• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SUKU MELAYU HAMPARAN PERAK

2.2 Suku Melayu Hamparan Perak

2.2.1 Sejarah Penduduk Hamparan Perak

Keberadaan masyarakat Melayu Hamparan Perak tidak lepas dari proses sejarah asal muasal keberadaan mereka diwilayah tersebut, menurut kepercayaan masyarakat Melayu Hamparan Perak dahulunya daerah Hamparan Perak merupakan daerah yang bertaburan uang emas dan perak yang diakibatkan oleh perang yang terjadi antara kerajaan Aceh dalam memperebutkan Putri Hijau dari Kesultanan Melayu.

Putri Hijau merupakan putri dari Sultan Deli yang memiliki kecantikan luar biasa dan karena kecantikannya itu terpancar cahaya hijau yang kemudian dilihat oleh Sultan Aceh, kemudian Sultan Aceh berniat meminang Putri Hijau yang kemudian ditolak oleh Sultan Deli, penolakan itu pada akhirnya berujung

pada perang diantara keduanya.

Perang yang terjadi antara Sultan Aceh dengan Sultan Deli dikisahkan menggunakan emas dan perak sebagai peluru meriam yang saling mereka tembakkan satu sama lain, ketika peluru emas dan perak ditembakkan dan berhamburan di tanah maka pasukan Sultan Deli berebut untuk mengumpulkan emas dan perak tersebut yang berujung pada kekalahan Sultan Deli.

Kekalahan Sultan Deli dalam perang tersebut berakibat pada dibawanya Putri Hijau oleh Sultan Aceh menuju wilayah Aceh melalui jalur laut, dalam perjalanan membawa Putri Hijau ke wilayah Aceh tanpa disadari oleh Sultan Aceh ternyata diikuti oleh dua saudara laki-laki Putri Hijau, yakni Mambang Diajat dan Mambang Diajib.

Sesampainya di pelabuhan Aceh, saudara laki-laki Putri Hijau Mambang Diajat berubah menjadi seekor naga yang kemudian membawa kembali Putri Hijau kembali ke Deli melalui lautan sedangkan saudara laki-laki Putri Hijau lainnya yakni Mambang Diajib berubah menjadi meriam yang menembak bala tentara Sultan Aceh tanpa henti, karena menembak tiada henti akhirnya meriam tersebut pecah dimana pecahannya terlontar hingga wilayah Karo dan pecahan lainnya sampai di Tanah Deli.

Cerita lainnya yang berkembang di masyarakat Melayu mengenai Hamparan Perak, dahulunya didaerah tersebut terdapat hamparan air limpahan laut yang pada siang hari terkena sinar matahari dan mengakibatkan hamparan air tersebut berkilauan layaknya perak, yang kemudian menjadi penamaan wilayah tersebut menjadi Hamparan Perak.

Cerita demi cerita yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Melayu Hamparan Perak kemudian dijadikan sebagai cerita asal muasal sejarah Hamparan Perak dan keberadaan masyarakat Melayu di Kampung Hamparan Perak.

2.2.2 Letak Lokasi

Hamparan Perak merupakan salah satu kampung1

Gambar 2

(desa) yang termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Jarak antara kampung Hamparan Perak dengan ibukota kecamatan terentang kurang lebih 3 Km, dan jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten sejauh 39 Km. Sedangkan jarak dari kampung Hamparan Perak ke ibukota propinsi lebih kurang 18 Km.

Sketsa Lokasi Penelitian

Sumber : peta Kecamatan Hamparan Perak, 2014. (data diolah penulis).

1 Dalam penulisan ini, wilayah Hamparan Perak disebutkan sebagai kampung dikarenakan istilah tersebut lebih sering dipergunakan dan memiliki kaitan yang kuat terhadap nilai sejarah, sosio-kultural Hamparan Perak. Bandingkan dengan penamaan wilayah dengan istilah desa yang merupakan bentuk kebijakan masa lalu (orde baru) yang menyamaratakan semua istilah

Kampung Hamparan Perak adalah wilayah dataran rendah yang dikelilingi oleh kampung lainnya, dan keberadaan kampung Hamparan Perak tidak jauh dari selat Malaka yang pada masa lalu menjadi lalu-lintas perdagangan.

