• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakekat Makna dan Prinsip Estetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hakekat Makna dan Prinsip Estetika"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

HAKEKAT ESTETIKA, PRINSIP ESTETIKA, TEORI

LANGGAM DAN TAPAK

I.1. Hakekat Estetika

Arsitektur merupankan ilmu perpaduan dari ilmu pengetahuan dan seni. Seperti yang telah dijelaskan oleh terori Vitruvius yang menepatkan arsitektur sebagai disiplin ilmu yang memanfaatkan secara bersama rasio/logika dan emosi/perasaan. Dalam hal ini membuat arsitektur menjadi bersifat multi-disiplin dan beragam, antara pendekatan seni yang didasar nilai –nilai estetis . Atau dengan kata lain arsitektur adalah hasil karya seni bangunan. Karya seni bangunan tersebut masuk dalam karya seni terapan .

Estetika berasal dari bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike yang artinya hal-hal yang dapat dilihat dengan jelas oleh indera dan kemungkinan bertentangan dengan “noeta” (sesuatu yang logis). Aisthetiki juga dapat dihubungkan secara halus dengan aisthanome yang berarti merasa.

Estetika sendiri memiliki beberapa pengertian seperti:  Kamus oxford

Keindahan adalah nilai – niai yang menyenangkan pikiran, mata dan telinga  Socrates

Sesuatu itu indah kalau sesuai dengan tujuan atau fungsi atau kegunaanya  Plato

Bentuk menjadi indah dalam proporsi, dimana unsurnya disatukan harmonis, ditujukan kepada bentuk yang ideal

 Schopenhauer

Keindahan adalah sesuatu yang struktural  baugrten

Bentuk sempurna yang ada pada alam

(2)

perkembangan selanjutnya ruang lingkup estetika tidak hanya mencakkup teori keindahan saja tetapi berkembang pula ke arah terapan.

Estetika dalam arsitekur menurut Ishar dalam bukunya Estetika dan Kedudukannya Dalam Perancangan Arsitektur (1992:74-76) adalah nilai-nilai menyenangkan mata dan pikiran yang berupa nilai bentuk dan ekspresi. Keindahan bentuk memiliki dasar tertentu yang disebut prinsip estetika. Estetika adalah sebuah bahasa visual yang tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika meskipun berkaitan dengan ‘rasa’ saat melihat bangunan juga dapat dibangun melalui aplikasi teori arsitektur. Inilah mengapa estetika patut dibahasakan dan dibahas dalam alat yang bernama komunikasi. Estetika dapat dimengerti dan dikembangkan melalui pemahaman berbagai hal menyangkut teori estetika, menjadi dasar bagi banyak cabang seni. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa, elemen garis, dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti komposisi, proporsi, keseimbangan, dan seterusnya.

Dalam De Architectura, Vitruvius menekankan tentang 3 poin yang harus dimiliki bangunan untuk menciptakan bangunan yang baik. Salah satunya adalah Venustas atau yang dikenal dengan Estetika. Estetika merupakan bagian penting yang membedakan antara arsitektur dengan bangunan pada umumnya. Untuk mengukur keestetisannya melibatkan rasa dan nalar dari yang mengamati sehingga terdapat berbagai macam pendefinisian tentang keindahan sendiri. Vitruvius mengatakan dua hal yang menyangkut estetika adalah :

 Pengaturan (Arrangement)

Yaitu menempatkan objek sesuai pada tempatnya dan menghasilkan efek keindahan, dinyatakan dengan refleksi dan khayalan.

 Eurythmy

Yaitu kecantikan den kebugaran

Namun melihat berbagai dimensi yang mempengaruhi bagaimana seorang manusia mengapresiasi keindahan, estetika hanyalah sebuah media untuk mencoba menjelaskan apa yang disebut indah, namun tidak pernah bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam benak seseorang berkaitan dengan sensasi keindahan. Dalam teori tentang estetika, dicoba dijelaskan berbagai sisi yang ‘tersentuh’ oleh keindahan sebuah obyek.

(3)

pengenalan dalam dirinya. Karenanya arsitektur tidak selalu cukup hanya dipelajari melalui ilmu estetika yang dangkal dan obyektif semata, perlu pendekatan subyektif untuk mengetahui sebuah preferensi.

Keindahan memang subyektif, dalam diri setiap orang, pendapat tentang nilai estetika sebuah bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain; subyektifitas diri sendiri. Sensasi hanya dimungkinkan bila fungsi biologis tubuh kita yang berkaitan dengan fungsi sensasi dan persepsi dalam keadaan normal; misalnya mata bisa melihat, hidung bisa mencium, pikiran dalam keadaan normal/perseptif. Mampukah suatu obyek menggairahkan ‘limbic’ dalam otak kita sehingga merasa adanya kenikmatan saat berkontak dengan sebuah obyek arsitektural. Kenikmatan yang didapatkan itu menjadikan otak kita mengatakan sesuatu itu ‘indah’.

Pengaruh dari lingkungan atau masyarakat tentang apa yang disebut indah. Antara lain: pendidikan, apa yang ditanamkan dunia edukasi tentang keindahan, mungkin merupakan suatu pandangan yang ditekankan terus-menerus dan boleh jadi mengakar pada diri kita, serta metode untuk mengapresiasi suatu obyek juga merupakan suatu metode yang ditekankan secara terus-menerus. Opini yang berkembang di masyarakat. Kebanyakan melalui media, estetika diperkenalkan sebagai konsensus dalam skala tertentu, apakah regional, kolonial, dan disebarluaskan dengan berbagai cara. Terkadang estetika yang diperkenalkan dimaksudkan untuk mendukung sebuah industri terkait tren arsitektur, seperti industri perumahan. Estetika yang merupakan ideal suatu teritorial berbasis tradisi juga dapat memberi pengaruh teramat besar. Pilihan yang diberikan oleh situasi, hanya pilihan yang memungkinkan akan dipilih digunakan dalam rancangan

Paul Alan Johnson dalam the Theory of Architecture, Concepts, Themes, and Practice (1994) menyatakan bahwa arsitektur merupakan penemuan dari ide-ide estetik. Hal ini menunjukkan adanya kaitan yang sangat erat antara arsitektur dan estetika

a. Sosok Bangunan

(4)

merupakan refleksi cita – cita murni yang ditemukan dalam semua unsur yang berada dalam bangunan tersebut. Atau dengan kata lain sosok bangunan adalah wajah dari bangunan tersebut yang menjadi yang menggambarkan dari keseluruhan bangunan.

b. Bahan, Tekstur, dan Warna

Bahan, tesktur, dan warna merupakan salah satu yang dapat memunculkan nilai estetika dalam sebuah karya arsitektur seperti yang dikemukan oleh Ishar estetika dalam arsitektur adalah nilai-nilai yang menengkan mata dan pikiran yang berupa nilai– nilai bentuk dan ekspresi. Nilai yang menengkan mata dan pikiran sebuah karya arsitektur dapat dilihat niilai estetikanya dari salah satunya.

(1) Bahan

Bahan atau materi banguanan adalah materi atau bahan yang digunakan untuk mendirikan sebuah bangunanan. Bahan bagunan yang dipakai merupakan salah satu unsur penentu dari kekuatan sebuah banguan tersebut. Sebelum mewujud rancangan seorang arsitek harus tahu bahan apa yang akan digunakan. Yang mana bahan tersebut akan menunjang dari stuktur yang arsitek buat dalam sebuah bangunan. Tidak hanya sebagai penunjang sebuah struktur bangunan bahan bangunan juga digunakan untuk memperkaya nilai estetika dalam sebuah bangunan tesebut dan juga dalam bahan bangunan menimbulkan kesan yang ekpresi bagi penikmatnya serta kesan material yang hadir menambakan kualitas arsitekturnya.

Bahan bangunan satu dengan yang lain akan memimbulkan nilai estetis yang berbeda pada bangunan misalnya bahan bangunan yang digunakan ialah bata. Bata pada umunya digunkan untuk mengisi pengisi dinding yang nanti tidak akan terlihat, karena tertutup finishing dinding seperti plester dan aci. Tetapi boleh saja kita memilih untuk menampilkan bata tersebut tanpa finishing, bata yang sengaja diekpose akan memberi nilai estetika yang lain dari pada batang tertutup oleh finishing. Bata yang di ekpose memberi kesan unik, etnik dan natural pada bangunan tersebut.

Bahan yang kita pakai dalam desain dapat menimbulkan kesan tertentu misal;

(5)

- Bahan kaca : bersifat tembus pandang dan memantulkan cahaya dapat memberi kesan hidup dan ringan.

