• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

C. Definisi Operasional

2. Subjective Well-Being

Subjective well-being merupakan evaluasi tentang seluruh aspek di dalam kehidupan, dimana individu yang memiliki kepuasan hidup tinggi akan memiliki tingkat subjective well-being yang tinggi dan demikian pula sebaliknya. Evaluasi terhadap aspek kehidupan meliputi:

a. Evaluasi kognitif: berupa evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global dan dalam domain khusus.

Kepuasan hidup secara global mencakup kepuasan hidup individu secara keseluruhan. Skala untuk mengukur kepuasan hidup secara global ini akan dibuat berdasarkan dengan skala kepuasan hidup

(Satisfaction With Life Scale) yang dibuat oleh Ed Diener, dkk dengan pengembangan oleh peneliti. Perolehan skor pada skala ini menunjukkan tingkat kepuasan hidup secara global pada subyek. Semakin tinggi skor totalnya, maka subyek diasumsikan memiliki tingkat kepuasan hidup secara global yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor total, subyek diasumsikan memiliki tingkat kepuasan hidup secara global yang rendah.

Kepuasan hidup dalam domain khusus mencakup kepuasan dalam hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman-teman, kepuasan individu akan diri sendiri, serta kepuasan akan prestasi. Skor total yang diperoleh menunjukkan tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus. Semakin tinggi skor total, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus. Sebaliknya, semakin rendah skor total, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus.

b. Evaluasi afektif: berupa evaluasi terhadap respon emosional tentang kejadian-kejadian yang dialami sepanjang hidup.

Terdiri dari afeksi positif, misalnya perasaan senang, gembira, bangga, kasih sayang, dan bahagia. Sedangkan afeksi negatif misalnya perasaan benci, kecewa, marah, takut, cemas, malu dan cemburu. Skala ini akan diungkap melalui skala afeksi positif dan afeksi negatif atau PANAS (Positive Affect Negative Affect Scale) yang dibuat oleh Watson dan Clark yang kemudian dikembangkan oleh peneliti. Skor

total menunjukkan afeksi yang sering dirasakan dan dialami oleh subyek. Semakin tinggi skor total, maka subyek semakin memiliki afeksi positif. Sebaliknya, semakin rendah skor totalnya, maka subyek semakin memiliki afeksi negatif.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah remaja akhir, yaitu dengan rentang usia 18-22 tahun berjumlah 100 orang di Universitas Sanata Dharma. Pada usia ini merupakan usia dimana individu melanjutkan pendidikannya di universitas sehingga peneliti akan menggunakan mahasiswa pada tahun pertama, kedua dan ketiga sebagai subyek penelitian. Selain itu, menurut peneliti, mahasiswa masih memiliki karakteristik usia remaja yang pada dasarnya merupakan transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada dasarnya, usia remaja akhir khususnya mahasiswa yang memiliki pendidikan sudah dituntut untuk memiliki karakteristik orang dewasa yaitu menjadi bijaksana dalam membuat keputusan, tetapi pada kenyataannya banyak di antara mahasiswa yang masih bersikap seperti remaja. Karakteristik subyek penelitian adalah individu yang memiliki karakteristik kepribadian ekstravert dan introvert.

Sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana subyek yang digunakan berdasarkan atas ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

E. Prosedur Penelitian

1. Peneliti membuat skala kepribadian ekstrovert dan skala subjective well-being dengan metode skala Likert untuk diujicobakan pada subyek penelitian.

2. Melakukan uji validitas, seleksi aitem dan uji reliabilitas pada kedua skala untuk mendapatkan aitem yang valid dan reliabel.

3. Menganalisis data dengan uji korelasi statistik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecenderungan kepribadian ekstravert dan

subjective well-being pada remaja akhir.

4. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala yang disebar kepada subyek penelitian. Terdapat dua buah skala yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kepribadian ekstravert dan skala subjective well-being. Kedua skala tersebut disusun dengan menggunakan metode rating

yang dijumlahkan (Likert) yaitu metode penskalaan yang menggunakan distribusi respons sebagai penentuan nilai skala. Kedua skala tersebut antara lain:

1. Skala pengukuran kepribadian ekstravert

Skala ini disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada skala yang sudah pernah dibuat oleh Hans Eysenck yaitu skala EPI format A

mengungkap kecenderungan kepribadian ekstravert-introvert pada remaja akhir. Metode yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah metode

rating yang dijumlahkan (summated rating method) dengan empat kategori respon, yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Kurang Setuju” (KS), “Tidak Setuju” (TS).

Aitem-aitem dalam skala kepribadian ekstravert terdiri atas pernyataan

favorabel dan unfavorabel. Aitem favorabel merupakan aitem yang bersifat positif atau mendukung aspek-aspek dari variabel kepribadian ekstravert. Sedangkan aitem unfavorabel merupakan aitem yang bersifat negatif atau tidak mendukung aspek-aspek dari variabel kepribadian ekstravert. Altenatif jawaban dan nilai atau skor dalam pernyataan

favorabel dan unfavorabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 1

Skor Penilaian Skala Kepribadian Ekstravert Alternatif Jawaban Skor Favorabel Unfavorabel “Sangat Setuju” (SS) 4 1 “Setuju” (S) 3 2 “Tidak Setuju” (TS) 2 3

“Sangat Tidak Setuju” (STS) 1 4

Perolehan skor atau nilai pada skala ini akan menunjukkan kecenderungan kepribadian subyek. Semakin tinggi skor totalnya, maka semakin ekstravert subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor totalnya menunjukkan semakin rendah pula tingkat ekstravert subyek.

Tabel 2

Blue Print Skala Kepribadian Ekstravert

No. Aspek-aspek Nomor aitem Total

Favorabel Unfavorabel 1. Sociability 5, 9, 17, 25, 29, 36, 40 11, 14, 20, 26, 32, 42, 47 14 2. Liveliness 1, 10, 23, 30, 46 3, 13, 16, 27, 33 10 3. Jocularity 2, 8, 18, 34, 41 7, 24, 31, 37, 43 10 4. Impulsiveness 6, 12, 19, 22, 39, 45, 48 4, 15, 21, 28, 35, 38, 44 14 Total 24 24 48

2. Skala pengukuran tingkat Subjective well-being

Skala pengukuran tingkat subjective well-being terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama terdiri dari skala kepuasan hidup secara global, bagian kedua adalah skala kepuasan hidup dalam domain khusus, dan bagian ketiga skala afeksi positif dan negatif.

a. Skala Kepuasan Hidup secara Global

Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama merupakan skala kepuasan hidup atau satisfaction with life scale (SWLS) yang disusun oleh peneliti berdasarkan komponen subjective well-being menurut Ed Diener. Skala ini bertujuan untuk mengungkap tingkat kepuasan hidup subyek secara global. Metode yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah dengan metode skala rating yang dijumlahkan (summated rating method) dengan empat kategori respon

yaitu, “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).

Aitem-aitem dalam skala tersebut terdiri atas pernyatan favorabel

dan unfavorabel. Aitem favorabel merupakan aitem yang bersifat positif atau mendukung aspek-aspek dari tingkat kepuasan hidup subyek secara global. Sedangkan aitem unfavorabel merupakan aitem yang bersifat negatif atau tidak mendukung aspek-aspek dari tingkat kepuasan hidup subyek. Altenatif jawaban dan nilai atau skor dalam pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Skor Penilaian Skala Kepuasan Hidup secara Global Alternatif Jawaban Skor Favorabel Unfavorabel “Sangat Setuju” (SS) 4 1 “Setuju” (S) 3 2 “Tidak Setuju” (TS) 2 3

“Sangat Tidak Setuju” (STS) 1 4

Perolehan skor pada skala ini menunjukkan tingkat kepuasan hidup secara global pada subyek. Semakin tinggi skor totalnya, maka subyek diasumsikan memiliki tingkat kepuasan hidup secara global yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor total, subyek diasumsikan memiliki tingkat kepuasan hidup secara global yang rendah.

