• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan

Asumsi

c. Use of Judgments, Estimates and Assumptions

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi, dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

The preparation of financial statements in conformity with SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies, and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.

Informasi mengenai hal-hal signifikan yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan signifikan dalam penerapan kebijakan akuntansi yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim dijelaskan di Catatan 4.

Information about significant areas of estimation uncertainties and critical judgments in applying accounting policies that are significant to the consolidated interim financial statements are described in Note 4.

d. Perubahan Kebijakan Akuntansi d. Changes in Accounting Policies

Standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015

Standards, amendments and interpretations effective on 1 January 2015

Berikut ini adalah standar, perubahan dan interpretasi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015 dan mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan:

The following standards, amendments and interpretations became effective on 1 January 2015 and are relevant to the Company’s consolidated interim financial statements:

a. Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”

a. Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements”

b. PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan KeuanganTersendiri”

b. PSAK No. 4 (2013 Revision), “Separate Financial Statements”

c. PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

c. PSAK No. 15 (2013 Revision), “Investment in Associates and Joint Ventures”

d. PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” d. PSAK No. 24 (2013 Revision), “Employee Benefits”

e. PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”

e. PSAK No. 46 (2014 Revision), “Income Taxes”

f. PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”

f. PSAK No. 48 (2014 Revision), “Impairment of Assets”

g. PSAK No. 50 (Revisi 2014),

“InstrumenKeuangan: Penyajian”

g. PSAK No. 50 (2014 Revision), “Financial Instruments: Presentation”

h. PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”

h. PSAK No. 55 (2014 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”

i. PSAK No. 65 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Konsolidasian”

i. PSAK No. 65 (2013 Revision), “Consolidated Financial Statements”

j. PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

j. PSAK No. 60 (2014 Revision), “Financial Instruments: Disclosures”

k. PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar” k. PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”

l. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 26 (Revisi 2013), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”

l. Interpretation of Financial Accounting Standard (“ISAK”) No. 26 (2013 Revision), “Reassessment of Embedded Derivatives”

* Tidak diaudit Unaudited * 30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) d. Changes in Accounting Policies (continued)

Perseroan telah menganalisa penerapan standar dan interpretasi akuntansi tersebut di atas dan penerapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim kecuali yang dijelaskan berikut ini.

The Company has assessed that the adoption of the above mentioned accounting standards and interpretation other than specified below do not have any significant impact to the consolidated interim financial statements.

i. Penyajian pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain

i. Presentation of items of other comprehensive income

Terkait dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, Perseroan telah memodifikasi penyajian pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama.

In connection with the adoption of PSAK No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements”, the Company has modified the presentation of items of other comprehensive income in its statements of profit or loss and other comprehensive income, to present items that would be reclassified to profit or loss in the future separately from those that would never be reclassified to profit or loss. Comparative information has been re-presented on the same basis.

ii. Pengukuran nilai wajar ii. Fair value measurement

Pada tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang menyediakan satu sumber panduan tentang bagaimana nilai wajar diukur tetapi tidak menetapkan persyaratan baru mengenai kapan nilai wajar diperlukan. Standar ini menyediakan kerangka untuk menentukan nilai wajar dan menjelaskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar. PSAK ini mengatur penggunaan harga keluar (exit price) dalam pengukuran nilai wajar dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif, khususnya dengan memasukkan instrumen non-keuangan ke dalam pengungkapan hirarki nilai wajar. PSAK No. 68 diterapkan secara prospektif. Perubahan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Perseroan. Perseroan telah menambahkan pengungkapan baru yang diwajibkan oleh PSAK No. 68 di Catatan 42 atas laporan keuangan konsolidasian interim.

On 1 January 2015, the Company adopted PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”, which provides a single source of guidance on how fair value is measured but does not establish new requirements for when fair value is required. This standard provides a framework for determining fair value and clarifies the factors to be considered in estimating fair value. It introduces the use of an exit price in fair value measurement, as well as extensive disclosure requirements, particulary the inclusion of non-financial instruments into the fair value hierarchy disclosure. PSAK No. 68 is applied prospectively. The change had no significant impact on the measurements of the Company’s assets and liabilities. The Company has included the new disclosures required under PSAK No.68 in Note 42 to the consolidated interim financial statements.

* Tidak diaudit Unaudited * 31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) d. Changes in Accounting Policies (continued)

iii. Imbalan Kerja iii. Employee Benefits

Pada tanggal 1 Januari 2015, Perseroan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, dimana ketika imbalan pasca-kerja berubah maka porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan segera dalam laba rugi. Sebelum 1 Januari 2015, beban jasa lalu yang belum diakui (non-vested) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested).

On 1 January 2015, the Company adopted PSAK No. 24 (2013 revision), “Employee Benefits” wherein, when the plan benefits change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited immediately to profit or loss. Prior to 1 January 2015, the unrecognized past service cost (non-vested) was amortized on a straight-line basis over the average service period until the benefits become vested.

Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK 24 (Revisi 2013), Perseroan mengakui beban jasa lalu sejumlah Rp11.427 dan Rp12.226 (setelah pajak penghasilan) yang belum diakui pada awal penerapan standar ini sebagai penyesuaian saldo awal saldo laba, masing-masing pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014.

In accordance with the transitional provision of PSAK No. 24 (2013 revision), the Company recognized past service cost amounting to Rp11,427 and Rp12,226 (net of income tax), which has not been recognized on the initial adoption of this standard, as the adjustment to beginning balance of retained earnings on 1 January 2015 and 2014, respectively.

e. Penjabaran Transaksi dan Saldo dalam

Valuta Asing

e... Foreign Currency Transactions and Balances Translation

Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perseroan, dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir periode/tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 WIB.

Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah, the Company’s functional currency, using the rates prevailing at the transaction date.

Period/year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using exchange rates as of the reporting date (closing) as determined by Bank Indonesia i.e middle rates which are the average of buying rates and selling rates per Reuters at 16:00 Western Indonesian Time.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui pada laba rugi periode berjalan.

The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the profit or loss for the period.

Aset dan liabilitas non-moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

Non-monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated using the rates prevailing at the transaction date.

* Tidak diaudit Unaudited * 32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG