• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber-sumber Pencemaran Air

Dalam dokumen BUKU AJAR KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGK (Halaman 41-46)

Sumber pencemaran air berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi sumber limbah domestik dan sumber limbah non domestik. Sumber limbah domestik umumnya berasal dari daerah pemukiman penduduk dan sumber limbah non domestik berasal dari kegiatan seperti industri, pertanian dan peternakan, perikanan, pertambangan atau kegiatan yang bukan berasal dari wilayah pemukiman. Air limbah adalah sisa dari hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (PP No. 82 Tahun 2001)

Berdasarkan sumbernya (Mudarisin, 2004 dalam Yuliastuti, 2011), jenis limbah cair yang dapat mencemari air dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu :

1. Limbah cair domestik, yaitu limbah cair yang berasal dari pemukiman, tempat-tempat komersial (perdagangan, perkantoran dan institusi) dan tempat-tempat rekreasi. Air limbah domestik (berasal dari pemukiman) terutama terdiri atas tinja, air kemih, dan buangan limbah cair (kamar mandi, dapur, cucian yang kira-kira mengandung 99,9% air dan 0,1% padatan). Zat padat yang ada tersebut terbagi atas ± 70% zat organik (terutama protein, karbohidrat dan lemak) serta sisanya 30% zat anorganik terutama pasir, air limbah, garam-garam dan logam.

2. Limbah cair industri merupakan limbah cair yang dikeluarkan oleh industri sebagai akibat dari proses produksi. Limbah cair ini bisa berasal dari air bekas pencucian, bahan pelarut ataupun air pendingin dari industri-industri tersebut. Pada umumya limbah cair industri lebih sulit dalam pengolahannya, hal ini disebabkan karena zat-zat yang terkandung didalamnya yang berupa bahan atau zat pelarut, mineral, logam berat, zat-zat organik, lemak, garam-garam, zat warna, nitrogen, sulfida, amoniak dan lain-lain yang bersifat toksik.

3. Limbah pertanian yaitu limbah yang bersumber dari kegiatan pertanian seperti penggunaan pestisida, herbisida, fungisida, dan pupuk kimia yang berlebihan.

4. Infiltration/inflow yaitu limbah cair yang berasal dari perembesan air yang nasuk kedalam dan luapan dari sistem pembuangan air kotor.

Beban pencemaran (polutan) adalah bahan-bahan yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut (Effendi, 2003).

Selain limbah cair yang menyebabkan terjadinya pencemaran air, ada beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air antara lain :

1. Limbah Rumah Tangga dan Domestik

Limbah Rumah Tangga merupakan pencemaran air terbesar disamping limbah- limbah industri, pertanian, dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya.

Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dan lain-lain) maupun cairan (air cucian, minyak goreng bekas dan lain- lain). Diantara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat teruari oleh alam.

Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, batrai bekas, air aki. tinja, air cucian, limbah Gambar 1. 20. Pembuangan limbah rumah

kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit yang akan mengikuti aliran air. Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.

Aktivitas manusia yang membuang sampah atau limbah ke aliran air sungai (perhatikan Gambar 1.21), menjadi masalah yang cukup besar utamanya di kota-kota besar. Hal tersebut tidak hanya kan berdampak pada terganggunya ekosistem air akan tetapi juga bisa berakibat patal pada manusia sendiri.

2. Limbah lalu lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan kapal tengker, tumpahan minyak akibat kecelakan mobil- mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya berbahaya bagi kehidupan.

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk

mencegahnya, upayakan agar memilih

insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang Sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang Gambar 1.21. Penggunaan pestisida

Kapan aku akan hidup tenang?

demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

Selain itu penggunaan pupuk atau pestisida (seperti pada Gambar 1.21) yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

4. Limbah industri/pertambangan

pembuangan limbah industri atau pabrik ke dalam air (perhatikan Gambar 1.21) dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun anorganik (garam anorganik, asam anorganik, senyawa organik, dan logam berat seperti air raksa (merkuri, kadium . dan lain- lain.

Zat-zat ini jika masuk ke perairan akan menumbulkan pencemaran yang dapat membahayakan mahluk hidup penggunaan air tersebut termasuk manusia. Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan-bahan kimia seperti tersebut di atas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah besar. Jika turun hujan, lumpur ini akan meningkatkan kekeruhan air.

5. Kegiatan penebangan hutan

Kegiatan penebagan hutan secara terus-menerus akan menyebabkan hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan, maka akan terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah (lihat Gambar 1.22). Pengikisan humus mengakibatkan lahan menjadi kritis juga akan menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan langsung mengalir dipermukaan dengan membawa tanah dalam alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan manurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak partikel-partikel tanah di dalamnya.

Dalam dokumen BUKU AJAR KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGK (Halaman 41-46)

Dokumen terkait