• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SYARAT DAN TATA CARA DALAM PERALIHAN SAHAM PERSEROAN TERBATAS

C. Syarat Peralihan Saham PT

53

hak atas saham, yaitu; keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya, keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan dan/atau, keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Dengan demikian ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan pemindahan hak atas saham, yaitu :

1. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya.

Pemindahan hak atas saham dengan cara ini adalah peralihan saham dengan melakukan penjualan saham. Peralihan saham atau pemindahan hak atas saham dapat dilakukan berbagai cara salah satunya adalah jual beli. Jual beli saham adalah suatu kegiatan yang sangat sering dilakukan di perseroan, dan kegiatan ini memiliki persyaratan tertentu dalam prosesnya. Pasal 57 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menentukan keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya. Maksudnya adalah jual beli saham harus dilakukan terlebih dahulu oleh si penjual dengan cara menawarkan saham tersebut kepada klasifikasi pemegang saham tertentu atau pemegang saham lainnya. Penawaran ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan karena undang-undang mewajibkannya. Yang harus diingat adalah kewajiban penawaran ini apabila di dalam anggaran dasar mengaturnya, namun apabila tidak maka kewajiban penawaran ini tidak menjadi suatu kewajiban.

Jual beli pada umumnya telah diatur dalam Pasal 1457 KUHPerdata yaitu “Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan”, maka dalam hal ini pemindahan hak atas saham dilakukan dengan adanya persetujuan antara pihak yang akan melakukan jual beli dan objek yang menjadi jual beli tersebut adalah saham. Saham tersebut dijual kepada pihak lain kemudian sebagai kompensasinya adanya bayaran dalam jumlah tertenu yang telah disepekatai sebelumnya.

2. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan Adanya persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan adalah menjadi hal yang penting karena tanpa adanya persetujuan dari organ perseroan maka pemindahan hak atas saham tidak dapat dilaksanakan. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan siapa saja yang menjadi organ perseroan, yaitu:

a. RUPS b. Direksi, dan c. Dewan komisaris

Ketiga organ inilah yang memberikan persetujuan tersebut, namun timbul pertanyaan apakah ketiga organ perseroan diatas yang memberikan persetujuan atau hanya salah satunya. Itu kembali kepada anggaran dasar dari perseroan tersebut, siapa yang harus memberikan persetujuan.

3. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memberikan penjelasan bahwa, peralihan saham sapat dilakukan dengan cara undang-undang yaitu seperti adanya warisan. Pewarisan ini secara hukum ditentukan melalui Pengadilan Agama bagi orang yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi yang beragama non-Islam, maka pemidahan hak atas saham dengan cara pewarisan ini secara jelas kepada siapa diwariskan adalah melalui pengadilan terlebih dahulu. Terkait saham dialihkan kepada perusahaan asing, karena ada masuknya saham asing sebanyak 100% atau sebagian saja wajib melakukan pendaftaran penanaman modalnya sebagai akibat dari perubahan yang terjadi ke PTSP BKPM (Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Koordinasi Penanaman Modal) (Pasal 23 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. Namun bagi Perusahaan penanaman modal dalam negeri yang telah memiliki Izin Prinsip atau Izin Usaha, akan melakukan perubahan penyertaan dalam modal perseroan karena masuknya modal asing yang mengakibatkan seluruh/sebagian modal perseroan menjadi modal asing, wajib mengajukan permohonan Izin Prinsip atau Izin Usaha atas penanaman modalnya sebagai akibat dari perubahan yang terjadi ke PTSP BKPM (Pasal 23 ayat (2) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal).

