• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

1. Subjek 1

Ali (bukan nama sebenarnya) berjenis kelamin laki-laki. Subjek berusia 21 tahun dan perawakan subjek kurus serta berkulit sawo matang. Ali awalnya adalah seorang mahasiswa jurusan manajemen informatika. Ia tinggal di daerah Bantul bersama dengan keluarganya. Ali merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ali mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar tiga tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2008 saat akan kembali ke Yogyakarta setelah menemui pacarnya di Temanggung. Setelah mengalami kecelakaan dirinya menjadi cacat dan kecacatan yang

dialami tergolong parapleghia. Kecacatan yang mengenai bagian pinggang sampai kaki mengharuskan Ali untuk menggunakan kursi roda. Kondisi salah satu kaki Ali juga lebih pendek 5 cm dari ukuran normal. Akibat dari kecacatan tersebut Ali saat ini tinggal di Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat YAKKUM. Ketika peneliti mewawancara Ali, dirinya terlihat santai dan mudah beradaptasi dengan peneliti meskipun baru saling mengenal saat itu. Ali juga mampu menceritakan pengalamannya dengan terbuka dan lancar. Kontak mata juga sering terjadi ketika wawancara berlangsung. Namun, Ali sempat beberapa kali meminta ijin untuk menerima telepon atau membalas pesan singkat di handphone. Terkadang ia juga sering melihat ke handphone untuk mengecek.

b) Struktur Dasar Pengalaman

Ali menganggap bahwa dulu ia adalah sosok yang nakal dan sering melawan orang tua. Ali cenderung lebih dekat dengan teman-temannya daripada dengan keluarga.

“Ya aku,aku dulu emang orangnya gimana ya nakal iya semuanya tu aku jalanin nakal trus ya nanti yang aku petik ya seperti ini” (55-57)

“Sama temen ya enak-enak aja,sama keluarga jauh”(12)

“Aku..bukan orang yang deket sama keluarga..dulu aku bukan orang yang dekat sama keluarga aku punya jalan sendiri” (13-14)

Setelah mengalami kecelakaan ia merasa kebingungan terhadap kondisinya yang berubah menjadi cacat dan harus menggunakan kursi roda. Ali pun mengalami keterpurukan dan menganggap itu adalah hukuman dari Tuhan untuknya. Ali sempat ingin mengakhiri hidupnya sendiri.

“Sebejat apa sih aku ini sampe dikasih kondisi kayak gini”

(130)

“Walaupun awalnya dulu pas tau kakiku gak bisa gerak padahal kakinya masih ada aku malah pengen mati aja” (128-130)

Ali merasa bahwa kecacatan yang dialami merupakan hukuman karena dulu ia adalah anak yang tidak patuh terhadap orang tua. Ali juga menganggap kalau pergaulan yang ia jalani ketika masih normal dulu itu tidak baik. Akan tetapi, keluarga khususnya orang tua sangat mengerti dengan kondisi Ali dan memberi dukungan serta kasih sayang yang tulus meskipun Ali sudah cacat dan pernah berperilaku tidak baik. Dukungan serta kehadiran dari keluarga secara terus menerus inilah yang ikut membantu Ali untuk bisa bangkit dan berjuang menjalani hidup dengan kecacatan.

Ali menyadari bahwa dirinya salah sehingga kecacatan membuat dirinya menjadi sadar akan pentingnya kehidupan saat ini. Ali sudah dapat membangun hubungan yang baik dengan keluarga. Ali menganggap bahwa kecelakaan tersebut membuatnya menjadi orang yang terpilih dan bersyukur karena subjek masih dapat hidup meskipun harus menjadi cacat. Ali juga menganggap bahwa hal tersebut adalah

kehidupan kedua baginya dan harus menjadi hidup yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya.

Iya mbak bener banget..mereka sangat berarti buat aku mbak..dan mereka selalu support aku bilang kalo suatu saat nanti aku pasti bisa jalan lagi..aku juga dibiasain buat mandiri, pede juga, kasih sayang yo pokoknya didukung terus aku mbak

(123-126)

“Sekarang tu bukan kekurangan kali ya jadi ehm kayaknya aku masih jadi lebih akrab dengan yang diatas soalnya aku kan ngerasa aku jadi orang yang terpilih”(90-92)

“Ya dengan aku kecelakaan seperti itu aku masih bisa hidup. Ya..kehidupan yang kedua harus lebih baik dari kehidupan yang pertama”(92-94)

Ali juga semakin memahami arti dari pertemanan yang tulus ketika teman-teman mulai menjauhinya.

“Ehm kalo dari pergaulan yo aku sama temen-temen yang normal emang jauh gak deket gak sedeket dulu lah waktu dulu masih bisa jalan misalnya mau pergi kemana aja aku kesana aku ketempat temen kalo sekarang aku kayak gini mana ada temen yang mau deket sama aku..sekarang kan temen kayaknya udah jauh..yo dulu sih sempet beberapa ada yang nengok tapi bergulirnya waktu tu mesti semuanya pada ilang”(66-70)

Ali tidak hanya dijauhi oleh teman-temannya, ia juga ditinggalkan oleh kekasih yang dicintainya.

“Yaaa pacarku sendiri juga gitu ya keliatanlah semuanya.. wah ya gitu mbak pas aku kecelakaan dia ketauan selingkuh yo ketauan aslinya mbak..pacar kena musibah sikapnya kayak gitu yo kecewa aku mbak”(115-117)

Ali tidak ingin menyusahkan keluarga yang sudah sangat membantu dirinya dalam beraktifitas. Hal ini membuat Ali sadar bahwa ia harus tetap berusaha agar bisa mandiri dengan terus berlatih menggunakan kursi roda serta yakin bahwa suatu saat nanti dapat berjalan kembali.

“Trus dalam diri aku aku tanemin kalo aku emang masih bisa jalan aku masih bisa berlatih emang semuanya mesti ada usahanya”(27-29)

Selain itu, respon positif yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh besar pada proses penerimaan diri Ali. Keluarga selalu hadir dan memberikan perhatian serta kasih sayang yang tiada henti untuk Ali. Ali juga semakin menyadari bahwa keluarga adalah sosok yang sangat berarti baginya karena hanya keluarga yang mampu menerimanya dengan tulus.

“Keluargaku ternyata support ke aku semuanya dukung bilang kalo kamu itu masih bisa jalan”(26-27)

“Iya mbak bener banget..mereka sangat berarti buat aku mbak..dan mereka selalu support aku bilang kalo suatu saat nanti aku pasti bisa jalan lagi..aku juga dibiasain buat mandiri, pede juga, kasih sayang yo pokoknya didukung terus aku mbak”(123-126)

Di sisi lain, Ali juga memiliki keinginan untuk kembali berkuliah demi mencapai cita-citanya di bidang komputer khususnya desain grafis serta memiliki harapan untuk bisa bekerja.

“Ya kalo ditawarin kesempatan buat kuliah lagi aku mau mbak ya yang udah aku kasih tau sebelumnya tapi aku mikirnya di

kampus yang ada akses fasilitas buat penyandang cacatnya”

(149-151)

“Ya kayak PNS sekarang yang kerja jadi PNS itu kan juga ada yang cacat malah diwajibkan harus ada yang cacat buat kerja disitu biar dapet kesempatan jugalah buat yang cacatl.” (153-155)

2. Subjek 2

Dokumen terkait