• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Metode Manual

3.8.7 Survei Volume Lalu Lintas

Pengumpulan data volume lalu lintas dilakukan dengan dibantu oleh beberapa surveyor. Para surveyor ini telah dibagi berdasarkan tugasnya masing-masing. Survei ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas pada ruas jalan berdasarkan volume lalu lintas terklasifikasi, arah arus lalu lintas, jenis kendaraan dalam satuan waktu tertentu yang dilakukan dengan pengamatan dan pencacahan langsung di lapangan. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu formulir survei volume lalu lintas, alat tulis, dan alat penghitung.

Selanjutnya dilakukan penghitungan data dengan cara sebagai berikut:

1. Kendaraan dibedakan menjadi 3, yaitu kendaraan berat (heavy vehicle), kendaraan ringan (light vehicle), dan sepeda motor (motor cycle).

2. Surveyor yang diperlukan sebanyak 4 orang yaitu 1 orang pada setiap 50 m pada salah satu sisi jalan. Surveyor menempati suatu titik yang sudah ditetapkan pada tepi jalan yang bertujuan agar surveyor dapat mengamati dengan jelas kendaraan yang akan melewati titik pengamatan. Surveyor akan mencatat setiap kendaraan yang melalui titik pengamatan pada formulir survei.

Gambar 3. 7 Ilustrasi Gambar untuk Survei Volume Lalu Lintas

47 3.9 Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan beberapa cara yaitu melalui beberapa website dan instansi terkait. Data sekunder ini merupakan data yang digunakan untuk menunjang data primer, dimana data sekunder tersebut didapat dari instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan perlengkapan survei. Data sekunder untuk penelitian ini merupakan data jumlah penduduk dan peta lokasi. Jumlah penduduk suatu wilayah sangat mempengaruhi kinerja ruas jalan. Data jumlah penduduk Kota Denpasar didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar dan Peta lokasi didapat dari Google Map.

Tabel 3. 1 Data Sekunder

No Data Sumber Kegunaan

1 Jumlah Penduduk Kota Denpasar BPS Kota Denpasar Kinerja Ruas Jalan

2 Peta Jalan Beliton Google Maps Geometrik Jalan

Sumber: Hasil Survei (2021)

3.10 Pengolahan dan Analisis

Data Pengolahan dan analisis data merupakan langkah terpenting dalam sebuah penelitian, dimana setiap data dianalisis dan dilakukan kajian secara ilmiah untuk mendapatkan simpulan untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan. Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah kinerja ruas jalan dengan dan tanpa adanya parkir di pinggir jalan yang terdapat pada ruas Jl. Beliton, Denpasar.

3.10.1 Pengolahan Data

Data yang didapat pada waktu survei di lapangan adalah:

1. Data Volume Lalu Lintas.

2. Data Hambatan Samping.

3. Data Patroli Parkir.

4. Data Kecepatan Rata-Rata Ruang.

5. Data Inventarisasi Jalan.

Data yang didapat di lapangan pada saat survei merupakan data yang belum diolah dengan satuan kend/15 menit, kemudian data tersebut diolah menjadi kend/jam lalu dijadikan smp/jam dan selanjutnya data dapat dianalisis.

48 3.10.2 Analisis Data

Dalam analisis ini yang dicari adalah karakteristik parkir dan kinerja ruas jalan dengan adanya dan tanpa adanya parkir di sisi jalan, seperti:

a. Volume parkir

Analisis volume parkir dapat digunakan sebagai petunjuk apakah ruang parkir yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan parkir kendaraan atau tidak.

