• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suasana Akademik Pasal 32

(1) Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan menghasilkan kualitas keluaran (lulusan) yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan institusi maka semua pimpinan universitas, pimpinan fakultas, ketua program studi, dan dosen bertanggung jawab untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif, yaitu:

a. dosen dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan sosial yang kondusif demi tercapainya atmosfer akademik yang efisien; b. dosen dan tenaga kependidikan memberikan lingkungan

psikologis kepada mahasiswa untuk mendukung proses pembelajaran maksimal;

c. dosen mengembangkan intelektualitas, sikap dan perilaku mahasiswa secara maksimal;

d. kegiatan penelitian yang dilakukan dosen wajib melibatkan mahasiswa;

e. mahasiswa diberi kesempatan untuk mempublikasikan karya ilmiah melalui media ilmiah;

f. mahasiswa diberi kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan, baik melalui perpustakaan (jumlah dan judul buku dan jurnal ilmiah yang memadai, jam pelayanan yang cukup, sistem penelusuran judul elektronik) maupun melalui media elektronik (internet);

g. mahasiswa diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ektrakurikuler yang mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi perkuliahan yang diberikan (khususnya untuk mata kuliah keahlian) dan mendorong mereka untuk menghasilkan karya ilmiah; dan

h. kegiatan seminar, diskusi kelompok dilakukan secara berkala bagi dosen dan mahasiswa.

(2) Pimpinan universitas menjamin ketersedian sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya suasana akademik yang kondusif.

(3) Dekan, ketua program studi melakukan koordinasi dengan dosen dan perwakilan mahasiswa untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pendukung suasana akademik yang kondusif di tingkat fakultas dan program studi.

(4) Kalender akademik memuat jenis dan waktu kegiatan akademik yang akan dilaksanakan dalam satu tahun akademik.

(5) Kalender akademik ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor. (6) Ketua program studi wajib mensosialisasikan kalender akademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada mahasiswa.

(7) Mahasiswa wajib memahami dan mentaati kelender akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

Bagian Kedua Kegiatan Akademik Penerimaan Mahasiswa Baru

Pasal 34

(1) Penerimaan mahasiswa baru program pendidikan sarjana terdiri atas 2 (dua) jalur seleksi yaitu:

a. jalur seleksi nasional; dan b. jalur seleksi mandiri/lokal

(2) Penerimaan mahasiswa baru jalur seleksi nasional, dilakukan melalui:

a. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan;

b. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jalur ujian tulis; dan

c. program Afirmasi Kemenristekdikti.

(3) Penerimaan mahasiswa baru jalur seleksi mandiri/lokal, dilakukan melalui:

a. seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri; b. mahasiswa transfer; dan

c. mahasiswa pindahan.

(4) Jalur masuk mandiri/lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pelaksanaannya diatur dengan menggunakan POB tersendiri.

Mahasiswa Transfer Pasal 35

(1) Tamatan program diploma (D-2 dan D-3) dapat melanjutkan studi ke jenjang program pendidikan sarjana (S-1)

(2) Untuk dapat diterima sebagai mahasiswa program pendidikan sarjana, calon mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi baik syarat umum, maupun syarat khusus.

(3) Syarat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor dengan tembusan kepada Dekan fakultas yang dituju;

b. Berijazah perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta terakreditasi atau program studi yang terakreditasi setara dengan perguruan tinggi tujuan;

c. Menyerahkan foto kopi ijazah dan transkrip nilai yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

d. Lulusan program D-3 dengan IPK  3.00 berdasarkan hasil akreditasi, dapat melanjutkan studi ke jenjang program sarjana; e. Lulusan D-2 dan D-3 dengan IPK ≥ 2,50 berdasarkan hasil

akreditasi dan telah bekerja minimal 2 tahun, dapat melanjutkan studi ke program sarjana.

