• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA

4.6 Sumber Daya

Komponen sumber daya meliputi jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat diarahkan kepada sebagaimana yang diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan kegiatan program seperti dana, sarana dan prasarana.

Apabila isi dari strategi sudah dikomunikasikan secara jelas, tetapi implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, maka strategi tidak akan berjalan secara efektif. Sumber daya dapat berwujud manusia dan finansial. Komponen sumber daya meliputi jumlah staf, keahlian dari para pelaksana dan fasilitas-fasilitas pendukung seperti dana dan sarana prasarana. Penulis kemudian menanyakan mengenai sumber daya yang dibutuhkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak agar strategi yang telah dibuat dapat dilaksnakan dengan baik, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan:

“Di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak ini, sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi sudah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sekalipun masih ada pegawai yang belum memberikan kinerjanya secara maksimal namun itu hanya sebagian kecil saja. Jumlah staff disini yang masih agak kurang terutama dalam hal melakukan pengawasan hutan untuk melakukan patroli rutin serta pemadaman kebakaran hutan. Kemudian juga dari segi sarana dan prasarana itu sendiri, kita memiliki mobil operasional polisi kehutanan, kemudian dibantu oleh beberapa Unit Pelaksana Teknis Daerah (UTPD) yang merupakan cabang dinas terbagi lagi di beberapa kecamatan sehingga lebih dekat lagi dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi.”

Kemudian penulis menanyakan tentang jumlah tim teknis yang masih kurang dengan keefektivitasan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam melakukan pengawasan hutan, beliau mengatakan:

“Bisa dikatakan untuk ukuran efektif, itu tergantung pada seberapa luas kawasan hutan yang terbakar dengan melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak. Jika kawasan hutan yang terbakar sangat luas, maka kinerja yang dilakukan berarti belum cukup efektif untuk pengawasan hutan berdasarkan sarana dan prasarana yang ada.”

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan suatu strategi adalah sumber daya dana. Tanpa adanya dana yang mendukung maka program maupun kegiatan tidak akan berjalan dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, penulis menanyakan tentang anggaran atau dana yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan suatu strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Irwanto Susanto, S.Hut mengatakan:

“Dari segi dana yang diperlukan dalam melaksanakan pengawasan hutan didapatkan dari APBD. Dan selama melakukan kegiatan pengawasan hutan dibiayai secara penuh oleh APBD. Untuk masalah kendala, misalnya, tahun ini ada pengurangan anggaran dalam melakukan kegiatan yang biasanya kita melakukan operasi gabungan 3 (tiga) kali dalam setahun, namun untuk tahun ini kita hanya melakukan operasi gabungan sekali saja karena ada rasionalisasi anggaran Jadi, kendala dalam anggaran yaitu ketika ada perubahan dan ketika ada pengurangan anggaran maka tentunya akan terkena dampaknya pada kegiatan yang ingin dikerjakan. Jadi, kalau pengawasan dilakukan secara terus menerus maka tentu akan memakan banyak biaya. Oleh karena itu, pengawasan dilakukan pada saat musim kemarau panjang dimana curah hujan cukup rendah”

Dengan adanya sumber daya pendukung, maka tujuan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam melakukan pelaksanaan pengawasan hutan akan berjalan dengan baik. Namun, dengan terdapatnya berbagai kendala yang dihadapi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam hal sumber daya pendukung, maka penulis menanyakan tentang hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan sumber daya organisasi tersebut, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan:

“Dengan jumlah personil yang terbatas sebagai tim teknis di dalam melakukan pengawasan hutan, kemudian dana yang cukup terbatas, serta sarana dan prasarana lainnya yang kurang memadai. Maka, kita melakukan koordinasi antarlembaga terkait untuk mengatasi kekurangan tersebut. Oleh karena itu, untuk tahun ini, kita telah sangat baik melakukan koordinasi dengan Manggala Agni, BPBD, dan SATGAS sehingga kekurangan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak bisa diatasi dalam hal upaya pengawasan hutan.”

Dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan pengawasan hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak mendukung kegiatan pengawasannya secara maksimal dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu seluruh pegawainya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak Tahun 2016, adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak guna menunjang kegiatan dalam upaya meningkatkan pengawasan yang dilaksanakan, yaitu :

Tabel 4.1: Sarana dan Prasarana Pemadaman Kebakaran Hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak

No. Nama Peralatan Jenis Peralata Jumlah Peralatan 1.

Mobil

Slip On Monitoring Ranger Pick Up

Mobil Pemadam Kebakaran

2 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 2.

