PERALIHAN SAHAM PT.TERTUTUP KEPADA KOPERASI
DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NO.40 TAHUN 2007
DAN UNDANG – UNDANG NO.17 TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh
KEVIN
090200293
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERALIHAN SAHAM PT.TERTUTUP KEPADA KOPERASI DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NO.40 TAHUN 2007 DAN UNDANG –
UNDANG NO.17 TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh
090200293 KEVIN
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
Disetujui oleh :
Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Nip. 197501122005012002 Windha,SH, M.Hum
Dosen Pembimbing I DosenPembimbing II
Dr.Mahmul Siregar,SH., M.Hum
Nip. 197302202002121001 Nip. 197501122005012002 Windha,SH.,M.hum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehinhha skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya, sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peralihan Saham
PT.Tertutup kepada Koperasi ditinjau dari Undang-Undang No.40 Tahun
2007 dan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 “ setelah sekian lama akhirnya
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat akademis untuk
menyelesaikan Pendidikan Program S-1 pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari, sebagai manusia biasa tidak akan pernah terlepas dari
kesalahan dan kekurangan, baik dalam pikiran maupun perbuatan. Berkat
bimbingan Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara,baik secara langsung maupun tidak langsund dalam mengasuh serta
membimbing Penulis sejak masuk bangku kuliah hingga akhir penulisan skripsi
ini. Dengan ini ijinkan Penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada
pihak- pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima
kasih Penulis kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Pembantu
Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H. D.F.M selaku Pembantu
Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Muhammad Husni, S.H., M.Hum selaku Pembantu dekan III
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Windha, S.H., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing
II yang telah begitu banyak membantu sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, untuk segala nasihat dan bimbingan yang
telah diberikan, Penulis sangat berterima kasih.
6. Bapak Ramli Siregar, S.H., M.Hum selaku Sekretasi Departemen
Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I
yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk segala nasehat dan
bimbingan yang telah diberikan, Penulis sangat berterima kasih.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan didikan dan ilmu yang bermanfaat kepada
Penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara serta kepada pegawai-pegawai Fakultas Hukum
9. Orangtua tercinta, tersayang dan terkasih, Nurjani, terima kasih atas
cinta, kasih, doa, perhatian, dukungan, nasehat dan bantuan yang
sangat berarti dan tak terhingga nilainya, serta dukungan baik moral
dan materil yang tiada pernah habis. Mudah-mudahan skripsi ini
sebagai awal kesempatan untuk membahagiakan dan membalas atas
pengabdian dan dedikasi orangtua selama ini.
10.Paman beserta Istri, Joni Setiawan, S.H. dan Nuryani, yang telah
memberi banyak masukan dan bimbingan serta nasehat sehingga
Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini..
11.Abang Hendra S.Com, Hendry , Dr.Riady Ashari, Herryadi Ashari,
S.Kg , adik Verawati Ashari yang memberikan dukungan, doa, ide-ide
serta saran dalam penulisan skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat terbaik Penulis Yuvindri So, Cindy Tan, Budi Praptio,
Erlina, Witiya, Lorensia Perangin-angin, Putri Lestari , Utami Gita
Syahfitri, Maulida Hadry Sa’adillah , Novi Monalisa Tambun, Anggie
T.H. Sihotang, Yesaya Syahkata serta teman-teman kelompok “Lebay
Family - Autis Group - Cultural Diversity”, terima kasih atas
persahabatan yang telah terjalin selama ini, menjadi pendengar yang
baik, memberi saran dan masukan, menjadi teman canda tawa, sedih
duka, semoga persahabatan ini terjalin selamanya.
13.Rekan-Rekan mahasiswa mulai dari Senior dan Junior serta khususnya
teman-teman Stambuk 2009 yang tidak bisa Penulis sebutkan satu
14.Semua pihak yang membantu Penulis dalam berbagai hal yang tidak
dapat disebut satu-persatu.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah kita
lakukan mendapat Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis memohon maaf kepada Bapak/Ibu Dosen Pembimbing, dan Dosen
Penguji atas sikap dan kata yang tidak berkenan selama penulisan skripsi ini.
Akhirnya sembari mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmad dan Karunia-Nya. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan.
Medan, 30 Maret 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
ABSTRAK ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Keaslian Penelitian ... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 7
F. Metode Penelitian ... 16
G. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II PERMODALAN DALAM PT DAN PERMODALAM DALAM KOPERASI A. Kedudukan PT Sebagai Badan Hukum ... 21
C. Permodalam Dalam PT menurut Undang – Undang No. Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas
1. Jenis -Jenis Modal ... 42
2. Ketentuan Besaran Modal Perseroan Terbatas ... 44
3. Penambahan dan Pengurangan Modal Perseroan Terbatas ... 46
D. Permodalan dalam Koperasi menurut Undang – Undang No.17
Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
1. Sumber Modal ... 47
2. Ketentuan Penambahan Modal ... 50
BAB III SYARAT DAN TATA CARA PERALIHAN SAHAM DALAM PT
A. Peralihan Benda Bergerak Dalam KUHPerdata ... 52
B. Saham Sebagai Benda Bergerak
1. Pengolongan Benda ... 55
2. Saham sebagai Benda Bergerak dan Akibat Hukumnya ... 59
C. Syarat dan tata cara peralihan saham PT ... 62
BAB IV PERALIHAN SAHAM PT TERTUTUP KEPADA KOPERASI
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012
A. Alasan Dilakukannya Peralihan Saham dari PT Tertutup kepada
Koperasi ... 68
C. Mekanisme Peralihan Saham PT Tertutup Kepada Koperasi ... 76
D. Akibat hukum peralihan saham PT Tertutup kepada Koperasi ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 84
ABSTRAK
PERALIHAN SAHAM PT.TERTUTUP KEPADA KOPERASI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.40 TAHUN 2007 DAN UNDANG-UNDANG
NO.17 TAHUN 2012
*) Kevin
**) Mahmul Siregar ***) Windha
Perseroan terbatas merupakan badan hukum berupa persekutuan modal yang seluruhnya terbagi dalam saham, dapat mengalihkan sahamnya untuk berbagai kepentingan dalam rangka mencapai tujuan perseroan tersebut. Pengalihan saham tersebut dapat dilakukan antara lain kepada koperasi yang merupakan badan hukum dan dapat didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum. Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana permodalan dalam perseroan terbatas dan permodalan dalam koperasi, bagaiamana syarat dan tata cara dalam peralihan saham perseroan terbatas, bagaimana peralihan saham PT. Tertutup kepada koperasi ditinjau dari Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang mengacu pada penelitian yuridis normatif. Sumber dalam penelitian adalah data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier. diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu studi kepustakaan (library research).
kepada koperasi, maka ini adalah bentuk dari tambahan modal yang diberikan perseroan kepada koperasi untuk memajukan kegiatan koperasi itu sendiri. Dengan adanya peralihan saham tersebut, maka adanya perubahan hak atas kepemilikan saham atas saham
Kata Kunci : Peralihan Saham, Perseroan Terbatas, Koperasi.