Terkait dengan tata cara peralihan saham PT, Pemindahan hak saham dilakukan dengan akta pemindahan hak atas saham (Pasal 56 ayat 1) akta pemindahan hak atas saham tersebut dapat di buat dalam bentuk akta dibawah tangan atau akta otentik (akta notaris). Akta pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada perseroan. (Pasal 56 ayat 2) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus. (Pasal 56 ayat 3) jika perubahan kepemilikan saham tersebut tidak dicatat dalam DPS (Daftar Pemegang Saham) maka pemilik/pemegang hak yang baru (pembeli) belum mmepunyai hak-hak sebgaiamana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1 dan 2, yaitu :

1. Hak untuk menghadiri dan mengelurkan suara dalam RUPS 2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi

3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang perseroan terbatas. Adanya akibat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 2 UU PT tersebut tentunya harus sangat diperhatikan oleh para notaris dalam kaitan pembuatan akta-akta perseroan terbatas khususnya menyangkut pembuatan akta RUPS, akta jual beli saham ataupun saham lainnya . Direksi wajib memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan.

Pasal 56 ayat 3 UU PT menentukan bahwa pemberitahuan tersebut wajib dilakukan oleh direksi perseroan paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak atas saham tersebut dalam Daftar Pemengang Saham (DPS). Sehubungan dengan ketentuan tersebut maka pemberitahuan tersebut

wajib dilakukan oleh direksi perseroan kepada menteri paling lambat 30 hari sejak dicatat dalam DPS bukan sejak tanggal diadakannya RUPS untuk menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut atau juga bukan sejak dibuatnya akta pemindahan hak.

Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak menentukan kapan direksi wajib mencatat adanya pemindahan hak atas saham tersebut dalam Daftar Pemengang Saham (DPS). Tidak adanya tenggang waktu yang mewajibkan direksi untuk mencatat perihal pemindahan hak atas saham tersebut dalam dps dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan hukum tersendiri. Pasal 15 Ayat (3) PER. MENKUMHAM RI No M.HH-01.AH.01.01 tahun 2011 tentang tata cara pengajuan permohonan penghesahan badan hukum dan persetujuan perubahan anggaran dasar dan perubahan data perseroan terbatas menentukan bahwa dokumen pendukung untuk pemberitahuan perubahan data dikarenakan adanya perubahan pemegang saham karena penglihan saham adalah:

1. Tembusan akta perubahan susunan pemegang saham yang meliputi nama dan jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi dengan akta pemindahan hak atas saham yang diketahui oleh notaris sesuai dengan aslinya; dan

2. Ringkasan akta perubahan nama pemegang saham karena pengalihan saham. (sebagaimana tercantum dalam lampiran iii peraturan menteri tersebut.

Pemindahan hak atas saham diperlukan adanya persetujuan RUPS apabila ada PT yang mensyaratkan hal tersebut. Jika ada PT tidak mensyaratkan hal tersebut maka tentunya tidak perlu diadakan RUPS dan karenanya tidak ada akta risalah RUPS. Namun dengan adanya ketentuan Pasal 15 ayat 3 peraturan

MENKUMHAM RI yang mensyaratkan adanya salah satu dokumen pendukung untuk penyampaian perubahan data karena pemindahan hak berupa “ tembusan akta perubahan susunan pemegang saham yang meliputi nama dan jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi …” disamping “… akta pemindahan hak atas saham yang diketahui oleh notaris sesuai dengan aslinya”, mau tidak mau di dalam praktek sebelum dilakukannya pembuatan akta jual beli saham maka terlebih dahulu diadakan RUPS dan dibuatlah risalah RUPS yang didalamnya berisikan persetujuan penjualan saham sekaligus menyebutkan nama-nama para pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki.

Apabila berpegang pada ketentuan Pasal 56 ayat 3 UU PT yang menentukan jangka waktu penyampaian pemberitahuan pemindahan hak atas saham kepada menteri dihitung dari dicatatnya pemindahan hak tersebut oleh direksi perseroan dalam DPS maka seharusnya DPS merupakan salah satu dokumen pendukung yang wajib ada dan disampaikan untuk keperluan perubahan data dan juga menjadi dasar untuk melakukan input data

Jika pemberitahuan kepada menteri tersebut belum dilakukan, menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut (Pasal 56 ayat 4).

BAB IV

PERALIHAN SAHAM PT TERTUTUP KEPADA KOPERASI DITINJAU