• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

1. Struktur Makro (Tematik)

Elemen tematik atau tema menunjukkan pada gambaran umum dari suatu teks, dapat juga disebut gagasan inti, ringkasan, atau yang paling utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya. Oleh karena itu, tematik sering juga disebut sebagai tema atau topik.

Topik melukiskan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti oleh wartawan ketika terlintas atau memandang suatu peristawa di sekitarnya.

Tabel 4.1 Elemen Tematik

Edisi Judul Tematik

Senin, 22 November 2010

Ibu ke Arab Supaya Adik-adik Bisa Sekolah

Tema atau gagasan inti, dari judul di samping adalah meninggalnya seorang TKW di Arab. Padahal tujuannya untuk membiayai anak- anaknya.

Selasa, 23 November 2010

Fisik Hariyatintak Seperti Dulu

Topik inti pada tulisan ini adalah pulang dari Arab Saudi Fisik Hariyatin berubah seratus delapan puluh derajat dipenuhi oleh bekas luka.

Rabu, 24 November 2010

Di Manapun Asal Bukan di Arab

Tema atau inti dari judul di samping adalah untuk bebas dari kemiskinan menjadi TKW, tetapi ia mempunyai strategi tak mau di tempatkan negara di Timur Tengah.

Kamis, 25 November 2010

Kakak pulang Jadi Tak Waras

Tema atau inti dari judul di samping adalah setelah kakak pulang dari negara Timur

Tengah menjadi tidak waras alias gila.

a. Ibu ke Arab Supaya Adik-adik Bisa Sekolah

Sub topik yang terdapat dalam berita ini mengenai persoalan 1. Kebutuhan Ekonomi

Kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi, ditambah keinginan mencari duit buat menyekolahkan anak membuat siapa pun akan berbuat sama begitu juga yang dialami salah satu korban kekerasaan TKW yaitu kikim. Walaupun kikim sedang dilanda krisis ekonomi tetapi, dia bertekad mengubah nasib demi anak- anaknya bisa sekolah. Seperti yang tertulis dalam teks berikut:

“Satu yang saya ingat, waktu itu dia bilang dia pengen cari duit buat anaknya sekolah. Anaknya yang paling tua baru lulus SMA dan mau kuliah. Apalagi, anak-anak lelakinya dua yang masih kecil juga, katanya.” Teks ini menunjukkan bahwa walaupun kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi patutlah di acungkan jempol adanya kesadaran untuk membiayai anak-anaknya sekolah karena tingkat kemiskinan yang berada khususnya ditempat Kikim tinggal yaitu di Jawa Barat 2.423 jumlah penduduk miskin.95 Karena itulah Kikim tidak mau menyerah pada kemiskinan makanya ia rela bekerja sampai ke Arab Saudi.

2. Sosok Kikim Komalasari

Sosok Kikim Komalasari Kikim, perempuan kelahiran 9 Mei 1974 yang memiliki rasa pekerja keras salah satunya adalah moralitas pribadi yang dikenal ramah dan telaten itu serta memiliki kepribadian yang kuat selain itu Kikim juga merupakan tulang punggung keluarga karena suaminya bekerja hanya seorang

95

montir di sukabumi membuat Kikim ingin mengubah nasib. Apalagi, desa tempat dia tinggal, merupakan desa yang banyak menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri. Karena mungkin juga melihat banyak TKI lain yang ternyata sukses

Menurut keterangan dari kakaknya Kikim yaitu Wiwin, Kikim adalah sosok yang tekad yang besar apapun rencananya harus segera dilakukannya seperti yang tertulis dalam teks:

“Dengan mata yang merah dan bengkak, Wiwin kembali mengingat kenangan tentang adiknya pada Mei 2009 lalu. Saat itu, Kikim yang menghampiri rumahnya, mengaku ingin menjadi TKI ke Arab Saudi.Entah apa yang ada dibenak adiknya saat itu. Yang jelas, menurut Wiwin, adiknya yang hanya ibu rumah tangga itu sama sekali tak pernah bekerja sebelumnya, apalagi hingga keluar negeri.