(4) Syarat khusus dengan mempertimbangkan hal-hal antara lain: a. Memiliki IPK hasil akreditasi matakuliah ≥ 2,50; dan

b. Memiliki SKSD hasil akreditasi dengan ketentuan: 1. Semester III dengan SKSD hasil akreditasi ≥ 24 sks; 2. Semester V dengan SKSD hasil akreditasi ≥ 48 sks; dan 3. Semester VII dengan SKSD hasil akreditasi ≥ 74 sks. c. Daya tampung program studi tujuan.

Mahasiswa Pindahan dari Luar Lingkungan Undana Pasal 36

(1) Penerimaan mahasiswa pindahan dari luar lingkungan Undana, diatur dengan persyaratan sebagai berikut:

a. calon mengajukan permohonan kepada Rektor dengan tembusan kepada Dekan fakultas yang dituju;

b. permohonan perlu disertai lampiran surat pindah dari pimpinan perguruan tinggi asal disertai transkrip nilai yang telah disyahkan; c. berasal dari program studi yang relevan dan telah terakreditasi; d. masih aktif kuliah pada perguruan tinggi asal sampai saat pindah

dan tidak terkena sanksi, terancam drop out, atau tidak aktif kuliah, terdaftar pada PDPT asal (terdeteksi);

e. mahasiswa pindahan diterima pada :

1. semester III bila memiliki SKSD hasil akreditasi minimal 24 sks; IPK ≥ 2,50;

2. semester V bila memiliki SKSD hasil akreditasi minimal 48 sks; IPK ≥ 2,50;

3. semester VII bila memiliki SKSD hasil akreditasi minimal 74 sks; IPK ≥ 2,50;

f. lama studi dari perguruan tinggi asal tetap diperhitungkan sebagai masa studi lanjutan di Undana;

g. penerimaan mahasiswa pindahan dilaksanakan pada herregistrasi awal semester ganjil;

h. calon mahasiswa pindahan berasal dari Perguruan Tinggi Negeri; i. mahasiswa pindahan yang diterima menjadi mahasiswa Undana

ditetapkan dengan Keputusan Rektor;

j. Undana menerima perpindahan mahasiswa program pascasarjana dari perguruan tinggi negeri lain yang telah terakreditasi; dan k. prosedur operasional baku perpindahan mahasiswa ke Undana

sesuai persyaratan yang disusun oleh BAAKPSI.

Perpindahan Mahasiswa dalam Lingkungan Undana Pasal 37

(1) Perpindahan mahasiswa dalam lingkungan Undana terdiri atas:

a. perpindahan mahasiswa antar fakultas dalam lingkungan Undana diperkenankan dengan mendapat rekomendasi dari Dekan fakultas asal dan persetujuan dari Dekan fakultas tujuan;

b. perpindahan mahasiswa antar program studi dalam lingkungan fakultas dapat diperkenankan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. mahasiswa mengajukan permohonan kepada Dekan yang diketahui oleh dosen wali dan program studi;

3. perpindahan mahasiswa antar program studi di lingkungan fakultas dapat dilakukan apabila hasil akreditasi matakuliah fakultas/program studi tujuan sebagai berikut:

a) memiliki minimal IPK ≥ 2.00;

b) memiliki SKSD minimal 24 SKS apabila berada semester III; dan

c) memiliki SKSD minimal 48 SKS apabila berada pada semester V.

4. mahasiswa tidak berada dalam keadaan di bawah hukuman disiplin;

5. rekomendasi pindah diberikan oleh dekan berdasarkan pertimbangan dari ketua program studi yang dituju;

6. persetujuan pindah ditujukan kepada Rektor Undana dengan tembusan kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

7. seorang mahasiswa hanya diperkenankan satu kali pindah selama studi;

8. lama studi di program studi asal tetap diperhitungkan baik pada jenjang program yang sama maupun pada jenjang program yang lebih rendah;

9. perpindahan mahasiswa dalam lingkungan Fakultas hanya diadakan pada awal tahun akademik;

10. mahasiswa reguler pagi dapat pindah ke program reguler sore, sedangkan mahasiswa reguler sore tidak dapat pindah ke program reguler pagi;

11. perpindahan antar program studi bagi mahasiswa program pascasarjana tidak diperkenankan; dan

12. prosedur operasional baku perpindahan mahasiswa antar program studi di lingkungan fakultas disusun oleh BAAKPSI.

Perpindahan Mahasiswa ke luar Undana Pasal 38

(1) Perpindahan mahasiswa keluar lingkungan Undana:

a. perpindahan mahasiswa keluar lingkungan Undana diperkenankan dengan mendapat rekomendasi dari Dekan fakultas asal setelah mendapat persetujuan dari ketua jurusan/ketua program studi asal;

b. perpindahan mahasiswa keluar Undana dapat diperkenankan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. mahasiswa mengajukan permohonan kepada Dekan yang diketahui oleh dosen wali dan ketua program studi;

2. permohonan pindah wajib dilampiri transkrip nilai sementara; 3. masih terdaftar sebagai mahasiswa Undana dan aktif kuliah

dan tidak sedang mendapat sanksi akademik/terancam drop

out;

4. telah mengikuti kuliah minimal dua semester;

5. mendapat persetujuan dari Perguruan Tinggi tujuan;

6. permohonan pindah dikirim ke Rektor Undana untuk mendapatkan persetujuan;

7. surat persetujuan pindah diberikan oleh Rektor disertai transkrip nilai yang telah dicapai sebagai lampiran; dan

8. prosedur operasional baku perpindahan mahasiswa keluar Undana disusun oleh BAAKPSI.

Program Pascasarjana Pasal 39

(1) Penerimaan mahasiswa program pascasarjana diatur sebagai berikut:

a. calon mahasiswa program pascasarjana melakukan pendaftaran di BAAKPSI Undana pada setiap tahun ajaran baru;

b. persyaratan pendaftaran sebagai berikut:

1. menyerahkan salinan ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir oleh Perguruan Tinggi asal atau Kopertis;

2. mengisi formulir pendaftaran;

3. membawa rekomendasi (referensi) kelayakan akademik dari 2 (dua) orang dosen saat kuliah di program sarjana dari perguruan tinggi asal;

4. dapat menyerahkan surat izin atasan bagi pelamar yang sudah bekerja (wajib bagi PNS);

5. membayar biaya pendaftaran;

6. mengisi formulir surat jaminan biaya (instansi dan lain-lain); 7. menyerahkan pas foto warna terbaru dengan ukuran 2x3, 3x4,

c. syarat diterima sebagai mahasiswa baru pasca: 1. lulus seleksi administrasi;

2. mengikuti tes Bahasa Inggris dengan membayar sesuai ketentuan; dan

3. lulus seleksi tertulis jalur mandiri Undana

Program Studi Di Luar Kampus Utama Pasal 40

(1) Penerimaan mahasiswa baru Program Studi Di Luar Kampus Utama diatur tersendiri dengan Peraturan Rektor.

(2) Pedoman pelaksanaan Program Studi Di Luar Kampus Utama disusun oleh LP3M, yang meliputi panduan akademik dan non-akademik:

a. panduan akademik meliputi: pendidikan dan penelitian mahasiswa;

b. pedoman pendidikan mahasiswa meliputi: kurikulum, RPS, rancangan tugas pembelajaran dan penilaian, tutorial tatap muka, tutorial terpadu, dan belajar jarak jauh (BJJ);

c. pedoman penelitian mahasiswa meliputi: proses dan bentuk pembelajaran serta arah dan sifat hasil penelitian mahasiswa; dan

d. panduan non-akademik meliputi: manajemen dan tata kelola, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan), pembiayaan, sarana dan prasarana, serta kerja sama.

Akademi Komunitas Pasal 41

(1) Penerimaan mahasiswa baru akademi komunitas diatur tersendiri dengan Peraturan Rektor.