(2) Tekstur

Tekstur merupakan gambaran mengenai permukaan dari suatu benda yang dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti mengkilap, buram, halus, licin, dan kasar.

Tekstur adalah karaktek permukaan suatu bentuk, tekstur mempengaruhi baik perasaaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya yang menimpa permukaan bentuk tersebut, Fungsi tekstur adalah member persesi pada manusia , tekstur juga memikili kesan pada sebuah bangunan, serta tekstur juga akan menambah kualiitas pada wajah bangunan.

Tekstur juga merupakan titik- titik halus atau kasar yang tidak teratur sedangkan corak adalah titik – titik halus atau kasar pada permukaan tekstur. Susunan dari tekstur lebih teratur kemudian dikenal sebagai pattern atau corak.

Titik yang tersusun dalam tekstur bisa terdiri dari macam – macam : - Warna

- Bentuk

- Sifat atau karakter

Tekstur terdiri atas 2 bentuk yaitu - Tekstur halus

Yaitu tekstur yang memiliki permukaan halus bila dirasakan oleh indera peraba. Atau dengan kata lain tekstur halus ini member kesan halus. Kesan tersebut bias ditimbukan oleh pemakain warna-warna yang member kesan lembut.

- Tekstur kasar

Yaitu tekstur yang memiliki karakter permukaan bidang bila dirasakan menggunakan indera perabaakan terasa kasar atau tekstur yang terbentuk dari elemen dan corak yang berbeda baik segi bentuk maupun warna

Tekstur juga dapat dibedakan menjadi; - Tekstur alam

(6)

- Tekstur buatan

Tekstur yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya ukiran.

Gambar 1 Tekstur Dinding Semen Gambar 2 Tekstur

Kaca Gambar 3 Tekstur Alumunium

Gambar 4 Tekstur Kayu Gambar 5 Tekstur Dinding Bata Gambar 6 Tekstur Pasir

(3) Warna

Warna merupakan itensitas dan nilai dari suatu permukaan bentuk. Dalam perancangan warna berfungsi sebagai:

o Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah pada sebuah rancangan

o Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk memberikan kesan dan menyalurkan informasi kepada pengamat

o Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu permukaan bentuk atau benda yang dianggap kurang menarik

Memberikan ekspesi pada pikiran jiwa \ manusia yang melihatnya. Warna memberikan efek untuk menghidupkan suatu interior atau eksterior, warna juga mensyaratkan karakter penghuni bangunan tersebut karakter, juga dapat menciptakan suasana yang kita harapkan. Di bawah ini beberapa karakter warna ditunjukkan dalam sifat;

- Kuning = bebas, ceria

(7)

- Hijau-biru = angkuh, mantab - Biru = keras, dingin

- Biru-ungu = sombong, suka menghayal tanpa kendali - Ungu = tinggi, ekstrim

- Ungu-merah = tegang, peka

- Merah = panas, melelahkan urat syaraf - Jingga = gembira, bergairah

- Jingga-kuning = lincah bergairah - Abu-abu = menenangkan

- Biru telor asin = dapat dimakan, buah - Biru-hitam = menekan

- Coklat hitam = menolak, menghindar, menjijikan

- Ros kulit telor ayam = ringan tangan, menyambut tamu, ramah

Gambar 7 Spektrum Warna

I.2. Prinsip/Asas Estetika

Asas atau prinsip estetik sering disebut pula prinsip desain dalam proses mencipta karya. Karena selain unsur seni rupa juga ada unsur estetik, yaitu asas atau prinsip untuk mengubah atau merencana dalam proses mencipta nilai-nilai estetik dengan penerapan unsur-unsur seni rupa.

(8)

a. Bentuk Estetika

Keindahan bentuk memiliki dasar tertentu, yang disebut prinsip estetika seperti keterpaduan, keseimbangan, proporsi,skala, irama dan urutan.Pencapaian keindahan bentuk ini didukung pula oleh pemenuhan aspek-aspek fisik atau teknis fungsi dan struktur.

1. Kesatuan (Unity)

Dalam berkarya prinsip utama yang harus dipenuhi ialah prinsip kesatuan, untuk itu dalam merancang secara sempurna perlu dipikirkan keutuhan dan kesatuan antara semua unsur seni rupa disamping keutuhan antara unsur seni dan gagasan (idea) sebagai landasan mencipta. Sebagai contoh penampilan prinsip kesatuan dalam karya seni rupa; desain dalam arsitektur mencerminkan prinsip kesatuan apabila ada kesatuan antara bagian-bagian bentuk dari struktur bangunan, ada kesatuan antara ruang-ruang dan penggunaan warna, ada kesatuan antara bentuk bangunan dengan lingkungan, ada kesatuan antara bentuk dan fungsi bangunan sesuai dengan ide dasar.

Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang dominan akan membantu kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih disusun dengan/untuk mendukung tema.

- Tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi.

- Keterpaduan dari yang paling sederhana sampai ke yang rumit. - Keterpaduan bentuk-bentuk geometris.

2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kualitas yang terdapat dalam setiap objek dimana daya tarik visual dari kedua bagian masing-masing yang memiliki pusat keseimbangan atau pusat perhatiannya adalah sama.

(9)

Ada tiga prinsip keseimbangan:

- keseimbangan formal/simetris; pada karya menampilkan nilai keindahan yang bersifat formal atau resmi. Prinsip ini sering dipakai dalam karya seni yang berlandaskan agama atau kepercayaan dan dalam lingkungan tertentu untuk mendukung nilai-nilai kejiwaan seperti keagungan, kekhidmatan, kekhusukan dan sebagainya. Contoh penampilan prinsip keseimbangan formal dalam karya senirupa ialah dalam pembuatan desain yang simetris dan statis. Desain grafis untuk piagam atau ijazah yang simetris memberikan kesan resmi dan formal. Desain simetris ini juga dapat dipakai untuk mendirikan bangunan gereja seperti bagian atap, penempatan jendela dan tiang dan lain sebagainya. Demikian pula dalam menyusun komposisi garis, bidang, bentuk dan warna untuk karya-karya senirupa yang sifatnya resmi didasarkan pada komposisi yang simetris dan statis.

- keseimbangan informal/asimetris; pada karya menampilkan nilai kebalikan dari keseimbangan formal yaitu menghendaki sifat lincah, hidup, penuh dengan dinamika dan pada prinsip keseimbangan informal ini menghasilkan desain asimetris.

(10)

3. Irama (Rhythm)

Irama adalah pengulangan simetris antara elemen-elemen yang mempunyai hubungan yang dapat dikenal. Dalam arsitektur, pengulangan dalam visual bangunan seperti irama garis, volume interior, perbedaan warna, perbedaan gelap, bukaan, tiang dan kolom.

Dalam penciptaan karya seni untuk menekankan keseimbangan yang mendukung gerak (movement) atau arah (direction) dengan menggunakan unsur-unsur seni. Irama dapat dihayati secara visual atau auditif jika ada gerak seperti yang dapat kita hayati pula di alam, misalnya irama dari gelombang laut, gerakkan gumpalan awan, gelombang suara dari angin dan lain sebagainya. Gerak atau arah tersebut dapat menggugah perasaan tertentu seperti keberaturan, berkelanjutan, dinamika dan sebagainya. Sesuai dengan kehadiran gerak dan arah tersebut maka irama yang tampil dalam karya meliputi: irama berulang (repetitif): dapat dijumpai pada penempatan jendela atau pintu pada sebuah bangunan dengan jarak yang sama serta ukuran yang sama pula. Hal serupa dapat kita jumpai pada susunan bagian-bagian dari suatu taman yang serba berulang dan teratur sehingga menimbulkan kesan irama yang berulang.

Hakekat Irama adalah menelusuri sifat perseptual manusia dalam

- Bentuk misal; jendela, pintu, kolom, dsb. - Tekstur ; kasar, halus, kayu, batu, dsb. - Warna

ii. Gradasi (perubahan) - Dimensi

(11)

Adalah pertemuan garis pada sudut siku-siku, misalnya dalam daun pintu, lemari, dinding, dsb.

iv. Transisi

Adalah perubahan pada garis-garis lengkung. v. Radial

Adalah irama yang beradiasi pada sentral axis (sumbu sentral). vi. Progresif

Irama progresif dibentuk oleh perubahan yang teratur, sedemikian rupa sehingga bentuk mirip dengan yang lain. Jarak yang satu dengan yang lain hampir sama. Dengan demikian tumbuh irama progresif karena menunjukkan gerak/ perubahan progresif. Irama naik, turun, naik turun dan sebaliknya. Tidak ada bentuk dan jarak yang sama yang diulang.