*) Mahasiswa Fakultas Hukum **) Dosen Pembimbing I
ABSTRAK
PERALIHAN SAHAM PT.TERTUTUP KEPADA KOPERASI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.40 TAHUN 2007 DAN UNDANG-UNDANG
NO.17 TAHUN 2012
*) Kevin
**) Mahmul Siregar ***) Windha
Perseroan terbatas merupakan badan hukum berupa persekutuan modal yang seluruhnya terbagi dalam saham, dapat mengalihkan sahamnya untuk berbagai kepentingan dalam rangka mencapai tujuan perseroan tersebut. Pengalihan saham tersebut dapat dilakukan antara lain kepada koperasi yang merupakan badan hukum dan dapat didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum. Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana permodalan dalam perseroan terbatas dan permodalan dalam koperasi, bagaiamana syarat dan tata cara dalam peralihan saham perseroan terbatas, bagaimana peralihan saham PT. Tertutup kepada koperasi ditinjau dari Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang mengacu pada penelitian yuridis normatif. Sumber dalam penelitian adalah data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier. diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu studi kepustakaan (library research).
kepada koperasi, maka ini adalah bentuk dari tambahan modal yang diberikan perseroan kepada koperasi untuk memajukan kegiatan koperasi itu sendiri. Dengan adanya peralihan saham tersebut, maka adanya perubahan hak atas kepemilikan saham atas saham
Kata Kunci : Peralihan Saham, Perseroan Terbatas, Koperasi.
*) Mahasiswa Fakultas Hukum **) Dosen Pembimbing I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan hasil dari pembangunan ekonomi yang sudah dapat dicapai
sampai pada saat ini merupakan suatu hasil atas kebersamaan dari sektor usaha
baik pihak swasta selaku perseroan terbatas dan koperasi.1
Pencapaian pemerataan kesejahteraan tersebut ialah bisa dengan cara
peralihan saham perseroan terbatas (selanjutnya disebut PT) kepada koperasi.
Upaya peralihan saham tersebut timbul berdasarkan suatu pemikiran untuk
membantu pengembangan koperasi khususnya permodalan koperasi yang Hasil dari
pembangunan tersebut sudah waktunya perlu diupayakan agar secara merata dapat
dirasakan bagi berbagai kalangan dan lapisan masyarakat guna meningkatkan
kesejahteraan. Pemerintah merupakan bagian yang terpenting dalam rangka
mewujudkan dan mencapai hasil guna secara maksimal dari pembangunan itu
sendiri yang mana sesuai dengan tujuan pemerintah untuk mencapai dan
memajukan kesejahteraan, baik kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi masyarakat
umum dan pemegang saham dari perseroan terbatas dan anggota koperasi sesuai
dengan Undang -Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(selanjutnya disebut UU PT) dan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian (selanjutnya disebut UU Koperasi).
1
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggota; disini letak
kekhususan koperasi dimana kesejahteraan ekonomi para anggota yang
menjadi tujuan utama,sehingga dapat dengan segera tercapainya pemerataan
hasil- hasil pembangunan dengan tepat dan sesuai dengan harapan perwujudan
kesejahteraan dari pembangunan itu sendiri.2
Perseroan terbatas dan koperasi keduanya memiliki peran yang sangat
penting dalam keikutsertaan dalam perananya di dalam kehidupan pembangunan
perekonomian di Indonesia sampai saat ini. Kemajuan atas perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi yang baik dan wajar dapat terjadi apabila keduanya terikat
dan terjalin dengan berada dalam suatu hubungan dan ikatan kerjasama yang
menguntungkan. Peralihan saham yang dilakukan perseroan sebagai wujud
membantu pengembangan permodalan koperasi juga memberikan dampak
keuntungan bagi perseroan, yaitu; citra perusahaan dapat meningkat atau
membaik , daya saing perusahaan meningkat, daya beli masyarakat menguat, 3
dan koperasi yang menerima peralihan atas saham dapat mewujudkan tujuan
koperasi sesuai dengan UU Koperasi yaitu bertujuan meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan
berkeadilan.4
2
Andjar Pachta W, Hukum Koperasi Indonesia (Jakarta: PT. Kencana, 2007), hlm. 81.
3
Arya Maheka, Bagaimana Mendirikan Dan Mengelola Bisnis Secara Baik Dan Aman (Kanisius: Yogyakarta, 2008), hlm. 140.
4
Masih terdapatnya kesenjangan sementara tercapainya pemerataan
kesejahteraan ekonomi dan sosial baik bagi masyarakat umum merupakan tujuan
umum perseroan maupun koperasi sebagai suatu badan usaha, sehingga cara
untuk mengurangi kesenjangan tersebut ialah an dengan mengadakan peralihan
pemilikan atas saham perseroan kepada koperasi dianggap paling tepat.Mengapa
pencapaian kesejahteraan dilakukan dengan peralihan pemilikan atas
saham,karena dalam struktur perekonomian Indonesia pada umumnya, perseroan
terbatas dan koperasi mempunyai kedudukan,fungsi dan peran yang sama besar
dalam rangka mengembangkan dan menumbuhkan perekonomian nasional.5 Oleh
karena itu peralihan pemilikan atas saham berarti adanya peralihan atas semua hal
yang ada kaitannya dengan hak dan kewajiban yang melekatkan pada saham yang
bersangkutan.Peralihan pemilikan saham mengandung arti bahwa yang dialihkan
tersebut meliputi hak-hak yang dapat di nikmati antara lain hak atas suatu
keuntungan perusahaan dan juga kemungkinan lain yaitu kewajiban menanggung
beban kerugian perusahaan (terbatas ).6
Peralihan saham perseroan terbatas kepada koperasi berarti terdapat
pemindahan pemilik dari pemilik semula kepada pemilik baru. Untuk itu perlu
diikuti suatu prosedur tertentu sesuai dengan sifat dan karakteristik
masing-masing pihak, baik yang mengalihkan maupun yang menerima peralihan
pemilikan atas saham. Sebagaimana Perseroan terbatas yang didukung oleh para
5
Sri Redjeki Hartono. Op. Cit,. hlm. 67.
