 Nurul Huda, S.Ag, M.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler PKS
23 Hj. Fithrotil Kamiliya, S.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler Tahfiz Quran
24 Harfita Kina Putiasari, S.Pd,
Muhammad Rizal, S.Pd
Pembimbing Ekstra Kurikuler Musik dan Rebana
25 Drs. Joko Riyono, M.Pd Pembimbing Ekstra UKS dan PMR
26 Chomeidi, S.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler Praktik Ibadah
27 Wahyu Hidayat, S.Pd
Alif Khairul Mustaqim, S.Pd
Pelatih Ekstra Kurikuler Olah Raga
46
C. Keadaan Guru dan Siswa MAN 2 Semarang
1. Keadaan Guru
Keadaan guru dan karyawan MAN 2 Semarang Kec. Tengaran Kab. Semarang pada saat diadakan penelitian, tenaga guru sebanyak 32 orang dengan status guru tetap dan tidak tetap, yaitu terdiri dari 26 guru tetap dan 6 guru tidak tetap. Adapun untuk mengetahui guru dan tenaga administrasi MAN 2 Semarang Kec. Tengaran Kab. Semarang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Keadaan Guru MAN 2 Semarang Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018
48
No. Nama Tgl
Lahir
L/
P Pendidikan Alamat
18 Slamet Hanafi, S.Si 16/02/19
75 L S1 Kudus
28 Muwaffiqoh, S.Pd.I 07/10/19
89 P S1
49
No. Nama Tgl
Lahir
L/
P Pendidikan Alamat
29 Siful Barnawi, S.Pd 24/05/19
84 L S1
Dari tabel di atas diketahui, bahwa mayoritas tenaga edukatif MAN 2 Semarang Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang berpendidikan tinggi yang bergelar S1 22 orang dan S2 10 orang.
2. Keadaan Siswa
50
Tabel 3.4
Keadaan siswa MAN 2 Semarang Tahun 2017/2018
KELAS
X XI XII Jumlah Jumlah
Total
L P L P L P L P L/P
90 193 63 117 56 123 209 433 642
Sumber : MAN Tengaran
D. Sarana dan Prasarana
Fasilitas sarana belajar, khususnya ruang kelas sudah cukup memadai, di samping itu juga dilengkapi kebutuhan-kebutuhan yang ada kaitanya dengan proses belajar mengajar. Ini semua tidak lain hanya untuk mencapai hasil dan suskesnya belajar mengajar yang maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki adalah:
Tabel 3.5
Sarana Prasarana MAN 2 Semarang
No. Jenis Sarana Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
2 Ruang Penyimpanan Data 1 ruang
3 Ruang Lab Komputer 1 ruang
4 Sarana Lab Perpustakaan 1 ruang
5 Ruang Tamu 1 ruang
51
No. Jenis Sarana Jumlah
7 Ruang Ibadah/Mushola 1 ruang
8 Ruang Karya 1 ruang
9 Kamar Mandi 2 ruang
10 Ruang BP 1 ruang
11 Ruang Gudang 1 ruang
12 Ruang Guru dan Ruang Rapat 1 ruang
13 Ruang Litbang 1 ruang
Sumber : MAN Tengaran E. Aktivitas Pendidikan
Aktiftas pendidikan yang ada di MAN Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang disamping kegiatan kurikulum juga terdapat kegiatan ekstra kurikuler.
1. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan dalam jam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, berikut ini tabel program kulrikuler.
