• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

V.1. Urgensi Analisis Jabatan dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang profesional

V.1.1. Analisis jabatan sebagai suatu metode dalam mengantisipasi permasalahan Sumber Daya Manusia Aparatur

Proses globalisasi yang tidak bisa dihentikan akan menimbulkan permasalahan diseputar Sumber Daya Manusia (SDM) dalam setiap organisasi. Dalam kondisi tersebut membutuhkan antisipasi yang strategis untuk menghadapi setiap perubahan. Untuk itu dibutuhkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang mampu mengelola sumber daya manusianya untuk mampu menghadapi setiap perubahan yang ada. Kegiatan pertama dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk mendapatkan orang-orang yang tepat, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitasnya (Jumlah).

Sumber Daya Manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Setiap organisasi dibentuk berdasarkan berbagai visi atau tujuan untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dilaksanakan dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi yang membutuhkan pengelolaan yang baik melalui MSDM. Fungsi MSDM dalam hal personalia dalam organisasi meliputi analisis jabatan, rekrutmen dan seleksi pegawai, pelatihan, promosi, pemberian gaji/tunjangan, dan pengembangan SDM.

Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini menuntut kualitas maupun kompetensi SDM yang juga berubah. Diperlukan adanya pengetahuan yang baru untuk dapat menghadapi perubahan yang ada.Banyak program pemerintah yang ditetapkan untuk dapat menghadapi setiap perubahan tersebut. Salah satu diantaranya adalah program analisis jabatan pegawai negeri sipil yang didalamnya mengandung deskripsi jabatan atau uraian jabatan dan persyaratan jabatan.Widhyharto (2011:122) menyatakan bahwa perdebatan paling ramai di Indonesia terkait dengan dua aspek penting MSDM adalah analisis jabatan dan rekrutmen, seleksi. Kedua hal ini sangat berhubungan langsung dengan adaptasi pekerjaan dan kapasitas sumber daya manusia yang dipakai. Rekrutmen dan seleksi yang baik diharapkan akan menjaring sumber daya manusia aparatur yang memiliki kemampuan yang sesuai kebutuhan organisasi, sedangkan analisis jabatan lebih mengutamakan penemuan SDM yang mampu beradaptasi dengan pekerjaan yang ada. Metode yang biasa digunakan untuk menentukan jenis atau kualitas SDM yang diperlukan adalah analisis jabatan.

Permasalahan yang sangat penting untuk dikaji adalah bagaimana menentukan orang yang tepat untuk mengisi suatu jabatan jika suatu jabatan itu tidak memiliki batasan yang jelas yang menyangkut ruang lingkup jabatan dan syarat yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan. Hal inilah yang mendasari pentingnya analisis jabatan sebagai dasar untuk melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan agar diperoleh sumber daya manusia yang tepat. Analisis jabatan merupakan sebagai alat untuk menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan yang sangat bermanfaat bagi proses pengembangan SDM secara keseluruhan.

Tujuan utama Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah terwujudnya aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, melayani, dan sejahtera. Selanjutnya pada pasal 56 dinyatakan bahwa dalam penyusunan dan penetapan kebutuhan setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan ASN berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Berdasarkan Undang-Undang ini setiap daerah yang ada di seluruh Indonesia wajib menyusun kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan. Penyusunan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan telah dilakukan di kabupaten Humbang Hasundutan sejak daerah ini dimekarkan dari kabupaten Tapanuli Utara menjadi suatu daerah yang otonom. Hal itu disampaikan oleh bapak Enrico Tobing selaku Kasubbid pengangkatan dan mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

“Sejak ada berdiri humbang, analisis jabatan telah dilakukan. Walaupun ada UU ASN yang baru ini, tapi sebelumnya juga kita sudah melakukan analisis jabatan. Sudah 13 tahun Humbang Hasundutan pemekaran, ya sudah 13 tahun kita melakukan analisis jabatan. Karena memang perekrutan PNS harus berdasarkan analisis jabatan”. (wawancara pada tgl 4 Mei 2016)

