• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Sumber Daya Manusia Perbankan Syariah

Sesuai dengan karakteristik kegiatan usahanya, sumber daya manusia perbankan syariah selain harus mempunyai kemampuan teknis dibidang perbankan, juga menuntut mengetahui pengetahuan mengenai ketentuan dan prinsip syariah secara baik serta memiliki akhlak dan moral yang Islami.

Akhlak dan moral Islami dalam bekerja dapat disarikan dalam empat ciri pokok utama yaitu: shiddiq (benar dan jujur), tabligh (mengembangkan lingkungan/ bawaan menuju kebaikan), amanah (dapat dipercaya), dan fathonah (kompeten dan profesional). Keempat ciri pokok tersebut hendaknya dapat menjadi ketentuan umum yang bersifat normatif dalam penetapan kualitas sumber daya manusia baik pimpinan maupun pelaksanaan pada bank syariah.54

Menurut Syafi’I Antonio seperti dikutip M. Ishman Al Maududi arti penting sumber daya insani bagi bank syariah adalah menciptakan bank syariah yang mampu mengejar pertumbuhan dan kreasi produk. Menurutnya mayoritas sumber daya manusia yang berasal dari banker professional dengan latar belakang umum lalu didik mengenai bank syariah dalam waktu singkat berakibat sisi penghayatan dan semangat kurang terasa. Karena tidak mendalam sisi syariahnya,

54

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004) cet-4, hal. 188.

maka sumber daya manusia (sdm) kesulitan dalam pengembangan produk, sebab diperlukan kompetensi khusus. Karenanya, mereka hanya berkutat pada murabahah, sementara skim-skim lainnya seperti ijarah, istisna dan lainnya kurang berkembang.55

Sumber daya manusia bank Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:56 1. Uluhiyah, yaitu kualitas ketuhanan kepada Allah secara benar. Prinsip-prinsip

Islam beerpangkal pada iman dan ketaatan kepada Allah swt. Segala kegiatan manusia yang beriman harus berlandaskan pada motivasi untuk memperoleh keridhoan Allah dan berorientasi jangka panjang yaitu kebahagiaan di akhirat (tanpa melupakan bagiannya di dunia).

2. Tazkia, yaitu pensucian diri. Sistem lembaga keuangan berbasis bunga telah merupakan satu-satunya sistem yang dipahami dan bahkan telah mendarah daging pada sebagian besar masyarakat muslim, apalagi karyawan dan bekas karyawan bank. Konsep lembaga keuangan syariah relatif baru bagi kalangan masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat muslim itu sendiri. Mereka sama sekali belum pernah belajar, apalagi memahami sistem lembaga keuangan syariah secara benar. Tetapi hal itu hendaknya tidak menjadi kendala bagi mereka, apalagi berputus asa dari harapan Allah. Untuk memperoleh berkah dari waktu yang masih ada untuk mempelajari, memahami,, dan

55

Muhammad Ishman Al Maududi, Pengelolaan Sumber Daya ManusiaPada Perbankan Syariah Perspektif Syariah (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta:2006. h. 37

56Prieta Muth’iah, Upaya Mempersiapkan SDM Profesional Berkarakter Bank Islam (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta: 2008

mengamalkan syariah secara benar, yaitu yang diajarkan Allah swt melalui Rasullah saw.

3. Khalifah, manusia diciptakan Allah agar berfunsi sebagai khalifah di bumi dengan tugas untuk memelihara dan memakmurkan bumi. Pemanfaatan segala sumber daya di dalamnya harus dilakukan dengan daya cipta yang tinggi dan dengan memperhatikan prinsip keseimbangan. Semua perlakuan atau tindakan yang menyangkut pemanfaatan sumber daya alam harus dengan perlakuan terbaik pada setiap diri manusia.

4. Amanah, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu ciptaan Allah di muka bumi ini adalah diperuntukkan bagi manusia sebagai amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak. Berhasil tidaknya manusia memanfaatkan atau mendapat manfaat dari sumber daya yang ada, tergantung sepenuhnya pada usaha dan kerja keras manusia itu sendiri. Dengan demikian manusia yang membiarkan atau menelantarkan berbagai sumber daya alam begitu saja, manusia yang tidak punya niat, keinginan dan tindakan serta usaha untuk bekerja sekeras mungkin, maka mereka tidak akan pernah menghasilkan sesuatu apapun yang bermanfaat.

5. Adalah, yaitu aspek keadilan. Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil dimanapun dan dalam keadaan apapun, baik diwaktu senang maupun diwaktu susah.