Tabel 3.6 Program Kurikuler
No. Kelas Hari
Pelaksanaan Waktu Kegiatan
1 X-XII Senin 06.50-07.00 Tadarus
07.00-10.00 Pembelajaran
52
No. Kelas Hari
Pelaksanaan Waktu Kegiatan 10.15-12.30 Pembelajaran 12.30-13.00 Ishoma 13.00-15.15 Pembelajaran 15.15 Pulang
X-XII Selasa-Kamis 06.50-07.00 Tadarus 07.00-10.00 Pembelajaran 10.00-10.15 Istirahat 10.15-12.30 Pembelajaran 12.30-13.00 Ishoma 13.00-14.30 Pembelajaran 14.30 Pulang
X-XII Jum’at 06.50-07.00 Tadarus 07.00-09.15 Pembelajaran 09.15-09.30 Istirahat 09.30-11.00 Pembelajaran 11.00 Pulang X-XII Sabtu 06.50-07.00 Tadarus
53
No. Kelas Hari
Pelaksanaan Waktu Kegiatan 13.00-14.30 Pembelajaran 14.30 Pulang Sumber : MAN Tengaran
2. Kegiatan Ko Kurikuler
Kegiatan ko kurikuler yaitu kegiatan yang diadakan oleh sekolah dan dapat dilakukan perorangan atau kelompok, yang tujuanya agar siswa lebih mendalami dan menghayati bahwa pelajaran yang telah diserap siswa selam proses belajar mengajar dengan cara memberikan tugas di rumah (PR) dan tugas-tugas lain yang menunjang.
3. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada luar jam pelajaran untuk memberikan bekal keterampilan tertentu pada siswa. Berikut ini tabel program ekstra kurikuler.
Tabel 3.7 Ekstra Kurikuler
No Ekstra Sasaran Target
1 PKS X-XI Terampil dalam menjaga lingkungan sekolah
Terampil dalam mengatur lalu lintas
54
No Ekstra Sasaran Target
3 Olahraga X-XII Membangun kebugaran jasmani 4 Seni X-XI Terampil dalam gerak dan lagu
Terampil dalam setiap pementasan 5 Pramuka X-XI Membangun pendidikan karakter
Terampil disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tugas 6 PMR X-XI Melatih sosialisasi dan toleransi
Membangun persatuan dan persaudaraan
7 Praktek ibadah, Tahfizd, rebana
X-XII Membangun sisi keagamaan
Membangun kecerdasa berfikir Terampil dalam setiap pementasan Sumber : MAN Tengaran
4. Kegiatan Keagamaan a. Sholat dhuha
b. Peringatan hari besar Islam (PHBI) c. Penyaluran zakat fitrah
55 F. Penyajian Data
1. Data Tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Tabel 3.8
Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI
Siswa MAN 2 Semarang Kelas XI Agama
56
2. Data Tentang Perilaku Keagamaan Siswa
57
butir pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 5 alternatif dengan skor sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban “a” mendapat skor 5 berintensitas 100%
b. Alternatif jawaban “b” mendapat skor 4 berintensitas 80%
c. Alternatif jawaban “c” mendapat skor 3 berintensitas 60%
d. Alternatif jawaban “d” mendapat skor 2 berintensitas 40%
e. Alternatif jawaban “e” mendapat skor 1 berintensitas 20% Berikut hasil angket tentang perilaku keagamaan pada siswa MAN 2 Semarang Tahun 2017/2018.
Tabel 3.9
Jawaban Angket Perilaku Keagamaan Siswa
No.
No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 b c C b b c c d d c b C d c c b c c c b 2 b c C b a c b c c b b C d b b b c c c c 3 a b A a a c c b c c b b c b b a b a b b 4 a c A a a d b c c b b b c b a a b a b a 5 a b b a a d b c c b b b c b a a b a b a 6 a c a b b c c b b c c c c b a b c c c a 7 a c a a b c c b b b b b b b a a a a b a 8 a b b a b c c c b c c c c c b b a a c b 9 b c c a b c c c c c c c c c b b b b c b 10 b b b b a c c b b b b b b a a a b b b a
58 No.
No. Item
59
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 33 b c c b a b b c c c a b b b b a c b b B
Tabel 3.10
Skor Jawaban Angket Perilaku Keagamaan
No.
No. Item
60
61 BAB IV
ANALISIS DATA
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI Agama MAN 2 Semarang maka penulis memperoleh data dari nilai Pendidikan Agama Islam sebagai variabel X dan data tentang nilai perilaku keagamaan siswa sebagai variabel Y.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan korelasi data kuantitatif dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dengan melalui tiga tahap analisis yaitu:
A. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis diskriptif akan disajikan data yang telah terkumpul dari tiap variabel dengan statistik dan analisa kuantitatif.