Penataan pegawai berdasarkan analisis jabatan sudah dilakukan di Humbang Hasundutan sebelum terbitnya Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dari pernyataan tersebut bahwa analisis jabatan sudah menjadi keharusan dalam menyusun kebutuhan pegawai. Sejak pemekaran kabupaten Humbang Hasundutan yang sudah selama 13 tahun berlangsung, analisis jabatan sudah diterapakan untuk menyusun kebutuhan pegawai. Tetapi dalam pelaksanannya tahun-tahun sebelumnya belum tercapai dengan baik. Pelaksanaan analisis jabatan tersebut dilakukan dengan baik sejak tahun 2012. Hal ini berarti

bahwa pelaksanaan analisis jabatan di kabupaten ini masih berlangsung selama 4 tahun. Seperti yang disampaikan oleh bapak Riston Daniel Hutapea sebagai Kasubbag Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Setdakab Humbang Hasundutan dan merupakan salah satu Tim Analisis Jabatan Humbang Hasundutan.

“Idealnya tahun 2012, sebelum-sebelumnya masih berupa rincian tugas-tugas saja, sekarang tahun 2016. Berarti masih berlangsung selama 4 tahun. Tapi bupati-bupati sebelumnya juga sudah melakukan analisis jabatan”.(wawancara tgl 19 April 2016)

Sebelum seorang pegawai dapat direkrut untuk menduduki suatu jabatan tertentu, Badan Kepegawaian Daerah sebagai instansi yang memberikan pelayanan kepegawaian harus memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan dan persyaratan wajib yang harus dipenuhi untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Karena itu analisis jabatan merupakan langkah pertama dalam proses rekrutmen dan seleksi. Suatu jabatan yang dianalisis akan menjelaskan tentang uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Jika uraian jabatan telah telah tersusun dengan baik, maka akan dapat diputuskan syarat-syarat apakah yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan dengan sebaik-baiknya.Menurut Dale Yonder (dalam Moekijat,1998:98) Uraian jabatan menguraikan pekerjaan yang dilakukan, tanggungjawab-tanggungjawab, kecakapan atau pelatihan yang diperlukan, kondisi-kondisi dimana jabatan itu lakukan, dan syarat-syarat khusus yang diperlukan. Uraian jabatan itu lebih banyak berhubungan dengan jabatan itu sendiri ketimbang dengan orang atau pegawai yang mengerjakannya. Titik berat uraian jabatan adalah menguraikan apa

yang dilakukan dan menguraikan apa kegiatan atau fungsi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Riston Daniel Hutapea sebagai salah satu Tim analisis jabatan kabupaten Humbang Hasundutan:

Setiap jabatan apa memiliki standar kompetensi jabatan itu dan apa apa saja yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan tersebut. Itulah informasi jabatan. Inilah contohnya formulir informasi jabatan. Contohnya kepala bagian hukum dan organisasi. kode jabatan nanti kita berikan. Unit organisasinya Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten. Eselon II disana Asisten Pemerintahan, Eselon III tidak ada. Dan Eselon IV Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Kepala Sub Bagian Kelembagaan. inilah namanya informasi jabatan. Untuk menduduki jabatan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi sudah ada disini apa-apa saja uraian tugasnya, seperti menetapkan program kerja dan rencana anggaran bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten humbang hasundutan, dan seterusnya. Apa saja bahan-bahan kerja yang diperlukan juga dijelaskan, alat kerja dan hasil kerja. Dalam informasi jabatan ini juga dijabarkan apa yang menjadi tanggung jawab dan wewenangnya. Dan apa saja korelasi jabatan tersebut. Seperti misalnya kepala Bagian Hukum dan Oganisasi berhubungan dengan sekretaris daerah dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas, dan seterusnya. Kondisi lingkungan kerjanya seperti apa. Apa resiko dari jabtatan tersebut.” (wawancara pada tgl 19 April 2016)