Dalam praktiknya secara garis besar dasar-dasar dalam etika perbankan yang harus dijalankan oleh setiap karyawan antara lain adalah:57

a. Ingin membantu setiap keinginan dan kebutuhan nasabah sampai tuntas. b. Selalu memberikan perhatian terhadap masalah yang dihadapi oleh nasabah. c. Sopan dan ramah dalam melayani nasabah tanpa melakukan diskriminasi dalam

bentuk apapun.

d. Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi segala tindak tanduk nasabah.

e. Menjaga perasaan nasabah agar tetap merasa tenang, nyaman dan menimbulkan rasa kepercayaan.

f. Dapat menahan emosi dari setiap kasus yang dihadapi terutama dalam melayani nasabah yang berperilaku kurang baik.

g. Menyenangkan orang lain merupakan sikap yang harus selalu ditunjukkan oleh setiap karyawan bank.

Adapun sikap dan perilakun yang harus dijalankan oleh setiap pegawai bank adalah sebagai berikut:58

 Jujur dalam bertindak.

 Rajin dan tepat waktu.

 Selalu murah senyum.

 Lemah lembut dan ramah tamah.

 Sopan santun. 57 Ibid, h. 27 58 Ibid, h. 28

 Periang dan selalu ceria.

 Simpatik.

 Fleksibel.

 Serius dan memiliki rasa tanggung jawab.

 Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.

 Suka menolong nasabah.

Pada dasarnya karakteristik karyawan bank syariah dengan bank konvensional adalah sama. Yang menjadi faktor pembeda yang utama adalah karyawan bank syariah mengenakan busana muslim dan muslimah lengkap dengan jilbabnya. Selain itu budaya kerja yang ditamankan di bank syariah juga berbeda. Seperti contoh di Bank Syariah Mandiri dilakukan doa pagi bersama sebelum bekerja dan diadakan pengajian rutin yang dilakukan satu kali seminggu dengan mengundang para cendikiawan muslim, ulama, dan dai.59 Hal serupa juga diterapkan di BPRS Harta Insan Karimah yang bertujuan untuk menambah nilai spriritual dan kebersamaan bagi semua karyawan.

Lain halnya dengan yang dilakukan Bank Muamalat. Bank syariah pertama di Indonesia ini menerapkan atuiran shalat zuhur berjamaah. Dimana ketika azan zuhur bergema, karyawan akan menutup konter selama 10 menit dan mempersilahkan nasabah untuk menunaikan shalat zuhur berjamaah. Bagi sebagian orang barang kali ini mengganggu layanan, namun tentu saja bukan maksud bank untuk mengurangi kenyamanan servis, hal itu dimunculkan lebih

untuk menanamkan kebersamaan dalam jamaah dan menguatkan silaturahmi. Selain itu karyawan bank juga dilarang merokok. Karena tidak hanya alas an agama tetapi lebih kepada alasan kesehatan, keindahan dan kenyamanan. Untuk menegaskan betapa buruknya rokok, maka bank membuat suatu pernyataan dilarang merokok yang harus diisi oleh karyawan yang memasuki lingkungan kerja bank dan tidak tanggung-tanggung apabila melanggar sanksinya adalah di-PHK tanpa menerima imbalan dalam bentuk apapun. Karyawan juga diwajibkan menunaikan zakat sebesar 2,5% dari penghasilan tiap bulannya yang langsung dipotong dari gaji. Bukan hal mudah memotong gaji karyawan untuk zakat, namun dengan berbagai penjelasan kiranya karyawan menyadari pemotongan zakat itu tidak lain untuk mensucikan harta dan membuatnya lebih berkah.60

Pemakaian busana muslim dan muslimah lengkap dengan jilbab dan berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan bank syariah adalah sesuatu yang menjadi ciri dari bank syariah yang membedakannya dengan bank konvensional. Hal pembeda tersebut bukanlah sesuatu yng bersifat seremonial saja tetapi juga dapat membawa dampak pada bertambahnya nilai-nilai spiritual dan kebersamaan karyawan dan juga menjadi sesuatu yang mendukung citra bank dihadapan nasabah dari sisi kualitas jasa yang disajikan.

60

59

A. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Pemberian Reward (X1)

Reward adalah penghargaan atau balas jasa yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya yang berprestasi atau menunjukkan kinerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Reward dapat berupa uang, barang-barang atau bahkan kenaikan jabatan. Dalam penelitian ini, mengacu pada kerangka teori pada Bab II, reward difokuskan pada promosi jabatan, pengembangan karir, insentif serta imbalan atau kompensasi.