6
pendiri diatur dan mengatur organisasi dan tata kerjanya berdasarkan
ketentuan-ketentuan UU PT yang telah dirumuskan di dalam anggaran dasar PT.7
Tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari peralihan atas saham itu sendiri,
maka dimungkinkan koperasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk
melaksanakan usaha yang sama dengan perseroan terbatas. Perseroan tertutup
maupun perseroan terbuka adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.8
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Oleh karena
itu aturan mengenai peralihan pemilikan atas saham telah diatur dalam UU PT.
9
Perseroaan terbatas dan koperasi adalah badan hukum meskipun bersumber
dari dua undang-undang yang berbeda, sehingga keduanya adalah subyek hukum
dan merupakan pendukung hak dan kewajiban di dalam lalu lintas hukum pada
umumnya. Meskipun demikian keduanya tetap mempunyai karakteristik yang
berbeda satu terhadap yang lain dalam hal pada jati dirinya pendirian , misi atau
dan sasaran kerja serta jangkauan wilayah usaha dan pada akhirnya mengacu pada
7
Ibid., hlm. 69.
8
Pasal 1 Undang-Undang Nomor.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
9
permodalan dan kemampuan intern yang berbeda antara keduanya sehingga untuk
itu perlu dilakukan analisis secara komprehensif, 10
1. Bagaimana permodalan dalam perseroan terbatas dan permodalan dalam
koperasi ?
termasuk analisis yuridis,
sehingga maksud baik dari peralihan saham tersebut diatas dapat terjadi dengan
aman melalui suatu proses yang wajar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari peraalihan saham itu sendiri. Karena
peralihan saham UU PT, merupakan aspek hukum privat bahwa terdapat asas
kebebasan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis
skripsi yang membahas tentang “ Peralihan Saham PT.Tertutup kepada
Koperasi Ditinjau dari Undang No.40 Tahun 2007 dan
Undang-Undang No.17 Tahun 2012. “
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas
permasalahan sebagai berikut :
2. Bagaiamana syarat dan tata cara dalam peralihan saham perseroan terbatas ?
3. Bagaimana peralihan saham PT. Tertutup kepada koperasi ditinjau dari
Undang-Undang No.40 Tahun 2007 dan Undang – Undang No.17 Tahun
2012?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui permodalan yang ada di perseroan terbatas berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
2. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan tentang syarat dan tata cara
peralihan saham Perseroan Terbatas.
3. Untuk mengetahui mekanisme yang dilakukan dalam peralihan saham
perseroan terbatas kepada koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012 tentang Koperasi.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri bagaimana
bagaiamana mekanisme peralihan saham perseroan terbatas ke koperasi
b. Memberikan pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum
ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan peralihan saham perseroan
terbatas ke koperasi
2. Manfaat praktis
a. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui
b. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
hukum perusahaan dan juga memberikan pemahaman pada pihak terkait
seperti; praktisi hukum, praktisi legal corporate, dan juga mahasiswa
diharapkan memberikan manfaat yang cukup luas.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian
mengenai “ Pengalihan saham dari PT.Tertutup kepada Koperasi ditinjau dari
Undang -Undang No.40 Tahun 2007 dan Undang - Undang No.17 Tahun 2012”,
belum pernah di bahas oleh mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera
Utara dan penulisan ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau
diambil dari penelitian orang lain. Berikut adalah beberapa penulisan yang pernah
dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum USU yang berkaitan dengan peralihan
saham :
1. Jhon Indra G.Purba dengan judul ( Kedudukan Pemegang Saham Minoritas
Dalam PT.Tertutup studi kasus pada PT.Industri Pembungkus Internasional
Medan.)
2. Tri Kurniawan dengan judul ( Pengalihan Saham Dalam Perjanjian Jual Beli
Saham Melalui Internet Diakitkan Dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.)
3. Mariana Ramli dengan judul ( Perjanjian Tertutup Sebagai Hambatan
Persaingan Usaha Yang Sehat Ditinjau Dari Undang-Undang No.5 Tahun
Penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis
sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis
orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat
bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini.
Perihal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang
diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada
hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya
ilmiah maupun pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-Undangan.
E. Tinjauan Kepustakaan
Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang
paling disukai saat ini, disamping karena pertanggung jawabannya yang bersifat
terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik (pemegang saham) nya untuk
mengalihkan perusahaannya (kepada setiap orang) dengan menjual seluruh saham
yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.11
Bentuk hukum seperti perseroan terbatas ini juga dikenal di negara- negara
lain seperti di : Malaysia disebut Sendirian Berbad ( SDN BHD ) , di Singapura
disebut Private Limited ( Pte Ltd ) , di Jepang disebut Kabushiki Kaisa , di Inggris
disebut Registered Companies, di Belanda disebut Naamloze Vennootschap (NV),
di Perancis disebut Societes A Responsabilite Limite ( SARL ).12
11
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2000), hlm.1.
12
Ibid, hlm.23.
Pengertian perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni “perseroan” dan
“terbatas”. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau
saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada pemegang saham yang
tanggungjawabnya hanya sebatas pada nilai nominal semua saham yang
dimilikinya. Dengan kata lain suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham saham yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjual belikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan. karena
Batasan yang diberikan tersebut di atas ada 5 (lima) hal pokok yang dapat
dikemukakan yaitu:
PT adalah perusahaan yang
modalnya terbagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham
terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. Sehubungan dengan itu orang yang
mempunyai tagihan terhadap PT tidak dapat langsung menagih kepada para
pemegang saham , melainkan kepada PT, sebab PT adalah badan hukum.
Berdasarkan Pasal 1 UU PT pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan)
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
13
1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
13
2. Didirikan berdasarkan perjanjian
3. Menjalankan usaha tertentu
4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham
5. Memenuhi persyaratan undang-undang
Upaya untuk menjadi badan hukum, PT harus memenuhi persyaratan dan
tata cara pengesahan perseroan terbatas sebagaimana yang diatur dalam UU PT,
yaitu pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Tata cara
tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama PT yang akan didirikan,
pembuatan Anggaran Dasar, dan pengesahan Anggaran Dasar oleh Menteri.
Perseroan terbatas sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari
modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT
berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka
mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab
para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya
ke dalam perseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat
ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan
hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada
perseroan.
