• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan pemberian reward dan punishment dengan kinerja karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan pemberian reward dan punishment dengan kinerja karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

HARTA INSAN KARIMAH

Disusun oleh : Eni Nurmiyati 103046128296

JURUSAN MUAMALAT PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

i

punishment yang ada di BPRS Harta Insan Karimah. Selain itu juga penelitian ini dapat digunakan oleh BPRS Harta Insan Karimah sebagai masukan untuk

meningkatkan kinerja karyawannya dengan pemberian reward dan punishment.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuatitatif, dimana sumber data yang

disuguhkan dalam bentuk angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

hasil menyebarkan kuesioner kepada 80 orang responden yang merupakan karyawan

BPRS Harta Insan Karimah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model korelasi spearmen yang digunakan untuk uji statistik nonparametrik.

Penelitian ini difokuskan pada bagaimana pemberian reward dan punishment yang ada di BPRS Harta Insan Karimah dan bagaimana hubungannya dengan kinerja

karyawan. Di dalam penelitian ini bentuk-bentuk reward difokuskan pada promosi jabatan, pengembangan karir, insentif kompensasi dan imbalan. Adapun aspek-aspek

kinerja karyawan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan teknis,

konseptual, dan interpersonal serta motivasi dan lingkungan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian

reward dengan kinerja karyawan dengan nilai korelasi sebesar 0,337. Dan kontribusi pemberian reward terhadap kinerja karyawan (koefisien determinasi/R2) adalah sebesar 11,36%. Sedangkan nilai koefisien korelasi pemberian punishment adalah sebesar 0,102. Artinya hubungan yang lemah antara pemberian punishment dengan kinerja karyawan. Dan kontribusi pemberian punishment terhadap kinerja karyawan hanya sebesar 1,04%.

(4)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 (S-1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2011

(5)

iii

ميحرلا نمحرلا ها مسب

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq

dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya di dunia. Shalawat serta salam selalu

dicurahkan kepada junjungan alam, kepada seorang suri tauladan yaitu Nabi

Muhammad Saw.

Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan penulis, atas izin Allah, penulis

dapat menyelesaikan tugas ini walaupun dalam meniti dan meramgkai kata menjadi

naskah mengalami berbagai halangan dan rintangan. Namun penyelesaian skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak yang telah membantu.

Sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

sedalam-dalamnya kepada Yth:

1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum.

2. DR. Euis Amalia M Ag, dan Mu’min Rauf, M. A., Ketua dan Sekretaris

Program Studi Muamalat Perbankan Syariah.

3. Drs. Husni Thoyyar, M.Ag., dan Drs. Noryamin Aini, MA, pembimbing

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

nasihat dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikannya dibalas oleh Allah swt

dan dilipatgandakan pahalanya.

4. Segenap staf pengajar Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

proses belajar Strata-1.

5. Seluruh pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah memudahkan penulis dalam

(6)

iv

data yang diperlukan dalam penelitian ini.

7. Penghargaan sedalam-dalamnya dan ucapan terima kasih penulis berikan

kepada kedua orang tua Ayahanda Jamin dan Ibunda Sartuti juga untuk

kedua adikku Wahyu Nur Hidayat dan Alvian Nuriansyah.

8. Teman-teman Perbankan Syariah Kelas C dan semua pihak yang telah

membantu memberikan dorongan semangat, pikiran dan tenaga demi

selesainya skripsi ini.

Tiada cita dapat terwujud dengan sendirinya kecuali dengan pertolongan-Nya

dan penulis tidak dapat memberikan apa-apa kepada mereka yang telah banyak

berjasa, kecuali penulis selalu mengangkat kedua tangan seraya memanjatkan doa

agar semua kebaikan dan keselamatan selalu diberikan kepada mereka yang berjasa

(7)

v

Lembar Pernyataan……….ii

Kata Pengantar………....iii

Daftar Isi……….v

Daftar Tabel dan Gambar………vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Review Studi Terdahulu ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Reward ... 9

1. Promosi Jabatan ... 14

2. Pengembangan Karir ... 19

3. Kompensasi dan Imbalan ... 22

4. Insentif... 28

5. Pengertian Sanksi/ Punishment ... 33

B. Pengertian Kinerja ... 34

a. Kegunaan Penilaian Kinerja ... 39

b. Aspek-aspek Yang Dinilai ... 41

C. Pandangan Islam Terhadap Reward dan Punishment ... 45

(8)

vi

B. Hipotesis Penelitian ... 63

C. Metode Penelitian... 63

1. Jenis Penelitian ... 63

2. Pendekatan Penelitian ... 63

3. Jenis dan Sumber Data ... 64

4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 64

5. Teknik Pengambilan Sampel... 65

6. Teknik Analisis Data ... 65

D. Prosedur Penelitian... 74

1. Tahap Persiapan ... 74

2. Pelaksanaan ... 74

3. Pengolahan Data... 75

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA A. Gambaran Umum BPRS Harta Insan Karimah ... 76

B. Pemberian Reward dan Punishment di BPRS Harta Insan Karimah . 81 C. Analisis Korelasi ... 84

D. Uji Hipotesis………...88

E. Analisis dan Interpretasi Data ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

(9)

vii

Gambar 2.1. A Behavioral View of Performance …….………..……... 44

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pemberian Reward……….………. 54

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pemberian Punishment……….……….………….. 56

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kinerja Karyawan………....………...57

Tabel 3.4. Kaidah Reliabilitas Guilford………...………... 62

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemberian Reward………….…… 63

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Reward...………... 63

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemberian Punishment………... 64

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Punishment………... 64

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kinerja Karyawan……….. 65

Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Karyawan……….. 65

Tabel 4.1. Responden Menurut Jenis Kelamin………... 73

Tabel 4.2. Responden Menurut Jenjang Pendidikan……….. 74

Tabel 4.3. Responden Menurut Lama Bekerja………... 74

Tabel 4.4. Responden Menurut Bidang Pekerjaan…...………... 75

Tabel 4.5. Responden Mendapat Reward dan Punishment……….... 76

Tabel 4.6. Interval Korelasi……… 79

(10)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan usaha bank secara umum adalah merupakan usaha yang

berlandaskan pada kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu profesionalisme

pengelola yang berkecimpung di dalamnya merupakan suatu keharusan yang

tidak dapat ditawar lagi. Pada dasarnya, suatu bank selalu berusaha untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi keberhasilan bank dalam mencapai tujuan adalah tenaga kerja.

Tenaga kerja sebagai makhluk sosial tidak dapat disamakan dengan faktor

produksi lainnya. Karena tenaga kerja membutuhkan perhatian dari pimpinan

perusahaan agar mereka memberikan prestasi secara penuh kepada perusahaan.