Tabel 3.1

KISI-KISI PEMBERIAN REWARD

Dimensi Subdimensi Sub-subdimensi

1. Reward yang bersifat materiil

1.1. Gaji tetap a. Gaji sesuai dengan beban pekerjaan.

b. Gaji sesuai dengan pengalaman kerja.

c. Gaji dapat mencukupi kebutuhan hidup.

1.2. Insentif a. Insentif sesuai dengan kinerja dan prestasi.

1.3. Bonus a. Pernah mendapat bonus.

b. Bonus sesuai dengan prestasi. c. Merasa puas dan senang dengan

bonus yang diterima. 2. Reward

yang bersifat non materiil

2.1.

Penghargaan

a. Pernah mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan.

b. Mendapat pengakuan dari perusahaan.

c. Penghargaan memacu motivasi. 2.2. Pelatihan

dan

Pengembangan

a. Dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan.

b. Kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir. c. Perusahaan membantu

pengembangan karir.

2. 3. Pujian a. Mendapat pujian dari atasan. b. Pujian dapat menambah semangat

bekerja.

2.4. Cuti a. Mendapat cuti untuk pekerjaan

yang cepat selesai. b. Mendapat cuti tahunan. c. Setelah cuti lebih semangat

bekerja.

2. 5. Tunjangan a. Tunjangan jabatan sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan. b. Tunjangan sesuai dengan

kebutuhan.

2.6. Asuransi a. Pernah menggunakan asuransi kesehatan.

b. Asuransi kesehatan mudah digunakan.

c. Asuransi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

2.7. Promosi a. Pernah mendapat promosi. b. Kesempatan yang sama untuk

mendapat promosi. c. Promosi untuk karyawan

berprestasi.

2. Pemberian Punishment (X2)

Selain mendapat ganjaran berupa reward, para karyawan yang lalai dalam menjalankan tugasnya dikenakan sanksi atau punishment. Sanksi diberlakukan agar kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tersebut tidak terulang lagi dan agar karyawan lain tidak melakukan kesalahan yang

sama. Sanksi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya berupa teguran, skorsing, surat peringatan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tabel 3.2

KISI-KISI PEMBERIAN PUNISHMENT

Dimensi Subdimensi Sub-subdimensi

2.1.

Punishment

2.1.1. Teguran

a. Datang terlambat ke kantor. b. Mendapat teguran karena datang

terlambat.

c. Merasa malu karena ditegur atasan. 2.1.2.

Skorsing

a. Mendapat skorsing.

b. Tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

c. Berusaha untuk memperbaiki kualitas kerja.

2.1.3. Surat Peringatan

a. Mendapat surat peringatan.

b. Berusaha memperbaiki kualitas kerja setelah mendapat surat peringatan.

3. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja atau performance merupakan hasil yang dicapai secara kualitas maupun kuantitas oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Aspek-aspek yang dapat dijadikan ukuran bagi kinerja seseorang adalah kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh motivasi dan lingkungan pekerjaannya.

Tabel 3.3

KISI-KISI KINERJA KARYAWAN

Dimensi Subdimensi Sub-subdimensi

Kemampuan Teknik

1. Kemampuan Dalam Bekerja

d. Menyelesaikan tugas dengan baik.

e. Mengutamakan kualitas. f. Pekerjaan tidak terbengkalai. 2. Keterampilan

Dalam Bekerja

b. Pekerjaan selesai tepat waktu. c. Penggunaan fasilitas kerja. Kemampuan Konseptual 1. Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan d. Mementingkan pekerjaan. e. Keharusan menyelesaikan pekerjaan. 2. Tanggung Jawab Terhadap Atasan

a. Tidak ada atasan tetap bekerja. b. Mengerjakan tugas tanpa

diperintah. 3. Pengetahuan

Mendukung

d. Kemudahan pelaksanaan kerja. e. Pemahaman pedoman kerja. Kemampuan

Interpersonal

1. Kemampuan Kerja sama

d. Mengutamakan kerja sama. e. Membantu pekerjaan teman. 2. Kemampuan

Komunikasi

c. Hubungan baik dengan rekan kerja. Motivasi Dalam Bekerja 1. Tanggung Jawab

d. Tanggung jawab terhadap perusahaan.

2. Umpan Balik c. Umpan balik dari perusahaan memotivasi untuk meningkatkan kinerja.

3. Waktu Penyelesaian Tugas

d. menyelesaikan tugas tepat waktu.

4. Keinginan Menjadi Yang Terbaik

d. Ingin menjadi yang terbaik.

Lingkungan Kerja

1. Kerja sama a. Kerja sama untuk meningkatkan kinerja.

b. Membina hubungan baik dengan rekan kerja.

2. Lingkungan Yang Harmonis

a. Keharmonisan dengan sesama karyawan.

Dokumen terkait