1. Data Prestasi Belajar
Data nilai prestasi belajar diperoleh dari nilai raport. Dari nilai tersebut dapat mengetahui prestasi belajar siswa yang sesungguhnya di sekolah dalam proses belajar mengajar. Adapun daftar nilai raport sebagai berikut:
Tabel 4.1 Prestasi Belajar
No. Responden Jenis Kelamin
Presatasi Belajar
1. A
Perempuan 76
2. B
62
No. Responden Jenis Kelamin
63
No. Responden Jenis Kelamin
Presatasi Belajar
Berdasarkan nilai di atas dapat dijelaskan rumus interval yaitu sebagai berikut:
sehingga dapat diperoleh interval sebagai berikut:
Tabel 4.2
64 Tabel 4. 3
Kategori Prestasi Belajar Siswa MAN 2 Semarang
Interval Kategori Jumlah Siswa
83-86 A 15 Siswa
79-82 B 8 Siswa
75-78 C 8 Siswa
71-74 D 2 Siswa
Setelah mengetahui berapa siswa yang mempunyai prestasi belajar baik sekali, baik, cukup dan kurang kemudian masing-masing kategori diprosentasikan dengan rumus sebagai berikut:
P= 𝐹
𝑁 x 100%
a. Untuk mengetahui persentaseprestasi belajar siswa yang mendapat nilai kategori A sebanyak 15 siswa adalah sebagai berikut;
P= 15
33 x 100%
P= 46%
b. Untuk mengetahui persentaseprestasi belajar siswa yang mendapat nilai kategori B sebanyak 8 siswa adalah sebagai berikut;
P= 8
33 x 100%
P= 24%
c. Untuk mengetahui persentaseprestasi belajar siswa yang mendapat nilai kategori C sebanyak 8 siswa adalah sebagai berikut;
P= 8
33 x 100%
65
d. Untuk mengetahui persentaseprestasi belajar siswa yang mendapat nilai kategori D sebanyak 2 siswa adalah sebagai berikut;
P= 2
33 x 100%
P = 6%
2. Data Perilaku Keagamaan
Data perilaku keagamaan siswa diperoleh dari kuesioner perilaku keagamaan yang dibagikan kepada siswa. Kuesioner berjumlah 20 pertanyaan yang terdiri dari tiga dimensi ranah keagamaan, yaitu dimensi aqidah, ibadah
dan akhlak.
Tabel 4.4
Data Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI Agama MAN 2 Tengaran
66
67 Dari hasil data di atas bahwa intervalnya adalah
i = 94−63+1
4
i = 32
4= 8Sehingga akan menghasilkan interval sebagai berikut:
Tabel 4.5
Interval
Interval Kategori Kode Jumlah Siswa
87-94 Baik Sekali A 6
79-86 Baik B 11
71-78 Sedang C 8
63-70 Kurang D 8
Prosentase perilaku keagamaan siswa MAN 2 Semarang sebagai berikut: a. Untuk mengetahui persentase perilaku keagamaan siswa yang mendapat nilai
kategori A sebanyak 6 siswa adalah sebagai berikut;
P= 6
33 x 100%
P= 18,18%
b. Untuk mengetahui persentase perilaku keagamaan siswa yang mendapat nilai kategori B sebanyak 11 siswa adalah sebagai berikut:
P= 11
33 x 100%
P = 33,33%
c. Untuk mengetahui persentase perilaku keagamaan siswa yang mendapat nilai kategori C sebanyak 8 siswa adalah sebagai berikut;
P= 8
68 P = 24,24%
d. Untuk mengetahui persentase perilaku keagamaan siswa yang mendapat nilai kategori D sebanyak 8 siswa adalah sebagai berikut;
P= 8
33 x 100%
= 24,24% B. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan. Analisis ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar hubungan prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa.
Tabel 4.6
Tabel Kerja Untuk Mencari Koefisien Antar Variabel
70
r
xy=
19734√[19296][81510]
r
xy=
19734√1246776960
r
xy=
1973435309,72
r
xy= 0,559
C. Analisis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1997: ), koefisisen korelasi selalu terdapat antara -100 sampai +100. Koefisisen negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien yang positif menunjukkan adanya kejajaran. Untuk interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
71