Kendala internal yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah sumber

daya manusia yang memiliki keahlian dalam bank syariah masih sedikit. Untuk

itu dirasa sangatlah penting pengelolaan sumber daya manusia guna menjalankan

roda kegiatan operasional bank syariah. Karenanya penyediaan sumber daya

manusia sebagai motor penggerak operasional bank syariah haruslah disiapkan

sedini mungkin, mengingat prestasi suatu lembaga itu ada ditangan sumber daya

manusianya.1

1

(11)

Adapun pengelolaan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai upaya

penerapan manajemen sumber daya manusia yang bertalian dengan kebijakan

prosedural dan praktek bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam bank

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mengelola dan mengatur karyawan

menjadi seni tersendiri dalam sebuah bank guna melahirkan karyawan yang

profesional dan memiliki kinerja yang tinggi terhadap perusahaan. Manajemen

sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan fungsi operatif yang

meliputi pengadaan, kompensasi, pengembangan, integarasi, pemeliharaan dan

PHK.2

Harapan atas profesionalisme dan kinerja yang baik dari seorang

karyawan tak terlepas dari bagaimana suatu perusahaan mampu mengelola serta

memberikan penghargaan terhadap karyawan yang dimiliki. Karena kualitas

sumber daya manusia merupakan gambaran terhadap perlakuan yang diberikan

suatu perusahaan kepada karyawannya, baik langsung maupun tidak langsung

memiliki pengaruh terhadap perjalanan bank syariah guna meningkatkan kinerja

perusahaan kearah yang lebih baik.

Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan yang berprestasi

akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk lebih meningkatkan

produktivitasnya dalam bekerja. Dengan karyawan yang semakin produktif akan

dapat meningkatkan laba perusahaan. Selain itu perusahaan dengan laba yang

2

(12)

tinggi juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Selain reward

perusahaan juga harus memberikan sanksi kepada karyawan yang malas atau lalai

dalam bekerja. Karena hal itu akan mengganggu kinerja karyawan lain. Dengan

pemberian sanksi yang sesuai maka diharapkan akan meningkatkan kinerja

karyawan tersebut dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Dengan permasalahan tersebut di atas penulis menganggap begitu penting

untuk membahas bagaimana kinerja karyawan setelah mendapat reward ataupun

punishment dari perusahaan tempat ia bekerja. Oleh karena itu, akan berusaha

untuk penulis wujudkan dalam karya tulis ini dengan judul “ Hubungan

Pemberian Reward dan Punishment Dengan Kinerja Karyawan Pada PT. BPRS

Harta Insan Karimah”.

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari agar tidak terjadi penelaahan yang terlalu melebar

mengenai bagaimana hubungan pemberian reward dan punishment dengan

kinerja karyawan yang ada di Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Harta

Insan Karimah, maka dalam penelitian ini perlu pembatasan dan perumusan

masalah.

Secara spesifik, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

(13)

2. Hubungan pemberian reward dan punishment dengan kinerja karyawan BPRS

Harta Insan Karimah.

Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana yang telah disebutkan

diatas, maka penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pemberian reward dan punishment yang ada di BPRS

Harta Insan Karimah?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian reward dan

punishment dengan kinerja karyawan BPRS Harta Insan Karimah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pemberian reward dan punishment yang ada di

BPRS Harta Insan Karimah.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pemberian reward dan

punishment dengan kinerja karyawan BPRS Harta Insan Karimah.

Dari hasil penelitian terhadap hubungan pemberian reward dan

punishment dengan kinerja karyawan diharapkan dapat memberikan sejumlah

manfaat, antara lain:

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis mengenai korelasi antara pemberian reward dan punishment dengan

kinerja karyawan dan dapat memberi masukan bagi mereka yang ingin

meneliti hal ini lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih banyak

(14)

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi BPRS

Harta Insan Karimah untuk meningkatkan kinerja karyawannya dengan

pemberian reward atau bahkan punishment.

D. Review Studi Terdahulu

1. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Royanih, alumni Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2005 dengan skripsinya yang berjudul Hubungan Sistem

Pengupahan Terhadap Produktivitas Kerja. Penelitan tersebut menyimpulkan

bahwa hubungan sistem pengupahan dan peningkatan produktivitas kerja

sangat erat dan ada saling keterkaitan antara keduanya. Namun penelitian ini

hanya menggunakan metode library research atau studi kepustakaan dalam

pengumpulan datanya tanpa meneliti keadaan yang terjadi pada perusahaan

tertentu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan

adalah penulis melakukan penelitian secara langsung terhadap perusahaan

(BPRS Harta Insan Karimah) tentang bagaimana sistem pemberian reward

dan punishment dan hubungannya terhadap kinerja karyawan perusahaan

tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat, alumni Jurusan Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berjudul Hubungan Antara Kompensasi Dengan Kinerja Guru

Pada Yayasan Pendidikan Islam Ar-Rahman di Kecamatan Karang Tengah

(15)

hubungan yang signifikan antara kompensasi dengan kinerja guru pada

Yayasan Pendidikan Islam Ar-Rahman Kecamatan Karang Tengah Kota

Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari data yang telah dianalisis bahwa r hitung

sebesar 0,937 lebih besar dari r tabel sebesar 0,325 pada taraf signifikansi α =

0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik pelaksanaan

kompensasi yang dibatasi pada kompensasi finansial dan kompensasi non

finansial pada Yayasan Pendidikan Islam Ar-Rahman, maka semakin tinggi

(baik) pula peningkatan kinerja guru pada Yayasan tersebut.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Mustika, Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berjudul Efektivitas Reward terhadap Prestasi Belajar

Matematika Studi pada Siswa Kelas III SDN Tanjung Pura II Karawang.

Studi menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menerima reward

lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa yang tidak mendapat reward.

Dari penelitian diperoleh nilai thitung =1,694 dan nilai ttabel =1,672 untuk nilai

alpha sebesar 0,05 sehingga hipotesis teruji benar, yakni prestasi belajar

matematika siswa yang menerima reward lebih besar dibandingkan dengan

prestasi siswa yang tidak menerima reward. Hal ini membuktikan bahwa

motivasi ekstrinsik yang diwujudkan dalam bentuk pemberian reward materi

maupun pujian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Melalui pemberian reward ini membantu

(16)

proses belajar mengajar sehingga tercipta proses belajar yang efektif dan

siswa terlihat lebih tertarik dan senang dengan matematika.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yayah Fauziah, Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

Respon Nasabah BPRS Harta Insan Karimah terhadap Asuransi Syariah.

Studi menyimpulkan bahwa nasabah memahami asuransi syariah dan konsep

bagi hasil yang diterapkan didalamnya. Penelitian tersebut tidak menguji

korelasi antara gambaran umum, pengetahuan dan status sosial ekonomi

nasabah BPRS Harta Insan Karimah terhadap asuransi syariah. Dengan

demikian status sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan tidak mempengaruhi

nasabah untuk memilih asuransi syariah. Ini adalah sebagian dari penelitian

yang pernah dilakukan di BPRS Harta Insan Karimah dan belum ada yang

melakukan penelitian tentang pemberian reward dan punishment dan

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan BPRS tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulis membaginya kedalam

lima bab seperti yang dijabarkan di bawah ini :

Bab I : Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi

terdahulu, dan sistematika penulisan.