Perseroan tertutup adalah perseroan terbatas biasa, dimana modal perseroan
berasal dari kalangan tertentu, misalnya dari kalangan keluarga atau kerabat. Oleh
tertentu yang telah ditentukan dan tidak dijual kepada pihak umum. Biasanya pada
lembaran saham telah tertulis nama (atas nama) pemilik saham sehingga tidak
mudah untuk dipindahtangankan kepada pihak lain.14 Perseroan terbatas tertutup
(closely held corporaion) yang sering disebut sebgai perusahaan pribadi (private
corporation). Saham perseroan terbatas tertutup hanya dipegang oleh beberapa
orang dan tidak djual ke masyarakat umum.15
Saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:16
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a. Saham Biasa (common stock)
1) Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan
2) Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh
pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
1) Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang
dikehendaki investor.
14
Alfian Malik, Pengantar BIsnis Jasa Pelaksana konstruksi (Yogyakarta: CV. Andi Offset., 2010), hlm. 52.
15
Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert., Bisnis (jilid 1), edisikedelapan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm.11.1
16
2) Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran
saham tersebut; dan membayar deviden.
3) Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan
saham biasa.
2. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
1) Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
2) Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
1) Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di
mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue-Chip Stocks
1) Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen.
1) Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
2) Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang
lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
3) Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi
c. Growth Stocks
1) (Well-Known)
a) Saham -saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
2) (Lesser-Known)
a) Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun
memiliki ciri growth stock.
b) Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
d. Speculative Stock
1) Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti
1) Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum.
2) Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana
emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada
masa resesi.
Undang-Undang Perseroan Terbatas pada Pasal 57 ayat (1) selanjutnya
menentukan bahwa jika saham yang hendak dialihkan adalah saham dalam
perseroan terbatas tertutup, maka dalam Anggaran Dasar perseroan terbatas
tersebut dapat diatur adanya ketentuan, yaitu :
1. Mewajibkan dilakukannya penawaran kepada pemegang saham dalam
perseroan terbatas terlebih dahulu sebelum saham perseroan terbatas
tersebut dijualkan kepada pihak ketiga.
Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham penjual
menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang saham
klasifikasi tertentu atau pemegang saham lain, dan dalam jangka waktu 30
hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang
saham tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat
menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga. Setiap
pemegang saham penjual yang diharuskan menawarkan sahamnya tersebut
berhak menarik kembali penawaran tersebut, setelah lewatnya jangka
klasifikasi tertentu atau pemegang saham lain tersebut hanya berlaku 1
kali.
2. Mensyaratkan diperlukannya persetujuan organ perseroan terbatas, pada
umumnya Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ):
Pemberian persetujuan pemindahan hak atas saham yang memerlukan
persetujuan organ Perseroan atau penolakannya harus diberikan secara
tertulis dalam jangka waktu paling lama 90 hari terhitung sejak tanggal
organ Perseroan menerima permintaan persetujuan pemindahan hak
tersebut. Dalam jangka waktu tersebut telah lewat dan organ Perseroan
tidak memberikan pernyataan tertulis, organ perseroan dianggap
menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut. Dalam hal pemindahan
hak atas saham disetujui oleh organ Perseroan, pemindahan hak harus
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90 hari terhitung sejak tanggal
persetujuan diberikan.
3. Mensyaratkan diperolehnya persetujuan/izin instansi yang berwenang
terlebih dahulu. Jika perseroan terbatas tersebut adalah perseroan terbatas
yang terbuka, maka berlaku ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan dalam bidang pasar modal, termasuk Undang-Undang Pasar
Modal dan Peraturan BAPEPAM-LK sebagai pelaksanaan dari
Undang-Undang Pasar Modal tersebut.
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
modal untuk menjalankan usaha, yangmemenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Terdapat 6 elemen penting yang terkandung dalam pendirian koperasi,
yaitu:17
1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of person)
2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan (voluntarily joined
together)
3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai ( to achieve a common economic
end)
4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang
diawasi dan dikendalikan secara demokratis
5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang
Fungsi dan rinsip koperasi adalah:18
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuna ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
17
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori & Praktik (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 16-17.
18
3. Memperoleh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasonal
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang
atau badan hukum terhadap suatu perusahaan19. Saham dapat didefinisikan tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut.20
Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat
deskriptif analisis yang mengacu kepada penelitian hukum yuridis normatif yaitu
menguji, mengkaji ketentuan-ketentuan penerapan peraturan yang mengatur
tentang peralihan saham perseroan terbatas tertutup ke koperasi. C. F. G Sunaryati
Hartono dalam bukunya Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20
mengatakan bahwa kegunaan metode penelitian hukum normatif adalah untuk F. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
19
L. Thian Hin. Panduan Berinvestasi Saham, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 15.
20
mengetahui atau mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya mengenai
suatu masalah yang tertentu. Dia juga mengatakan bahwa penelitian hukum
normatif juga dapat menjelaskan atau menerangkan kepada orang lain apakah dan
bagaimanakah hukumnya mengenai peristiwa atau masalah yang tertentu.21
Penelitian normatif dapat dikatakan juga dengan penelitian sistematik
hukum sehingga bertujuan mengadakan identifikasi terhadap
pengertian-pengertian pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum,
hak dan kewajiban, peritiwa hukum, hubungan hukum dan obyek hukum
22
a. Bahan hukum primer
.
2. Sumber data
Sumber data diperoleh melalui data sekunder yaitu:
Diperoleh melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta tulisan
dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.
c. Bahan hukum tertier
21
C. F. G. Sunaryati Hartono. Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, (Penerbit Alumni: Bandung, 1994), hlm. 140.
22
Bahan hukum tertier berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
3. Teknik pengumpulan data
Dalam penulisan skripsi ini teknik pengumpulan data dengan studi dokumen
dengan penulusuran pustaka (Library Research) yaitu mengumpulkan data dari
informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga perundang-undangan yang
berkaitan dengan materi penelitian.
4. Analisis data
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan memakai
data sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer seperti buku-buku, pendapat para sarjana, internet, dan makalah,
yang terkait dengan peralihan saham PT. Tertutup kepada koperasi, adalah metode
kualitatif.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan
penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas.
Uraian-uraian dalam bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai
permasalahan dalam mengidentifikasi masalah sebagai proses
signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk mempertegas
pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan
penelitian.
BAB II PERMODALAN DALAM PERSEROAN TERBATAS DAN
KOPERASI
Menjelaskan bagaimana kedudukan perseroan terbatas dan
koperasi sebagai badang hukum serta permodalan dalam perseroan
terbatas dan permodalan dalam koperasi yang ada di Indonesia.