Selain uraian jabatan yang harus jelas, dibutuhkan informasi mengenai apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan itu dengan baik. Persyaratan jabatan diperoleh dari uraian jabatan yang menitikberatkan pada syarat-syarat mengenai orangnya yang diperlukan oleh jabatan. Persyaratan jabatan atau spesifikasi jabatan menurut Moekijat (1998:39) menjelaskan tentang syarat-syarat pegawai seperti tingkat pendidikan, pengalaman yang ada hubungannya dengan jabatan, pengetahuan, keterampilan-keterampilan, atau kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk melakukan suatu jabatan tertentu. Berikut pernyataan Bapak Riston Daniel Hutapea sebagai salah satu Tim analisis jabatan kabupaten Humbang Hasundutan:

Selain informasi uraian jabatan, juga harus ada syarat jabatan yang harus dilengkapi. Pangkat, golongan, pendidikan dan seterusnya. Jadi persyaratan yang diperlukan untuk bisa menduduki kepala Hukor ia harus berpendidikan S.1 Ilmu Hukum. Trus kursus/diklat apa yang harus dipenuhi untuk menduduki kepala bagian hukum dan organisasi. dan persyaratan lainnya”. (wawancara tgl 19 April 2016)

Untuk mengetahui lebih jelas tentang analisis jabatan akan diberikan contoh Formulir Informasi Jabatan (FIJ) Kepala Bagian Hukum dan Organisasi. Formulir Informasi Jabatan ini terdiri atas identitas jabatan, uraian jabatan, dan persyaratan jabatan. Identitas jabatan terdiri dari nama jabatan, kode jabatan, unit organisasi, kedudukan dalam struktur organisasi dan ikhtisar jabatan. Uraian jabatan terdiri atas uraian tugas, bahan kerja, alat kerja, hasil kerja, Tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan keadaan/resiko bahaya. Sedangkan untuk syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan, ruang, pendidkan, kursus/pelatihan, pengalaman kerja, pengetahuan, keterampilan, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerjaan. Berikut ini formulir informasi jabatan kepala bagian hukum dan organisasi.

FORMULIR INFORMASI JABATAN

1. Nama Jabatan : Kepala Bagian Hukum dan Organisasi

Nama jabatan adalah sebutan untuk memberi ciri atau gambaran atas isi jabatan, yang berupa sekelompok tugas yang melembaga atau menyatu dalam suatu wadah jabatan. Dengan kata lain nama jabatan dimaksudkan bisa memberikan pengertian pada pembaca atas jabatan tersebut dan dapat membedakan dengan jabatan lain. Nama jabatan tersebut harus ringkas, jelas dan dapat memberikan pengertian yang tepat bagi pembaca.

2. Kode Jabatan : HUKOR-1

Kode jabatan merupakan kode yang dibuat untuk memudahkan pengadministrasian jabatan dan dimaksudkan sebagai pembeda dengan jabatan lain. Pemberian kode jabatan untuk suatu instansi biasanya penyusunannya didasarkan atas letak jabatan tersebut dalam unit kerja. Pengkodean jabatan harus menggunakan format kode yang seragam. Misalnya Untuk Kepala Bagian Hukum dan Organisasi kode jabatannya HUKOR-1 dan untuk kepala Sub Bagian Perundang-undangan kode jabatannya HUKOR-1-1.

3. Unit Organisasi : Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten

Eselon II : Asisten Pemerintahan Eselon III :

Eselon I V : Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Kepala Sub Bagian Kelembagaan

Unit organisasi mencerminkan tempat atau letak keberadaan suatu jabatan. Bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten memiliki Unit organisasi Asisten Pemerintahan (Eselon II), Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub bagian Bantuan Hukum, Kepala sub Bagian Kelembagaan (Eselon IV), Unit Organisasi Eselon III tidak dituliskan karena jabatan yang dianalisis adalah jabatan untuk Eselon III yaitu kepala bagian hukum dan organisasi.

4. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :

Kedudukan dalam struktur organisasi menjelaskan posisi jabatan apakah jabatan struktural atau non struktural. Dari data terlampir, Kedudukan dalam struktur organisasi akan menggambarkan kedudukan:

Atasan langsung

Atasan dari atasan langsung Jabatan yang dianalisis

Jabatan lain yang memiliki atasan langsung yang sama

Jabatan yang dianalisis adalah jabatan yang diberi tanda (diarsir). 5. Ikhtisar Jabatan (Uraian Jabatan) :

Merumuskan kebijakan pemerintah dibidang bantuan hukum,

rancangan produk hukum daerah,kelembagaan dan

ketatalaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tugas dan fungsi seluruh sistem perangkat daerah dapat berjalan dengan baik.

Sekretaris Daerah

Asisten Pemerintahan

Kepala Bagian Hukum dan Organisasi

Kepala Sub Bagian Perundang -

Undangan

Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum

Kepala Sub Bagian

Ikhtisar jabatan yang merupakan penjelasan uraian jabatan dalam bentuk ringkas. Ikhtisar jabatan memberikan gambaran umum tentang kompleksitas jabatan. Digambarkan dalam satu kalimat, yang menjelaskan apa yang dikerjakan (what), bagaimana cara mengerjakan (how), dan mengapa atau untuk apa dikerjakan (why). Ikhtisar jabatan Kepala bagian Hukum dan Organisasi adalah “merumuskan kebijakan pemerintah dibidang bantuan hukum, rancangan produk hukum daerah, kelembagaan dan ketatalaksanaan (what)”, “sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (how)”, “agar tugas dan fungsi seluruh sistem perangkat daerah dapat berjalan dengan baik (Why)”.

6. Uraian Tugas:

a. Menetapkan Program Kerja dan Rencana Anggaran Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian untuk menyusun program kerja dan rencana anggaran sub bagian.

2) Mempelajari program kerja dan rencana anggaran yang diusulkan oleh Kepala Sub Bagian

3) Mendiskusikan program kerja dan rencana anggaran dengan bawahan.

4) Mengusulkan program kerja dan rencana anggaran Bagian Hukum dan Organisasi kepada Asisten Pemerintahan dan Sekretaris Daerah Kabupaten.

b. Merumuskan rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Perancangan Perundang-Undangan untuk menganalisis serta mengeksaminasi rancangan produk hukum daerah yang diusulkan oleh organisasi perangkat daerah.

2) Mempelajari rancangan produk hukum daerah yang telah dieksaminasi oleh Kepala Sub Bagian Perundang-undangan. 3) Mendiskusikan rancangan Peraturan Daerah dengan

Organisasi perangkat daerah terkait untuk selanjutnya dapat diusulkan ke DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan.

4) Mengikuti pembahasan rancangan Peraturan Daerah dengan DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan.

5) Melaksanakan konsultasi dan koordinasi ke kantor Gubernur Sumatera Utara untuk harmonisasi draft rancangan Peraturan Daerah

6) Menyampaikan rancangan produk hukum daerah kepada atasan untuk dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati .

c. Merumuskan rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang diusulkan organisasi perangkat daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Perancangan Perundang-Undangan untuk menganalisis serta mengeksaminasi rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang diusulkan oleh SKPD ataupun Unit kerja.

2) Mempelajari rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang telah dieksaminasi oleh Kepala Sub Bagian Perundang-undangan.

3) Mendiskusikan rancangan Peraturan Daerah dengan Organisasi perangkat daerah terkait.

4) Menyampaikan rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati kepada atasan untuk dapat disetujui dan ditetapkan menjadi Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati Humbang Hasundutan.

d. Menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum untuk menyusun jadwal sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya.

2) Mempelajari rancangan jadwal pelaksanaan sosialisasi yang disusun oleh Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum.

3) Mendiskusikan pelaksanaan sosialisasi dengan bawahan. 4) Mengusulkan pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah,

Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya kepada atasan untuk mendapat persetujuan dari pimpinan.