Tabel 4

Blue Print Skala Kepuasan Hidup secara Global

Aspek-aspek Nomor aitem Total

Favorabel Unfavorabel

Kepuasan hidup

secara global 1, 3, 5, 7, 9 2, 4, 6, 8, 10 10

Total 5 5 10

b. Skala Kepuasan Hidup dalam Domain Khusus

Skala ini mengungkap kepuasan hidup remaja akhir yang befokus pada kepuasan akan hubungan interpersonal dengan teman-teman dan keluarga (orang tua dan saudara kandung), kepuasan akan diri sendiri, serta kepuasan akan prestasi. Skala ini dibuat oleh peneliti sendiri. Metode yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah dengan metode skala rating yang dijumlahkan (summated rating method)

dengan empat kategori respon yaitu, “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).

Aitem-aitem dalam skala tersebut terdiri atas pernyatan favorabel

dan unfavorabel. Aitem favorabel merupakan aitem yang bersifat positif atau mendukung aspek-aspek dari tingkat kepuasan hidup subyek dalam domain khusus. Sedangkan aitem unfavorabel

merupakan aitem yang bersifat negatif atau tidak mendukung aspek-aspek dari tingkat kepuasan hidup subyek dalam domain khusus. Altenatif jawaban dan nilai atau skor dalam pernyataan favorabel dan

Tabel 5

Skala Kepuasan Hidup dalam Domain Khusus Alternatif Jawaban Skor Favorabel Unfavorabel “Sangat Setuju” (SS) 4 1 “Setuju” (S) 3 2 “Tidak Setuju” (TS) 2 3

“Sangat Tidak Setuju” (STS) 1 4

Skor total yang diperoleh menunjukkan tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus. Semakin tinggi skor total, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus. Sebaliknya, semakin rendah skor total, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan hidup dalam domain khusus.

Tabel 6

Blue Print Skala Kepuasan Hidup dalam Domain Khusus

No. Aspek-aspek Nomor aitem Total

Favorabel Unfavorabel

1.

Hubungan interpersonal

(keluarga dan teman-teman) 11, 17, 23, 29, 35 14, 20, 26, 32, 38 10 2. Diri sendiri 12, 18, 24, 30, 36 15, 21, 27, 33, 39 10 3. Prestasi 13, 19, 25, 31, 37 16, 22, 28, 34, 40 10 Total 15 15 30

c. Skala Afeksi-positif dan Afeksi negatif

Pada bagian yang kedua yaitu skala afeksi positif dan afeksi negatif atau Positive Affect Negative Affect Scale (PANAS) yang dibuat oleh

bertujuan untuk mengungkap evaluasi afektif atau emosi dan suasana hati subyek. Metode yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah dengan metode skala rating yang dijumlahkan (summated rating method) dengan empat kategori respon yaitu, “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS).

Aitem-aitem dalam skala tersebut terdiri atas pernyatan favorabel

dan unfavorabel. Aitem favorabel merupakan aitem yang bersifat positif atau mendukung aspek-aspek dari afeksi positif. Sedangkan aitem unfavorabel merupakan aitem yang bersifat negatif atau tidak mendukung aspek-aspek dari afeksi positif. Altenatif jawaban dan nilai atau skor dalam pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 7

Skor Penilaian Skala Afeksi-positif dan Afeksi-negatif Alternatif Jawaban Skor Favorabel Unfavorabel “Sangat Setuju” (SS) 4 1 “Setuju” (S) 3 2 “Tidak Setuju” (TS) 2 3

“Sangat Tidak Setuju” (STS) 1 4

Skor total menunjukkan afeksi yang sering dirasakan dan dialami oleh subyek. Semakin tinggi skor total, maka subyek semakin memiliki afeksi positif. Sebaliknya, semakin rendah skor totalnya, maka subyek semakin memiliki afeksi negatif.

Tabel 8

Blue Print Skala Afeksi-positif dan Afeksi-negatif

No. Aspek-aspek Nomor aitem Total

Dokumen terkait