• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana dan Prasarana Budidaya Sayuran Hidroponik

Sarana produksi terpenting pada budidaya sayuran hidroponik yaitu greenhouse. Greenhouse merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi tanaman dari cuaca ekstrim seperti hujan, panasnya sinar matahari dan mencegah adanya gangguan hama dan penyakit. Tipe greenhouse yang digunakan adalah tipe piggy back. Tipe piggyback adalah tipe greenhouse yang berbentuk segitiga dengan struktur bukaan atau ventilasi udara. Tipe greenhouse ini digunakan karena memiliki ventilasi udara yang baik sehingga sirkulasi udara di dalam greenhouse menjadi lancar dan kelembaban udara stabil. Kerangka bangunan greenhouse terbuat dari bambu yang umur pemakaiannya kurang lebih selama empat tahun. Bagian atap greenhouse terbuat dari plastik ultra violet (UV) untuk mencegah radiasi sinar matahari dan menjaga agar suhu di dalam greenhouse tetap stabil. Bagian dinding greenhouse dikelilingi dengan menggunakan kawat kasa (insect net/paranet). Kawat kasa berfungsi untuk mencegah serangga dan hama tanaman masuk ke dalam greenhouse.

35 Gambar 5. Greenhouse Tipe Piggyback dengan Kerangka Bambu di PT KSS

Selain sarana greenhouse, budidaya sayuran hidroponik juga membutuhkan sarana irigasi. Sarana irigasi dibutuhkan untuk mengalirkan nutrisi dan air ke akar tanaman sayuran. Sarana irigasi terdiri dari mesin pompa, bak nutrisi, drum nutrisi dan pipa paralon. Mesin pompa digunakan untuk mengalirkan air dan nutrisi yang berasal dari drum nutrisi, kemudian larutan nutrisi tersebut dialirkan ke tanaman melalui pipa paralon yang terhubung ke bedengan. Air dan nutrisi mengalir secara sirkulasi sehingga larutan nutrisi tersebut akan kembali mengalir lagi ke bak nutrisi.

Gambar 6. Sarana Irigasi Sistem Hidroponik NFT di PT KSS

Sarana untuk proses pembibitan dan pembesaran yaitu dibutuhkannya bedengan sebagai tempat penanaman sayuran. Bedengan dibuat dari rak bambu yang diatasnya terdapat asbes, plastik, dan styrofoam yang disusun sebagai tempat media tanam dan penyangga tumbuhnya tanaman. Styrofoam yang digunakan diberikan lubang yang berjumlah 36 lubang untuk 1 m2 styrofoam. Lubang tersebut digunakan sebagai tempat meletakkan media tanam.

36 Gambar 7. Bedengan/Rak Tanam Sayuran Hidroponik di PT KSS

Media tanam yang digunakan untuk tanaman sayuran hidroponik yaitu kerikil dan rockwool. Kerikil dan rockwool dipilih karena akar tanaman sayuran dapat tumbuh baik dan terbawa semua saat pemindahan bibit ke pembesaran. Media kerikil digunakan pada tanaman kangkung yang ditanam tanpa menggunakan rak bambu, sedangkan rockwool digunakan pada tanaman bayam, caysim, dan pakcoy. Rockwool merupakan media tanam sejenis fiber (serabut) ringan yang memiliki rongga-rongga. Rockwool juga mampu menahan air dengan baik dan menyangga tanaman dengan cukup kuat. Rockwool tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang ada di styrofoam.

Input lain yang digunakan yaitu berupa benih dan nutrisi. Benih yang digunakan PT KSS yaitu benih bayam merek Panah Merah, benih kangkung merek Yayang, benih caysim merek Tosakan, dan benih pakcoy merek Takii. Benih bayam dan kangkung merupakan benih lokal sedangkan benih caysim dan pakcoy diimpor dari negara Jepang, sedangkan nutrisi yang digunakan merupakan pupuk AB Mix yang komposisi unsur haranya diformulasikan sendiri oleh PT KSS.

37 5.5 Proses Budidaya Sayuran Hidroponik

Sistem budidaya yang digunakan yaitu Nutrient Film Technique (NFT). Pada sistem ini akar tanaman tumbuh di dalam larutan nutrisi yang sangat dangkal dan membentuk lapisan nutrisi yang tipis seperti klise film dan tersirkulasi. Sebagian akar terdapat pada ruang udara dalam saluran untuk menyerap oksigen, dan sebagian yang lain terendam dalam larutan nutrisi sehingga dapat menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pada komoditas bayam, caysim, dan pakcoy menggunakan sistem budidaya NFT dengan penggunaan bedengan rak bambu dan media rockwool, sedangkan pada komoditas kangkung menggunakan sistem budidaya NFT metode substrat dengan penggunaan media kerikil. Pada metode substrat, media yang digunakan berupa media padat seperti kerikil, pasir, arang sekam, dan berbagai media lain yang dapat menyimpan air.

Gambar 10. Sistem Budidaya NFT dan NFT Metode Substrat di PT KSS

Pada dasarnya, proses budidaya tiap jenis sayuran hidroponik secara garis besar memiliki tahapan yang sama, yaitu persemaian, pembesaran, pemeliharaan, panen, dan pasca panen.