Bab II : Merupakan kerangka teori yang mendeskripsikan pengertian

(17)

Bab III : Membahas metode penelitian yang memaparkan tentang

hipotesis, jenis dan sumber data serta prosedur penelitian.

Bab IV : Merupakan analisis hasil penelitian dan memberikan

pembahasan mengenai hasil penelitian.

(18)

9

A. Pengertian Reward

Reward dapat diartikan sebagai ganjaran, hadiah, upah. Sistem reward

adalah suatu sistem kebijakan yang dibuat oleh sebuah organisasi untuk

memberikan penghargaan kepada karyawannya atas nilai-nilai usaha,

keterampilan, kompetensi dan tanggung jawab mereka terhadap organisasi.

Reward manajemen ialah mengenai bagaimana orang-orang diberi

penghargaan sesuai dengan nilai-nilai mereka di dalam suatu organisasi. Hal ini

meliputi financial reward dan nonfinancial reward. Sistem reward yang

diberikan suatu organisasi kepada karyawan merupakan kebijakan organisasi

tersebut, yang proses pembuatan dan prakteknya terhadap karyawan dibuat sesuai

dengan nilai-nilai kontribusi, skill, dan kompetensi mereka terhadap organisasi.

Sistem reward meliputi financial reward yaitu yang berupa gaji tetap dan

komponen gaji lain serta benefit, yang keduanya diberikan seluruhnya dalam

pembayaran dan nonfinancial reward yang berupa penghargaan, pemberian

wewenang, juga kesempatan untuk berkembang, serta peningkatan kemampuan

berupa pelatihan dan pengembangan melalui sekolah kembali.1

Amstrong seperti dikutip oleh Elais Retnowati mengatakan bentuk dari

strategi sistem reward yang diberikan oleh suatu lembaga kepada para pekerjanya

1

(19)

dapat berupa financial reward dan nonfinancial reward. Proses pemberian

nonfinancial reward dirancang untuk memotivasi pekerja dengan jalan

memberikan lebih banyak tanggung jawab, pengembangan (development),

pertumbuhan, penghargaan serta prestasi. Secara keseluruhan tujuan dari reward

manajemen ialah untuk mensupport strategi yang dijalankan oleh organisasi,

membantu dengan keyakinan memiliki tenaga kerja yang bermotivasi tinggi.2

Rizki Yudo dalam skripsinya menjelaskan bahwa imbalan atau

kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berkaitan

dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima karyawan

sebagai imbalan dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan

perusahaan.3 Menurut Siswanto, Halim, dan Tjahjono seperti dikutip oleh

Mardiyah dan Listianingsih, kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan

perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan

pikiran demi kemajuan serta kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Jadi, imbalan adalah penggantian atas jasa yang diberikan karyawan kepada

perusahaan yang dapat berupa uang dalam bentuk lain.4

2 Ibid 3

Rizky Yudo, Pengaruh Asimetri Informasi dan Sistem Imbalan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Pengangguran dan Budgetary Stock (Studi Empiris pada Lembaga Keuangan Perbankan di DKI Jakarta dan Bekasi), Fakultas Ekonomi dan Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4

(20)

Menurut bahasa, kata reward berarti ganjaran, hadiah, upah.5 Sedangkan

dalam kamus lengkap psikologi reward merupakan sembarang perangsang,

situasi, atau pernyataan lisan yang bisa menghasilkan kepuasan atau menambah

kemungkinan suatu perbuatan.6

Jadi reward yang juga berarti ganjaran atau imbalan merupakan

rangsangan yang dapat menghasilkan kepuasan dan memperkuat suatu perbuatan

dengan memberikan suatu variabel sehingga terjadi pengulangan. Ganjaran bisa

diartikan dalam bentuk positif maupun negatif. Ganjaran dalam bentuk positif

kemudian disebut dengan reward, sedangkan ganjaran dalam bentuk negatif

disebut punishment. Di dalam penelitian ini akan dibahas bentuk-bentuk reward

yang diberikan perusahaan kepada karyawannya berupa promosi jabatan,

pengembangan karir, insentif, kompensasi dan imbalan.

Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi

kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi adalah untuk mencari

nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan pengetahuan,

keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu

organisasi, di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu. Berangkat

dari pandangan demikian, dewasa ini masalah imbalan dipandang sebagai salah

satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu organisasi. Dikatakan

merupakan tantangan karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang

5

John M. Echols dan Hasan Shadilly, Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta: PT Gramedia Utama).

6

(21)

semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materiilnya, akan tetapi sudah

dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya organisasi cenderung

melihatnya sebagai beban yang harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam

upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya. Berarti bahwa dalam

mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan tertantu, kepentingan

organisasi dan kepentingan pekerja mutlak diperhitungkan.7

Kepentingan para pekerja harus mendapat perhatian dalam arti bahwa

kompensasi yang diterima atas jasa yang diberikan kepada organisasi harus

memungkinkannya mempertahankan harkat dan martabat sebagai insan yang

terhormat. Suatu sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin

kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi

memperoleh, memelihara dan mempekerjakan sejumlah orang yang dengan

berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan

organisasi.8

Dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan tertentu,

suatu organisasi menghadapi berbagai kondisi dan tuntutan yang tidak hanya

bersifat internal seperti kemampuan organisasi membayar upah dan gaji yang

wajar, akan tetapi sering pula bersifat eksternal seperti berbagai peraturan

perundang-undangan, persaingan di pasaran kerja, langka tidaknya tenaga kerja

yang dibutuhkan, kondisi ekonomi dan tuntutan memanfaatkan teknologi.

7

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,2000)Ed. 1 cet. 8, h. 252

8

(22)

Sondang Siagian mengatakan bahwa dalam usaha mengembangkan

sistem imbalan, para spesialis di bidang manajemen sumber daya manusia perlu

melakukan empat hal yaitu:9

a) Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi jabatan, uraian

pekerjaan dan standar pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi.

b) Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal. Dalam

melakukan penilaian pekerjaan diusahakan tersusunnya urutan peringkat

pekerjaan, penentuan nilai untuk setiap pekerjaan, susunan perbandingan

dengan pekerjaan lain dalam organisasi dan pemberian point untuk setiap

pekerjaan.

c) Melakukan survai berbagai sistem imbalan yang berlaku guna memperoleh

bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal. Organisasi yang disurvai

dapat berupa instansi pemerintah yang secara fungsional berwenang mengurus

ketenagakerjaan, organisasi profesi, serikat pekerja dan perusahaan konsultan

terutama yang mengkhususkan diri dalam manajemen sumber daya manusia.

d) Menentukan harga setiap pekerjaan dihubungkan dengan harga pekerjaan

sejenis ditempat lain. Dalam mengambil langkah ini dilakuakn perbandingan

antara nilai berbagai pekerjaan dalam organisasi dengan nilai yang berlaku di

pasaran kerja.