Berdasarkan volume tersebut maka dapat direncanakan besarnya ruang parkir yang diperlukan apabila akan dibuat pembangunan ruang parkir baru (Hobbs, 1979).

b. Akumulasi parkir

Akumulasi parkir selama periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan per periode waktu tertentu (Hobbs, 1995). Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.

c. Lama waktu parkir

Variabel ini digunakan untuk menentukan rata-rata lama waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir.

d. Pergantian parkir

Berdasarkan data yang diperoleh tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir, diperoleh dari pembagian antara jumlah kendaraan yang parkir selama waktu pengamatan.

e. Kapasitas parkir

Kapasitas ruang parkir digunakan untuk menentukan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya yaitu datang, berdiam diri (parkir), dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Tinjauan dari kejadian-kejadian diatas akan memberikan besaran kapasitas dari fasilitas parkir.

f. Indeks parkir

Variabel ini digunakan untuk perbandingan antara akumulasi kendaraan yang parkir dengan kapasitas parkir yang tersedia. Indeks parkir ini dipergunakan

49 untuk mengetahui apakah jumlah petak parkir tersedia di lokasi penelitian memenuhi atau tidak untuk menampung kendaraan yang parkir.

g. Kapasitas ruas jalan

Dari data geometrik yang didapat dari survei inventarisasi jalan, maka dapat ditentukan kapasitas ruas jalan dengan memasukan variabel-variabel tertentu berdasarkan data geometrik yang ada dalam rumus sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997.

h. Derajat Kejenuhan

Variabel ini digunakan dalam menentukan adanya masalah kapasitas pada suatu ruas jalan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap derajat kejenuhan adalah kapasitas dan volume lalu lintas.

i. Kecepatan

Kecepatan yang digunakan pada studi ini adalah kecepatan rata- rata ruang sehingga diperlukan waktu tempuh yang didapat dari hasil survei. Data waktu tempuh tersebut dicari rata-ratanya setiap interval waktu yang diinginkan dan memasukannya ke rumus sehingga didapat kecepatan rata-rata kendaraan setiap interval waktu yang diinginkan.

j. Tingkat pelayanan

Konsep tingkat pelayanan digunakan sebagai ukuran kualitas pelayanan jalan.

Ukuran-ukuran yang cocok untuk menentukan tingkat pelayanan biasanya diidentifikasi dari kecepatan kendaraan yang melewati suatu jalan raya dan atau volume kendaraan di jalan tersebut. Klasifikasi tingkat pelayanan jalan dari tingkat pelayanan A sampai F diukur dari rasio Q/C dimana Q adalah arus (smp/jam) dan C adalah kapasitas sesungguhnya (smp/jam).

1. Analisis Volume Lalu Lintas

Analisis data volume lalu lintas yang diperoleh dari survei lapangan dibatasi setiap 15 menit dan dipisahkan menurut jenis kendaraannya.

Nilai emp didapat dari Tabel 2.6 yaitu LV = 1,00; MC = 0,25; HV = 1,3.

Data tersebut dianalisis untuk menentukan besar volume lalu lintas, menentukan jam puncak, dan untuk mengetahui distribusi lalu lintas pada segmen jalan yang menjadi objek studi.

50 2. Analisis Kecepatan Rata-Rata Ruang

Analisis kecepatan rata-rata ruang ditentukan dengan sebelumnya menghitung kebutuhan sampel. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini telah dilakukan pengambilan data melalui pilot survei. Data yang diambil yaitu data waktu tempuh kendaraan sebanyak lima buah data. Dari survei dengan jarak tempuh 50 meter didapat waktu tempuh kendaraan dan kecepatan kendaran. Data tersebut dilihat pada Tabel 3. 2 berikut :

Tabel 3. 2 Data Pilot Survei Kecepatan Jarak jumlah sampel yang diperlukan. Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang telah dijabarkan diatas, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3. 3

Tabel 3. 3 Penentuan Besar Sampel

Parameter Besaran Satuan

Rata-rata (X) 32.07 km/jam

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data sampel sebanyak 20 kendaraan namun diambil data sampel sebanyak 50 kendaraan, diambilnya data lebih tersebut untuk menghindari atau mengantisipasi didapatnya data yang tidak pasti.

51 3. Analisis Data Kelas Hambatan Samping

Untuk data kelas hambatan samping maka data masing-masing tipe kejadian dikalikan dengan masing-masing faktor berbobotnya, kemudian dijumlahkan semua kejadian berbobot untuk mendapatkan frekuensi berbobot kejadian, selanjutnya dengan menggunakan Tabel 3.1 maka akan didapat kelas hambatan samping pada ruas jalan yang diamati. Di bawah ini ditampilkan tabel faktor berbobot untuk semua tipe kejadian hambatan samping.

Tabel 3. 4 Faktor Berbobot masing-masing Tipe Hambatan Samping

Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Faktor Berbobot

Pejalan kaki PED 0.5

Parkir dan kendaraan berhenti PSV 1.0

Kendaraan masuk dan keluar EEV 0.7

Kendaraan lambat SMV 0.4

Sumber: Departemen P.U.1997

4. Prosedur Analisis Kinerja Ruas Jalan dengan Adanya Parkir

Dalam analisis ini akan ditentukan kinerja ruas jalan dengan adanya parkir di pinggir jalan. Data-data untuk perhitungan kinerja ruas jalan dengan adanya parkir di pinggir jalan akan didapat langsung melalui data primer dan sekunder. Untuk data primer tersebut akan didapat melalui survei langsung di lapangan yang meliputi survei inventarisasi jalan, survei kecepatan rata – rata ruang, survei hambatan samping dan survei volume lalu lintas. Sedangkan data sekunder adalah jumlah penduduk.

Dimana dalam analisis kinerja ruas jalan dengan adanya parkir yang diperhitungkan adalah kapasitas, kecepatan, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan jalan. Untuk data kecepatan didapat dari hasil analisis survei spot speed. Perhitungan derajat kejenuhan didapat dari hasil perhitungan kapasitas saat ada parkir dengan volume lalu lintas saat ada parkir. Sedangkan untuk tingkat pelayanan jalan didapatkan dengan mengunakan perbandingan antara kapasitas dan volume lalu lintas.

5. Prosedur Analisis Kinerja Ruas Jalan Tanpa Adanya Parkir

Dalam analisis ini akan ditentukan kinerja ruas jalan tanpa adanya parkir di pinggir jalan yang didapat dengan menggunakan asumsi dua lajur jalan. Pada studi ini aktivitas perkantoran pada sisi jalan diasumsikan paling menentukan kelas hambatan

52 samping. Dalam perhitungan kinerja ruas jalan tanpa adanya parkir yang diperhitungkan adalah kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan, kecepatan arus bebas dan tingkat pelayanan jalan. Untuk perhitungan kapasitas didapat dari data survei inventarisasi jalan, hambatan samping dengan adanya parkir dan jumlah penduduk. Perhitungan derajat kejenuhan didapat dari hasil perhitungan volume lalu lintas saat ada parkir dibagi dengan kapasitas saat ada parkir. Kecepatan kendaraan ringan didapat dari kecepatan arus bebas dan derajat kejenuhan yang dihubungkan pada Gambar 2.8. Tingkat pelayanan jalan didapat dari Gambar 2.9 yang menghubungkan kecepatan arus bebas, derajat kejenuhan

(DS), dan kecepatan.

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR DI PINGGIR JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (Studi Kasus: Jl. Beliton, Denpasar)

TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2022

53 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Penduduk dan Dampak terhadap Kapasitas Jalan

Data sekunder yang dipergunakan pada penelitian ini diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistika (BPS) dan instansi yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Denpasar, jumlah seluruh penduduk di wilayah Kota Denpasar tahun 2020 adalah 962.900 jiwa. Data ini diperlukan untuk menentukan kelas ukuran kota dalam perhitungan kapasitas jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Berikut adalah rincian jumlah penduduk Kota Denpasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4. 1 Data Jumlah Penduduk Kota Denpasar 2020

Kecamatan

Proyeksi Penduduk Kota Denpasar (Jiwa) Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Denpasar Selatan

279.640 286.060 292.670 299.050 305.380 311.590

Denpasar Timur

151.200 153.480 155.760 157.890 160.150 162.220

Denpasar Barat

255.160 259.790 264.490 269.030 273.640 278.020

Denpasar Utara

194.600 197.970 201.380 204.630 207.930 211.070

Kota 880.600 897.300 914.300 930.100 947.100 962.900

Sumber: BPS Kota Denpasar (2021)

4.2 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, data primer yang diperlukan untuk penelitian ini berupa data geometrik jalan, data patroli parkir, data volume lalu lintas, data kecepatan dan data hambatan samping.