1) Persemaian

Kegiatan persemaian dilakukan setiap pagi hari pada greenhouse persemaian. Benih yang disemai yaitu benih bayam, caysim, dan pakcoy, sedangkan benih kangkung tidak mengalami proses persemaian. Setiap satu benih diletakkan ke dalam rockwool basah yang berukuran 2 cm x 2 cm. Kemudian benih dan rockwool tersebut diletakkan di atas rak-rak bambu untuk proses persemaian. Setelah berumur tujuh hari, benih mulai disiram dengan larutan nutrisi sebanyak tiga kali sehari. Penyiraman dilakukan

38 dengan alat penyiraman manual. Setelah benih disemai selama 15 hari, benih tersebut menjadi bibit yang siap dipindahkan ke greenhouse pembesaran.

Gambar 11. Proses Persemaian Benih di PT KSS

2) Pembesaran

Bibit bayam, caysim, dan pakcoy yang dipindahkan dari greenhouse persemaian ke greenhouse pembesaran dimasukkan ke dalam lubang styrofoam yang berada di rak bambu. Jarak antar lubang tanam pada styrofoam yaitu 5 cm. Styrofoam yang digunakan sebelumnya dicuci dan dijemur terlebih dahulu untuk membersihkan tanaman sisa panen dan lumut yang menempel. Proses pencucian styrofoam dilakukan siang hari setelah tanaman dipanen.

Selama proses pembesaran, bibit dialirkan larutan nutrisi secara terus-menerus. Bibit bayam akan menjadi tanaman siap panen setelah berumur 16 hari di greenhouse pembesaran, sedangkan bibit caysim dan pakcoy berumur 27 hari. Kangkung yang tidak mengalami persemaian, dibutuhkan waktu 27 hari dari benih hingga menjadi tanaman siap panen.

39 3) Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya sayuran hidroponik seperti pemupukan dengan larutan nutrisi dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan dilakukan secara terus-menerus selama 24 jam pada bayam, caysim, dan pakcoy, sedangkan pada kangkung yang menggunakan metode substrat pengaliran nutrisi dilakukan selama 12 jam. Nutrisi yang digunakan yaitu pupuk AB Mix yang didalamnya terkandung berbagai unsur hara. Formulasi jumlah unsur hara di dalam nutrisi A dan B dibuat sendiri oleh perusahaan. Dosis pemakaian nutrisi yaitu 0,8 ml nutrisi dilarutkan dengan satu liter air. Kurangnya pemberian nutrisi dapat dicirikan dengan adanya daun-daun yang menguning. Jumlah kecukupan nutrisi juga dapat diukur dengan menggunakan alat Electrical Conductivity (EC) meter. EC meter yaitu alat yang dapat mengukur kepekatan atau konsentrasi larutan nutrisi tanaman.

Selain pemupukan, dilakukan pula pengendalian hama dan penyakit. Hama dan penyakit jarang ditemui pada sayuran hidroponik karena adanya perlindungan dari greenhouse dan sterilisasi media tanam serta peralatan yang digunakan. Hama yang mungkin ada yaitu ulat dan kutu daun. Perusahaan tidak menggunakan pestisida sehingga pengendalian hama penyakit dilakukan secara manual dengan membuang tanaman yang terkena hama penyakit.

Gambar 13. Daun Bayam yang Terkena Kutu

4) Panen

Kegiatan panen dilakukan pada setiap pagi hari yaitu antara pukul 08.00-09.00 WIB. Waktu pagi hari dipilih karena bobot dan kadar air tanaman masih bagus, kondisi sangat segar, dan belum ada kerusakan dari panas matahari. Pemanenan dilakukan berdasarkan sistem rolling luasan

40 lahan yang telah ditetapkan agar tidak merusak siklus tanaman. Luas panen per hari untuk bayam yaitu 40 m2, kangkung 22 m2, caysim 27 m2, dan pakcoy 8 m2.

Cara pemanenan dilakukan dengan manual yaitu tanaman langsung dicabut dengan tangan pada bagian pangkal batang secara hati-hati agar batang sayuran tidak patah dan daun tidak sobek. Sayuran yang telah dipanen diletakkan ke dalam keranjang/container plastik, kemudian setelah panen selesai keranjang tersebut dibawa ke ruang pengemasan dengan menggunakan troli besi. Hasil produktivitas panen setelah sortasi yaitu bayam 1,5 kg/m2, kangkung 2 kg/m2, caysim 1,5 kg/m2, dan pakcoy 1,8 kg/m2.

Gambar 14. Kegiatan Panen di PT KSS

5) Pasca Panen

Kegiatan pasca panen yang dilakukan pada sayuran hidroponik yaitu pencucian, sortasi, penimbangan, pengemasan. Pencucian dilakukan untuk membersihkan sayuran agar bersih dan higienis. Sortasi yaitu kegiatan pemilihan dan pemisahan tanaman sayuran yang bermutu baik dengan sayuran yang kurang baik atau rusak. Supermarket dan hypermart sebagai tempat utama pemasaran sayuran hidroponik sangat selektif dalam menerima hasil penjualan sayuran hidroponik sehingga hanya produk yang sesuai dengan permintaan pasar yang dapat dijual. Spesifikasi sayuran yang dapat dijual yaitu sayuran yang bersih, segar, daunnnya tidak berlubang, tangkai daun tidak patah, daun tidak menguning, ketinggian tanaman sesuai dengan ukuran plastik.

41 Setelah kegiatan sortasi dilakukan, sayuran kemudian ditimbang dengan berat masing-masing 250 gram. Setelah itu, sayuran dikemas dengan menggunakan plastik yang telah diberi logo perusahaan. Pengemasan dilakukan dengan vacuum sealer agar kedap udara. Sayuran yang telah dikemas diletakkan rapi di dalam container plastik. Kemudian sayuran tersebut dibagi-bagi sesuaidengan order dari masing-masing outlet.

Gambar 15. Kegiatan Pengemasan di PT KSS