Teks ini menunjukkan bahwa semangat perempuan pada zaman sekarang bisa melakukan apapun demi keluarga sampai ia mempunyai tekad yang amat besar walaupun ia sadar bahwa Kikim sama sekali tidak pernah bekerja sebelumnya.

3. Setelah Kepergian Kikim

Akhirnya, Juli 2009 melalui PT Bantal Perkasa Sejahtera, resmilah memberangkatkan Kikim ke Arab Saudi. Ia bekerja dengan sistem kontrak selama dua tahun. Meskipun tak tahu dengan siapa adiknya bekerja, saat itu, Wiwin memastikan adiknya merupakan pengasuh anak di salah satu keluarga di Arab. Semenjak itu, setiap bulan Kikim rajin menghubungi Wiwin melalui telepon rumahnya.

Awalnya Uminya (majikan) yang telepon. Lalu, baru dikasih ke dia, katanya. Menurut dia, Kikim selalu meneleponnya untuk menanyakan kabar tiga buah hatinya Yosi (19), Galih (10), dan Fikri (5). Seingatnya, Kikim tak pernah

mengeluh selama bekerja. Ia mengaku kerap diperlakukan baik oleh majikannya. Oleh karena itu tenanglah hati Wiwin mendengar kabar Kikim mendapat perlakuan baik oleh majikannya

4. Jenazah segara di pulangkan dan Berharap adanya keadilan

Kini salah satu pahlawan devisa Indonesia sudah meninggal dan tidak tahu gimana nasib jenazahnya, agar tidak terlunta-luntah keluarga berharap agar jenazah segera di pulangkan di Indonesia. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“ Kini, Wiwin hanya berharap jenazah Kikim bisa dipulangkan secepatnya ke Indonesia. Menurut mereka, Desa Mekarwangi adalah kampung halamannya. Karena itu, Kikim harus dimakamkan di Indonesia.”

Supaya jenazah Kikim tenang, keluarga ingin jenazahnya segera dipulangkan. Keluarga juga berharap kepada pemerintah adanya keadilan hukum bagi pelaku yang menyebabkan meninggal dunianya Kikim dan diadili dengan hukuman seberat-beratnya.

b. Fisik Hariyatin tak Seperti Dulu

Sub topik yang terdapat dalam berita ini mengenai persoalan 1. Fisik Hariyatin Berubah 180 Derajat

Empat tahun lamanya Samsul Huda suami Haryatin menunggu kepulangan Istri tercinta yang sebelumnya bekerja di luar negeri yaitu Arab Saudi, Samsul akhirnya menjemput di Bandara Juanda.

Bukanlah suatu kebahagiaan tetapi justru kesedihan karena Samsul menunggu lama di bandara tetapi dia tidak melihat sosok Haryanti, akhirnya Samsul menemukan Haryanti kesulitan bertemu itu Samsul pangling pada wajah

istri saya, fisik Haryanti tidak seperti dulu karena mengalami siksaan. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“Wajah Hariyatin, jelas Samsul, berubah 180 derajat. Fisik ibu dua anak ini tak lagi seperti dulu karena mengalami siksaan. Kepalanya penuh bekas luka. Matanya buta.”

Pada awalnya segala sesuatu berjalan berlangsung normal siksaan bertambah sering setelah bekerja selama setahun di rumah majikan, setiap hari majikannya memukul Haryanti di bagian badan, kepala, dan mata Haryanti akibatnya saraf mata Haryanti putus dan bola mata kirinya rusak

Karena mengalami siksaan dari majikannya di Arab Saudi, bagi korban dan keluarga, peristiwa kekerasaan tersebut justru menimbulkan ketegangan didalam keluarga. Dan dampak dari kejadian kekerasaan itu. Keluarga dan korban akan mengalami trauma.