Dalam bab ini akan membahas secara normatif bagaimana
landasan hukum permodalan perseroan terbatas dan permodalan
koperasi di Indonesia.
BAB III SYARAT DAN TATACARA PERALIHAN SAHAM
Berisi syarat dan tata cara dalam peralihan saham perseroan
terbatas di Indonesia, dan bagaimana saham merupakan bagian dari
benda bergerak serta akibat hukumnya. Ada beberapa syarat dan
tata cara yang dapat dilakukan dalam peralihan saham perseroan
terbatas di Indonesia.
BAB IV PERALIHAN SAHAM PT TERTUTUP KEPADA
KOPERASI DITINJAU DARU UU.NO 40 TAHUN 2007 DAN
Alasan dilakukannya peralihan saham dari perseroan terbatas
tertutup kepada koperasi, bentuk peralihannya, mekanisme
peralihannya dan akibat dari peralihan saham perseroan terbatas
tertutup kepada koperasi yang ditinjau dari Undang-Undang No.40
Tahun 2007 dan Undang -Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II
PERMODALAN PERSEROAN TERBATAS DAN PERMODALAN
DALAM KOPERASI
A. Kedudukan PT sebagai Badan Hukum
Perseroan terbatas merupakan suatu subjek hukum yang diakui oleh
pemerintah Indonesia dalam bentuk badan hukum. Perkumpulan dari beberapa
orang yang kemudian membuat suatu ikatan yang kemudian menjalankan
fungsinya sesuai dengan tujuan dari dibentuknya badan hukum tersebut. Secara
pengertian, PT memiliki arti “badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.23
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagai aturan awal dari
PT tidak mengatakan secara tegas akan keberadaan PT sebagai badan hukum akan
tetapi memberikan penjelasan pertanggung jawaban suatu saham dalam perseroan,
“Modal perseroan dibagi atas saham-saham atau Sero-sero atas nama atau
blangko. Para persero atau pemegang saham atau sero tidak bertanggung jawab Dari pengertian
diatas dapat dipahami bahwa perseroan terbatas adalah sebuah badan hukum yang
didalamnya terdapat persekutuan modal yang dibentuk berdasarkan adanya
perjanjian terhadap suatu kegiatan tertentu yang memiliki jumlah saham.
23
lebih daripada jumlah penuh saham-saham itu”.24
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagai
aturan yang digunakan sekarang secara tegas menyebutkan bahwa PT adalah
sebagai badan hukum yang terkandung dalam Pasal 1 UU PT, dengan demikian
tidak perlu diragukan akan kedudukan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum.
Berikut arti dari badan hukum menurut beberapa ahli:
Kemudian pada Pasal 45
KUHD “para pengurus tidak bertanggung jawab lebih daripada untuk menunaikan
sebaik-baiknya tugas yang diberikan kepada mereka; mereka tidak bertanggung
jawab secara pribadi terhadap pihak ketiga atas perikatan perseroan”, kembali lagi
tidak ada pernyataan tegas akan bentuk dari perseroan terbatas tersebut namun
KUHD mengakui adanya kekayaan terpisah dari modal dan kekayaan pribadi dan
juga mengenai pertanggung jawaban modal di perseroan terbatas sebatas jumlah
modal/saham yang dimiliki oleh tiap-tiap pemiliki saham.
25
1. Teori Fictie dari von Sasvigny, badan hukum adalah semata-mata buatan
negara saja. Sebetulnya menurut alam hanya manusia sajalah sebagai subjek
hukum, badan hukum itu hanya suatu fictie saja, yaitu sesuatu yang
sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menciptakan dalam bayangannya suatu
pelaku hukum (badan hukum) yang sebagai subjek hukum diperhitungkan
sama dengan manusia
2. Teori Harta Kekayaan bertujuan dari Brinz, menurutnya hanya manusia saja
yang dapat menjadi subjek hukum. Namun, juga tidak dapat dibantah adanya
24
Pasal 40 KUHD
25
hak-hak atas suatu kekayaan, sedangkan tiada manusia pun yang menjadi
pendukung hak-hak itu. Apa yang kita namakan hak-hak dari suatu badan
hukum sebenarnya adalah hak-hak yang tidak ada yang mempunyainya dan
sebagai penggantinya adalah suatu harta kekayaan yang terikat oleh tujuan atau
kekayaan kepunyaan suatu tujuan
3. Teori Organ Daro Otto Van Gierke, bahwa badan hukum adalah suatu realitas
sesungguhnya sama seperti sifat kepribadian alam manusia ada di dalam
pergaulan hukum. Tidak hanya suatu pribadi yang sesungguhnya, tetapi badan
hukum ini juga mempunyai kehendak atau kemauan sendiri yang dibentuk
melalui alat-alat perlengkapannya (pengurus, anggota-anggotanya). Apa yang
mereka putuskan adalah kehendak atau kemauan dari badan hukum. Teori ini
menggambarkan badan hukum sebagai suatu yang tidak berbeda dengan
manusia.
4. Teori Propriete Collective dari Planiol yaitu hak dan kewajiban badan hukum
itu pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban anggota bersama-sama.
Disamping hak milik pribadi, hak milik serta kekayaan itu merupakan harta
kekayaan itu merupakan harta kekayaan bersama. Anggota-anggota tidak
hanya dapat memiliki masing-masing untuk bagian tidak dapat dibagi, tetapi
juga sebagai pemilik bersama-sama untuk keseluruhannya. Disini dapat
dikatakan bahwa orang-orang yang berhimpun itu semuanya merupakan suatu
kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan badan hukum. Maka
Perseroan Terbatas t dijalankan dan dilaksanakan oleh Direksi. Pengelolaan
atau pengurusan dilaksanakan oleh Direksi, ini sesuai dengan Pasal 1 angka 5 UU
PT direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dalam Pasal 92 ayat (1) UU
PT dikemukakan mengenai fungsi direksi dalam pengurusan PT untuk
kepentingan PT yaitu direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
Perseroan terbatas sebagai badan hukum berdasarkan tugas dan fungsi
Direksi, bahwa badan hukum PT itu memiliki kehendak atau kemauan sesuai
dengan kepentingan PT melalui alat-alatnya. Ini sesuai dengan teori organ yang
dikemukakan oleh Daro Otto Van Gierke. Direksi yang merupakan bagian organ
atau alat dari badan hukum, dibentuk dan dipilih untuk menjalankan segala
kepentingan PT, baik kepentingan itu untuk melakukan perjanjian atau melakukan
hal yang lain berhubungan dengan kepentingan PT. Berikut organ-organ yang ada
di dalam suatu perseroan terbatas, yaitu:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan,yang mana
kewenangannya tersebut tidak diserahkan kepada direksi dan dewan komisaris.
mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam
perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada
kepentingan usaha perseroan dalam jangka panjang.