Sedangkan jenis-jenis irama, antara lain;

- irama silih berganti (alternatif): dipakai dalam penciptaan karya senirupa untuk tidak sekedar mengulang-ulang unsur-unsur seni dalam bentuk dan warna yang sama, tetapi mencari kemungkinan lain dalam usaha untuk menimbulkan kesan irama.

- irama laju/membesar atau mengecil (progresif): lebih mudah dapat dihayati dalam seni gerak. Dalam penempatan unsur-unsur garis, bentuk dan warna pada komposisi prinsip irama laju (progresif) dapat dicapai dengan jarak dan arah tertentu.

- irama lamban atau beralun/ mengalir atau bergelombang: prinsip ini kebalikkan dari irama laju yang dapat dicapai dalam karya seni.

- Irama statis didapat dengan cara pengulangan bentuk, garis, dan dimensi.

- Irama dinamis didapat dengan cara; pengulangan bentuk atau garis dengan perletakan yang berbeda, pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang berbeda, pengulangan bentuk/garis dengan dimensi yang berbeda.

(12)

- Irama tertutup dan tertentu didapat dengan cara; merubah bentuk unit paling akhir, merubah ukuran/dimensi unit paling akhir, kombinasi kedua-duanya, menambahkan dengan mencolok suatu elemen di akhir irama.

4. Proporsi

Proporsi adalah prinsip dalam penciptaan karya untuk menekankan hubungan satu bagian dengan bagian lain dalam usaha memperoleh kesatuan melalui penggunaan unsur-unsur seni.

Proporsi sebagai prinsip dalam penentuan nilai estetik, oleh seniman dipakai untuk memberikan kesan kesatuan bentuk ekspresi. Hal ini dapat dilaksanakan berdasarkan perhitungan matetamtis dan ilmiah seperti pada seni patung Yunani dn arsitektur Mesir, tapi juga berdasarkan emosi dan intusi sesuai dengan kebebasan seniman.

Hukum proporsi yang dikenal adalah golden section dari orang Yunani yang juga dipakai kembali oleh pematung dan pelukis pada masa Rennaissance. Sejak awal masa filsafat Yunani orang telah berusaha untuk menemukan hukum-hukum geometris didalam seni, karena apabila seni (yang menurut mereka identik dengan keindahan) adalah harmoni, sedangkan harmoni adalah proporsi yang cocok dari hasil pengamatan, tentulah masuk akal untuk menganggap bahwa proporsi-proporsi tersebut sudah tertentu. Maka proporsi geometris yang terkenal dengan nama golden section itu selama berabad-abad dipandang sebagai jawaban dari misteri seni ini dan ternyata pemakaiannya amat universal, tidak sekedar didalam seni tetapi juga di alam, yang pada suatu saat diperlakukan dengan menggunakan pandangan keagamaan.

Seringkali golden section dipergunakan untuk menentukan proporsi yang tepat antara panjang dan lebar pada empat persegi panjang pada jendela dan pintu-pintu, pigura-pigura serta buku atau majalah. Di Bali kita kenal Hasta Kosala-Kosali yang berasal dari unit tubuh manusia untuk mengukur proporsi bangunan.

(13)

dan Ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.

Dalam Hindu mengenal konsep tata letak bangunan yang dipercaya akan berpengaruh kepada keberuntungan, nasib, bahkan nilai aura spiritual dan kualitas energi yang dihasilkan oleh bangunan tersebut. Masyarakat Bali menyebutnya Asta kosala-kosali dan Asta Bhumi. Asta kosala-kosali dan Asta Bhumi merupakan bentuk konsep tata bangunan yang terkemas dalam konsep keagamaan. Dalam asta kosala-kosali dijelaskan secara terperinci tentang bentuk konsep bangunan dan juga alat-alat yang digunakan dalam kegiatan masyarakat Hindu utamanya yang berhubungan dengan pendirian tempat suci. Tentang kata Asta kosala-kosali itu memiliki arti : Asta kosala-kosali adalah nama lontar/buku tentang ukuran membuat rumah, Asia kosala adalah nama lontar/buku tentang ukuran membuat menara atau bangunan tinggi, wadah, bade, usungan mayat, Kosala berarti balai atau balai kambang di tengah-tengah telaga, Asta dan hasta merupakan ukuran panjang 1 (satu) hasta yakni dari pergelangan tangan sampai siku.

(14)

Gambar 9 Pengukuran dalam Hasta Kosala-Kosali

5. Skala

Skala adalah suatu sistem pengukuran yang menyenangkan, dapat dalam satuan cm, inchi, atau apasaja dari unit-unit yang akan diukur. Gambar skala adalah dimensi yang diapaki untuk gambar sebagai perbandingan, misalnya 1m struktur digambar 1cm dalam gambar. Jadi ukuran dalam gambar, menyatakan ukuran sebenarnya dari bangunan. Skala adalah kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat benar, tepat dan nyata.

Dalam arsitektur yang dimaksud skala adalah hubungan yang harmonis antara bangunan beserta komponen-komponennya, dengan manusia. Segala sesuatu yang kita lihat selalu dibandingkan dengan ukuran manusia. Elemen-elemen dan prinsip skala dapat menghasilkan skala-skala yang baik yaitu :

- Skala akrab/intim menggunakan prinsip yang dapat menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran sesungguhnya. Skala akrab dapat dicapai melalui: Pemakaian ornamen yang lebih kecil dari ukuran standart/biasanya, pembagian yang lebih besar (pembuatan garis bidang), penerapan skema bahan dan warna yang sederhana, bentuk datar/rata), pertimbangan pencahayaan yang redup.

(15)

- Skala megah/heroic bersifat berlebihan dan dapat diperoleh dengan : penerapan satuan yang lebih besar dari biasanya, perletakan elemen yang berukuran kecil berdekatan dengan elemen yang besar sehingga tampak perbedaan ukuran besarnya, penerapan langit-langit tinggi.

- Skala mencekam, manusia sulit merasakan pertalian dirinya dengan ruang. Umumnya, skala ini terdapat di alam bukan buatan manusia.

6. Sequence/Urut-urutan

Menurut Ishar, urut-urutan adalah suatu peralihan/perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi. Urut-urutan atau peralihan/perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak diduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan dalam arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai persiapan menuju klimaks. Urut-urutan pengalaman meliputi persiapan (approach), pengalaman utama (progression) dan akhiran (ending). Dalam persiapan kita membuat pembingkaian, pandangan sepintas, atau peralihan agar apa yang kita lihat tidak mengejutkan atau peringatan. Dalam pengalaman utama pengunjung merasakan apa yang dilihat/dialami setelah masuk. Pada pengakhiran pengunjung berhenti dan istirahat maka diperlukan pedoman orientasi atau klimaks.

Kekuatan klimaks dapat diperoleh dengan cara :

- Membuat bentuk yang sama mirip dengan pengarahan tetapi lebih besar.

- Memberi cahaya yang kontras dengan pengarahanya misal dengan memberi lampu-lampu yang menembus dinding/atap dengan memberi tirai kaca berwarna dan sebagainya.

(16)

- Membuat bentuk yang lain sama sekali tidak mengejutkan karena ada cukup persiapan/pengarahan.

Dalam suatu karya arsitektur yang baik terdapat :

- Urut-urutan dalam segi keindahan bentuk (ada proses menuju

- pengelompokan yaitu dengan mengelompokkan unsur-unsur yang sejenis. Misalnya mengelompokkan unsur yang sewarna, sebentuk dan sebagainya.

- Pengecualian yaitu dengan cara menghadirkan suatu unsur yang berbeda dari lainnya.

- Arah yaitu dengan menempatkan aksentuasi sedemikian rupa sehingga unsur yang lain mengarah kepadanya.

- Kontras yaitu perbedaan yang mencolok dari suatu unsur di antara unsur yang lain. Misalnya menempatkan warna kuning di antara warna-warna teduh.

b. Ekspresi Estetika

Keindahan ekspresi timbul dari pengalaman dan dalam arsitektur pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman melihat atau mengamati. Oleh karena itu yang dapat dilihat adalah bentuk, maka dalam arsitektur media untuk mendapatkan keindahan arsitektur adalah bentuk bangunan.

Dengan pengalaman mengamati, memasuki, menempati kita dapat merasakan sikap batin arsitek. Adapun elemen-elemennya adalah :

1. Karakter

(17)

menyangkut pemenuhan syarat, fungsi dan struktur adalah karakter, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karakter arsitektur yang khas akan menentukan eksistensi arsitektur sebagai lingkungan buatan diantara lingkungan fisik dan budaya.