2. Kecewa dengan pemerintah dan PJTKI

PT Kemuning Bunga Sejati biro penyalur jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI), lepas tangan dan tidak ada biaya kompensasi, walaupun sudah berjanji memberikan kompensasi tetapi pada kenyatannya tidak ada realisasinya begitu juga dengan pemerintah yang mengelu-elukan bahwa para tenaga kerja Indonesia adalah pahlawan devisa tetapi apabila tenaga kerja Indonesia mendapat perlakuan yang diluar batas dari norma-norma semua PJTKI dan pemerintah lepas tangan. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“Samsul menyesalkan tak adanya perhatian dari pemerintah, mulai dari Kabupaten Blitar, Pemprov Jatim, hingga pusat. Tak ada bantuan advokasi maupun keuangan. Bantuan yang masuk hanya dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tapi, uangnya sudah ia gunakan untuk biaya sekolah putri mereka, Wulan Asnaningrum. Samsul memang tak mengharap dikasihani. Namun, ia mengharap adanya bantuan yang akan digunakannya untuk keperluan

perawatan istrinya agar kesehatannya bisa lebih baik. "Saya hanya meminta pertanggung jawaban semata dari pemerintah. Hanya itu yang saya inginkan, sebab sejauh ini tak ada perhatian dari mereka," katanya dengan nada getir”

Dalam hukum Hak Asasi Manusia (HAM), negara adalah pihak pertama dan yang terutama dalam tenggung jawab atas pemenuhan dan penegakkan HAM. Tanggung jawab ini termasuk dalam mencegah dan menangani kasus-kasus pelanggaran HAM, baik dalam bentuk diskriminasi maupun kekerasaan.

Tanggung jawab ini tidak berjedah, apalagi berhenti, dalam masa konflik karena justu tindak pelanggaran HAM dihadapi oleh perempuan yang tubuh dan seksualitasnya menjadi simbol kesucian komunitas dan juga kemampuan komunitasnya mempertahankan diri atau mengontrol lawan. Karenanya, perhatian khusus harus diberikan pada pertanggungjawaban negara atas berbagai bentuk pelanggaran HAM berbasis jender.96

c. Di Manapun Asal Bukan di Arab

Sub topik yang terdapat dalam berita ini mengenai persoalan 1. Bebas dari Kemiskinan

Sesuai dalam berita ini, Republika memberikan pernyataan bahwa faktor yang membuat perempuan Indonesia mempertaruhkan hidupnya menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri? Jawabannya hanya satu: bebas dari kemiskinan. Hal ini juga dapat dilihat dari lead yang diturunkan oleh Republika:

“Apa yang membuat banyak perempuan Indonesia mempertaruhkan hidupnya menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri? Jawabannya hanya satu: Bebas dari kemiskinan.”

96

Wandita et.all, Hukum Pidana Internasional dan Perempuan: Sebuah Buku Acuan untuk Praktisi, Jakarta: Komnas Perempuan, hal. 40.

Lead diatas jelas bahwa ditetapkan bahwa salah satu faktor perempuan Indonesia ingin bebas dari kemiskinan menjadi TKW, pemerintah sudah gagal dalam merantas kemiskinan karena pengangguran yang berada di Indonesia yang lulusan SD mencapai 1,402,858 jiwa.97 Hal ini menjadi salah satu dilema yang dialami oleh para Tenaga Kerja Indonesia. Mereka yang rata-rata lulusan SD atau SMP memutuskan menjadi TKW, karena keadaan ekonomi. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“...melihat tetangga di kiri dan kanan rumahnya yang mulai membaik kehidupan ekonominya berkat anak-anak mereka yang jadi TKW...”. Karena melihat tetangga mereka yang sukses menjadi TKW, akhirnya mereka memutuskan menjadi TKW walaupun ada perasaan ketakutan.

2. Di mana pun asal bukan ke Arab

Keputusan yang diambil oleh calon TKW tidak mau ditempatkan di Arab Saudi adalah salah satu strategi para calon TKW agar terhindar menjadi korban kekerasaan. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“Untuk menghindari jadi korban, ia pasang strategi. Hasanah tak mau ditempatkan di negara Timur Tengah dan Malaysia yang sudah tersohor rekam jejak penyiksaan TKW-nya. Ia ingin bekerja di Hong Kong, Singapura, atau Brunei Darussalam.”