5) Mengkordinir pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya agar dapat berlangsung sesuai yang direncanakan. e. Merumuskan petunjuk teknis dalam rangka penyelesaian

masalah hukum dan pelayanan bantuan hukum. Tahapan :

1) Menerima laporan permasalahan hukum dari Organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

2) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum untuk menyusun petunjuk teknis dalam rangka penyelesaian masalah hukum.

3) Mempelajari rancangan petunjuk teknis penyelesaian masalah hukum

4) Mendiskusikan serta memberikan petujuk tentang penyelesaian masalah hukum dengan bawahan serta Organisasi perangkat daerah terkait.

5) Mengusulkan pelaksanaan petunjuk teknis penyelesaian masalah hukum kepada atasan untuk mendapat persetujuan dari pimpinan.

f. Merumuskan petunjuk teknis dalam rangka penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar fungsi organisasi perangkat daerah dapat berjalan dengan baik.

Tahapan :

1) Menerima usulan perubahan kelembagaan dan

ketatalaksanaan dari organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. 2) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Kelembagaan untuk

mengevaluasi serta menyusun petunjuk teknis tentang usulan perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan sesuai dengan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja dengan mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Mempelajari rancangan perubahan kelembagaan dan

ketatalaksanaan

4) Mendiskusikan serta memberikan petujuk tentang rancangan kelembagaan dan ketatalaksanaan dengan bawahan serta organisasi perangkat daerah terkait.

5) Mengusulkan rancangan perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada pimpinan untuk dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati ataupun Keputusan Bupati.

g. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Organisasi Perangkat Daerah/Instansi Vertikal sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas di Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten. Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk dikoordinakasikan atau dikonsultasikan. 2) Mengajukan Nota Dinas Kepala Bupati untuk pelaksanaan

koordinasi dan konsultasi ke Instansi Vertikal ataupun ke organisasi perangkat daerah di Kabupaten Humbang Hasundutan.

3) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi

4) Melaporkan hasil pelaksanaan konsultasi dan koordinasi kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Tahapan :

1) Menerima perintah lisan atau disposisi dari atasan. 2) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan. 3) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada pimpinan

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) uraian tugas adalah paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang merupakan upaya pokok yang dilakukan pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dan dalam kondisi pelaksanaan tertentu. Uraian tugas merupakan upaya pokok dalam memproses bahan kerja dengan menggunakan peralatan tertentu menjadi suatu hasil kerja. Sementara tahapan kerja (proses) merupakan langkah-langkah kegiatan yang dituliskan secara berurutan dari awal hingga akhir pelaksanaan tugas. Dalam setiap uraian tugas dijelaskan apa tahap-tahap yang harus dikerjakan agar tugas yang akan dikerjakan dapat tercapai. Uraian tugas yang baik harus sistematis, artinya bahwa uraian tugas tersebut harus memenuhi aturan, bentuk, syarat-syarat tertentu. Ringkas, artinya perlu menggunakan kata-kata dan kalimat yang singkat dan benar sehingga pembacanya tidak perlu waktu yang lama untuk memahaminya. Jelas, artinya harus dapat memberi isi dan maksud yang jelas dan dapat dipahami oleh pembacanya. Tepat, artinya harus menyajikan uraian yang sesuai dan cocok seperti apa yang dimaksudkan oleh isi jabatan. Dalam penyusunan uraian tugas harus memperhatikan syarat isi, dimaksudkan agar uraian tugas dapat mencerminkan secara tersurat dan atu tersirat akan obyek, cara dan tujuannya. Salah satu cara yang digunakan adalah diuji dengan kalimat : what (apa yang dikerjakan si pemegang jabatan), how (bagaimana cara tugas itu dilakukan) dan how (mengapa/untuk tujuan apa tugas itu dilakukan). . Salah satu uraian tugas Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah “menetapakan program kerja dan

rencana anggaran bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten humbang hasundutan”. Dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memerintahkan kepala sub bagian untuk menyusun program kerja dan rencana anggaran sub bagian.

