• Fasilatator kelurahan • Anggota BKM • Sekretaris BKM • Anggota masyarakat • Anggota KSM • Simpul Komunikasi • Relawan Instrumen : • Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam • Uji petik
Informasi Data yang
Dibutuhkan :
• Komunikasi tingkat basis dalam berbagai
dimensi.
• Aplikasi model komunikasi tingkat basis.
• Model Komunikasi dalam aspek gender.
• Komunikasi dalam kegiatan pinjaman
bergulir.
Pengembangan
Pertanyaan :
• Model komunikasi apa yang digunakan dalam
kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga?
• Bagaimana aplikasi model dalam komunikasi
pada masyarakat?
• Mengapa menggunakan model seperti itu?
• Bentuk media internal apa saja yang dibuat
oleh BKM?
• Sejauh mana efektivitas media tersebut dalam
mengkomunikasikan program?
• Bagaimana pemahaman masyarakat dari
berbagai golongan terhadap filosofi, konsep serta aplikasi program?
• Mengapa terdapat hambatan dalam
penginternalisasian program?
• Faktor-faktor apa saja yang menjadi
hambatan penginternalisasian program?
• Mengapa terdapat perbedaan pengetahuan
masyarakat antara kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial?
• Apa yang menjadi latar belakang perbedaan
tersebut?
• Bagaimana penciptaan iklim komunikasi
• Bagaimana hubungan antara penciptaan iklim komunikasi dengan kepesertaan partispasi perempuan?
• Bagaimana keterlibatan perempuan dalam
komunikasi partisipatif?
• Bagaimana peran perempuan dalam proses
komunikasi?
• Bagaimana kegiatan pinjaman bergulir
Lampiran 3. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang internalisasi program Sumber Informasi : • Sekretaris BKM • Anggota masyarakat • Anggota KSM • Simpul Komunikasi • Relawan Instrumen : • Penelitian partisipatif • Wawancara mendalam • Uji petik
Informasi Data yang
Dibutuhkan :
• Pencitraan kegiatan PNPM Mandiri.
• Internalisasi berdasarkan keragaman
karakteristik.
Pengembangan
Pertanyaan :
• Faktor-faktor apa saja dalam konteks
komunikasi yang menjadi hambatan penginternalisasian program?
• Bagaimana citra program PNPM Mandiri di
tengah masyarakat?
• Faktor apa saja yang menghambat
penginternalisasian program dari aspek sosial budaya?
• Bagaimana penginternalisasian dari berbagai
keragaman karakter?
• Mengapa terdapat perbedaan pengetahuan
masyarakat antara kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial?
Lampiran 4. Pedoman penelusuran data dan informasi tentang kesadaran kritis pengarusutamaan gender.
Sumber Informasi : • Fasilitator Kelurahan
• Anggota BKM
• Sekretaris BKM
• Manajer Unit Pengelola Keuangan
• Anggota KSM Pinjaman Bergulir
• Masyarakat Umum
Instrumen :
• Penelitian partisipatif
• Wawancara mendalam
Informasi Data yang
Dibutuhkan :
• Gambaran kegiatan pinjaman bergulir
• Aksesibilitas perempuan terhadap
pinjaman bergulir
• Peran perempuan dalam kelembagaan
UPK
• Tanggung jawab perempuan dalam
pelaksanaan pinjaman bergulir
• Pembangunan kontrol sosial kegiatan
pinjaman bergulir
Pengembangan Pertanyaan
• Kapankah kegiatan pinjaman bergulir
dilaksanakan?
• Sudah berapa KSM kah yang sudah
mendapat dana pinjaman bergulir?
• Bagaimanakah komposisi pemanfaat
pinjaman bergulir dari sisi gender?
• Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan
pinjaman bergulir?
• Bagaimana peran perempuan di
kelembagaan unit pengelola keuangan?
• Bagaimana kemampuan manajerial kaum
perempuan dalam mengelola unit keuangan?
• Bagimana keragaman perempuan
pemanfaat pinjaman bergulir?
• Bagaimana pengelolaan dana pinjaman
bergulir oleh perempuan?
• Apakah pinjaman bergulir sudah
mengikuti pola pengelolaan ekonomi rumah tangga (PERT)?
• Bagaimana kemampuan perempuan
membentuk kelompok pinjaman bergulir?
• Bagaimana tanggung jawab dari aspek
gender terhadap pinjaman bergulir?
• Apakah pola tanggung renteng
dilaksanakan dalam kegiatan pinjaman bergulir?
• Bagaimana kontrol sosial sesama
pemanfaat pinjaman bergulir?
• Bagaimana kontrol BKM kepada UPK
sebagai pelaksana kegiatan pinjaman bergulir?