Bahwa nasib orang menjadi TKW berbeda-beda, tetapi para tenaga kerja Indonesia harus memiliki keterampilan-keterampilan kerja dan dapat mengusai dan mengerti bahasa dan budaya negara tempat para TKW bekerja.

97

d. Kakak pulang Jadi Tak Waras

Sub topik yang terdapat dalam berita ini mengenai persoalan 1. Gadis lulusan SD

Gambaran kehidupan seorang gadis yang baru lulus sekolah dasar (SD) yang selayaknya tetapi karena kemiskinan akhirnya memutuskan menjadi TKW. Hal ini juga dapat dilihat dari lead yang diturunkan oleh Republika:

“Tini Indriani (18 tahun) seharusnya sedang menikmati masa-masa remajanya di Kampung Ragas, Desa Purwadadi, Kecamatan Cerenang, Kabupaten Serang, Banten. Berkumpul sesama remaja, berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan, membeli baju, membeli telepon seluler, mengakses halaman jejaring sosial macam Facebook atau ber-chatting ria.Tini adalah remaja yang menghabiskan hidupnya menjadi TKW karena kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan hal ini yang memaksa untuk harus bekerja menjadi TKW.”

2. Kondisi korban kekerasaan dan penganiayaan

Tini kerap mendapat perlakuan kasar dan dibentak-bentak. Majikan Tini selalu melarangnya pulang. Tak tahan, Tini pun stres dan perilakunya berubah. Yang lebih ironis, Tini pulang tanpa membawa uang sepeser pun. Gaji selama 24 bulan bekerja di Amman tak pernah masuk ke dompetnya. Sekarang kondisi Tini sangat memprihatinkan. Seperti yang tertulis dalam teks ini:

“Kini kedua pergelangan kaki mungil milik Tini dirantai di tiang dipan. Hidup remaja yang lulus sekolah dasar ini hanya terbatas dalam kamar tanpa lampu di rumah gubuk keluarganya. Di dalam kamar yang gelap dan lembab itu Tini menghabiskan hari-harinya. Hanya selembar kain sarung menutupi tubuhnya. Ia makan, minum, dan buang hajat di situ. Ia tidur pun tanpa alas kasur. Omongannya sudah ngelantur. Ia sering berteriak dan bernyanyi dalam bahasa Arab," kata Asrul lagi. Kini kondisi fisik Tini semakin memprihatinkan. Badannya semakin kurus. Wajahnya pucat karena jarang dijamah sinar matahari.”

Walaupun kondisi yang sangat memperhatinkan, seharusnya keluarga lebih memperhatikan kondisi psikis bukanlah kondisi fisik. Menurut teks diatas, keluarga tidak bersikap prikemanusiaan dalam menangani kondisi Tini dengan merantai kedua kaki dan menempatkan di dalam kamar yang gelap dan lembab.

3. Tidak ada perhatian dari pemerintah

Keluarga korban sangat kecewa dengan tindakan pemerintah pusat maupun daerah, karena tidak ada perhatiannya bagi para korban kekerasaan TKW yang mendapat penyiksaan dan penganiayaan. Seperti yang tertulis dalam teks ini: Ketua rukun tetangga setempat, Arobi, mengaku prihatin melihat nasib warganya.

“Tini dan keluarganya. Sayang, kemampuannya terbatas membantu seadanya. Ia mengatakan, Tini dan keluarganya belum pernah mendapat bantuan sepeser pun dari pemerintah pusat maupun daerah. "Belum pernah ada bantuan dari pemerintah untuk kesembuhan Tini," kata Arobi.”

Dengan terus berulangnya berbagai kasus kekerasan dan eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga, seharusnya dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk segera membangun kerangka hukum untuk pengakuan dan perlindungan bagi PRT dengan mendukung pengesahan Konvensi ILO (Internasional Labor Conference) tentang Kerja Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Dokumen terkait