2. Warna

Warna dapat berperan untuk memperkuat bentuk dan mampu memberikan kepada pikiran dan jiwa manusia yang melihatnya. Warna menentukan karakter, juga dapat menciptakan suasana yang kita harapkan. Di bawah ini beberapa karakter warna ditunjukkan dalam sifat;

- Kuning = bebas, ceria

- Kuning-hijau = tenang, menyenangkan - Hijau = tenang, ramah cendekia

- Hijau-biru = angkuh, mantab - Biru = keras, dingin

- Biru-ungu = sombong, suka menghayal tanpa kendali - Ungu = tinggi, ekstrim

- Ungu-merah = tegang, peka

- Merah = panas, melelahkan urat syaraf - Jingga = gembira, bergairah

- Jingga-kuning = lincah bergairah - Abu-abu = menenangkan

- Biru telor asin = dapat dimakan, buah - Biru-hitam = menekan

- Coklat hitam = menolak, menghindar, menjijikan

- Ros kulit telor ayam = ringan tangan, menyambut tamu, ramah 3. Style/gaya

Gaya sebagai salah satu penentu keindahan ekpresi merupakan cara membangun atau merancang secara berbeda dengan yang lain. Gaya antara lain dapat ditentukan menurut sejarah misalnya : gaya romanik byzantum, barok, renaisans, gotik, internasional, post modern, dan lain-lain. Pemakaian bahan bangunan, perbedaan iklim, penerapan detail-detail sesuai pribadi arsitek.

(18)

Bahan yang kita pakai dalam desain dapat menimbulkan kesan tertentu misal;

- Bahan logam : menimbulkan kesan dingin, padat, keras. - Kayu berpori : menimbulkan kesan hangat.

- Bahan kaca : bersifat tembus pandang dan memantulkan cahaya dapat memberi kesan hidup dan ringan.

Pemakaian bahan/material akan menimbulkan suatu motif dan tekstur. - Motif adalah ornamen dua atau tiga dimensi yang disusun menjadi pola atau ragam tertentu. Motif dapat dibentuk oleh tekstur dan bentuk. Susunan benda dalam ruang juga disebut motif. Motif lebih kecil dan sempit. Tekstur licin dan ringan punya kesan luas dan terang. Tekstur kasar mempunyai intensitas lebih gelap begitu sebaliknya dengan tekstur licin.

I.3. Teori dan Langgam dalam Arsitektur a. Pengertian Teori dalam Arsitektur

Arsitektur pada dasarnya tersusun dari seperangkat teori dan pernyataan yang membentuk cakupan tersendiri dan penalaran tersendiri. Dalam pemahaman ini nilai kebenaran dari teori di arsitektur dapat dikatakan sangat tidak mutlak tidak seperti halnya ilmu pengetahuan alam atau matematika. Meskipun demikian dalam pandangan ilmu pengetahuan arsitektur dapat didekatkan pada paradigma. Dimana teori arsitektur merupakan kumpulan yang kadang-kadang terkait atau didasarkan pada bidang keilmuwan lain. Arsitektur sendiri tersusun dari kesepakatan-kesepakatan bagi para ilmuwannya terhadap teori-teori dan pernyataan yang membentuknya.

(19)

merupakan fenomena baru, arsitek mulai berteori. Diawali pada abad pencerahan arsitek yang dahulunya bungkam (karena porsi teori dan ilmu pengetahuan didominasi filsuf) mulai berubah menjadi sosok yang memperhatikan posisinya dalam masyarakat sebagai arsitek yang terpelajar dan intelektual. Penjelasan dan pemahaman-pemahaman baru ini berupa konsep-konsep yang pada dasarnya sudah merupakan dasar bagi tradisi penyusunan teori yang makin mempengaruhi perkembangan arsitek dan sebagai awal kesadaran dalam usaha meletakkan landasan dunia arsitektur kedalam kelompok ilmu pengetahuan. Tradisi ini ditandai oleh empat alasan penting (Ven, 1991: XV) :

(a) kemunduran peranan agama

(b) adanya pengakuan masyarakat terhadap kedudukan arsitek secara independent

(c) adanya perubahan sikap antara klien dan arsitek, sehingga terciptanya dialog kultural yang kuat (sikap klien tidak memaksakan kehendak) dan (d) adanya revolusi industri.

Dalam pandangan umum, pada dasarnya tidak ada arsitek yang melontarkan sebuah teori setelah menyelesaikan karyanya yang pertama. Bila kita perhatikan, bahkan tidak setiap arsitek berani menyusun teori kecuali beberapa diantaranya, teori arsitektur dikemukakan oleh para arsitek yang telah menghasilkan banyak karya. Kebanyakan teori-teori tersebut baru diakui setelah para arsiteknya tiada, yaitu ketika karya-karya mereka diakui keberhasilannya karena mampu bertahan terhadap waktu. Pengakuan itupun tidak mutlak, juga tidak abadi. Dilain waktu, pada lain kesempatan, karya-karya mereka dijadikan titik tolak untuk menolak teori arsitektur yang mereka ajukan.

(20)

untuk meramalkan bahwa menara Eiffel mulanya dianggap sebagai suatu cela di kaki langit Paris dan kemudian menjadi lambang kota yang langgeng dan asasi.

Desain arsitektur sebagian besar lebih merupakan kegiatan merumuskan dari pada kegiatan menguraikan. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian, ia mencernakan dan memadukan bermacam ramuan unsur dalam cara-cara baru dan keadaan baru, sehingga hasil seluruhnya tidak dapat diramalkan. Oleh karena itu, teori dalam arsitektur cenderung tidak seteliti dan secermat dalam ilmu pengetahuan yang lain (objektif), suatu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian yang terperinci.

Teori yang berkembang di dunia arsitektur berasal dari kritikan, penafsiran, dandeskripsi dari hasil pekerjaan yang telah dihasilkan dan berhasil membangun opini masyarakat sehingga timbul pemahaman baru. Sejak pertengahan tahun 1960–an, teori arsitektur benar-benar telah menjadi interdisipliner; bergantung pada kritis. Proyek perbaikan modernisme inidisajikan sebagai pembuatan teori agenda baru untuk arsitektur, dilihat dari sudut pandangpolitik, etika, ilmu bahasa, estetika, dan fenomenologi.

Teori Arsitektur, dalam hal ini dipahami sebagai pengandaian teori-teori yang tersusun sebagai unsur-unsur yang membentuk arsitektur sebagai ilmu pengetahuan.

Teori tentang Arsitektur, teori ini berusaha menyusun definisi dan deskripsi medan pengetahuan yang tercakup dalam sebutan „arsitektur‟. Sasarannya adalah menjelaskan kedudukan arsitektur dalam taksonomi ilmu pengetahuan yang berlaku pada periode yang bersangkutan. Contoh yang paling terkenal adalah teori arsitektur yang dikemukakan oleh Vitruvius berikut semua modifikasi dan tiruannya. Teori-teori yang berkaitan dengan arsitektur dikemukakan untuk memperlihatkan kelemahan, ketergantungan atau kelebihan arsitektur dari bidang ilmu pengetahuan lainnya. Teori-teori dari jenis inilah yang paling banyak dijumpai sehingga memperumit pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan teori arsitektur. Sebagai contoh, teori bahasa arsitektur, fenomenologi arsitektur, pendekatan sistem, dan seterusnya. Tiap teori jenis ini dapat dilacak ke sumber ilmu pengetahuan masing-masing yang berada diluar arsitektur itu sendiri.

(21)

konsep dan metode. Konsep bisa dipahami sebagai teori yang tanpa perlu dibuktikan (sebagai landasan perancangan) sedangkan metode merupakan cara untuk membuktikan dan metode sendiri memerlukan teori sebagai alat ujinya (tidak ada metode tanpa teori).

b. Pengertian Langgam dalam Arsitektur

Langgam berasal dari kata “style” yang berarti gaya. Langgam terkait dengan suatu ciri, bisa berupa budaya, tokoh, peristiwa sejarah, dan sebagainya. Contohnya yaitu langgam 'le corbusier' yang disebut dengan 'corbusian', ada pula langgam 'era kemerdekaan indonesia', dan seterusnya.

Langgam arsitektur adalah bagian dari budaya sedangkan budaya adalah hasil karya dari manusia. Langgam berasal dari kata “style”, atau berarti “gaya”, yang kadang bertabrakan arti dengan “force”. Sejak post modern, para arsitek banyak memperdebatkan tentang langgam ini yang berarti hal yang terkait dengan suatu ciri, bisa berupa budaya, tokoh, peristiwa sejarah, dan lain-lain. Sebuah karya arsitektur bisa berlanggam eropa, cina maupun nusantara. Contoh lain langgam yaitu langgam “le corbusier” yang disebut dengan “corbusian”, langgam “era kemerdekaan indonesia”, dan sebagainya

Macam-macam langgam yaitu:

(22)

1. Klasik

Langgam Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani atau Romawi, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani. Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.

Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit. Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern.

Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir. Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang. Langgam klasik banyak dijumpai di benua Eropa.

(23)

•Bentuk lengkung di atas pintu •Atap kubah

•Terdapat ornamen dan ukiran rumit •Keseimbangan simetri

• Berjenjang • Berulang 2. Arsitektur Venakular

Kata vernakular berasal dari bahasa latin vernakulus, yang artinya dalam negeri, penduduk asli, pribumi; dari verna yang berarti budak pribumi atau rumah buatan pribumi. Dalam kaidah arsitektur vernakular menunjuk pada tipe arsitektur yang mana asli dengan waktu atau tempat tertentu (tidak diambil atau dikutip dari yang lain).

Kadang orang bingung antara arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional, karena antara kedua konsep tersebut memang terdapat hubungan. Arsitektur vernakular dapat juga diambil dari solusi yang diterima secara kultural, tapi apabila hanya melalui pengulangan saja maka dapat menjadi suatu arsitektur tradisional.

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

(24)

bangsawan-penguasa dan sejenisnya. Referensi pada arsitektur “rakyat” yang secara fungsional sudah beradaptasi, jitu, teruji terhadap alam tempatnya berada, biasanya lebih memiliki kepekaan baik secara teknis, sosial, dan kultural.

Pada perkembangan mutakhir, di mana heterogenitas kultur menjadi dominan, arsitektur tradisional mengalami lompatan melampaui proses vernakularisasi, dan muncul dalam wujud eklektik (campur aduk) wujud tradisional, tanpa perduli pada tatanan, hirarki makna, pengertian yang terkandung pada wujud “asli”-nya. Kita bisa saksikan, masih di Bali, berbagai tradisi arsitektur, baik tradisi “agung” dan “tinggi”, bahkan juga dari berbagai belahan dunia, dari puncak-puncak kebudayaan sejagat disajikan dalam kehadiran baru di dalam kerangka kultur Bali kontemporer.

Arsitektur vernakular adalah sumber daya setempat yang dibangun dengan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan khusus yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat setempat. Proses rancang arsitektur vernakular dilandasi oleh pemikiran rasional dan spiritual. Masyarakat menghargai arsitek vernakular sebagai wujud dari budaya dan kepercayaan masyarakat yang di aplikasikan ke dalam bangunan. Merancang dengan potensi arsitektur vernakular berarti mencari karakteristik arsitektur dari sebuah wilayah. Menetapkan arsitektur vernakular sebagai sesuatu yang sulit dan berbeda dengan arsitektur masa kini akan membuatnya semakin ditinggalkan oleh generasi muda arsitek. Arsitektur vernakular sendiri dianggap tidak mampu menjadi daya tarik pada masa modern saat ini. Mereka menganggap bahwa arsitektur modern lebih membudaya saat ini.

Namun, jika arsitektur vernacular di padukan dengan arsitektur modern, maka akan lebih menarik. Baik asli maupun paduan, baik diterapkan dalam aspek rinupa maupun tanrinupa, karya arsitektur masa kini yang sudah berusaha dirancang dengan penggalian adat dan budaya nusantara pantas disebut sebagai arsitektur vernakular.

(25)

dapat dilestarikan. Selain itu, penerapan konsep arsitektur vernakular juga mengurangi pemakaian energi yang berlebihan. Ini di karanakan arsitektur vernakular lebih menggunakan material-material yang ramah lingkungan, dan dapat diperbaharui seperti kayu. Sehingga kesan budaya yang ditimbulkan pada arsitektur vernakular lebih muncul dengan pemakaian material kayu tersebut. Selain itu, arsitektur vernakular yang merupakan wujud baru dari arsitektur tradisional juga akan berorientasi pada kondisi alam sekitar. Sama halnya seperti arsitektur tradisional pada zaman dulu. Sehingga dapat mengurangi penggunaan pencahayaan dan pendinginan buatan.

Penggabungan konsep arsitektur vernakular dengan konsep arsitektur lainnya dapat menjadikan suatu wujud perkembangan arsitektur saat ini tanpa meninggalkan budaya suatu wilayah yang sudah ada sejak lama. Sehingga semakin memperkaya konsep arsitektur. Penerapan konsep arsitektur vernakular juga menjadikan arsitek lebih menghargai budaya dikarenakan arsitek lebih mengetahui proses terjadinya budaya pada suatu wilayah dari hasil pencarian dari dasar budaya pada wilayah yang akan digunakan untuk penerapan konsep arsitektur vernakular.

Gambar 11 Contoh Arsitektur Vernakular

3. Neo-Klasik

(26)

konstruksi dinding pemikul. Wujud arsitekturnya juga dapat ditandai dengan munculnya unsur-unsur dekoratif seperti pedimen, pedes-tal, entablature-terpotong dan sebagainya. Dalam sejumlah proyek dapat disaksikan bahwa bentukan yang kanonik masih dipakai untuk diletakkan pada posisi olahan komposisional.

Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani.

Gaya ini merupakan gaya anti-rokoko yang dapat ditemukan pada beberapa gaya arsitektur eropa pada awal abad ke 18., dengan jelas diwakili dalam arsitektur Palladian di Georgia inggris dan Ireland, selain itu juga dapat ditemui dalam lapisan klasifikasi akhir gaya barok di Paris, di Berlin, dan bahkan di Roma, Alessandro Galilei pada bagian muka dari gadeung Giovanni di Laterano. Ini merupakan suatu arsitektur self-restraint yang sempurna, yang selektif hingga sekarang " yang terbaik" dalam mengikuti gaya bangsa Roma.

Neoklasikal pertama berkembang dan dan diperolah di London, melalui contoh dari bangunan Paris-Trained yang dirancang oleh tuan William chambers dan james " Athenian" Stuart, dan di Paris, melalui suatu generasi siswa seni Perancis yang training di Akademi Perancis di Roma dan yang dipengaruhi oleh kehadiran Charles-Louis Clérisseau dan tulisan Johann Joachim Winckelmann; itu dengan cepat diadopsi oleh lingkaran progresif di Sweden. Di Paris, banyak dari generasi arsitek neoklasikal yang pertama menerima pelatihan dalam Tradisi Perancis yang klasik melalui suatu rangkaian tentang ceramah kuliah praktis dan menyeluruh yang ditawarkan untuk dekade perkuliahan oleh Jacques-François Blondel.

(27)

pernyataan politik oleh kaum muda yang progresif. Pusat dari ahli kebudayaan sejarah yunani polish adalah Warsaw di bawah aturan dari Raja polish Stanislaw Agustus Poniatowski. seniman dan arsitek yang dikenal terbaik di Poland tepatnya di Dominik Merlini, diantaranya adalah Jan Chrystian Kamsetzer, Szymon Bogumi Zug, Jakub Kubicki, Antonio Corazzi, Efraim Szreger, Kristen Piotr Aigner, Wawrzyniec Gucewicz dan Bertel Thorvaldsen.

Gaya neo klasik mengalami tantangan berat sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi. Keyakinan bahwa arsitektur adalah ‘seni bangunan’ yang berbeda dengan kegiatan ‘engineering’ mulai mengalami pergeseran, setelah muncul suatu jarak antara arsitektur dan kemajuan konstruksi bangunan.

Perubahan-perubahan inilah yang kemudian mengarah pada munculnya arsitektur modern. Arsitektur modern sendiri berprinsip pada tradisi fungsional, lebih cenderung pada pemikiran struktur daripada unsur-unsur lainnya.

Dari sekitar tahun 1800 Yunani merupakan contoh arsitektur yang segar, banyak mensketsa dan mengukir, memberi suatu daya dorong baru ke gaya meoklasikal atau yang disebut Kebangkitan kembali ilmu Yunani.

Neoclassikal adalah suatu kekuatan utama di dalam seni akademis sampai abad ke 19 dan di luar daripada itu gaya ini merupakan lawan yang tepat dari gaya Romantis dan Gotik renasisans walaupun pada akhir abad ke 19 gaya ini diklasifikasikan sebagai gaya anti modern atau bahkan gaya yang reaksioner. Pada pertengahan abad ke 19, beberapa kota besar Eropa khususnya St Petersburg dan Munich- diubah bangunannya ke dalam musium Arsitektur neoklasikal yang dijamin kebenarannya.

(28)

jerman Catherine II yang agung di Rusia yaitu bangunan St. Petersburg dengan mnggunakan gaya internasional.

Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain :

- Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered) - Simetris

- Kolom-kolom yang berdiri bebas

Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur kuil. Hal ini dikarenakan arsitektur kuil dianggap sebagai bentuk paling murni dari arsitektur klasik. Kolom pada kuil benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan (bukan dekorasi).

Jadi dapat disimpulkan pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar menopang, bukan hanya dekorasi atau kolom yang berdiri bebas dan menopang entablatur.

Garis atap umumnya datar dan horisontal, jarang ada menara dengan fasade yang cenderung panjang dan datar akibat dari efek dari kolom yang berjajar. Proporsi klasik pada eksterior sangat penting dimana pintu dan jendela tidak mengurangi kesempurnaan nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang kolom-kolom depan. Pintu dan jendela tidak menjadi elemen skluptural.

Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada pola-pola geometris dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru alam (membuat alam dengan skala lebih kecil).

Terdapat dua gaya bangunan yang terkenal pada periode Arsitektur Neoklasik ini, yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika Serikat).

(29)

Gambar 12 Petit Trianon sebagai Contoh Arsitektur Neo-Klasik

Terdapat empat aliran dalam arsitektur Neo-Klasik yaitu; (a) Romantic-Clasiccism

(b) Neo-Gothic (c) Greco-Roman (d) Neo-Renaissance 4. Modern

Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaa nbentuk dan menghapus segala macam ornamen. Arsitektur modern pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini. Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dariperkembangan sosial dan politis.

(30)

bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru dalambidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwisyang 'tahan api', yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksiseperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untukmengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.Sejarawan lain menghormati pandangan moderen sebagai suatu reaksi melawanterhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victoriandan gaya Seni Nouveau.

Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruhmuka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik (Gotik, sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru. Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels, Antoni Gaudidi Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.

Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function. Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern. Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah olah pikir dan bukan olah rasa (tahun 1750), dan “permainan ruang” dan bukan “bentuk”.

Ciri-ciri arsitektur dengan langgam modern yaitu; • Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)

• Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.

• Berupa khayalan, idealis • Bentuk tertentu, fungsional

(31)

• Less is more. Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

• Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak.

• Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.

• Singular (tunggal). Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).

• Nihilism. Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa– apanya kecuali geometri dan bahan.

Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.

Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna/tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dan lain-lain.

(32)

efektif dalam berbagai bidang. Hal ini juga dapat dilihat pada pola makan, pakaian, komunikasi dan sebagainya. Hukum ekonomi yang menekankan pada usaha yang sesedikit mungkin untuk pencapaian yang maksimal merupakan landasan penting dalam gaya hidup modern. Paham yang dianut adalah siapa cepat dia dapat dan waktu adalah uang. Tidak ada lagi jargon masyarakat Indonesia alon-alon waton kelakon (pelan asal tercapai) atau biar lambat asal selamat. Karena setiap aktifitas pencapaian hidup diukur dan berorientasi pada waktu, persaingan dan keterbatasan sumber daya dan energi. Keterlambatan adalah awal kekalahan.

Konsep modern dalam arsitektur merupakan satu pendekatan estetik yang menekankan pada hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional baik dalam estetika spatial, bentuk dan struktural. Secara spatial ruang-ruang spesifik disusun sedemikain rupa agar memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi dalam ketersusunan dan kemudahan fungsinya. Bentuk-bentuk geometris elementer yang praktis tanpa ornamen merupakan karakter utama yang mendominasi permukaan dan massa bangunan. Inovasi berbagai material seperti baja, beton, dan kaca, standardisasi dan efisiensi memberi tantangan baru dalam teknologi dunia rancang bangun. Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas sebuah desain, fungsi ruang yang ada, dan penyelesaian sistem struktur akan semakin lebih baik. Minimum adalah tujuan sekaligus nilai dari estetika itu sendiri. Kontinuitas rancangan sejak gagasan penentuan garis lurus, bidang datar dan pertemuan bidang serba siku tegak lurus, konstruksi volumetrik dan gubahan massa, kejujuran material, olahan cahaya dan udara, perulangan modul, sirkulasi ringkas, ruang multifungsi dan berurut serta kejelasan sistem struktur merupakan ciri utama konsep arsitektur modern.

(33)

termanfaatkan. Modern tidak ditampilkan sekadar tujuan akhir bentuk tetapi juga keberhasilan dalam memurnikan fungsi itu sendiri.

Arsitektur modern adalah ekspresi masyarakat urban kontemporer yang kompetitif melalui sebuah cara hidup jujur, praktis dan sederhana secara total.

Contoh karya arsitektur modern yaitu Villa Savoye oleh Le Corbusier. Villa Savoye termasuk ke dalam arsitektur modern karena mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Sedangkan contoh arsitek dengan gaya modern yaitu Le Corbusier dan Frank Lloyd Wright.

Gambar 13 Tampak Depan Villa Savoye

Gambar 14 Villa Savoye Tampak Mata Burung

(34)

Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak). Arsitektur aliran kubisme terinspirasi dari seni lukis yang muncul dan mulai berkembang pada tahun 1910 - 1914 di Paris. Aliran kubisme muncul karena rasa bosan terhadap aliran-aliran klasik yang penuh dengan ornamen.

Cubism adalah gerakan paling revolusioner dalam seni rupa, berkembang mula-mula di Perancis antara tahun 1907-1920-an. Cubism berasal dari seni lukis yang tidak hanya membuat bentuk dan warna dalam dimensi ruang tetapi juga dimensi waktu, menyajikan lukisan tidak hanya dari satu sudut pandang yang lazimnya dalam lukisan tradisional, tetapi dalam berbagai sisi, termasuk sisi yang seharusnya tidak terlihat dalam lukisan. Cubism tidak sepenuhnya abstrak. Prinsip dari aliran Cubism menonjolkan aspek ruang atau tiga dimensi dan waktu, dimana hal itu tidak terdapat dalam aliran klasik- tradisional.

Aliran cubism mempengaruhi bidang arsitektur dalam elemen utama pendukung arsitektur yaitu material, ruang dan pencahayaan. Dalam arsitektur klasik, material adalah hal utama yang memberikan kekuatan dalam konstruksi. Ruang terletak dibalik dinding tebal di mana cahaya masuk hanya sedikit. Namun sejak aliran cubism muncul, arsitektur bukan lagi selubung, tetapi ruang menjadi aspek paling dominan.

Aliran Cubism termasuk dalam aliran arsitektur modern awal Fungsionalisme atau rasionalisme. Elemen bangunan mengutamakan pada fungsi yang pada akhirnya dapat menimbulkan keindahan tanpa adanya hiasan atau dekorasi satupun. Aliran cubism memanfaatkan teknologi beton bertulang yang bentuk dan ukuran- ukurannya standar dengan sistem module. Sistem ini menjadikan suatu bangunan dibangun dalam waktu.

2. Art Nouveau

(35)

Nouveau" diperoleh dari nama dari suatu toko di Paris, Maison d'Art Nouveau. Pada waktu itu arsitektur Samuel Bing lewat dan terinspirasi untuk menamakan desainnya art nouveau .Suatu titik tinggi dalam evolusi Seni Nouveau adalah penampilan universal pada tahun 1900 di Paris, di mana "gaya modern" memenangkan penghargaan pada setiap sesinya. Art nouveau memperlihatkan ciri khasnya hampir di seluruh bagian eropa. Ironisnya, Seni Nouveau kebanyakan dibangun dengan menggunakan bahan material kaca dan jarang memakai bahan material besi ataupun baja.

Pintu masuk Metro Paris yang dirancang oleh Hector Guimard pada tahun 1899 dan 1900 adalah contoh Seni Nouveau yang terkenal. Dinamis, mengalir, kurva dan berombak-ombak "cambukan" merupakan iramabentuk dari Seni Nouveau. Corak yang lain adalah pemakaian parabol dan hiperbola.

Contoh arsitektur art nouveau yaitu Istana Bellas Artes, Mexico, karena memiliki bentuk atap setengah bola/parabola dan bentuk-bentuk lain yang berlekuk-lekuk, dinamis, mengalir, kurva dan berombak-ombak. Sedangkan tokoh arsitek penganut gaya ini yaitu Louis Henry Sullivan.