54 4.2.1 Data Kondisi Geomterik

Data geometrik jalan merupakan data yang diperoleh untuk mengetahui kondisi atau keadaan jalan pada daerah studi. Pengamatan geometrik jalan dilakukan pada segmen jalan yang diteliti. Data yang diperoleh berupa lebar jalan, lebar jalur, lebar bahu, lebar trotoar, tipe jalan, dan median. Berikut ditampilkan data kondisi geomterik jalan dalam Tabel 4.2

Tabel 4. 2 Data kondisi Geometrik Jalan

Data Keterangan

Nama Ruas Jalan Jalan Beliton, Denpasar

Tipe Jalan Satu Arah

Lebar Jalur 6,3 M

Lebar Lajur 3,15 M

Lebar Bahu 0,45 M

Lebar Trotoar 1 M

Median Tidak Ada

Sumber: Hasil Survei (2022)

4.2.2 Data Fasilitas Parkir Pinggir Jalan (On Street Parking)

Sistem parkir pada ruas Jalan Beliton, Denpasar tidak terdapat fasilitas petak parkir. Sehingga jumlah petak parkir diasumsikan dengan menggunakan hasil akumulasi parkir tertinggi. Sudut parkir untuk kendaraan ringan adalah 900 atau parkir sejajar menurut arah lalu lintas. Pada tabel berikut ditampilkan data fasilitas parkir pada ruas Jalan Beliton, Denpasar.

Tabel 4. 3 Inventarisasi Fasilitas Parkir Kendaraan Ringan Nama Ruas

Jalan

Jumlah Petak Sudut Parkir Ukuran Petak (m2)

Jenis Parkir (Legal/Illegal) Jalan Beliton,

Denpasar

27 90 2,30 x 5,00 Legal

Sumber: Hasil Survei (2022)

55 4.3 Analisis Karakteristik Parkir Pinggir Jalan (On Street Parking)

Analisis karkateristik parkir bertujuan untuk mengetahui dan memberikan penilaian terhadap permasalahan parkir pada lokasi studi yang diteliti. Dimana karakteristik parkir mencakup akumulasi parkir, volume parkir, rata-rata lama parkir, tingkat pergantian parkir, kapasitas parkir, dan indeks parkir.

4.3.1 Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir merupakan jumlah keseluruhan dari kendaraan parkir pada interval waktu tertentu. Pada penelitian ini menggunakan interval waktu setiap 15 menit, dapat dilihat pada lampiran B.1 berikut akumulasi tertinggi pada masing-masing waktu survei dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Akumulasi Parkir

Nama Ruas Jalan Jenis Kendaraan Waktu (jam) Akumulasi (kend/jam) Jalan Beliton,

Denpasar

Kendaraan Ringan (LV)

09:00-10:00 27

Sumber: Hasil Survei (2022)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui akumulasi parkir tertinggi untuk kendaraan ringan akumulasi tertinggi terjadi pada pukul 09:00-10:00 WITA dengan akumulasi 27 kend/jam.

4.3.2 Volume Parkir

Volume parkir merupakan jumlah total kendaraan yang parkir pada lokasi penelitian selama periode waktu tertentu. Hasil analisis volume parkir di ruas Jalan Beliton, Denpasar dilakukan selama 12 jam, dapat dilihat pada lampiran B.1. Berdasarkan pengamatan dilapangan didapatkan volume total kendaraan parkir selama 12 jam pada ruas Jalan Beliton, Denpasar seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Volume Parkir

Nama Ruas Jalan Jenis Kendaraan Jumlah Total Kendaraan Selama

Survei (kend)

Rata-rata (kend/jam)

56 Jalan Beliton,

Denpasar

Kendaraan Ringan (LV)

748 62,33

Sumber: Hasil Survei (2022)

4.3.3 Rata-rata Lama Parkir

Rata-rata lama parkir merupakan waktu rata-rata yang digunakan setiap kendaraan yang berada pada ruang parkir. Dari hasil survei yang telah dilakukan di dapat hasil analisis waktu rata-rata lama parkir seperti terlihat pada lampiran Tabel B.2. Berikut perhitungan waktu rata-rata lama parkir di Jalan Beliton, Denpasar untuk kendaraan ringan.

- Jumlah kendaraan ringan yang parkir selama satu interval waktu adalah 12 kendaraan ringan dalam satu interval, dimana satu interval waktu adalah 15 menit atau 0,25 jam.

D= = = 0,029 jam

Dari hasil patroli parkir yang telah dilakukan maka dapat dilihat waktu rata-rata parkir seperti pada Tabel 4.6

Tabel 4. 6 Rata-rata lamanya parkir

Nama Jalan Jenis Kendaraan Rata-rata Lamanya Parkir (Jam/Kend) Jalan Beliton, Denpasar Kendaraan Ringan (LV) 1,579

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata lamanya parkir kendaraan ringan selama 12 jam adalah 1,579 Jam/kend.

4.3.4 Distribusi Lama Parkir

Distribusi lama waktu parkir kendaraan selama waktu pengamatan dapat dilihat pada lampiran B.3. Dapat diketahui distribusi waktu parkir kendaraan setiap jamnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.7 berikut.

57 Tabel 4. 7 Distribusi lama parkir Kendaraan Ringan.

Waktu Parkir (Jam) % Jumlah Kendaraan Parkir Jalan Beliton, Denpasar Kendaraan Ringan

06:00-07:00 46,667

07:00-08:00 33,333

08:00-09:00 12,381

09:00-10:00 2,857

10:00-11:00 0,000

11:00-12:00 1,905

12:00-13:00 0,000

13:00-14:00 0,000

14:00-15:00 2,857

15:00-16:00 0,000

16:00-17:00 0,000

17:00-18:00 0,000

Sumber: Hasil Survei (2022)

Selanjutnya dari Tabel 4.7 dapat dilihat pula grafik lama parkir seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Grafik Presentase Lama Parkir

58 4.3.5 Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir dalam menampung kendaraan. Pada Tabel 4.8, diperoleh hasil kapasitas parkir yang didapat dari hasil survei serta analisis data yaitu :

Tabel 4. 8 Kapasitas Parkir Ruas Jalan

Beliton, Denpasar

Jumlah Petak Rata-rata Lamanya Parkir (Jam/Kend)

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari Tabel 4.8 diatas dapat dilihat kapasitas parkir pada ruas Jalan Beliton, Denpasar mampu menampung 17 SRP/Jam dengan petak parkir 27 untuk kendaraan ringan.

4.3.6 Indeks Parkir

Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dan kapasitas parkir. Dari perhitungan ini nantinya dapat diketahui apakah kapasitas parkir yang tersedia masih mampu untuk menampung permintaan parkir atau tidak. Berikut ini adalah indeks parkir tertinggi untuk kendaraan ringan.

Tabel 4. 9 Indeks Parkir Tertinggi Nama Ruas

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari tabel diatas terlihat nilai IP > 1 yang artinya kebutuhan parkir melebihi daya tampung yang ada atau terjadi masalah parkir. Untuk lebih lengkapnya perhitungan indeks parkir dapat dilihat pada lampiran B.4. Pada Tabel B.4 dapat di buat perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir.