(2) Pedoman pelaksanaan pendidikan akademi komunitas disusun oleh LP3M, yang meliputi panduan akademik dan non-akademik:

a. panduan akademik meliputi: pendidikan dan penelitian mahasiswa;

b. pedoman pendidikan mahasiswa meliputi: kurikulum, RPS, rancangan tugas pembelajaran dan penilaian, tutorial tatap muka, tutorial terpadu, dan belajar jarak Jauh (BJJ);

c. pedoman penelitian mahasiswa meliputi: proses dan bentuk pembelajaran serta arah dan sifat hasil penelitian mahasiswa; dan d. panduan non-akademik meliputi: manajemen dan tata kelola,

mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan), pembiayaan, sarana dan prasarana, serta kerjasama.

Mahasiswa Asing Pasal 42

(1) Warga negara asing yang dapat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi terdiri atas warga negara asing yang berada di luar negeri atau yang berada di Indonesia.

(2) Persyaratan bagi warga negara asing untuk menjadi calon mahasiswa di Undana meliputi:

a. memenuhi persyaratan akademik;

b. memiliki sumber pembiayaan untuk menjamin kelangsungan mengikuti pendidikan;

c. memiliki izin belajar dari Sekretariat Jenderal Pendidikan Tinggi; d. memiliki visa atau izin tinggal di Indonesia; dan

e. mematuhi peraturan perundang-undangan di Indonesia dan ketentuan Undana.

(3) Warga negara asing yang berada di luar negeri dan diterima di Undana, mengurus visa ke Perwakilan Republik Indonesia tempat yang bersangkutan berdomisili/tinggal dengan menggunakan surat keterangan atau pernyataan diterima oleh Undana.

(4) Warga negara asing yang sudah berada di wilayah Negara Republik Indonesia dan diterima di Undana, mengurus izin tinggal sesuai peraturan perundang-undangan dengan menggunakan izin belajar dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemenritekdikti.

(5) Warga negara asing yang belajar di Undana, wajib memperpanjang izin belajar dan izin tinggal sesuai dengan lama pendidikan di perguruan tinggi yang diikuti dan peraturan perundang-undangan, setelah mendapat rekomendasi dari pimpinan Undana.

(6) Persyaratan izin belajar mahasiswa asing, meliputi:

a. hasil pindaian surat permohonan izin belajar bagi mahasiswa asing dari Perguruan Tinggi yang ditujukan kepada Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi;

c. hasil Pindaian Surat diterima di PerguruanTinggi (LOA); d. hasil pindaian ijazah atau transkrip akademik;

e. hasil pindaian paspor;

f. hasil pindaian surat pernyataan untuk:

1. tidak akan bekerja selama belajar di Indonesia; 2. tidak berpartisipasi di dalam aktivitas politik;

3. mematuhi Peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia;

g. hasil pindaian surat pernyataan dari penjamin atau penanggung jawab selama belajar;

h. hasil pindaian surat keterangan jaminan pembiayaan; i. hasil pindaian surat keterangan sehat; dan

j. hasil pindaian foto berwarna ukuran paspor.

(7) Jumlah mahasiswa asing paling banyak 10% (sepuluh persen) pada Program Studi Ilmu Kedokteran dan paling banyak 20% (duapuluh persen) pada program studi di luar ilmu kedokteran.

(8) Prosedur operasional baku mahasiswa asing disusun oleh BAAKPSI. Pendidikan Profesi

Pasal 43

(1) Calon mahasiswa pendidikan profesi Undana adalah sarjana yang berasal dari program pendidikan sarjana Undana dan/atau luar Undana.

(2) Calon mahasiswa pendidikan profesi wajib mengikuti ujian masuk yang ditetapkan oleh Universitas.

(3) Tata cara penerimaan mahasiswa baru pendidikan profesi diatur oleh Universitas. ( POB diatur oleh BAAKPSI )

Pendidikan Vokasi Pasal 44

(1) Penerimaan mahasiswa pendidikan vokasi (program diploma dan/atau akademik komunitas) berdasarkan hasil ujian tertulis yang dilakukan oleh Undana.

(2) Tata cara penerimaan mahasiswa baru program diploma dan/atau akademik komunitas diatur lebih lanjut melalui Peraturan Rektor.

Registrasi Administrasi dan Registrasi Akademik Pasal 45

(1) Setiap mahasiswa program diploma, sarjana dan pascasarjana Undana wajib melakukan registrasi administrasi (membayar biaya pendidikan) dan registrasi akademik (pengambilan mata kuliah) pada setiap awal semester sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam kalender akademik.