Karenanya reward menjadi salah satu motivasi pekerja dalam melakukan

pekerjaanya. Sesuai dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh David

McCleland seperti dikutip oleh Sunendra dan Murdiyah Hayati bahwa motivasi

9

(23)

dasar manusia ada tiga yaitu: kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan akan

berafiliasi dan kebutuhan akan berprestasi.10 Karena kebutuhan berprestasi

mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengaktualisasikan

kemampuannya untuk mencapai prestasi yang maksimal. Seseorang menyadari

bahwa seseorang dengan prestasi yang tinggi akan memperoleh reward yang

besar. Kebutuhan akan kekuasaan dan berafiliasi mendorong orang untuk lebih

berkembang karena pada dasarnya manusia ingin lebih berkuasa, dihormati dan

merasa dirinya penting dihadapan orang lain.

1. Promosi Jabatan

Perpindahan pegawai di dalam suatu organisasi yang berupa promosi,

pemindahan adalah sebuah aspek utama dalam manajemen sumber daya

manusia. Keputusan untuk siapa yang akan dieliminasi adalah keputusan yang

sangat penting dan sulit yang harus diambil oleh seorang manajer. Menurut

Syuhadak, kepentingan untuk maju sering berfungsi sebagai suatu perangsang

utama bagi peningkatan prestasi yang tinggi dari seorang manajer dan

promosi adalah cara yang paling berarti untuk mengakui prestasi tinggi yang

demikian.11 Oleh karena itu sangat penting bahwa promosi itu harus adil yakni

didasarkan atas penelitian dan bukan karena pilih kasih.

Menurut Wahyudi adalah kemajuan diri seorang pegawai pada suatu

tugas yang lebih baik, terutama dipandang dari sudut tanggung jawab,

10

Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet ke-1. h. 98.

11

(24)

kecakapan yang lebih besar dan prestasi atau status yang lebih tinggi serta

tambahan upah atau gaji. Promosi berarti kenaikan jabatan, yakni menerima

kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih tinggi atau lebih besar dari

sebelumnya.12 Manulang mengatakan bahwa promosi berarti memberikan

kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada bawahan daripada

kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya adalah salah satu usaha untuk

memajukan pegawai.13 Menurut Sasmito promosi adalah pemindahan

karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian

promosi akan diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang akan

lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Pada umumnya promosi

juga diikuti dengan peningkatan pendapatan serta fasilitas yang lain.14

Pemberian promosi kepada pegawai akan menaikkan semangat

bekerja, menaikkan moral, dan efisiensi kerja pegawai dan dapat pula berarti

mewujudkan orang yang tepat pada tempat yang tepat (right man in right

place). Promosi mempunyai arti penting bagi setiap lembaga sebab dengan

promosi berarti kestabilan organisasi dan moral karyawan akan lebih terjamin.

a. Asas-asas Promosi Jabatan

Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara

jelas sehingga karyawan mengetahui dan organisasi mempunyai pegangan

12

Bambang Wahyudi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Penerbit Sulita,1991), h.8.

13

Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), cet ke-7. h.138. 14

(25)

untuk mempromosikan karyawan, asas-asas promosi itu antara lain seperti

yang dikemukakan oleh Hasibuan antara lain:

1) Kepercayaan, asas promosi ini melihat dari kecakapan

karyawan-karyawannya dalam mengerjakan tugas dan menunjukkan sikap

kejujuran, kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.

2) Keadilan, promosi berasakan keadilan terhadap penilaian dan

keobjektifan pada karyawan yang ideal, tidak ada like atau dislike.

3) Formasi, promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena

promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi yang

kosong.15

Kepercayaan, keadilan dan formasi merupakan asas-asas yang

ideal dan dapat menjadi sebuah acuan bagi lembaga yang ingin

mengadakan promosi jabatan.

b. Dasar-dasar promosi

Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas,

apa yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk mempromosikan

karyawan dalam organisasi. Hal ini penting supaya karyawan dapat

mengetahui dan memperjuangkan nasibnya. Menurut Hasibuan pedoman

yang dapat dijadikan dasar untuk mempromosikan karyawan adalah:

1) Pengalaman, yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya

pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan ini adalah pengalaman

15

(26)

kerja seseorang, karena dengan pengalaman seseorang akan dapat

mengembangkan kemampuannya.

2) Kecakapan (ability), seseorang akan dipromosikan berdasarkan

penilaian kecakapan, orang yang cakap atau ahli akan mendapat

prioritas pertama untuk dipromosikan.

3) Kombinasi pengalaman dan kecakapan, yaitu promosi berdasarkan

pada lamanya pengalaman bekerja dan kecakapan yang dimiliki.

Pertimbangan promosi adalah lamanya dinas, ijasah pendidikan formal

yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini adalah cara

yang terbaik digunakan untuk mempromosikan karyawan.16

c. Syarat-syarat Promosi

Dalam mempromosikan karyawan, perusahaan harus mempunyai

syarat-syarat tertentu yang telah direncanakan dan dituangkan dalam

program promosi organisasi. Syarat-syarat promosi harus diinformasikan

kepada semua karyawan, agar mereka mengetahuinya secara jelas. Hal ini

penting untuk memotivasi karyawan berusaha untuk mencapai

syarat-syarat tersebut.

Persyaratan promosi untuk setiap organisasi tidak selalu sama

tergantung kepada lembaga masing-masing. Siti Aviah Halim dalam

16

(27)

skripsinya menyebutkan syarat-syarat promosi pada umumnya meliputi

hal-hal berikut:17

1) Kejujuran, promosi untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin kejujuran

adalah hal terpenting yang harus diperhatikan.

2) Disiplin, hal ini merupakan penilaian yang paling penting dalam

promosi karena dengan disiplin tanggung jawab baru yang akan

diemban akan menjadi lebih baik.

3) Prestasi Kerja

4) Kerja Sama

5) Kecakapan

6) Loyalitas, loyalitas terhadap lembaga tempat bekerja sering kali

dipakai syarat untuk promosi. Hal ini disebabkan bahwa dengan

loyalitas yang tinggi diharapkan tanggung jawab yang lebih tinggi.

7) Kepemimpinan

8) Komunikasi

9) Pendidikan, ada juga lembaga yang mensyaratkan minimal pendidikan

untuk dapat dipromosikan pada jabatan tertentu. Alasannya adalah

bahwa pendidikan yang tinggi diharapkan mempunyai inovasi-inovasi

serta pemikiran yang lebih baik.

17

(28)

d. Tujuan-tujuan Promosi

Manulang menyatakan sebab-sebab perlunya diambil kebijakan

promosi adalah sebagai berikut:

1) Untuk mempertinggi semangat kerja dan loyalitas pegawai pada

perusahaan.

2) Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dalam perusahaan.

