• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen KEBIJAKAN FISKAL OLEH (Halaman 43-47)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Studi Penelitian Terdahulu

 

3. Penelitian dengan menggunakan metode VAR harus mempunyai data atau pengamatan yang relatif banyak, karena ketika variabel terlalu banyak dengan lag panjang, maka parameter juga akan terlalu panjang dan akan mengurangi degree of freedom.

4. Semua variabel harus stasioner. Jika tidak, data harus ditransformasi dengan benar (misalnya, diambil first difference nya), namun hubungan jangka panjang yang diperlukan dalam analisis akan hilang dalam transformasi.

5. Impulse Response Function, yang merupakan inti dari analisis dalam menggunakan metode VAR masih diperdebatkan oleh para peneliti, karena pada hakikatnya IRF menelusuri respon dependen variabel terhadap shock pada error term.

Vector Error Correction Model (VECM) adalah bentuk VAR yang terestriksi yang digunakan untuk variabel yang tidak stasioner pada level tetapi memiliki kemungkinan untuk terkointegrasi. Kointegrasi adalah terdapatnya kombinasi linear antara variabel yang tidak stasioner yang terkointegrasi pada ordo yang sama (Enders, 2004). VECM digunakan untuk mengantisipasi hilangnya informasi jangka panjang apabila data yang diperoleh memiliki derajat stasioneritas.

2.6. Studi Penelitian Terdahulu

Penelitian Harahap (2007) menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi utang luar negeri Indonesia pada periode tahun 1980 sampai tahun 2004. Dari hasil penelitian yang didapat menunjukkan pengaruh pendapatan nasional negatif dan signifikan terhadap utang luar negeri, sedangkan pengeluaran dalam negeri

dan defisit anggaran memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap utang luar negeri.

Penelitian Atmadja (2000) mengenai perkembangan dan dampak dari pinjaman luar negeri pemerintah Indonesia menunjukkan dalam jangka pendek pinjaman luar negeri sangat membantu pemerintah untuk menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, sehingga laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai target yang telah ditetapkan. Tetapi dalam jangka panjang, pinjaman luar negeri menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia, seperti pada masa krisi ekonomi, pemerintah Indonesia harus menambah pinjaman luar negeri untuk membayar pinjaman luar negeri yang telah jatuh tempo.

Penelitian Sihombing (2010) menujukkan pengaruh pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebelum dan sesudah krisis dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel pinjaman luar negeri dan variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Pinjaman luar negeri dan krisis ekonomi (dummy) memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian Daryanto (2004) menunjukkan pengaruh pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode 1977 – 2001. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan dari pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pengelolaan pinjaman luar negeri pemerintah pada Orde Reformasi cenderung lebih baik dibandingkan pada Orde Baru, walaupun pinjaman luar negeri pada Orde Baru berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

31   

Penelitan Hernatasa (2004) menunjukkan pinjaman luar negeri berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 1970 - 2003. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan investasi dan lag pendapatan per kapita berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi dan keterbukaan ekonomi merupakan faktor yang signifikan memacu pertumbuhan ekonomi. Sedangkan lag pendapatan per kapita berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan terms of trade berpengaruh positif meskipun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pinjaman luar negeri memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi hingga mencapai titik batas akumulasi pinjaman.

Penelitian Adi (2003) menunjukkan pengaruh pertumbuhan pinjaman luar negeri pemerintah dan pinjaman luar negeri swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 1975 - 1998. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek pinjaman luar negeri swasta yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan pada jangka panjang, pinjaman luar negeri pemerintah dan pinjaman luar negeri swasta tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Penelitian Listiani (2006) menunjukkan pengaruh pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi selain pinjaman luar negeri adalah kondisi tabungan domestik, ekspor, dan kondisi perekonomian pada saat krisis ekonomi. Dengan kondisi pinjaman luar negeri Indonesia yang sudah melewati batas indikator internasional maka diperlukan

suatu pengelolaan dana pinjaman yang ada sehingga dapat digunakan dengan baik dan dapat dirasakan manfaat oleh masyarakat Indonesia secara langsung.

Penelitian Arfina (2007) menganalisis pengaruh pinjaman luat negeri dan variabel makroekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1993 - 2006. Dari hasil estimasi persamaan jangka panjang diketahui bahwa variabel investasi dan tabungan masyarakat memiliki pengaruh positif dan signifikan, pinjaman luar negeri memiliki pengaruh negatif dan signifikan, dan variabel net export memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari hasil estimasi persamaan jangka pendek diketahui bahwa variabel investasi dan net export memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel pinjaman luar negeri dan tabungan masyarakat memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian Hakim (2005) menunjukkan pengaruh pinjaman luar negeri, kebijakan fiskal terhadap konsumsi masyarakat dalam Ricardian equivalence pada tahun 1990 - 2004. Hasil penelitian secara umum mendukung teori Ricardian equivalence dimana pinjaman luar negeri memiliki pengaru terhadap konsumsi masyarakat. Namun tidak sesuai dengan teori Ricardian equivalence yang mengatakan bahwa kebijakan fiskal tidak berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat, karena dari hasil penelitian kebijakan fiskal memiliki pengaruh yang kuat terhadap konsumsi masyarakat.

Penelitian Hartati (2008) menunjukkan pengaruh pinjaman luar negeri dan tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN pada periode 2000 - 2005, dengan sebuah aplikasi panel data. Hasil dari penelitian

33   

tersebut menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan yaitu pinjaman luar negeri per kapita dan rasio tabungan domestik per PDB mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN, yaitu Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan hasil estimasi model fixed effect menunjukkan bahwa antara variabel pinjaman luar negeri per kapita dan rasio tabungan domestik per PDB tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dalam dokumen KEBIJAKAN FISKAL OLEH (Halaman 43-47)

Dokumen terkait