(2) Mahasiswa membayar biaya pendidikan dengan melakukan pembayaran langsung ke bank yang ditunjuk.

(3) Pengambilan mata kuliah pada awal semester berjalan dilakukan dengan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) secara offline dan/atau

online dengan syarat telah:

a. membayar uang kuliah/SPP/ UKT secara online; b. mengambil KHS semester sebelumnya secara on line;

c. memperhatikan dan mempertimbangkan beban studi mengacu pada Indeks Prestasi Semester (IPS) yang diperoleh pada akhir semester sebelumnya seperti pada Tabel 4 berikut;

d. diketahui dan disetujui oleh dosen penasehat akademik (PA) tentang mata kuliah dan/atau jumlah SKS yang diambil.

Tabel 4. Beban Studi Mahasiswa Menurut Indeks Prestasi Semester Indeks Prestasi Semester (IPS) Beban Studi

3,00–4,00 22–24 sks

2,50–2,99 19–21 sks

2,00–2,49 16–18 sks

1,51–1,99 12–15 sks

≤ 1,50 12 sks

(4) Beban studi mahasiswa semester 1 (satu) dan 2 (dua) program sarjana, merupakan satu paket studi dengan jumlah masing-masing 20 sks.

(5) Proses registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan selesai apabila:

a. mahasiswa mengunduh dan mencetak Kartu Rencana Studi (KRS) dari SIAKAD Undana.

b. KHS semester sebelumnya dan KRS telah ditantatangani oleh dosen PA dan ketua program studi dan menyerahkan sesuai peruntukannya.

(6) Rencana studi mahasiswa yang tidak mendapat pengesahan dosen PA sampai batas waktu konsultasi rencana studi berakhir dinyatakan tidak sah (dibatalkan).

(7) Dalam hal terdapat perbedaan antara KRS on-line dengan KRS yang dimiliki oleh mahasiswa maka yang berlaku secara sah adalah KRS yang ada pada arsip Sub bagian Pendidikan Fakultas.

(8) Pelanggaran terhadap jadwal registrasi akademik sesuai yang ditetapkan pada kalender akademik, baik yang disebabkan oleh karena kelalaian mahasiswa, maupun yang disebabkan oleh dosen PA, dikenakan sanksi yang diatur tersendiri berdasarkan kewenangan masing-masing fakultas.

(9) Bagi mahasiswa yang tidak melakukan registrasi akademik tidak diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan dan/atau layanan akademik lainnya.

(10) Registrasi akademik untuk program pascasarjana diatur oleh PPs UPT Perpustakaan

Pasal 46

(1) Setiap mahasiswa program diploma, sarjana dan pascasarjana Undana wajib mendaftarkan diri sebagai anggota UPT Perpustakaan Undana.

(2) Setiap mahasiswa yang sudah sah menjadi anggota perpustakaan Undana wajib mentaati segala peraturan yang berlaku.

(3) Prosedur dan tata cara peminjaman dan penggunaan buku serta fasilitas lainnya diatur lebih lanjut oleh UPT Perpustakaan mengacu pada Peraturan Rektor Nomor 01 tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan UPT Perpustakaan Universitas Nusa Cendana

Pasal 47

(1) Setiap sivitas akademika Undana wajib melakukan serah-simpan dan unggah karya ilmiah atau karya akademik lainnya melalui repositori UPT Perpustakaan (http://docrepositori.undana.ac.id) atau media publikasi online lainnya sesuai aturan yang berlaku.

(2) Prosedur dan tata cara serah-simpan dan unggah karya ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut oleh UPT Perpustakaan mengacu pada Peraturan Rektor Nomor 03 tahun 2018 tentang Wajib Serah-simpan dan Unggah Karya Ilmiah Sivitas Akademika Undana

Semester Antara Pasal 48

(1) Semester antara sebagai satuan waktu dilaksanakan antara akhir semester genap dan awal semester gasal, yaitu bulan Juli s/d Agustus.

