Pembangunan Daerah
3. Sumber Data · Data Primer: ·Data Primer:
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
narasumbernya. Data primer ini diperoleh melalui wawancara
dengan objek wawancara yaitu informasi dari yaitu FORABI, dan
masyarakat maupun instansi pemerintahan yang terkait untuk
digunakan dalam proses triangulasi data.
commit to user
35
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari
sumber-sumber di lapangan. Dalam penelitian ini sumber data
sekunder adalah data tertulis, misalnya seperti dokumen yaitu
berupa data-data yang dimiliki FORABI, DPRD Kabupaten
Boyolali, Pemerintah Kabupaten Boyolali, kepustakaan yaitu
mempelajari buku-buku, majalah, koran, Web atau blog, dan juga
hasil penelitian yang telah ada yang berkenaan dengan masalah
yang sedang diteliti. Data bisa diperoleh dari notulensi pertemuan,
catatan-catatan, atau peundang-undangan.
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian atau unit
analisis yang cirinya akan diduga dari seluruh penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah
FORABI.
4. Teknik Pengambilan Sampel a. Sampel
Dalam penelitian kualitatif, sampel bukan mewakili populasi
sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Tetapi sampel berfungsi
untuk menggali beragam informasi serta menemukan sejauh mungkin
berbagai informasi penting. Dalam pengambilan sampel dilakukan
peneliti sesuai dengan fokus penelitian. Sampel dalam penelitian
kualitatif sering juga dinyatakan sebagai internal sampling yang berlawanan dengan sifat sampel yang ada pada penelitian kuantitatif,
commit to user
36
yang dinyatakan sebagai external sampling (Bogdan & Biken, 1982 dalam HB. Sutopo, 2002). Dalam sampel yang bersifat internal,
sampel diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan
dan kedalaman yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber
datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan
informasi yang selengkapnya, detail, dan benar daripada jumlah
informan yang begitu banyak, yang mungkin saja tidak begitu
memahami informasi yang sebenarnya. Sampel dalam penelitian ini
adalah Pengurus harian dan anggota dari Forum Rakyat Boyolali
(FORABI).
b. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan) yaitu penulis cenderung memilih informan yang dipercaya dan dianggap mengetahui permasalahan yang
sedang diteliti dengan jelas, serta di mana pengambilan sampel tidak
ditekankan pada jumlah dan ukuran melainkan lebih ditekankan pada
kelengkapan dan kedalaman informasi terhadap masalah yang diteliti.
Jumlah sampel akan berkembang sampai informasi yang dibutuhkan
mencukupi (H.B. Sutopo,2002:36).
Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis informan sebagai
sampel dalam pengambilan data yang diperlukan, yaitu : Pengurus
harian FORABI; Anggota FORABI; sedangkan Eksekutif, legislatif,
commit to user
37 Deskripsi Informan
a) Informan I, Eko Bambang S. Merupakan Ketua Badan Pekerja Forabi
periode 2008-2010. Dalam proses penggalian data informan ini
sangat kooperatif untuk membantu memberikan data kepada peneliti.
Alasan Eko ditunjuk sebagai informan, karena perannya sebagai
ketua Badan Pekerja Forabi diharapkan bisa memberikan data dengan
kualitas terbaik sesuai dengan kebutuhan penelitian.
b) Informan II, Sinam. Informan ini memang untuk saat ini berada
diluar koridor Badan Pekerja Forabi (semacam pengurus harian di
Forabi). Sinam dipilih untuk menjadi informan karena
informasi-informasi dari dalam Forabi yang merekomendasikannya untuk
membantu dalam penggalian data penelitian ini. Sinam termasuk
orang lama yang telah lama memiliki hubungan dekat dengan Forabi,
selain itu sebagai salah satu anggota sebuah LSM yang memiliki
peranan untuk membentuk Forabi dia mengetahui seluk beluk
internal Forabi sedari awal. Sebenarnya peran Informan I dan
Informan II dalam penelitian ini hampir sama, yaitu memberikan
informasi tentang internal Forabi dan kegiatan partisipasinya untuk
memberikan masukan pada Pemerintah Kabupaten Boyolali.
c) Informan III, Deni. Merupakan warga masyarakat Boyolali yang
pernah ikut bersama Forabi untuk mengadvokasi aspirasi ke
Legislatif. Informasi yang diberikan terkait dengan kinerja Forabi
commit to user
38
kesan terhadap Forabi oleh Masyarakat, juga tentang partisipasi
masyarakat Boyolali dalam kegiatan pemerintahan (pembangunan,
pembuatan kebijakan, aplikasi kebijakan).
d) Informan IV, Sukandi. Merupakan warga masyarakat Boyolali yang
pernah ikut bersama Forabi untuk mengadvokasi aspirasi ke
Eksekutif. Informasi yang diberikan memiliki kesamaan dengan
informan III yaitu terkait dengan kinerja Forabi dalam mengadvokasi
aspirasi masyarakat namun bedanya pada tataran eksekutif Boyolali,
kesan terhadap Forabi oleh Masyarakat, juga tentang partisipasi
masyarakat Boyolali dalam kegiatan pemerintahan (pembangunan,
pembuatan kebijakan, aplikasi kebijakan).