Dapat dikatakan bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut struktur
organisasi perseroan misalnya perubahan anggaran dasar, penggabungan,
peleburan, pemisahan, pembubaran dan likuidasi perseroan, hak dan kewajiban
para pemegang saham, pengeluaran saham baru dan pembagian atau penggunaan
keuntungan yang dibuat perseroan sepenuhnya termasuk wewenang RUPS.
Dikatakan bahwa RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam perseroan, RUPS
menjalankan kekuasaan perseroan secara de facto, secara eksklusif kewenangan
diatur dalam anggaran dasar dan pembatasan tertentu bagi direksi yang
memerlukan persetujuan RUPS. Tetapi perwakilan untuk pengurusan perseroan di
dalam maupun di luar pengadilan tidak termasuk wewenang RUPS. Berikut
wewenang RUPS sesuai UU PT, yaitu :
a. Memutuskan penyetoran saham dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk
lainnya, misalnya dalam bentuk benda tidak bergerak (Pasal 34)
b. Menyetujui dapat tidaknya pemegang saham dan kreditor lainnya yang
mempunyai tagihan terhadap perseroan menggunakan hak tagihnya
sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah
diambilnya (Pasal 35)
c. Menyetujui pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan (Pasal 38)
e. Memutuskan pengurangan modal perseroan (Pasal 44 ayat (1)
f. Menyetujui rencana kerja yang diajukan oleh direksi. (Pasal 64 ayat (3))
g. Memutuskan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah
penyisihan untuk cadangan. (Pasal 71)
h. Mengatur tata cara pengambilan deviden yang telah dimasukkan ke
cadangan khusus. (Pasal 73)
i. Memutuskan tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau
pemisahan, pengajuan permohonan agar perseroan dinyatakan pailit,
perpanjangan waktu berdirinya, dan pembubaran perseroan. (Pasal 89 ayat
(1))
j. Memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara direksi
dalam hal direksi terdiri atas 2 anggota direksi atau lebih. (Pasal 92 ayat
(5))
k. Mengangkat anggota direksi. (Pasal 94 ayat (1))
l. Memutuskan ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota
direksi. (Pasal 96 ayat (1))
m. Memutuskan tentang kewenangan direksi untuk mewakili perseroan dalam
hal direksi lebih dari 1 orang. (Pasal 98 ayat (3))
n. Menyetujui untuk mengalihkan kekayaan perseroan, atau menjadikan
jaminan utang kekayaan perseroan, yang merupakan lebih dari 50%
jumlah kekayaan bersih perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik
o. Menyetujui dapat atau tidaknya direksi mengajukan permohonan pailit
atas perseroan kepada Pengadilan Niaga. (Pasal 104)
p. Memberhentikan anggota direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan
alasannya. (Pasal 105)
q. Mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara anggota
Direksi yang telah ditetapkan oleh dewan komisaris. (Pasal 106 ayat (6))
r. Mengangkat anggota dewan komisaris. (Pasal 111)
s. Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan
tunjangan bagi anggota dewan komisaris. (Pasal 113)
t. Memutuskan dapat atau tidaknya dewan komisaris melakukan tindakan
pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
(Pasal 118 ayat (1))
u. Mengangkat komisaris independen. (Pasal 120 ayat (2))
v. Memutuskan tentang pengambilalihan saham oleh badan hukum berbentuk
perseroan. (Pasal 125 ayat (4))
w. Memutuskan tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau
pemisahan perseroan. (Pasal 127 ayat (1))
x. Memutuskan tentang pembubaran perseroan. (Pasal 142 ayat (1))
2. Dewan komisaris
Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur PT. Dewan komisaris
kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi.
Dalam melaksanakan tugas, dewan komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.
Pertanggungjawaban dewan komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan
akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan. Kinerja dewan komisaris
dievaluasi berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun secara mandiri
oleh dewan komisaris. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode
tutup buku.
Dewan komisaris adalah organ pengawas mandiri. Menurut ketentuan Pasal
1 angka 6 UU PT jelas bahwa ada keharusan bagi setiap perseroan mempunyai
dewan komisaris. Tugas utama dewan komisaris adalah melakukan pengawasan
atas kebijakan pengurusan yang dijalankan direksi, jalannya pengurusan tersebut
pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi
nasehat kepada direksi. Dewan komisaris tidak mempunyai peran dan fungsi
eksekutif. Sekalipun anggaran dasar menentukan bahwa perbuatan-perbuatan
direksi tertentu memerlukan persetujuan dewan komisaris, persetujuan dimaksud
bukan pemberian kuasa dan bukan pula perbuatan pengurusan.
Tugas dan kewenangan pengawasan dipercayakan kepada dewan
komisaris demi kepentingan perseroan, bukan kepentingan satu atau beberapa
orang pemegang saham. Hal ini ditegaskan dalam pasal 85 ayat (4) UU PT yang
melarang anggota dewan komisaris untuk bertindak selaku kuasa pemegang
saham dalam pemungutan suara sewaktu RUPS. Dalam pengurusan perseroan
kedudukan direksi dan dewan komisaris adalah setara. Komisaris adalah
penasihta direksi. Untuk mencapai efektifitas fungsi komisaris tersebut maka
ditetapkan pula persyaratan untuk menjadi komisaris yang adalah sama untuk
menjadi direksi.26
Dewan komisaris melakukan pengawasan, maka dewan komisaris
bertanggung jawab atas pengawasan perseroan. Pertanggung jawaban tersebut
diberikan sekali setahun pada waktu RUPS tahunan. Sedangkan tanggung jawab
keluar, berkaitan dengan kerugian yang diderita oleh pihak ketiga. Dalam dal ini
berlaku pula tanggung jawab seperti halnya direksi. Hal tersebut ditegaskan dalam
Pasal 115 UU PT yang mengatur bahwa setiap anggota dewan komisaris
bertanggung jawab secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan
direksi atas kewajiban (utang) perseroan yang belum dilunasi bilamana terjadi
kepailitan perseroan karena kesalahan atau kelalaian dewan komisaris dalam
melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilakukan direksi. Selanjutnya
diatur pula dalam Pasal 115 ayat (2) bahwa tanggung jawab tersebut berlaku juga Tanggung jawab dewan komisaris mirip dengan tanggung jawab direksi.