3) Biaya-biaya penarikan pegawai dari luar untuk menjabat jabatan yang

kosong relatif mahal.18

Sedangkan Alex Sasmito mengemukakan bahwa promosi

mempunyai arti penting bagi setiap perusahaan, sebab dengan promosi

berarti kestabilan perusahaan dan moral karyawan akan lebih terjamin.19

Dari pendapat-pendapat diatas jelas terlihat bahwa promosi

diarahkan kepada pengembangan, pemeliharaan, dan pemanfaatan

pegawai. Berarti pelaksanaan promosi dapat menunjang pelaksanaan

fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia secara keseluruhan.

2. Pengembangan Karir

Menurut Malayu S.P. Hasibuan, pengembangan adalah suatu usaha

untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral

18

Manulang, Pokok-pokok Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), h.22. 19

(29)

karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan

latihan.20

Karir menurut Henry Simamora adalah urut-urutan posisi yang

diduduki oleh seseorang selama jangka hidupnya.21 Sedangkan menurut

Sondang P Siagian karir adalah semua jabatan yang dipangku seseorang

dalam kekaryaannya.22

Menurut T. Hani Handoko, pengembangan karir adalah

peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana

karir.23 Sedangkan menurut Hadari Nawawi pengertian pengembangan karir

ada 3 (tiga) yaitu:

a) Pengembangan karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi jabatan yang

ditempati seseorang selama masa kehidupan tertentu.

b) Pengembangan karir adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan motivasi

yang terjadi pada seseorang, karena dengan penambahan/ peningkatan

usianya akan semakin matang.

20

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1993), h.76.

21

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN), h.383.

22

Sondang P Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, (Yogyakarta: PT Rineka Cipta), h.164.

23

(30)

c) Pengembangan karir adalah usaha yang dilakukan secara formal dan

berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan

kemampuan seorang pekerja.24

Menurut T. Hani Handoko pengembangan karir itu sendiri dapat

dilihat dari faktor-faktor pengembangan karir, seperti dukungan manajemen,

umpan balik, dan kelompok kerja kohesif.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan karyawan adalah

faktor psikologis seperti kepuasan kerja karyawan dan motivasi kerja sehingga

dapat memaksimalkan produktivitas karyawan. Faktor tersebut antara lain:

bonus, pembagian laba, keuntungan perusahaan, serta dasar dari penetapan

insentif.25

a) Bonus merupakan sistem imbalan uang dan biasanya diberikan secara

tunai yang diberikan kepada karyawan didalam organisasi.

b) Pembagian laba (profit sharing) merupakan sistem yang mengatur

bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada karyawan. Biasanya

dikaitkan dengan pencapaian target yang ditetapkan organisasi.

c) Pembagian keuntungan (gain sharing) dapat sebagai pemberian

keuntungan sesudah dilakukan laporan tahunan perusahaan, dimana

karyawan diberi bagian dari keuntungan, disamping keuntungan bagi

para pemilik saham.

24

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetitif, (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2002), h. 20.

25

(31)

d) Sistem insentif merupakan sistem yang diketahui oleh karyawan bahwa

dengan peningkatan produktivitas individu maupun kelompok maka

akan memperoleh sejumlah insentif.

Penerapan sistem kompensasi merupakan dasar bagi karyawan untuk

mengetahui porsi kompensasi yang akan diterimanya apabila karyawan

didalam melaksanakan tugas disertai kemampuan dan pengetahuan yang baik

dalam menyelesaikan tugasnya.

Faktor-faktor di atas dapat menjadi pendorong untuk menciptakan

kepuasan dan motivasi kerja karyawan. Makin tinggi insentif yang diperoleh

karyawan, akan makin tinggi kepuasan dan motivasi kerja karyawan. Kondisi

tingkat kepuasan dan motivasi kerja karyawan yang tinggi akan menjadi suatu

keunggulan bagi organisasi dalam bersaing. Dengan keunggulan ini, sumber

daya manusia perusahaan akan dapat mengikuti perubahan dan perkembangan

pasar, sesuai dengan permintaan konsumen atau pelanggan.

3. Kompensasi dan Imbalan

Kompensasi merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia.

Dimana pengertian sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki

kemampuan bekerja atau dengan kata lain mampu melakukan kegiatan yang

mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan

barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan

manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan pengelolaan sumber daya

(32)

analisa jabatan, perencanaan tanaga kerja, rekrutmen dan seleksi, pelatihan

dan pengembangan, perencanaan karir, penilaian prestasi kerja, pemberian

kompensasi yang transparan sampai kepada pemutusan hubungan kerja

(PHK).

Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi karyawan terhadap organisasi dalam rangka

mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Semua kegiatan

organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat tergantung

kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu sumber daya

manusia tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna dan

berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.26

Imbalan atau kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi

bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan

pada organisasi yang lainnya. Perusahaan menyediakan berbagai penghargaan

(reward) yang akan diberikan kepada mereka yang berprestasi dalam bidang

kerjanya masing-masing. Oleh karena itu para manajer pun akan lebih

terdorong untuk berprestasi mencapai target anggarannya dengan harapan

akan memperoleh imbalan dari perusahaan.

26

(33)

a. Bentuk-bentuk imbalan

Simamora dalam Norsa dan Yuniawati membagi terminologi

-terminologi dalam kompensasi sebagai berikut:27

1. Upah dan gaji. Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam

yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan

pemeliharaan. Sedangkan gaji pada umumnya berlaku untuk tarif

bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan terlepas dari lamanya jam

kerja yang kerap digunakan bagi karyawan-karyawan manajemen dan

staf professional.

2. Insentif, yaitu tambahan-tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji

atau upah yang diberikan oleh organisasi. Tujuan utama program

insentif adalah mendorong peningkatan produktivitas karyawan dan

efektifitas biaya.

Menurut Suryo imbalan dapat diberikan kepada karyawan dalam

empat macam yakni:28

1. Upah dan gaji

Merupakan bentuk pembayaran yang biasanya diberikan berdasarkan

jumlah jam kerja, semakin banyak jam kerja semakin besar upah yang

diterima. Sedangkan gaji besarnya tetap tanpa mempertimbangkan jam

27

I Made Norsa dan Rani Dwi Yuniawati, Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Manajemen dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial Studi Empiris pada PT Telkom Divre V Surabaya, (Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra), vol. 5, no. 1, 2003.

28

(34)

kerja. Analisis dampak imbalan dan kepuasan kerja terhadap kinerja

pegawai.

2. Program Insentif

Imbalan yang diterima karyawan selain gaji dan upah antara lain

dalam bentuk insentif, yang biasanya diberikan berdasarkan tingkat

keberhasilan perusahaan baik dalam mencapai tingkat penjualan,

tingkat keuntungan atau tingkat produktivitas. Pemberian insentif ini

bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan merupakan bentuk

penghargaan atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan.

3. Employee Benefit Program/ Tunjangan

Merupakan imbalan tidak langsung yang diberikan perusahaan kepada

karyawan seperti program asuransi jiwa dan kesehatan, program

pensiun, biaya liburan dan sebagainya.

4. Perqusites

Umumnya hanya diberikan kepada karyawan yang menduduki level

cukup tinggi dalam bentuk fasilitas yang diberikan perusahaan seperti

kendaraan dinas, perumahan, keanggotaan klub olahraga, biaya

perjalanan dinas, dan bentuk-bentuk fasilitas lainnya.

T. Hani Handoko mengemukakan bahwa kompensasi adalah

(35)

mereka.29 Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hadari Nawawi yang

menyebutkan bahwa kompensasi bagi organisasi/ perusahaan berarti

penghargaan atau ganjaran pada pekerja yang telah memberikan

kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut

bekerja.30 Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Soekidjo

Notoatmodjo, menurutnya kompensasi adalah segala sesuatu yang

diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.31 Pengertian

demikian juga dikemukakan oleh Gugup Kismono bahwa kompensasi

adalah semua jenis imbalan yang diterima karyawan atas pengorbanan dan

unjuk kerjanya sebagai anggota organisasi.32

Kompensasi adalah balas jasa langsung berupa gaji, upah, upah

insentif, dan tidak lansung berupa kesejahteraan karyawan, uang atau

barang kepada karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya

kepada perusahaan. Kompensasi dapat pula diartikan pendapatan yang

diterima karyawan sebagai balas jasa. Pemberian kompensasi harus

menyeimbangkan kemampuan perusahaan melalui peningkatan laba dan

kemampuan karyawanya. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil

diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi

kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum yang

ditetapkan oleh pemerintah.

29

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 2000),cet ke 14, h. 155

30

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gadjah Mada University Press, 2005) cet ke-3, h. 315

31 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya…., h. 153 32

(36)

Jadi kompensasi adalah balas jasa yang diterima oleh karyawan

atas pengorbanan dan prestasinya kepada perusahaan karena telah

membantu mewujudkan tujuan perusahaan.

b. Tujuan Sistem Kompensasi

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur

sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi.

Dengan sistem yang baik ini akan dicapai tujuan-tujuan antara lain:

1) Menghargai prestasi kerja

2) Menjamin keadilan

3) Mempertahankan karyawan

4) Memperoleh karyawan yang bermutu

5) Pengendalian biaya

6) Memenuhi peraturan-peraturan33

Menurut T. Hani Handoko administrasi kompensasi mempunyai

tujuan antara lain memperoleh karyawan yang qualified, mempertahankan

para karyawan yang ada sekarang, menjamin keadilan, menghargai

perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya-biaya, dan memenuhi

peraturan legal.34

Sedangkan menurut Malayu H.S.P. Hasibuan, tujuan pemberian

kompensasi antara lain adalah:

(37)

1. Ikatan kerjasama

2. Kepuasan kerja

3. Pengadaan efektif

4. Motivasi

5. Stabilitas karyawan

6. Disiplin

7. Pengaruh serikat buruh

8. Pengaruh pemerintah35

Program kompensasi yang baik dalam perspektif sumber daya

manusia perlu dibuat untuk memenuhi tujuan perusahaan dalam memikat

karyawan yang potensial, memelihara kontinuitas operasi, serta

memperbaharui perusahaan dengan ide yang diperoleh dari seluruh

karyawan.

4. Insentif

Suatu sukses perusahaan memerlukan strategi efektif yang harus

dicapai untuk menuju keberhasilan. Para manager dan departeman SDM dapat

menggunakan insentif dan bagi hasil sebagai alat untuk memotivasi pekerja

guna mencapai tujuan organisasi. Sebab, ini merupakan bentuk kompensasi

yang berorientasi pada hasil kerja. Sistem insentif menghubungkan

kompensasi dan kinerja dengan menilai yang telah dicapai atau besarnya

35

(38)

jumlah jam kerja. Walaupun insentif mungkin sudah diberikan kepada

kelompok, mereka sering memberikan penghargaan terhadap individu.36

Insentif diarikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan

kinerja dan gain sharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan

akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya. Sistem ini

merupakan bentuk lain dari kompensasi langsung diluar gaji dan upah yang

merupakan kompensai tetap, yang disebut sistem kompensasi berdasarkan

kinerja (pay for performance plan).37

Insentif dan gain sharing merupakan upah variabel yang sering

disebut sebagai kompensasi nontradisional (sementara upah dan gaji

merupakan kompensasi tradisional) yang merupakan pelengkap dan salah satu

bagian dari system kompensasi di luar gaji dan upah yang bersifat tetap dan

tunjangan-tunjangan lainnya.38

Tujuan utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab

dan dorongan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan

kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan

strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi

satu hal yang sangat penting.39

36

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo ,2004)Ed. 1 cet. 1, h.384

37 Ibid 38

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, PT Grasindo, 2005), h. 265

39

(39)

a. Penggolongan Insentif40

Insentif dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Insentif Individu

Program insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan

tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar

prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per output

(misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan

menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih

dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang

dihasilkan.

2. Insentif Kelompok

Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan

karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerja sama,

atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Oleh sebab itu,

insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka

juga melebihi standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat

dibayarkan dengan tiga cara, yaitu (a) seluruh anggota menerima

pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh mereka yang paling

tinggi prestasi kerjanya, (b) semua anggota kelompok menerima

pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh

mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, (c) seluruh anggota

40

(40)

menerima pembayaran yang sama rata dengan rata-rata pembayaran

yang diterima oleh kelompok.

b. Sistem Pemberian Insentif41

Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya

ketidaksesuian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif

dengan pekerja lain. Program insentif ini adalah salah satu cara untuk

memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran

perusahaan. Selain itu, ada kesadaran yang tumbuh bahwa program

pembayaran tradisional seringkali tidak bagus dalam menghubungkan

pembayaran dengan kinerja. Jika organisasi mau mencapai inisiatif

strategis mereka, maka pembayaran perlu dihubungkan dengan kinerja

sedemikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti tujuan karyawan dan

tujuan organisasi.

a) Bonus tahunan

Banyak perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan

berdasarkan jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah

tahun, atau triwulan. Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan satu

kali dalam setahun. Bonus mempunyai beberapa kelebihan

dibandingkan dengan peningkatan gaji. Pertama, bonus meningkatkan

arti pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah yang

besar. Kedua, bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan

kinerja.

(41)

b) Insentif langsung

Tidak seperti system bayaran berdasarkan kinerja yang lain, bonus

langsung tidak didasarkan pada rumus, kriteria kerja khusus, atau

tujuan. Imbalan atas kinerja yang kadang-kadang disebut bonus kilat

ini dirancang untuk mengakui kontribusi luar biasa karyawan.

c) Insentif individu

Insentif individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling

popular. Dalam jenis program ini, standar kinerja individu ditetapkan

dan dikomunikasikan sebelumnya, dan penghargaan didasarkan pada

output individu.

d) Insentif tim

Insentif tim berada diantara program individu dan program seluruh

organisasi seperti pembagian hasil dan pembagian laba. Sasaran

kinerja disesuaikan dengan apa yang perlu dilaksanakan tim kerja.

e) Pembagian keuntungan

Program pembagian keuntungan terbagi kedalam tiga kategori.