e) Informan V, Suwardi. Anggota DPRD Boyolali Komisi II Bidang
Anggaran ini ditunjuk sebagai informan, karena seperti fungsinya
sebagai DPRD untuk membuat legislasli terkait dengan kebijakan di
Kabupaten Boyolali. Selain itu juga untuk mengetahui peran dan
partisipasi masyarakat pada umumnya dan Forabi dalam pembuatan
kebijakan di Boyolali.
f) Informan VI, Seno Samudro. Kapasitasnya sebagai Wakil Bupati
Boyolali Periode 2005-2010 diharapkan bisa memberikan data
terhadap penelitian ini mengenai partisipasi masyarakat dalam
pengambilan kebijakan Kabupaten juga tentang pembuatan kebijakan
commit to user
39 5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan
sangat berkaitan dengan strategi penelitian yang dipakai. Dalam hal ini
penelitian lebih menekankan pada proses yang ada sehingga bersifat
fleksibel, dalam artian peneliti sedapat mungkin bisa masuk di
dalamnya agar dapat merasakan sekaligus melihat secara langsung dari
apa yang sedang diteliti.
a. In-depthInterview (Wawancara Mendalam)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewce) yang memberikan atas pertanyaan ini. ( Moloeng, 2001:135). Dalam penelitian in yang diwawancarai adalah Pengurus
harian FORABI, Anggota FORABI, Eksekutif, legislatif, dan
masyarakat Boyolali. Sedangkan pertanyaan yang diajukan terkait
dengan perumusan masalah yaitu tentang partisipasi Forabi dalam
pengambilan kebijakan di Kabupaten Boyolali. Selain itu di dalam
pertanyaan juga diarahkan pada indikator-indikator partisipasi yang
telah dikerucutkan dalam konsep yang digunakan.
Maksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln
dan Guba (dalam Moleong; 1989 : 135 ) antara lain : menkonsrtuksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,
kebulatan-commit to user
40
kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan
kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang telah diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia
maupun bukan manusia dan memverifikasi, mengubah dan
memperluas konstruksi yang dikembagkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota.
Untuk memperdalam informasi digunakan juga metode depth interview. Dept interview dapat diartikan sebagai suatu wawancara mendalam. Dengan menggunakan dept interview diharapkan peneliti dapat melihat realitas yang ada dibalik tingkah laku lahiriah subyek
dan bisa mempelajari motivasi, respon, subyektif tingkah laku yang
merupakan hasil proses reflektif terhadap proses atau situasi sosial
tertentu.
Wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara intensif dan berulang-ulang untuk mendapatkan
informasi yang diharapkan, sehingga dalam wawancara mendalam
lebih bersifat terbuka.
Dalam melakukan wawancara dengan informan diusahakan pada
waktu dan konteks yang dianggap tepat guna dan mendapatkan data
yang mempunyai kedalaman dan wawancara ini dilakukan beberapa
kali sampai mendapatkan informasi yang diperlukan. Wawancara ini
commit to user
41
menggiring pertanyaan yang memusat pada permasalahan, sehingga
hasil wawancara akan optimal serta infomasi yang dikumpulkan akan
memadai. Selain itu peneliti juga menggunakan pedoman wawancara
atau interview guide yang berupa daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti sesuai dengan fokus penelitian.
b. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala yang diamati. Observasi yang dilakukan disini adalah untuk
mengetahui kesesuaian antara informasi yang telah diperoleh dari
informan dengan peristiwa yang terjadi secara nyata. Data yang
dikumpulkan dalam pengamatan ini untuk mengetahui Dalam
pengamatan ini peneliti secara langsung terjun ke lapangan dan
membuat catatan (field note). Pada teknik pengamatan ini peneliti juga
memberitahukan maksud kepada kelompok yang diteliti (Ritzer,
1992:74). Pengamatan dilakukan pada FORABI (Forum Rakyat
Boyolali), yaitu tentang kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya. Data
dari pengamatan ini berguna untuk mengetahui Partisipasi FORABI
dalam proses pengambilan kebijakan kabupaten Boyolali di era
Otonomi daerah.
c. Dokumentasi
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan alat bantu
commit to user
42
digunakan untuk mengambil gambar dan merekam suara yang ada di
lapangan. Proses pengumpulan data juga bersumber pada
dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan, kegiatan-kegiatan,
peristiwa-peristiwa yang diselidiki. Data ini diperoleh dari dokumen FORABI ,
Pemerintah dan Legislatif Boyolali, dan sumber-sumber dokumen lain
yang mendukung penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperoleh
bukti dan data yang riil, yang dapat membantu dalam penelitian.