Adapun batas-batas kampung Hamparan perak sebagai berikut : 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Terjun

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kelambir 5. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Baharu 6. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Terjun

Luas wilayah kampung Hamparan Perak lebih kurang 1200 Ha dengan perincian luas pemukiman penduduk sekitar 20 Ha, luas areal pertanian 1130 Ha dan sisanya merupakan lahan yang dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk bercocok tanam seperti palawija, kelapa dan beragam tanaman lainnya.

Kampung Hamparan Perak terbagi kepada tujuh dusun, yakni dusun I sampai dengan dusun VII. Dusun I dan dusun II berada pada posisi kiri dan kanan jalan lintas Medan – Hamparan Perak, kedua dusun tersebut juga menjadi pintu masuk menuju wilayah Hamparan Perak dan sekitarnya.

Untuk mencapai kampung Hamparan Perak dibutuhkan waktu kurang lebih 40 menit dari Kota Medan, dan terdapat sarana angkutan umum yang setiap harinya menghubungkan kebutuhan transportasi masyarakat Hamparan Perak menuju Kota Medan dan wilayah sekitar lainnya.

2.2.3 Kependudukan

Masyarakat penduduk kampung Hamparan Perak terdiri dari beragam latar belakang etnis, hal ini juga menggambarkan keragaman kehidupan yang ada di wilayah kampung Hamparan Perak. Lebih lanjut data kependudukan masyarakat Hamparan Perak adalah :

Tabel 1

Penduduk Hamparan Perak Berdasarkan Suku Bangsa

Suku Bangsa Jumlah Persen %

Melayu Jawa Batak Cina Padang Aceh Banjar 1346 Jiwa 828 Jiwa 198 Jiwa 81 Jiwa 42 Jiwa 13 Jiwa 12 Jiwa 52,41% 32,86% 7,86% 3,21% 1,67% 0,52% 0,48% Sumber: Kantor Kepala Desa Hamparan Perak, 2014.

Komposisi masyarakat kampung Hamparan Perak didominasi oleh keberadaan etnis Melayu, hal ini dikarenakan etnis Melayu dianggap sebagai etnis tempatan di wilayah tersebut. Keberadaan etnis Jawa yang menjadi pengisi komposisi masyarakat kampung Hamparan Perak tidak lepas dari dibukanya wilayah tersebut menjadi lahan perkebunan di masa penjajahan kolonial, etnis Jawa yang berada di wilayah Hamparan Perak pada saat ini merupakan generasi kedua dan ketiga perantauan Jawa yang berada di Hamparan Perak.

Komposisi Penduduk Menurut Agama

Agama Jumlah Persen %

Islam Kristen Budha 2350 Jiwa 97 Jiwa 73 Jiwa 93,25% 3,85% 2,90% Total 2520 Jiwa 100.00%

Sumber : Kantor Kepala Desa Hamparan Perak, 2014.

Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwasanya Islam merupakan agama mayoritas di kampung Hamparan Perak, hal ini berkaitan dengan keberadaan etnik Melayu di wilayah tersebut yang melekatkan keberadaan etnik Melayu dengan pengaruh Islam. Keberadaan agama selain Islam di kampung Hamparan Perak menggambarkan kehidupan antar umat beragama yang aman, tertib dan saling hormat-menghormati.

Tabel 3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Mata Pencaharian Mata Pencaharian Jumlah Persen Buruh Lepas Wiraswasta PNS Petani Mocok-mocok 396 Jiwa 739 Jiwa 391 Jiwa 960 Jiwa 34 Jiwa 15,71% 29,32% 15,51% 45,72% 3,74% Total 2520 Jiwa 100.00%

Sumber : Kantor Kepala Desa Hamparan Perak, 2014.

Mata pencaharian masyarakat kampung Hamparan Perak didominasi sebagai petani, dan mata pencaharian ini menjadi ciri khas wilayah Hamparan Perak yaitu “petani daun pisang” disamping tanaman lainnya, yaitu kelapa dan pepaya.

2.2.4 Bahasa

Masyarakat Melayu yang dianggap sebagai etnis tempatan di wilayah Hamparan Perak dan juga sebagai masyarakat yang dominan dari sisi komposisi penduduk Hamparan Perak hal ini menyebabkan bahasa yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang dipergunakan dalam kehidupan masyarakat Hamparan Perak memiliki ciri khusus, yakni penggunaan lafal “e” disetiap akhir kata.

Penggunaan bahasa Melayu dalam kehidupan masyarakat Hamparan Perak juga bagian dari strategi adaptasi kehidupan bagi masyarakat etnis lainnya yang berdiam diwilayah tersebut.

Dokumen terkait