Perbedaannya adalah bahwa tanggung jawab dewan komisaris terdapat dalam
bidang pengawasan atas kebijakan pengurusan yang dilakukan direksi dan
pemberian nasehat kepada direksi, sedangkan tanggung jawab direksi terdapat
dalam bidang pengurusan dan perwakilan perseroan. Tanggung jawab dewan
komisaris terbagi atas tanggung jawab ke luar dan tanggung jawab ke dalam.
26
bagi anggota dewan komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum
putusan pernyataan pailit diucapkan. Ketentuan serupa ditetapkan pula bagi
mantan anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya selagi menjabat
telah menyebabkan perseroan dinyatakan pailit. Berikut rincian wewenang dewan
komisaris dalam UU PT, yaitu:
a. Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun
usaha, dan memberi nasihat kepada direksi. (Pasal 108 ayat (1))
b. Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan. (Pasal
114 ayat (1))
c. Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian dewan
komisaris dalam hal melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang
dilaksanakan oleh direksi dan kekayaan perseroan tidak cukup untuk
membayar seluruh kewajiban perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap
anggota dewan komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab
dengan anggota direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. (Pasal 115
ayat (1)).
Dewan komisaris wajib (Pasal 116), yaitu :
a. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya;
b. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain;
c. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
3. Direksi
Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggungjawab penuh atas
pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar.27
Tugas dan wewenang untuk melakukan pengurusan perseroan adalah tugas
dan wewenang setiap anggota direksi. Ditegaskan dalam tanggung jawab pribadi
secara tanggung renteng yang diatur dalam Pasal 97 ayat (4) UU PT. Namun tugas
dan wewenang direksi dibatasi oleh peraturan undang-undang, maksud dan tujuan
perseroan dan pembatasan-pembatasan dalam anggaran dasar. Sehubungan
dengan pembatasan-pembatasan yang mengikat direksi tersebut di atas UU PT
dengan tegas dan jelas mengatur bahwa pembatasan dimaksud pada dasarnya
tidak mempunyai akibat keluar yaitu bahwa perbuatan hukum yang dilakukan
direksi tanpa persetujuan RUPS atau dewan komisaris tetap mengikat perseroan Dalam melaksanakan tugasnya, direksi bertanggung
jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban direksi kepada RUPS merupakan
perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan.
Kinerja direksi dievaluasi oleh dewan komisaris baik secara individual
maupun kolektif berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh
Komite Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tahun
buku. Hasil penilaian kinerja direksi oleh dewan komisaris disampaikan dalam
RUPS.
27
sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik. Berarti
bahwa pihak lain dimaksud dilindungi oleh praduga itikad baik yang merupakan
suatu asas dalam Hukum Perdata Indonesia.
Perseroan adalah subyek hukum dan perseroan sebagai ciptaan hukum
adalah orang buatan yang mutlak memerlukan direksi yang ditugaskan untuk
menjalankan pengurusan dan perwakilan perseroan. Pasal 92 ayat (1) dan Pasal 98
ayat (2) UU PT menetapkan bahwa direksi adalah pengurus dan wakil perseroan.
Tugas tersebut melahirkan kewajiban pada setiap anggota direksi untuk senantiasa
menjaga dan membela kepentingan perseroan. Kelalaian dalam melaksanakan
tugas tersebut berakibat bahwa setiap anggota direksi secara tanggung renteng
dapat dipertanggungjawabkan. Selama anggota direksi menjalankan kewajibannya
dalam batas-batas kewenangannya, anggota direksi tidak dapat
dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan. Berikut kewenagan beserta
kewajiban direksi, yaitu :
a. Menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. (Pasal 92 ayat (1))
b. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan. (Pasal 97 ayat (1))
c. Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
(Pasal 98 ayat (1))
Direksi wajib (Pasal 100 ayat (1)):
a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan
b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tentang Dokumen Perusahaan;
c. Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan perseroan dan
dokumen perseroan lainnya
d. Anggota direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham
yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya
dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar
khusus. (Pasal 101 ayat (1))
Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk (Pasal 102 ayat (1)):
a. Mengalihkan kekayaan perseroan;
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan, yang merupakan lebih dari
50% jumlah kekayaan bersih perseroan dalam satu transaksi atau lebih,
baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.
c. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada satu orang karyawan
Perseroan atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama perseroan
melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam
surat kuasa. (Pasal 103)
Penjelasan mengenai tugas dari masing-masing organ perseroan terbatas
membuktikan bagaimana organ-organ tersebut adalah suatu kesatuan yang
memiliki tanggung jawab dan saling bekerjan sama dalam menjalankan perseroan
agar tercapai perseroan yang sehat serta mandiri. Perseroan sebagai badan usaha
tidak memiliki hak tanggung jawab seperti subjek hukum lainnya, perorangan,
maka berikut ciri-ciri dari bentuk badan hukum tersebut, yaitu:
1. Memiliki harta kekayaan yang terpisah
Perseroan Terbatas mempunyai harta kekayaan tersendiri yang terpisah dari
harta kekayaan para perseronya dan didapat dari pemasukan para persero
(pemegang saham), yang berupa modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal
yang disetor penuh. Harta kekayaan ini sengaja diadakan dan memang diperlukan
sebagai alat untuk mengejar tujuan perseroan dalam hubungan hukumnya di
masyarakat, misalnya dalam rangka membuat perjanjian-perjanjian dengan pihak
ketiga. Kekayaan terpisah membawa akibat sebagai berikut:28
a. Kreditur pribadi dari persero dan atau para pengurusnya tidak mempunyai hak
untuk menuntut harta kekayaan badan hukum itu
b. Para persero dan juga para pengurusnya secara pribadi tidak dapat menagih
piutang badan hukum dari pihak ketiga
c. Kompensasi antara hutang pribadi dan hutang badan hukum tidak
diperkenankan
d. Hubungan hukum, baik perikatan maupun proses-proses antara para persero
dan atau para pengurusnya dengan badan hukum dapat terjadi, seperti halnya
antara badan hukum dengan pihak ketiga
28
e. Pada kepailitan, hanya kreditur badang hukum itu saja yang dapat menuntut
harta kekayaan yang terpisah itu.
2. Mempunyai tujuan
Perseroan terbatas merupakan subjek hukum yang memiliki tujuan tertentu,
ini dapat dilihat dari anggaran dasarnya.29
Kepentingan sendiri yang dimaksud adalah merupakan hak-hak
subjektifnya sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa hukum yang dialaminya dan
kepentigan itu adalah kepentingan yang dilindungi hukum.