Lampiran 4. Dokumentasi foto kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon
Pertemuan BKM dengan KSM lingkungan. Kegiatan ini dalam rangka laporan KSM dalam melaksanakan program. Dari aspek gender, pertemuan ini tidak
dihadiri oleh perempuan.
Kegiatan Rapat Warga Tahunan (RWT) merupakan sarana komunikasi organisasi BKM kepada masyarakat dalam rangka laporan progres kegiatan selama satu tahun. RWT dihadiri oleh perwakilan masyarakat (simpul-simpul komunikasi).
Pencairan dana kepada KSM pinjaman bergulir. Kebanyakan pemanfaat pada kegiatan ini adalah perempuan.
Kegiatan pendampingan oleh fasilitator kelurahan. Pendampingan ditujukan untuk memperkuat kelembagaan BKM sehingga BKM mampu menjalankan siklus-
Partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menunjukkan kesadaran kritis masyarakat dalam refleksi diri pada kemiskinan.
Pencairan dana kepada KSM pembangunan infrastruktur lingkungan warga. Dalam kegiatan PNPM kegiatan yang dilakukan bertumpu pada masyarakat termasuk di dalamnya pengelolaan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Papan informasi. Papan Informasi merupakan sarana komunikasi BKM dengan masyarakat dalam hal ini BKM memberikan informasi-informasi seputar kegiatan
PNPM Mandiri.
Hasil kegiatan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga. MCK merupakan sarana kesehatan masyarakat yang dibangun oleh KSM bidang lingkungan.
Keywords:
Gender Mainstreaming. Under direction of NINUK PURNANINGSIH and AMIRUDDIN SALEH
Kenanga village of district Cirebon, is one area that gets the PNPM Mandiri program. This is due to poverty is still a large population of Kenanga village. PNPM Mandiri is a means to alleviate poverty in Indonesia. The program was characterized by active participation of society, awareness of responsibility towards the development and equitable gender roles. This concept represents a new paradigm in the application system in Indonesian Development. To realize the vision of this mission required a participatory communication. To analyze this concept carried out a study using a qualitative approach to the critical paradigm. For data collection has done by using interview techniques, both participatory observation and observations that are closed, the forum group discussions or FGDs and literature studies. The point object from the unit under study PNPM mandiri are activities revolving loan. Results obtained from this study that the pattern of communication which were conducted in PNPM Mandiri participation was communication with the communication approaches that were sequential. With this communication pattern has been distorted so that the internalization of the program to the community not be comprehensive. As a result, the implementation of the PNPM Mandiri undergone many obstacles.
Pengarusutamaan Gender: Studi Kasus Kegiatan Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH dan AMIRUDDIN SALEH
Dalam rangka menanggulangi kemiskinan pemerintah telah meluncurkan berbagai program. Mulai dari program yang ditujukan untuk petani, dengan berbagai skim kredit dan subsidi, sampai pada berbagai program pemberdayaan untuk keluarga miskin, seperti pemberian dana bergulir, program ekonomi produktif, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. Berbagai program tersebut secara signifikan belum mampu menurunkan jumlah penduduk miskin.
Menjawab kondisi ini pemerintah membuat sebuah program yang bersifat komprehensif. Program ini menitikberatkan peran masyarakat menjadi tulang punggung sebagai modal sosial dengan mengedepankan aspek keadilan peran laki-laki dan perempuan. Program tersebut adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini merupakan replikasi, di dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan yang merupakan implementasi Millennium Development Goals (MDGs). Kata kunci program ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian kegiatan pembangunan dan pemberdayaan. (LP3S & World Bank 2007).
Salah satu bentuk kegiatan PNPM Mandiri adalah pinjaman bergulir. Kegiatan ini memberikan kemudahan akses, terutama masyarakat miskin termasuk perempuan, yang selama ini aksesibilitas mereka terhadap perbankan sangat sulit yang menjadikan mereka khususnya pelaku usaha kecil menengah sangat sulit untuk berkembang.
Untuk mencapai keberhasilan misi dan visi PNPM Mandiri sangat dibutuhkan komunikasi, yang terselenggara pada tingkat basis dan regulator PNPM Mandiri. Pendekatannya adalah dengan menggunakan model komunikasi yang memungkinkan adanya pertukaran komunikasi banyak dimensi. Pendekatan
ini sering disebut dengan model partisipasi atau model interaksi. Dari latar
belakang inilah, penelitian dibuat.
Penelitian ini bertujuan pertama menganalisis komunikasi tingkat basis kegiatan PNPM Mandiri, kedua menganalisis internalisasi kegiatan PNPM Mandiri dan ketiga menganalisis pengarusutamaan gender dalam kegiatan pinjaman bergulir PNPM Mandiri
Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian sebagai kritik sosial dan penguatan sosial. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Meski demikian data kuantitatif akan digunakan sebagai penguat data kualitatif.
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Instrumen yang digunakan untuk melakukan penggalian atau
Mandiri di Kelurahan Kenanga menggunakan dua pola pendekatan yaitu komunikasi partisipatif dan linier. Proses komunikasi yang terjadi antara masyarakat dengan masyarakat banyak menggunakan komunikasi partisipatif, sedangkan komunikasi antara masyaraka dengan fasilitator menggunakan komunikasi linier. Pola komunikasi partisipatif dan linier dilaksankan dalam berbagai siklus PNPM Mandiri dari tahap persiapan sampai evaluasi.
Dilihat dari distribusi pesan, pelaksanaan komunikasi kegitan PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga menggunakan simpul-simpul komunikasi. Simpul komunikasi terdiri dari kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau
memiliki kapasitas sebagai opinion leader. Komunikasi PNPM Mandiri di
Kelurahan Kenanga didukung juga dengan komunikasi sekunder melalui media warga dalam bentuk buletin dan papan informasi. Media warga dalam bentuk media cetak adalah buletin dengan nama gema bangkit. Pada kenyataannya media sekunder, masih belum efektif sebagai sarana komunikasi partisipatif dan masih cenderung sebagai formalitas dan bagian siklus kegiatan PNPM Mandiri yang telah ditetapkan oleh regulator.
Dalam konteks isu gender gender, akses komunikasi tingkat basis memberikan peluang yang sama baik laki-laki dan perempuan untuk mengakses sarana-sarana komunikasi. Pada tingkat partisipasi dan kapasitas dalam kegiatan komunikasi banyak didominasi oleh kaum laki-laki. Hal ini disebabkan oleh penciptaan iklim komunikasi yang tidak mengakomodir kondisi perempuan. Salah satunya adalah jadwal rembug warga yang sering dilaksanakan pada malam hari hingga larut malam. Selain itu, konsep diri perempuan yang terstigma kuat bahwa kegiatan publik merupakan domain laki-laki baik dari segi peran dan tanggung jawab.
Dilihat dari sudut internalisasi PNPM Mandiri di Kelurahan Kenanga masih dianggap sebagai kegiatan yang bersifat jangka pendek. Pandangan masyarakat masih memahami kegiatan PNPM Mandiri, hanya sebatas pada kegiatan pembangunan infrastruktur lingkungan warga. Untuk program-program lain seperi bidang sosial dan pinjaman bergulir, banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Ironisnya lagi kelompok dari rumah tangga miskin sebagai sasaran program tidak mengetahui program PNPM Mandiri. Rendahnya internalisasi program ini disebabkan sistem komunikasi yang tidak berjalan dengan baik terutama antara simpul komunikasi dengan masyarakat tingkat basis. Selain itu, sifat fatalis dari kelompok miskin, yang menganggap selama ini program penanggulangan kemiskinan tidak memiliki kontribusi terhadap perubahan nasib mereka.
Pada kegiatan pinjaman bergulir, ditinjau dari aspek gender sudah
menunjukkan adanya equality gender. Hal ini terlihat dari isu-isu gender, yang
mengindikasikan adanya persamaan akses, partisipasi pengelolaan, pemanfaatan kegiatan dan kontrol terhadap kegiatan pinjaman bergulir antara laki-laki dan perempuan.
miliki. Banyak pemanfaat perempuan menggunakan dana pinjaman bergulir untuk kepentingan kebutuhan sehari-sehari yang bersifat sekunder, seperti untuk pendidikan, perehaban rumah, dan keperluan lainnya. Selain itu, ditemukan juga dana dari pinjaman bergulir digunakan untuk kepentingan suami seperti kepentingan suami berangkat merantau.
Pada pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir, perempuan masih sebatas obyek kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari segi kepengurusan dan inisiatif perempuan dalam membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) pinjaman bergulir. Dalam masalah tanggung jawab terhadap pengembalian dana pinjaman bergulir, perempuan lebih bertanggung jawab dibandingkan laki-laki, meski demikian kasus besar kemacetan banyak dilakukan oleh perempuan. Berkaitan dengan kontrol sosial, kegiatan pinjaman bergulir belum terbangun sistem kontrol yang baik, pada tingkat pengelola maupun tingkat masyarakat. Hal ini menjadikan konsep tanggung renteng dalam pelaksanaan pinjaman bergulir belum berjalan. Konsekuensinya, pinjaman bergulir yang secara konsepnya merupakan pinjaman bersama dan dibayar secara bersama, secara aplikasinya sebagai pinjaman individu dan dibayar berdasarkan individu.
Secara umum kegiatan pinjaman bergulir di Kelurahan Kenanga dalam payung PNPM Mandiri, telah mengisyaratkan perubahan-perubahan pandangan masyarakat terhadap program-program pemerintah. Program pemerintah sedikit
demi sedikit dipahami oleh masyarakat bukan program charity tetapi program
PENDAHULUAN