Mesin Portable Tohatsu Shibaura

2 Unit 3 Unit

3. Mesin Apung - 2 Unit

4. Selang 2,5 Inci 1,5 Inci 64 Buah 20 Buah 5. Nozle 2,5 Inci 1,5 Inci 3 Buah 3 Buah 6. Personil 3 Regu 7. Peralatan Personil Baju Sarung Tangan Helm Sepatu Boot 50 Pasang 50 Pasang 40 Pasang 40 Pasang 4.7 Disposisi

Agar dapat berjalan dengan efektif maka suatu kebijakan harus dapat diimplementasikan dengan terjalinnya hubungan yang saling mendukung antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan (implementor). Disposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses impelementasi kebijakan, dimana disposisi ini menyangkut karakter yang

dimiliki oleh implementor yaitu dari segi komitmen dan kejujuran implementor saat mengimplementasikan suatu kebijakan.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan tentu terkait dengan strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan komitmen dan kejujuran selama proses implementasi strategi berlangsung di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan lebih diarahkan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, karena beliau merupakan informan kunci yang mempunyai andil besar dalam menentukan sikap dan kinerja terhadap para pelaksana strategi selama proses implementasi strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan:

“Selama proses implementasi strategi berlangsung di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak belum ada respon penolakan maupun keluhan terhadap strategi-strategi yang telah ditetapkan. Hal itu terbukti dengan terealisasinya berbagai program dan kegiatan yang berhubungan erat dengan strategi pengawasan hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak.”

Sikap para pelaksana strategi di dalam menjalankan strategi yang sudah ditetapkan apabila dilakukan dengan berkomitmen dan jujur akan mendatangkan hasil kinerja yang baik. Disamping itu, kerjasama tim kepada antarlembaga terkait tidak akan pernah terlepas di dalam melaksanakan pengawasan hutan dengan melihat kawasan hutan yang sangat luas. Terkait dengan hal tersebut maka penulis menanyakan tentang

sikap dan respon para pelaksana strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dengan berkoordinasi antarlembaga terkait dalam melakukan pengawasan hutan, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan:

“Selama berkoordinasi dengan antarlembaga terkait, sikap para pelaksana strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak sendiri sangat mendukung sekali terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara bersinergi, bahkan ketika tahun 2015 lalu para tim teknis kita sangat gencar dan terlibat aktif untuk melakukan pengawasan hutan bersama Manggala Agni maupun BPBD dan sebaliknya mereka juga merespon baik terhadap kinerja dari para pelaksana strategi kita” Penjelasan diatas penulis dapatkan dari pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak untuk melihat sikap dan respon para pelaksana strategi dalam melakukan koordinasi dengan antarlembaga terkait. Kemudian, untuk mencari tahu kebenaran tersebut, maka penulis menanyakan langsung kepada salah satu lembaga terkait yaitu Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Siak yaitu Bapak Irwan Prayatna, S.Si terkait dengan masalah respon dan sikap yang dimunculkan oleh para pelaksana strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Ermnsyi, SP, M.Si mengatakan:

“Menurut saya, sikap dan respon para pekerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak selama melakukan koordinasi untuk pengawasan hutan ini cukup baik. Mereka melakukan tugas dari atasan dengan sangat maksimal sekalipun kebakaran hutan tidak semudah itu untuk diselesaikan. Itu untuk tahun ini, namun untuk tahun sebelumnya, justru sikap yang dimunculkan mereka ketika bekerjasama untuk mengatasi masalah kebakaran hutan tidak dapat acungi jempol, kebanyakan mereka seringkali bermain pada wilayah kerjanya masing-masing padahal dalam strategi tertulis di dinas bahwasanya adanya koordinasi untuk menangani masalah kebakaran hutan, tapi nyatanya

mereka bermain sendiri. Artinya bahwa mereka memang berkomitmen dalam menjalankan tugas, tapi kurang jujur. Namun untuk tahun ini sudah mulai kelihatan mereka selalu mau diajak berkoordinasi.”

Dalam melaksanakan pelaksanaan pengawasan hutan, Dinas Kehhutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak memang tidak bisa benar-benar melepaskan hubungan dengan badan-badan terkait dikarenakan melihat cakupan geografis dan kawasan hutan di Kabupaten Siak yang sangat luas tidak memungkinkan untuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak untuk melaksanakan pengawasan hutan sendiri. Oleh karena itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak perlu untuk memiliki sikap komitmen, respon yang positif, serta kejujuran dalam mengemban tugas yang diberikan untuk membangun kepercayaan satu sama lain ketika berkoordinasi dengan antarlembaga terkait

Dokumen terkait