2. Mempelajari program kerja dan rencana anggaran yang diusulkan oleh kepala sub bagian.

3. Mendiskusikan program kerja dan rencana anggaran dengan bawahan. 4. Mengusulkan program kerja dan rencana anggaran bagian hukum dan

organisasi kepada asisten pemerintahan dan sekretaris daerah kabupaten. Setiap tugas yang akan dikerjakan oleh Kepala bagian hukum dan organisasi sudah dijelaskan apa saja tahapan yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir pengerjaannya.

7. Bahan Kerja:

No Bahan Kerja Penggunaan Dalam Tugas

1. Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dll.

Pedoman pelaksanaan tugas

2. Renja Sekretariat Daerah Pedoman Penyusunan Rencana Kegiatan Bagian Hukum dan Organisasi

3. SOP Mengatur Pelaksanaan Tugas

4. Disposisi Pimpinan Pelaksanaan Tugas yang diberikan oeh atasan

Bahan kerja adalah masukan yang diproses dengan tindak kerja (tugas) menjadi hasil kerja. Bahan kerja akan menyatu atau menjadi bagian dari hasil kerja. Bahan kerja dapat diolah menjadi hasilkerja jika ada perangkat kerja (alat

kerja). Bahan kerja dapat berupa benda berwujud dan tidak berwujud. Benda berwujud misalnya kayu, merupakan bahan kerja tukang kayu untuk menghasilkan mebel. Benda tidak berwujud misalnya data, merupakan bahan kerja pengolah data. Bahan kerja kepala bagian hukum dan organisasi adalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan lain-lain yang penggunaan dalam tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Bahan kerja Renja Sekretariat Daerah sebagai pedoman penyusunan rencana kegiatan bagian hukum dan organisasi. Bahan keja SOP untuk mengatur pelaksanaan tugas. Disposisi pimpinan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasan.

8. Perangkat /Alat Kerja:

No Perangkat Kerja Digunakan Untuk Tugas

1. Laptop atau Komputer Mendukung pelaksanaan tugas

2. ATK Mendukung pelaksanaan tugas

3. Meja, Kursi Mendukung pelaksanaan tugas

Perangkat atau alat kerja juga penting untuk digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas. Alat kerja biasanya digunakan berulang-ulang dan tidak menjadi bagian hasil kerja. Alat kerja tidak terbatas pada sarana materil dapat juga berupa peraturan, pedoman, prosedur kerja atau acuan lain yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. Alat kerja yang digunakan oleh Kepala bagian hukum dan organisasi setelah dianalisis adalah laptop atau komputer, alat tulis kantor, dan meja dan kursi untuk mendukung pelaksanaan tugas.

9. Hasil Kerja:

No HASIL KERJA SATUAN HASIL

1. Rancangan Peraturan Daerah Dokumen

2. Rancangan Peraturan Bupati Dokumen

3. Rancangan Keputusan Bupati Dokumen

4. Rancangan Tata Naskah Dinas Dokumen

5. Rancangan SOP, SOTK Dokumen

6.

Tersosialisasinya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati

Kegiatan

7. Rancangan Formasi Kelembagaan dan

Jabatan Dokumen

8.

Rancangan Program Kerja dan

Rencana Anggaran Bagian Hukum dan Organisasi

Dokumen

9. Petunjuk Teknis penyelesaian masalah

hukum dan pelayanan bantuan hukum Dokumen

Hasil kerja adalah produk yang harus dicapai oleh jabatan yang dapat berupa benda, misalnya ketikan surat sabagai hasil kerja jabatan juru ketik. Jasa, misalnya layanan tamu sebagai hasil kerja jabatan pramu tamu. Informasi, misalnya kumpulan data sebagai hasil kerja pengumpul data. Hasil kerja dihasilkan dari bahan kerja. Hasil kerja merupakan suatu produk berupa barang,

Dokumen terkait