59 Untuk perbandingan akumulasi parkir dan kapasitas parkir pada kendaraan ringan dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan Akumulasi Parkir dengan Kapasitas Parkir

4.3.7 Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turnover)

Tingkat pergantian parkir menunjukan tingkat penggunaan ruang parkir yang besarnya diperoleh dari membagi jumlah total kendaraan selama periode waktu survei dengan hasil perkalian dari total waktu survei dan jumlah petak parkir. Berikut pada Tabel 4.10 adalah hasil dari perhitungan tingkat pergantian parkir (Parking Turnover) untuk ruas Jalan Beliton, Denpasar.

Tabel 4. 10 Tingkat Pergantian Parkir Untuk Kendaraan Ringan Nama Jalan Jumlah

Kendaraan (Nt)

Jumlah Petak (S)

Lama Survei (Ts)

Tingkat Pergantian TR=Nt/(S*Ts) Jalan Beliton,

Denpasar

Kendaraan SRP Jam Kend/Jam/SRP

748 27 12 2,309

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pergantian parkir untuk kendaraan ringan pada ruas Jalan Beliton, Denpasar adalah 2,309 Kend/Jam/SRP, atau setiap jamnya satu petak parkir kendaraan ringan melayani 2,309 buah kendaraan. Jadi tingkat pergantian parkir untuk kendaraan ringan di ruas Jalan

60 Beliton, Denpasar lebih dari 1 Kend/Jam/SRP atau setiap jamnya satu petak parkir melayani lebih dari satu buah kendaraan.

4.3.8 Penyediaan Parkir (Parking Supply)

Penyediaan parkir (Parking Supply) adalah batasan ukuran benyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama periode waktu tertentu (selama waktu survei). Perhitungan penyediaan parkir menggunakan Persamaan 2.6. Dari data survei dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dicari penyediaan parkir untuk ruas Jalan Beliton, Denpasar yang menjadi lokasi penelitian seperti pada Tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4. 11 Penyediaan Parkir Kendaraan Ringan Nama

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa pada Jalan Beliton, Denpasar terdapat 27 petak parkir kendaraan ringan selama waktu survei 12 Jam, dapat menampung 185 Kend/12 Jam.

4.4 Analisis Kinerja Ruas Jalan Dengan Adanya On Street Parking

Analisis kinerja ruas jalan dengan adanya on street parking mempergunakan keseluruhan data primer yang diperoleh dari lapangan dan hasil data sekunder. Berdasarkan data tersebut kemudian akan diperoleh hasil berupa kapasitas, kecepatan, derajat kejenuhan, dan tingkat pelayanan jalan saat adanya on street parking pada ruas Jalan Beliton, Denpasar.

4.4.1 Data Hambatan Samping

Data hambatan samping ditentukan berdasarkan beberapa kategori yaitu : 1. Jumlah pejalan kaki yang berjalan maupun menyebrang jalan.

61 2. Jumlah kendaraan berhenti di sisi ruas jalan.

3. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan.

4. Arus kendaraan tak bermotor seperti sepeda, becak, delman, dan sebagainya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan kemudian dipisahkan menurut jenis kendaraannya per 15 menit. Data ini diperlukan untuk menentukan jumlah perbobot kejadian per 200 meter per jam. Dengan mempergunakan Tabel 2.10 pada Bab II maka akan diperoleh kelas hambatan samping pada ruas Jalan Beliton, Denpasar, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.6. Berikut adalah diagram data hambatan samping dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Sumber: Hasil Survei (2022)

Gambar 4. 3 Diagram Data Hambatan Samping

Kemudian dengan menggunakan Tabel 2.10 pada Bab II, maka diperoleh kelas hambatan samping pada ruas jalan seperti berikut:

Tabel 4. 12 Kelas Hambatan Samping

Ruas Jalan Kelas

Hambatan Samping

(Sfc)

Kode Jumlah Berbobot Kejadian Per 200m per jam

(dua sisi)

Kondisi Khusus

Jalan Beliton, Denpasar Rendah L 112 100-299

Sumber: Hasil Survei (2022)

62 4.4.2 Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melewati daerah lokasi penelitian. Hasil dari survei volume lalu lintas yang dilaksanakan selama 12 jam dibatasi setiap interval 15 menit dan dipisahkan berdasarkan jenis kendaraan.

Analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.5. Dari hasil analisis ruas tersebut di dapatkan untuk jam puncak pagi pada pukul 10:15-11:15 WITA, jam puncak siang pada pukul 13:00-14:00 WITA, dan jam puncak sore pada pukul 15:30-16:30 WITA. Pada Tabel 4.13 berikut ditampilkan komposisi volume lalu lintas pada masing-masing jam puncak.

Tabel 4. 13 Volume lalu lintas pada masing-masing jam puncak

Jam Puncak Waktu Volume

(smp/jam)

Total Kendaraan (kend/jam)

Total Volume (smp/jam)

Pagi 10:15-11:15 569 1679 569

Siang 13:00-14:00 536 1634 536

Sore 15:30-16:30 582 1772 582

Sumber: Hasil Survei (2022)

Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan grafik volume lalu lintas pada ruas Jalan Beliton, Denpasar.

Gambar 4. 4 Diagram Volume Lalu Lintas pada ruas Jalan Beliton, Denpasar

63 4.4.3 Analisis Kapasitas Jalan

Kapasitas merupakan arus maksimum yang melalui satu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan kondisi tertentu. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, dalam menganalisis kapasitas digunakan rumus sebagai berikut.

C = Co x FCw x c FCsp x FXsf x FCcs

Untuk menghitung besarnya kapasitas yang terjadi pada jam puncak volume lalu lintas pada ruas Jalan Beliton, Denpasar dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan Kapasitas Dasar

Jalan Beliton, Denpasar merupakan jalan satu arah, maka Co = 1650 Smp/jam (Tabel 2.7, hal 18)

2. Menentukan Faktor Penyesuaian untuk Kapasitas a. Faktor Penyesuaian Lebar Jalan

Lebar efektif = 4 M maka FCw = 1,08 (Tabel 2.8, hal 26) b. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah

Maka FCsp = 1 (Tabel 2.9, hal 19)

c. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan Tipe Jalan dengan Bahu

Lebar bahu < 0,5 m

FCsf untuk Jam Puncak Pagi (106 = Rendah) = 0,92

FCsf untuk Jam Puncak Siang (78 = Sangat Rendah) = 0,94 FCsf untuk Jam Puncak Sore (84 = Sangat Rendah) = 0,94 (Tabel 2.1, hal 9)

d. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota

Jumlah Penduduk Kota Denpasar = 962.900 Jiwa, maka FCcs = 0,94 (Tabel 2.13, hal 22)

3. Menghitung Kapasitas Sesungguhnya

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 1650 x 0,92 x 1 x 0,92 x 0,94 = 1.312,76 Smp/jam

Tabel 4. 14 Perhitungan Kapasitas Dengan Adanya On Street Parking

Jam Kapasitas Faktor Koreksi Untuk Kapasitas Kapasitas

64

Sumber: Hasil Survei (2022)

4.4.4 Derajat Kejenuhan

Setelah kapasitas sesungguhnya diperoleh. Langkah selanjutnya Derajat Kejenuhan akan bisa diketahui, melalui persamaan DS = Q/C. Untuk perhitungan Derajat Kejenuhan pada masing-masing jam puncak. Dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4. 15 Perhitungan Derajat Kejenuhan Jam Puncak Waktu Arus Lalu

Sumber: Hasil Survei (2022)

Dari hasil analisis seperti pada Tabel 4.15 di atas diperoleh nilai derajat kejenuhan untuk setiap jam puncak. Dimana pada jam puncak pagi diproleh derajat kejenuhan sebersar 0,369 pada jam puncak siang sebesar 0,34 dan pada

Dari hasil analisis seperti pada Tabel 4.15 di atas diperoleh nilai derajat kejenuhan untuk setiap jam puncak. Dimana pada jam puncak pagi diproleh derajat kejenuhan sebersar 0,369 pada jam puncak siang sebesar 0,34 dan pada