LANDASAN TEOR
2.4 Sumber Daya Pendidikan
Dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (10) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Sumber Daya Pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarna yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hal ini diperkuat kembali dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (23) dikatakan bahwa Sumber Daya Pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana dan sarana dan prasarana.
2.5. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana utama untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM antara lain sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Arah kebijakan pembangunan pendidikan di Tapanuli Utara merupakan salah satu dari misi pembangunan yaitu dalam upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan handal adalah dengan peningkatan pendidikan berkualitas. Beberapa kebijakan pembangunan pendidikan dimaksud adalah dengan menyelenggarakn wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara, meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan.(BAPEDA dan BPS, 2013).
Pemerintah Daetah Kabupaten Tapanuli Utara telah menetapkan beberapa kebijakan pembangunan daerah, salah satunya adalah kebijakan pembangunan sektor pendidikan yang diarahkan dalam rangka penciptaan SDM berkualitas dan mampu berperanserta dalam melaksanakan pembangunan berbagai sektor dan dalam upaya peningkatan kesejahterahan rakyat melalui .(BAPEDA dan BPS, 2013):
1. Peningkatan kualitas pengajaran dan kualitas kelulusan pendidikan formal, 2. Penanggulangan kekurangan guru di setiap wilayah / Kecamatan.
1.Angka partisipasi kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. (PERMENDAGRI, 2010).
APK dapat dihitung dengan :
APK =
100% 2.Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.(PERMENDAGRI, 2010).
3.Rasio Guru Murid (RGM)
Rasio guru per murid dididefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu. untuk mengetahui rata-rata jumlah guru yang dapat melayani murid di suatu sekolah atau daerah tertentu.(Junaidi, 2010). Rasio Guru Murid dapat dicari dengan :
RGM = 4.Rasio Gedung Sekolah –Murid (RSM)
Rasio sekolah per murid didefinisikan sebagai perbandingan antar jumlah sekolah dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu untuk mengetahui rata-rata besarnya kepadatan sekolah di suatu daerah.
Kriteria :
” Semakin tinggi nilai rasio, berarti tingkat kepadatan sekolah makin tinggi. Pada umumnya terdapat suatu pola bahwa makin tinggi jenjang pendidikan makin padat jumlah murid di sekolah. Kondisi ini juga menunjukkan makin tinggi jenjang pendidikan, makin kurang jumlah sekolahnya. (Junaidi, 2010)
Rasio Sekolah Murid dapat dihitung dengan :
RSM =
5.Rasio Kelas – Murid (RKM)
Rasio murid per kelas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Hal ini digunakan untuk mengetahui rata-rata besarnya kepadatan kelas di suatu sekolah atau daerah tertentu. (Junaidi, 2010).
Rasio kelas – murid dapat dicari dengan :
6.Angka Shift
Jika angka shift > 1 (lebih besar satu), maka waktu penyelenggaraan proses belajar mengajar tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan (lebih dari sekali), yang berarti bahwa sebagian murid melakukan proses belajar mengajar pada waktu pagi, misalnya pukul 07.00-12.00, sedangkan sejumlah murid yang lain melakukan proses belajar mengajar pada pukul 13.00-18.00. Dengan cara demikian, maka lama waktu belajar setiap mata pelajaran tidak lagi 45 menit tetapi berkurang menjadi 40 menit (BPS, 2011).
Angka Shift dapat dihitung dengan : A. Shift =
2.6 Data
Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai. Data dapat berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video (Kadir,2003).
Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang (Swastikayana, 2011).
Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya (misalnya “+” dan“$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual Contoh teks adalah koran. (Swastikayana, 2011)
Citra ( image ) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun gambar yang lain. (Swastikayana, 2011)
Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara orang atau suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio. (Swastikayana, 2011)
Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu kejadian atau aktivitas (Swastikayana, 2011).
2.6.1 Data Spasial
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Puntodewo, et al. 2003):
1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode Pos.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dsb.
Data Spasial dapat diambil dari beberapa sumber, antara lain adalah (Puntodewo, et al. 2003):
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah,dsb.) Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angina dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.) Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam- macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
2.6.2 Data Attribut
Data non spasial atau data atribut adalah data yang berupa text atau angka biasanya disebut dengan atribut. Data non-spasial menggambarkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan data spasial. Dari data non spasial ini nantinya akan dibentuk data spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka diperlukan data jumlah penduduk dari masing – masing daerah, dari data tersebut akan digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing daerah.(Sari, 2007).