Ini dapat dilihat dari usaha perusahaan
tersebut seperti PT. Bank BRI. Secara jelas perseroan ini bergerak di bidang
perbankan.
3. Mempunyai kepentingan sendiri
30
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, perseroan terdiri dari
organ-organ perseroan yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing.
Masing-masing organ akan mempertanggung jawabkan setiap tindakannya kepada Maka dengan
demikian peseroan memiliki kepentingan sendiri yang dapat mempertahankan
kepentingannya terhadap pihak ketiga.
4. Mempunyai organisasi yang teratur
29
Ibid.
30
organ yang lain karena masing-masing organ akan selalui diawasi. Dengan
demikian patutlah dikatakan bahwa perseroan terbatas memiliki organisasi yang
teratur.
B. Kedudukan Koperasi sebagai Badan Hukum
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi.31
Sama halnya dengan PT, koperasi dibentuk dengan adanyan
perikatan/perjanjian antara pendirinya, hal ini sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) dan
(2) UU Koperasi yaitu Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua
puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau Badan hukum tidak hanya sebatas pada PT akan tetapi dapat
berbentuk lain sesuai dengan peraturan yang ada.
Koperasi memiliki status yang sama dengan PT yang berstatus badan
hukum yang merupakan sebuah organisasi yang memiliki hak dan tanggung jawab
di depan hukum, dengan demikian koperasi merupakan subjek hukum.
Berdasarkan UU Koperasi memberikan legitimasi kepada Koperasi menjadi badan
hukum yang memiliki wewenang dalam menjalankan fungsinya yang memiliki
modal/saham yang disetor oleh pemilik saham.
31
Anggota sebagai modal awal Koperasi dan Koperasi Sekunder didirikan oleh
paling sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer. Seperti yang telah disebutkan diawal
bahwa setiap berbadan hukum, harta kekayaan antara harta pribadi dengan harta
kekayaan badan hukum dipisahkan. Dalam Pasal 7 ayat (1) diatas telah disebutkan
“……dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau Anggota sebagai
modal awal Koperasi”, dengan demikian kedudukan Koperasi sebagai badan
hukum telah memenuhi syarat untuk menjalankan hak dan tanggung jawab.
Koperasi dijalankan atau dikelola oleh pengurus, ini sesuai dengan Pasal 1
ayat (1) UU Koperasi, pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang
bertanggung jawab penuh atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan
tujuan koperasi, serta mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Dengan demikian fungsi dari pengurus
adalah menjalankan Koperasi sebaik mungkin sesuai dengan kepentingan
Koperasi.
Dalam Pasal 4 UU Koperasi, tertuang tujuan koperasi Indonesia, yaitu
bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
Koperasi dalam pendiriannya berpegang teguh pada asas dan
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.32
Melihat tujuan dari koperasi yang tertuang dalam Pasal 4 UU Koperasi
koperasi berjalan tidak keluar dari koridor perekonomian Indonesia. Demokratis
terhadap seluruh anggota koperasi dengan mendukung rasa keadilan tanpa
terkecuali. Dapat dipahami apa sebenarnya tujuan dari koperasi ini terbentuk dari
uraian berikut:
Dengan
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu adanya
prinsip keterbukaan anggota dalam koperasi. Siapa saja dapat untuk menjadi
anggota koperasi.
33
a. Koperasi Indonesia berusaha ikut membantu para anggotanya untuk dapat
meningkatkan penghasilannya
b. Koperasi Indonesia dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan semakin
meningkatkan pertambahan penduduk, membawa dampak meningkatnya pula
pengangguran, karena berkurangnya atau semakin sulitnya lapagan pekerjaan.
c. Koperasi Indonesia dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat. Sebagai
badan usaha yang mengutamakan usaha bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup para anggotanya, maka dalam kegiatan usahanya koperasi
berusaha mempersatukan usaha bersama tersebut dengan baik.
d. Koperasi Indonesia dapat berperan serta meningkatkan tarah hidup rakyat.
Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan taraf hidup para anggota
32
Revrisond Baswir. Koperasi Indonesia, (cetakan kedua), (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000), hlm. 40..
33
tercukupi, koperasi berusaha untuk ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat
pada umumnya.
e. Koperasi Indonesia dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat.
Koperari dapat memberikan pendidikan kepada rakyat dengan jalan mendidik
para anggota koperasi terlebih dahulu, dan kemudian secara berantai para
anggota koperasi dapat mengamalkan pengetahuannya terebut kepada
masyarakat lainnya
f. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai perjuangan ekonomi. Koperasi
dapat memberikan kemampuan yang besar untuk dapat mempertinggi
kesejahteraan rakyat banyak.
g. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi. Dalam
perannya sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional, koperasi dituntut
berperan menyeluruh di semua lapangan usaha dan mampu mejangkau
sektor-sektor ekonomi fital yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
h. Koperasi Indonesia dapat berperan serta dalam membangun tatanan
perekonomian nasional
i. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai alat Pembina insane masyarakat
untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam
mengatur tata laksana perekonomian rakyat.
Organ koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus dan pengawas.
Masing-masing organ telah diatur di dalam UU Koperasi, yaitu:
Pasal 1 ayat (5) UU Koperasi, rapat anggota memiliki arti yaitu perangkat
organisasi koperasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Wewenang rapat anggota dapat dilihat dari Pasal 33 UU Koperasi. Yang harus
diketahui pula bahwa, rapat anggota adalah pemengang kekuasaan tertinggi di
koperasi.34
a) Menetapkan kebijakan umum koperasi
Berikut wewenang rapat anggota dalam koperasi tersebut:
b) Mengubah anggaran dasar
c) Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengawas dan pengurus
d) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi
e) Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh pengurus
untuk dan atas nama koperasi
f) Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan
pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing
g) Menetapkan pembagian selisih hasil usaha
h) Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran koperasi,
dan
i) Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh undang-undang
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
2. Pegawas
34
Pasal 1 ayat (6) UU Koperasi menjelaskan bahwa pengawas adalah
perangkat organisasi koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan nasihat
kepada pengurus. Pengawas bertugas untuk:35
a) Mengusulkan calon pengurus
b) Memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
Koperasi yang dilakukan oleh pengurus, dan
d) Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota
Sedangkan wewenang dari pengawas koperasi, adalah:36
a) Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
b) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus
dan pihak lain yang terkait
c) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
koperasi dari pengurus
d) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan
perbuatan hukumtertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan
e) Dapat memberhentikan pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan
alasannya
35
Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
36