Gambar 15 Istana Bellas Artes, Mexico

(36)

Brutalisme adalah gaya arsitektur sebagai pembaharuan gerakan arsitek, berkembang pada tahun 1950 - 1970. Awal gayanya sebagian besar diilhami oleh Le Corbusier (khususnya Unit d’Habitation) dan Ludwig Mies van der Rohe. Istilah brutalisme sendiri dimulai dari bahasa Prancis Béton brut alias “beton kasar” atau “beton mentah”. Bangunan brutalis pada umumnya dibentuk dengan membentur blockish, geometris, dan bentuk berulang, dan sering juga mengulang bentuk tapi tanpa adanya ornamen. Tidak semua bangunan brutalis dibentuk dari beton. Sebagai gantinya, bangunan dapat mencapai mutu brutalis melalui suatu bahan yang keras dengan penampilan bagunan dan material strukturnya terbuat dari beton. Rumah pribadi Alison dan Peter Smithson’s dibangun dari batu bata. Richard & Renzo Piano, Center Pompidou dihormati sebagai arsitek brutalis suatu desain merupakan hal hal positif bagi para arsitek Brutalis. Brutalisme memperoleh daya gerak besar di Inggris sepanjang pertengahan abad 20. Ketika itu keadaan ekonomi tertekan akibat kerusakan perang dunia II. Masyarakat mencari konstruksi murah dan mudah. Meskipun demikian, perlu diketahui juga bahwa banyak arsitek memilih gaya brutalist walaupun mereka sebenarnya mempunyai anggaran yang besar dalam membangun.

(37)

masyarakat. Pada waktunya, banyak struktur brutalisme menjadi lebih dihargai oleh masyarakat karena keunikan mereka dan penampilan yang menyolok.

Di tahun terakhir, gaya bangunan brutalistme mulai hilang dari ingatan masyarakat. Masyarakat mulai menuju ke gaya baru yang baru lahir sebagai ganti gaya brutalisme sehingga banyak bangunan gaya brutalistme dirobohkan dan dibangun menjadi gaya yang baru lagi.

Gambar 16 A housing complex in Montreal by Moshe Safdie

(e) Dekonstruksi Fungsional (f) Historicism

(g) Organik 3. Post Modern

Untuk lebih memperjelas pengertian arsitektur post modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut :

• Ideological

(38)

agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan

Ide-ide desain adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain dalam Arsitektur Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari Arsitektur Post Modern.

• Contextual Urbanism and Rehabilitation

Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan dengan suatu lingkungan urban.

(a) Purna Modern

Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari sebutan post-modern versi Charles Jencks. Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan unsur-unsur kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno. Menyertakan warna dan tekstur menjadi eleman arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.

(39)

Gambar 17 Museum Lowman sebagai Contoh Arsitektur Purna Modern

(b) Pasca-Modern (Late-Modern)

Arsitektur Pasca Modern merupakan Arsitektur Post Modern yang hanya peduli terhadap sejarah Arsitektur Modern, namun tidak pada Arsitektur Pra Modern. Oleh sebab itu sumber dari teknik dan estetikanya adalah dari Arsitektur Modern. Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O'Gehry.

Gambar 18 Walt Disney Concert Hall sebagi contoh Arsitektur Pasca Modern

4. Dekonstruksi

(40)

Esienman, Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau.

Gejala “Dekon” dalam arsitektur telah menjadi tema perdebatan yang hangat dengan karya-karyanya yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku.

Pada 8 April 1988 dalam “international Symposium on Deconstruction” yang diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa dekonstruksi bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai oleh kemiripan – kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang lainnya. Dekonstruksi tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali semangat untuk membongkar kemapaman dan kebakuan.

Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris, kemudian oleh Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran yang bertema “deconstructivist Architecture” yang di selenggarakan di Museum of Art, New York, tanggal 23 Juni – 30 Agustus 1988 mencetuskan ‘dekonstruktivisme’ yang lebih berkonotasi pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika.

(41)

Konsep utama memproduksi atau mengadakan karya bertolak dari konsep yang oleh Derrida pada kasus literatur disebut differance. Dalam rancang bangun konsep ini tidak dapat dipahami sebagai suatu pendekatan yang membuka pemikiran bahwa karya bukanlah semata – mata representasi yang direduksi sebagai alat menyampaikan gagasan atau pesan. Merancang karya diharapkan memberi peluang agar kemungkinannya berbicara bisa merdeka dari prinsip dominasi. Differance memahami setiap komponen bahkan elemen dari komposisi sebagai suatu potensi yang tidak terpisahkan keberadaan, peran dan fungsinya dalam kesemestaan. Artinya mereka tidak hanya sebagai suatu alat untuk menunjuk pada sesuatu gagasan atau ingatan atau nilai tertentu. Diferance memberikan pemahaman baru bagaimana melihat elemen rancangan rancang bangun dalam sebagai batas – batas wilayah yang mengkaitkan : manusia-material-konstruksi-rupa/bentuk dan tempat. Rancang bangunan sebagai suatu keutuhan dan aspek – aspeknya adalah jejak – jejak dari suatu kesemestaan yang mampu berbicara sendiri sebagai pembangun pemahaman dunia. Seperti halnya suatu ‘text’ rancang bangunan marupakan suatu komposisi yang berosilasi di antara hadir dan absen. Dengan osilasi tersebut terjalin suatu yang terputus – putus sebagaimana pemahaman kita sebenarnya akan dunia ini.

(42)

pernah lepas dari keinginan untuk melayani “kebutuhan” manusia. Atas dasar merujuk pada sumber – sumber tidak hadir itulah sebuah komposisi “meng-ada”. Dengan itu pula apa yang hadir sebenarnya memberikan “jejak” kepada sumber – sembernya. Interprestasi komposisi menurut prinsip differance tidak mungkin dilakukan tanpa membaca atau menelusuru jejak – jejak yang hadir ke sumber – sumber mereka. Hasil dari komposisi yang lahir dengan hadirnya jejak – jejak tersebut oleh Derrida disebut Dissemination.

Deconstruction sebagai upaya atau metoda kritis, tidak hanya berupaya membongkar bangun – bangun teori atau karya lewat elemen, struktur, infrastruktur maupun contextnya. Lebih dari itu, kekuatan – kekuatan yang berperan pada konsep yang bersangkutan akan: dilucuti atribut – atributnya, dikupas habis hingga telanjang bulat, dilacak asal usul dan perkembangannya, dicari kaitan – kaitannya dengan konsep – konsep lain, digelar kemungkinan – kemungkinan posisi maupun kontribusinya terhadap apa saja. Semua proses pembongkaran tersebut dimaksudkan untuk membangun kembali karakteristik phenomenalnya. Dalam pembangunan kembali tersebut, ekspose dari ‘interplay’ kekuatan – kekuatan melalui : kontradiksi – kontradiksi, kesenjangan – kesenjangan, decomposition, disjunction, discontinuity, dan deformation, merupakan cara untuk memperlihatkan kemungkinan – kemungkinan “ada” dan “mengada”. Daya tarik deconstruction bagi dunia rancang bangun terletak di dalam cara melihatnya bahwa ruang dan bentuk adalah tempat kejadian yang selayaknya terbuka bagi yang mungkin dan yang tidak mungkin

(43)

• Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.

(44)

I.4. Tinjauan Obyek Kasus Rumah Tinggal (The First Light House) dan Musem The Centre Le Corbusier

1) The First Light House

Gambar 19 The First Light House

Gambar 20 Model The First Light House

(45)

menantang siswa untuk merancang, membangun dan mengoperasikan rumah yang sepenuhnya menggunakan energi matahari.

Semuanya dimulai dengan empat mahasiswa arsitektur dan desain proyek sarjana pada tahun 2009. Pada tahun 2010 proyek ini menjadi proyek kompetisi yang masuk ke Departemen Energy Solar Decathlon. Di Amerika Serikat, First Light memperoleh Hadiah Pertama Teknik dan Pertama Sama di Hot Air dan Energi Balance. First Light juga memperoleh Juara II dalam Arsitektur, Tempat Ketiga Banding Pasar dan, Juara III secara keseluruhan di Solar Decathlon.

Gambar 21 Tim Arsitek The First Light House

Meridian First Light House terinspirasi oleh Kiwi bach tradisional - rumah liburan di Selandia Baru. Di desain sesuai dengan gaya hidup Selandia Baru yang santai dalam bersosialisasi, serta berhubungan dengan lingkungan luar sebagai pusat untuk hidup. Inti dari desain adalah bagian tengah mengkilap yang berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan alam dan di dalam ruangan.

Eksterior rumah juga memungkinkan penghuni untuk secara efektif tinggal di luar selama musim panas dan membawa rasa luar dalam selama musim dingin. Sebuah skylight kaca triple dan pintu bi-fold besar menerangi bagian tengah rumah. Pengaruh bach juga membentuk bagaimana ruang di dalam rumah dirancang sehingga menjadi multi-fungsi sekaligus menjaga keprihatinan praktis, seperti penyimpanan. Tata letak menyediakan, ruang sosial yang fleksibel fungsional, yang dapat diubah sesuai pemilik.

Bahan yang digunakan di rumah dipilih untuk menjamin kekuatan, kualitas dan integritas struktur dan estetika rumah. Kombinasi kayu yang digunakan tadalah kayu daur ulang Rimu asli Selandia Baru. LVL dan kayu lapis yang digunakan untuk dinding dan lantai karena stabilitas dan ketahanan, sementara balok glulam dan posting yang digunakan untuk mendukung kanopi.

Eli nutall

Anna

farrow

Nick

ofcer

Ben

jagersm

a

Guy

(46)

Pada eksterior, kanopi kayu yang terbuat dari Western Red Cedar yang alami, tahan lama, ringan dan stabil dalam berbagai iklim. Kanopi adalah fitur kunci dari desain. Peletakan kanopi di atas dengan kemiringan tertentu memberikan gaya rumah yang estetika dan juga fungsional. Kanopi memberikan dukungan independen untuk 6 kW array surya yang terdiri dari 28 polikristalin panel photovoltaic dan 40 tabung kolektor surya. Dalam musim hangat ketika matahari tinggi kanopi juga menyediakan naungan ke jendela besar di bawahnya.

Gambar 22 Struktur The First Light House

(47)

Gambar 24 Potongan The First Light House

a. Hakekat Estetika - Sosok Bangunan

Sosok yaitu kesan pertama yang pengamat bisa tangkap saat pertama kali melihat bangunan tersebu. Saat melihat pada first lught house pada bagian atapnya terdapat bagian yang menyerupai sayap burung yang yang terbang. Sosok tersebut dapat lebih terlihat jelas apabila dilihat hari jarak yang tak terlalu jauh maupun terlalu dekat dengan first light house. Terlihat dari gambar dibawah ini sosok pada atap fisrt light house seperti sayap burung yang sedang terbang. Walaupun pada bagian atap kanan dan kiri tidak sama ukuranya. Sosok pada atap fisrt light house tersebut memimbulkan kesan bahwa bangunan tersebut lebar.

(48)

- Bahan, Tekstur, dan Warna 1. Bahan

Bahan atau material adalah setiap bahan untuk tujuam konstruksi dan juga juga untuk memnujang esetetika dari bangunan tersebut. First light house memilki bahan yang dominan yaitu bahan dari kayu baik kayu alami ataupun buatan manusia. Pada bagian dinding belakang mengunakan kayu rimu. Kayu rimu yaitu kayu asli dari New Zealand. Pada fisrt light house kayu rimu yang digunakan adalah kayu rimu yang telah tak terpakai lagi dan diolah kembali untuk digunakan. Bagian deck dari first light house menguanakan kayu pinus. Sedangakan pada dinding dan lantai menggunakan polywood dan juga mengunakan LVL. Polywood dan LVL merupakan bahan yang tidak mudah retak.

Gambar 27 Kayu sebagai Bahan Utama First Light House

(49)

2. Tekstur

Tekstur dari first light house bisa didapat dari bahan yang digunakan. Dari bahan kayu yang dipakai didapati tekstur halus dan juga memliki corak tertentu yang mana corak tersebut terdapat pada kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan dari first light house. walupun LVL dan polywood buatan manusia tetap memiliki tekstur halus dan corak tertentu juga. Kayu rimu memiliki tekstur yang halus dan corak yang memiliki bentuk melengkung – lengkung dan orintasi serat yang berbeda. Poywood dan LVL walau memliki tekstur halus juga tetapi corak yang dihasilkan berbeda dengan rimu maupun pinus. Corak yang dihasilkan pada lvl dan polywood adalah corak yang lebih rapat dan juga sama yaitu berupa garis – garis. Corak yang terdapat pada polywood hampir sam dengan corak yang ada pada LVL. Kaca yang digunakan pada first light house miliki tekstut halus.

Gambar 28 Tekstur Kayu pada Dinding Gambar 29 Tekstur Kayu pada Lantai

3. Warna

(50)

sama yaitu crem. Pada bagian kamar mandi dari first ligh house memliki waran yang berbeda dengan warna yang lain yaitu wrana pada alas berupa waran coklat yang sama seperti wrana pada bagian dinding sbagian depan interior dan sam dengn warna dari dinding ektseterior.

Gambar 30 Eksterior The First Light House Gambar 31 Interior The First Light House

Dinding pada kamar mandi menggunkan dua bahan yang berbeda mak warna yang diberikan juga berbeda pada setengah bagian mengunakn bahan kayu yang warn adari kayu tersebut dalah warna

coklat, sedangkan setengah bagian lagi mengunakan keramik berwarna hijau

(51)

Dinding depan bagian interior

Dinding belakang bagian eksterior

b. Prinsip/Asas Estetika - Bentuk Estetika

1. Kesatuan (Unity)

(52)

Gambar 34 Kesatuan dalam The First Light House

Kesatuan pada The First Light House tampak pada bahan yang bangunan yang digunakan yaitu kayu. Kayu memberi unsur warna coklat serta corak yang sama pada setiap bagian. Selain itu, bahan kayu memberi kesan alami dan unite dengan alam sekitar. Selain kayu, pemilihan bahan kaca yang transparan juga turut mempersatukan corak The First Light House sesuai dengan konsepnya yaitu rumah yang alami dan ramah lingkungan.

Dari segi pencahayaan, lampu-lampu dan bukaan ditata sedemikian rupa sehingga cahaya yang dihasilkan makin mempertegas warna dan tekstur kayu itu sendiri.

2. Irama (Rythm)

Gambar 35 Irama pada The First Light House

(53)

dikarenakan garis-gatis kolom yang cenderung berulang secara tetap/statis pada jarak tertentu.

3. Keseimbangan (Balance)

Gambar 36 Keseimbangan Asimetri pada Tampak

Keseimbangan pada tampak depan The First Light House adalah keseimbangan asimetri. Hal ini dikarenakan apabila ditarik sebuah garis lurus di antaranya, maka kedua bagian kiri dan kanan tidak sama besarmya.

Gambar 37 Keseimbangan Asimetri pada Denah

(54)

bagian dengan ruang makan ditengahnya sebagai penghubung. Bagian ruangan kanan dan kiri hampir sama yaitu terdiri dari kamar tidur, dan kamar mandi. Yang membedakan yaitu adanya dapur pada bagian kanan.

Meskipun tata ruangnya hampir sama, ukuran sayap kanan dan kiri berbeda, denagn sayap kanan lebih besar dari kiri. Jika ditarik garis tepat ditengah rumah, maka kedua bagian tidak akan sama besarnya. Maka tampak denah pada The First Light House juga termasuk dalam keseimbangan asimetris.

4. Proporsi

Gambar 38 Proporsi pada The First Light House

Proporsi pada The First Light House dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni kepala, badan, dan kaki. Bagian kepala meliputi atap yang dilengkapi dengan panel surya. Bagian badan meliputi bagian rumah itu sendiri. Sedangkan bagian kaki meliputi kolom-kolom penyangga di bagian bawah rumah.

5. Skala

Gambar 39 Skala pada Interior

Gambar

Gambar 10 Langgam Arsitektur berdasarkan Kronologi
Gambar 12 Petit Trianon sebagai Contoh ArsitekturNeo-Klasik
Gambar  15 Istana  Bellas  Artes,
Gambar 16 A housing complex in Montreal by
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kayu glugu merupakan salah satu dari bahan bangunan baru yang dapat diperhitungkan karena memilki kelas kuat yang tidak kalah dengan jenis- jenis kayu lainnya,

Salah satu bahan bangunan alternatif pengganti kayu yang mudah diperoleh dan dibudidayakan adalah BAMBU, yang diaplikasikan sebagai balok, kolom atau papan sebagaimana kayu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ada beberapa keywords dalam penelitian ini yang bisa diambil, diantaranya Minangkabau, kebudayaan, arsitektur, bentuk

Salah satu bahan baku yang baik digunakan untuk pengolahan kayu lapis adalah kayu jabon atau kayu kelampayan karena jenis kayu ini termasuk kayu yang cepat tumbuh

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ada beberapa keywords dalam penelitian ini yang bisa diambil, diantaranya Minangkabau, kebudayaan, arsitektur, bentuk

Salah satu upaya mengatasi permasalahan semakin minimnya ketersediaan jenis kayu berkualitas, untuk keperluan bahan bangunan perumahan adalah dengan melakukan

Rincian 18.b: Jika Ya, jenis bahan bakar pengganti kayu tersebut adalah: Lingkari salah satu kode pengganti bahan bakar kayu yang akan digunakan untuk keperluan rumah

Dalam penelitian ini akan meneliti bahan dan campuran yang digunakan untuk memperbaiki kayu yang memiliki cacat kayu berupa lubang dengan salah satu