(2) Pendaftaran kegiatan akademik pada semester antara dilakukan secara off-line dan on-line.

(3) Pelaksanaan kegiatan akademik pada semester antara sesuai dengan sistem kredit semester.

(4) Peserta kegiatan akademik pada semester antara adalah mahasiswa yang ingin:

a. mempercepat penyelesaian studi; dan

b. memprogram matakuliah yang tidak lulus pada semester sebelumnya.

(5) Beban studi mahasiswa pada semester antara maksimal 9 sks termasuk 2-4 sks matakuliah baru untuk mahasiswa program sarjana dan maksimal 4 sks untuk program pascasarjana.

(6) Perkuliahan semester antara dapat dilaksanakan apabila peserta setiap matakuliah minimal 5 orang.

(7) Untuk mengikuti semester antara, mahasiswa wajib mendaftar di BAAKPSI.

(8) Biaya penyelenggaraan semester antara diatur tersendiri dengan SK Rektor.

(9) Penyelenggaraan semester antara meliputi kegiatan tatap muka, praktikum, tugas terstruktur, tugas mandiri dan ujian akhir.

(10) Nilai perbaikan matakuliah yang diambil pada semester antara maksimal B+ sedangkan nilai matakuliah baru sesuai nilai akhir yang diperoleh mahasiswa.

(11) Hal-hal lain tentang semester antara yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur melalui SK Rektor.

Matrikulasi Pasal 49

(1) Matrikulasi sebagai kegiatan pembelajaran untuk menyetarakan kemampuan akademik awal (entry behavior) mahasiswa baru, khususnya mata kuliah dasar.

(2) Semua mahasiswa baru wajib mengikuti program matrikulasi. (3) Pelaksanaan matrikulasi dilakukan oleh fakultas/program studi. (4) Materi matrikulasi terdiri atas materi tingkat universitas (umum)

dan materi dasar fakultas (khusus) atas persetujuan rektor.

(5) Materi dan instrumen penilaian matrikulasi tingkat universitas, disusun dan dikembangkan oleh lembaga pembinaan dan pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu (LP3M).

(6) Pelaksanaan program matrikulasi berlangsung dari bulan Juli s/d Agustus setiap tahun dan lamanya setara 12 s/d 16 minggu pertemuan efektif termasuk ujian.

(7) Pendaftaran mahasiswa matrikulasi dilaksanakan di BAAKPSI. (8) Matrikulasi mahasiswa baru program pascasarjana diatur oleh PPs. (9) Mahasiswa yang tidak mengikuti matrikulasi atau tidak memenuhi

tingkat kehadiran 80% (10-12) tatap muka wajib mengikuti program matrikulasi tahun berikutnya.

(10) Mahasiswa yang tidak memiliki sertifikat matrikulasi, tidak diperbolehkan mengikuti wisuda.

(11) Ketentuan lain yang belum diatur dalam pasal ini akan ditetapkan melalui keputusan rektor.

Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru Pasal 50

(1) Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB):

a. pendaftaran mahasiswa program PKKMB dilaksanakan oleh BAAKPSI, sementara penyelenggaraannya dikoordinasikan oleh wakil Rektor bidang kemahasiswaan;

b. pelaksanaan program PKKMB setara 40 jam efektif termasuk ujian;

c. mahasiswa yang tidak mengikuti PKKMB atau tidak memenuhi frekuensi kehadiran 80% perkuliahan/tatap muka dinyatakan

TIDAK LULUS dan wajib mengikuti program PPKKBMB tahun berikutnya.

(2) Pendidikan Karakter/Basic Study Skills:

pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan kebiasaan tentang hal baik sehingga peserta didik menjadi faham (kognitif) tentang mana yang benar dan yang salah, yang baik dan buruk, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

a. pendaftaran mahasiswa pendidikan karakter/basic study skill dilaksanakan oleh BAAKPSI, sementara penyelenggaraannya dikoordinasikan oleh LP3M;

b. pelaksanaan program pendidikan karakter/basic study skill setara 12-14 minggu pertemuan efektif;

(3) Kursus bahasa Inggris Intensif bagi Mahasiswa Baru (IEC):

a. pendaftaran mahasiswa kursus bahasa Inggris oleh BAAKPSI, sementara penyelenggaraannya dilaksanakan oleh UPT Pusat Bahasa;

b. pelaksanaan kursus bahasa Inggris setara 90 jam efektif termasuk ujian dengan jumlah tatap mukaminimal 16 kali;

c. mahasiswa yang tidak mengikuti kursus bahasa Inggris atau tidak memenuhi frekuensi kehadiran 80% perkuliahan/tatap muka dinyatakan TIDAK LULUS dan wajib mengikuti program IEC tahun berikutnya.

Cuti Kuliah Pasal 51

(1) Cuti kuliah adalah penundaan kegiatan akademik maksimum dua (2) semester selama masa studi dengan seizin Rektor dan tidak dalam semester berurutan.

(2) Permohonan cuti kuliah dan permohonan aktif kuliah setelah cuti diajukan oleh mahasiswa kepada Rektor melalui direktur PPs/dekan setelah disetujui oleh dosen penasehat akademik, dan ketua program studi.

(3) Prosedur operasional baku cuti kuliah disusun oleh BAAKPSI. (4) Mahasiswa tidak dapat mengambil cuti pada awal semester

(Semester 1 dan 2) dan menjelang akhir batas studi (Semester 13 dan Semester 14) karena terjadi hal luar biasa.

Modifikasi dan Pembatalan Mata Kuliah Pasal 52

(1) Perubahan/Modifikasi Rencana Studi:

a. perubahan/modifikasi rencana studi adalah perubahan berupa penambahan dan/atau penggantian mata kuliah tertentu dari rencana studi yang telah disusun dan disetujui sebelumnya, paling lambat setelah dua minggu perkuliahan;

b. penambahan dan/atau penggantian mata kuliah mengacu pada batas maksimum beban SKS dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa;

c. prosedur operasional baku perubahan/modifikasi matakuliah disusun oleh BAAKPSI.

(2) Pembatalan Matakuliah:

a. pembatalan matakuliah merupakan keputusan mahasiswa dan/atau dosen pembimbing akademik untuk meniadakan satu atau lebih matakuliah yang telah ditetapkan dalam kartu rencana studi paling lambat pada minggu ke empat perkuliahan; dan

b. prosedur operasional baku pembatalan matakuliah disusun oleh BAAKPSI.

(3) Formulir perubahan/modifikasi dan pembatalan matakuliah disiapkan oleh BAAKPSI.

(4) Penyelesaian proses penambahan dan/atau penggantian mata kuliah harus ditandai dengan pengunduhan/pencetakan KRS on-line dan diserahkan sesuai dengan peruntukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (5).

(5) Modifikasi dilaksanakan sesuai kalender akademik.

(6) Mahasiswa yang tidak membatalkan dan/atau tidak mengikuti perkuliahan dari satu atau beberapa mata kuliah setelah melewati batas waktu pembatalan, tanpa alasan yang dapat dibenarkan, dinyatakan tidak lulus pada mata kuliah tersebut dan diberi nilai nol (0).

Dosen Penasehat Akademik Pasal 53

(1) Kepenasehatan akademik berupa bimbingan diberikan kepada setiap mahasiswa oleh seorang dosen sebagai Penasehat Akademik (PA)

bertujuan agar mahasiswa dapat menyelesaikan studinya sesuai batas waktu studi, dan meningkatkan mutu lulusan.

(2) Penasehat akademik dilaksanakan oleh tenaga fungsional akademik tetap yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan fungsi sebagai berikut:

a. memberikan arahan kepada mahasiswa dalam menyusun rencana studi, mengisi Kartu Rencana Studi dan Kartu Hasil Studi (KRS dan KHS);

b. membantu mahasiswa agar dapat mengatasi masalah belajar yang dihadapi;

c. membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik; dan

d. memberi rekomendasi/memberi pertimbangan tentang jumlah