Pertama, program distribusi sekarang menyediakan presentase untuk

dibagikan triwulan atau tiap tahun kepada karyawan. Kedua, program

distribusi yang ditangguhkan menempatkan penghasilan dalam suatu

dana titipan untuk pensiun, pemberhentian, kematian, atau cacat.

Ketiga, program gabungan yaitu program dengan membagikan

sebagian keuntungan langsung kepada karyawan dan menyisihkan

(42)

f) Bagi hasil

Program bagi hasil dilandasi oleh asumsi adanya kemungkinan

mengurangi biaya dengan menghilangkan bahan-bahan dan buruh

yang mubazir, dengan mengembangkan produk atau jasa baru atau

yang lebih bagus. Biasanya program bagi hasil melibatkan seluruh

karyawan dalam suatu unit kerja atau perusahaan.

5. Pengertian Sanksi / Punishment

Kata sanksi berarti tindakan (hukum) yang memaksa orang untuk

menepati janji atau mentaati hukum. Dalam beberapa kamus misalnya dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata hukuman diartikan sebagai siksa yang

dikenakan kepada orang yang melanggar Undang-undang.42 Rumusan senada

dijumpai juga dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang merumuskan

bahwa hukuman adalah siksa dan sebagainya yang diletakkan kepada orang

yang melanggar Undang-undang dan sebagainya.43

Sanksi atau punishment adalah hukuman yang diberikan karena

adanya pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Dalam perusahaan sanksi

diberikan kepada karyawan yang lalai atau melakukan kesalahan yang dapat

merugikan perusahaan. Sanksi dapat diberikan berupa teguran, surat

peringatan, skorsing dan bahkan pemberhentian atau pemutusan hubungan

kerja. Karyawan yang mendapat sanksi atau hukuman biasanya tidak

42

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 315 43

(43)

mendapat bonus pada bulan terkait. Atau bahkan tidak bisa mendapat

kesempatan promosi jabatan apabila kesalahan yang dilakukannya cukup

berat.

Tujuan diberikannya sanksi tersebut adalah agar karyawan lebih giat

dan berusaha semaksimal mungkin melakukan pekerjaanya. Selain itu dapat

menjadi contoh bagi karyawan lain untuk tidak mengulangi hal yang serupa.

B. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja sering disebut juga dengan prestasi kerja, unjuk kerja atau

performance. Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian

khusus oleh setiap individu, kelompok maupun perusahaan. Hal ini berarti kata

kinerja menunjukan suatu hasil perilaku kualitatif dan kuantitatif yang terpilih.

Kinerja adalah perangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan

pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang ada pada diri pekerja yang

diminta. Kinerja dinyatakan baik dan jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai

dengan baik. Menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas

yang dicapai oleh anggota kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.44 Kinerja merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk memberi masukan penting seperti promosi, transfer dan

pemutusan hubungan kerja.

44

(44)

Maka pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang

atau kelompok orang dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal,

tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika.

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja

karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan

untuk mencapai tujuannya.45 Pencapaian tujuan yang maksimal merupakan buah

dari kinerja tim yang optimal. Begitu pula sebaliknya, kegagalan dalam mencapai

sasaran yang telah dirumuskan juga merupakan akibat dari kinerja individu atau

tim yang kurang optimal.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan

perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kerja. Sasaran yang

menjadi objek penilaian kinerja adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam

melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan

tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala.

Informasi atas penilaian kinerja karyawan dibutuhkan oleh departemen

sumber daya manusia yang kemudian menggunakan informasi yang dikumpulkan

melalui penilaian kinerja untuk mengevaluasi keberhasilan dari perekrutan,

seleksi, orientasi, penempatan, pelatihan dan pengembangan, promosi, serta

peningkatan gaji namun suatu perusahaan tidak bisa hanya sekedar mempunyai

sistem penilaian saja, sistem tersebut harus efektif, diterima dan pantas

45

(45)

digunakan. Dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu, sistem performance

evaluasi dapat mengidentifikasikan peningkatan yang diperlukan pada sumber

daya manusia yang berhubungan dengan analisis dan penempatan, pelatihan dan

pengembangan, serta perencanaan karir.

Instrumen penilaian kinerja dapat digunakan untuk mereview kinerja,

peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian karyawan dan sekaligus evaluasi

karyawan sehingga dapat diketahui mana karyawan yang mampu melaksanakan

pekerjaan secara baik, efisien, efektif, dan produktif sesuai dengan tujuan

perusahaan.

Pada dasarnya dari sisi praktiknya yang lazim dilakukan di setiap

perusahaan tujuan penilaian kinerja karyawan dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:46

1) Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu

Praktiknya masih banyak perusahaan yang menerapkan penilaian kinerja yang

berorientasi pada masa lampau. Hal ini disebabkan kurangnya pengertian

tentang manfaat penilaian kinerja sebagai sarana untuk mengetahui potensi

karyawan. Tujuan penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu ini

adalah:

a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakannya sebagai

instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman, dan ancaman.

b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu.

46

(46)

2) Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan apabila dirancang secara

tepat sistem penilaian ini dapat:

a. Membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang

perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang dikatkan dengan peran

dan fungsi dalam perusahaan.

c. Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing karyawan dengan

penyelia sehingga tiap karyawan memiliki motivasi kerja dan merasa

senang bekerja dan sekaligus mau memberikan kontribusi

sebanyak-banyaknya pada perusahaan.

d. Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi karyawan untuk

mawas diri serta menetapkan sasaran pribadi sehingga terjadi

pengembangan yang direncanakan dan dimonitor sendiri.

e. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada

jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus meningkatkan

perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi tingkatnya lebih tinggi.

f. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data tiap

karyawan secara berkala.

Tidak boleh dilupakan bahwa sistem penilaian prestasi kerja atau penilaian

kinerja mempunyai pengaruh kuat terhadap bentuk dan sifat hubungan kerja

(47)

psikologis dan efisien karyawan dipengaruhi langsung oleh sistem dan metode

penilaiannya.

Begitu kuatnya pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan itu

sendiri, maka paling sedikit ada 3 tujuan utama dilakukannya penilaian kinerja

sumber daya manusia yaitu:

1) Untuk mengevaluasi kelayakan visi, misi, dan strategi sumber daya

manusia korporasi.

2) Mengevaluasi seberapa baik efektivitas kinerja masing-masing individu

sumber daya manusia dalam mencapai tujuan korporasi serta dimaksudkan

untuk mengevaluasi komitmen, keselarasan tujuan, kepatuhan dan

kepuasan para individu sumber daya manusia.

3) Memberikan rekomendasi tindakan protektif kepada manajemen puncak

dan manajemen divisi sumber daya manusia menyangkut proses

pengelolaan sumber daya manusia yang lebih efektif dan efisien.

Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan

pokok yaitu: pertama, manajemen memerlukan evaluasi obyektif terhadap kinerja

karyawan pada masa lalu yang diinginkan untuk membuat keputusan dibidang

sumber daya manusia dimasa yang akan datang, kedua, manajer memerlukan alat

yang memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja,

merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk

pengembangan karir dan memperkuat kualitas hubungan antara manajer yang

(48)

a. Kegunaan Penilaian Kinerja47

Kegunaan penilaian kinerja dari berbagai perspektif pengembangan

perusahaan, khususnya manajemen SDM, yaitu:

1. Dokumentasi

Untuk memperoleh data yang pasti, sistematik, dan faktual dalam

penentuan nilai suatu pekerjaan.

2. Posisi tawar

Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif dan

rasional terhadap karyawan.

3. Perbaikan kinerja

Umpan balik pelaksanaan kerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan

spesialis personil dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan atau

memperbaiki kinerja karyawan.

4. Penyesuaian kompensasi

Penilaian kerja membantu pengambil keputusan dalam penyesuaian ganti

rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikan upahnya, bonus atau

kompensasi lain.

5. Keputusan penempatan

Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan, dan

penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau

mengantisipasi kinerja.

6. Pelatihan dan pengembangan

47

(49)

Kinerja baik mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan.

Demikian juga, kinerja baik dapat mencerminkan adanya potensi yang

belum digunakan dan harus dikembangkan.

7. Perencanaan dan pengembangan karier

Umpan balik penilaian kinerja dapat digunakan sebagai panduan dalam

perencanaan dan pengembangan karier karyawan, penyusunan program

pengembangan karier yang tepat, dapat menyelaraskan antara kebutuhan

karyawan dengan kepentingan perusahaan.

8. Evaluasi proses staffing

Prestasi kerja yang baik maupun yang buruk mencerminkan kekuatan atau

kelemahan prosedur staffing departemen SDM.

9. Definisi proses penempatan karyawan

Kinerja yang baik maupun jelek mengisyaratkan kekuatan atau kelemahan

prosedur penempatan karyawan di departemen SDM.

10.Ketidakakuratan informasi

Kinerja lemah menandakan adanya kesalahan di dalam informasi analisis

pekerjaan, perencanaan SDM atau sistem informasi SDM.

11.Kesalahan dalam merancang pekerjaan

Kinerja yang lemah merupakan suatu gejala dari rancangan pekerjaan

yang kurang tepat. Melalui penilaian kinerja dapat membantu

(50)

12.Kesempatan kerja yang adil

Penilaian kerja yang akurat terkait dengan pekerjaan dapat memastikan

bahwa keputusan penempatan internal tidak bersifat diskriminatif.

13.Mengatasi tantangan-tantangan eksternal

Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor luar lingkungan pekerjaan

seperti keluarga, kesehatan, atau hal lain seperti hal pribadi.

14.Elemen-elemen pokok sistem penilain kinerja

Departemen SDM biasanya mengembangkan penilaian kinerja bagi

karyawan di semua departemen. Elemen-elemen pokok sistem penilaian

kinerja yang ada hubungan dengan pelaksanaan kerja dan ukuran-ukuran

kriteria.

15.Umpan balik ke SDM

Kinerja baik atau jelek di seluruh perusahaan, mengindikasikan seberapa

baik departemen SDM berfungsi.

b. Aspek-aspek Yang Dinilai

Aspek-aspek yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang maksimal

adalah faktor kemampuan (ability) dan aspek motivasi (motivation).

Aspek kemampuan yang dinilai dalam penilaian kinerja dikelompokan

menjadi tiga, yaitu:48

48

(51)

 Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

 Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang

pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung

jawabnya sebagai seorang karyawan.

 Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk

bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan

negosiasi, dan lain-lain.

Aspek motivasi adalah kondisi yang menggerakkan diri anggota

kelompok yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Perbedaan kinerja dapat terjadi karena perbedaan kemampuan, keterampilan

dan motivasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kinerja anggota

kelompok dipertimbangkan sebagai fungsi dari kemauan dan kemampuan.

Sehingga dapat dirumuskan:

Dari rumusan kinerja diatas dapat dimengerti bahwa kinerja

merupakan hasil perlibatan serta interaksi antara beberapa variabel yaitu

motivasi individu untuk masuk atau bergabung dalam organisasi dengan

(52)

kemampuannya dalam hal tertentu sesuai dengan pekerjaannya, serta kondisi

lingkungan tempat kerja yang kemudian ter-internalisasi dalam diri individu

tersebut sehingga menghasilkan sebuah sikap kerja individu.

Proses terbentuknya kinerja yang secara sederhana namun

komprehensif integratif dijelaskan oleh Walker dengan mengadaptasi

performance motivation model yang dikembangkan Moorhead & Griffin

yang dikutip oleh Handoyo. Model ini memberikan dinamika terbentuknya

sebuah kinerja baik, sehingga jelas langkah-langkah integratif yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Walker menyebut model adaptasi

tersebut sebagai a behavioral view of performance, yang digambarkan sebagai

(53)
[image:53.612.113.541.55.509.2]

Gambar 2.1

A Behavioral View of Performance Model dari Walker49

Konteks strategis /harapan-harapan Sasaran kinerja

Staffing,keterampilan, Desain Pekerjaan pengetahuan dan kemampuan Empowerment Coaching

Perilaku kerja Usaha

Umpan balik Kinerja

Kinerja Hasil

Reward/Punishment (Explicit or implicit outcomes)

Persepsi tentang ganjaran (perceived equity of reward)

Motivasi

Reinforcement

Model tersebut di atas memaparkan bahwa perilaku kerja individu

dipengaruhi oleh 4 faktor utama. Faktor pertama adalah harapan (sasaran

kinerja) yang ditetapkan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang

akan mempengaruhi arah tindakan dan besarnya energi yang dikeluarkan oleh

individu.

49

(54)

Gambar

A Behavioral View of PerformanceGambar 2.1  Model dari Walker49
KISI-KISI PEMBERIAN Tabel 3.1 REWARD
KISI-KISI PEMBERIAN Tabel 3.2 PUNISHMENT
Tabel 3.3 KISI-KISI KINERJA KARYAWAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dalam hal punishment, secara umum pemberian punishment pada karyawan bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada karyawan Entra Indonesia tentang pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja karyawan, dapat diambil

Pemberian Reward dan Punishment terhadap Kinerja Karyawan Melalui Variabel Intervening Motivasi Kerja” studi kasus pada PT.Ungaran Sari Garmen. 1.2

Sehubungan dengan pentingnya pemberian reward dan punisment terhadap karyawan guna meningkatkan kinerja karyawan pada suatu perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif antara reward dan punishment terhadap kinerja karyawan dan seberapa besar pengaruh tersebut pada karyawan PT..

Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Reward Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Karyawan Pada PT BPRS Aman Syariah

Berdasarkan fenomena, peneliti ingin mengkaji penelitian yang berasal dari kepemimpinan, reward dan punishment yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan

Hasil penelitian menunjukkan konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, reward bepengaruh terhadap kinerja karyawan dan punishment bepengaruh terhadap kinerja