• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUATOR PROGRAM

E. Syarat-Syarat Evaluator

Untuk dapat menjadi evaluator program haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ketat. Menurut Schnee sebagaimana dikutip Arikunto (1988:15-17) karakteristik evaluator program sebagai berikut:

1. Evaluator hendaknya merupakan otonom. Evaluator hendaknya orang luar yang sama sekali tidak ada ikatan dengan pengambil kebijakan maupun pengelola dan pelaksana program. Di samping itu juga harus lepas dari tekanan politik.

2. Ada hubungan baik dengan responden dalam arti dapat memahami sedalam-dalamnya watak, kebiasaan dan cara hidup klien yang akan dijadikan sumber data evaluasi.

3. Tanggap akan masalah politik dan sosial karena tujuan evaluasi adalah pengembangan program.

4. Evaluator berkualitas tinggi, dalam arti jauh dari keahlian biasa. Evaluator adalah orang yang mempunyai self concept yang tinggi, tidak mudah terombang-ambing.

5. Menguasai teknik untuk memilih desain dan metodologi penelitian yang tepat untuk program yang di evaluasi.

6. Bersikap terbuka terhadap kritik. Untuk mengurangi dan menahan diri dari bias, maka evaluator memberi peluang kepada orang luar untuk melihat apa yang sedang dan telah dilakukan.

7. Menyadari kekurangan dan keterbatasannya serta bersikap jujur, menyampaikan atau menerangkan kelemahan dan keterbatasan tentang evaluasi yang dilakukan.

8. Bersikap pasrah kepada umum mengenai penemuan positif dan negatif. Evaluator harus berpandangan luas dan bersikap tenang apabila menemukan

data yang tidak mendukung program dan berpendapat bahwa penemuan negatif sama pentingnya dengan penemuan positif.

9. Bersedia menyebarkan hasil evaluasi. Untuk program yang penting dan menentukan, hasil evaluasi hanya pantas dilaporkan kepada pengambil keputusan dalam sikap tertutup atau pertemuan khusus. Namun untuk program yang biasa dan dipandang bahwa masyarakat dapat menarik manfaat dari penilaiannya, sebaiknya hasil evaluasi disebarluaskan, khususnya bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

10. Hasil penilaian yang tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai informasi terbuka, sebaiknya tidak disebarluaskan (merupakan sesuatu yang konfidensial).

11. Tidak mudah membuat kontrak. Evaluator yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah disebutkan sebaiknya tidak dengan mudah menyanggupi menerima tugas karena secara etis dan moral akan merupakan sesuatu yang kurang dapat dibenarkan.

Persyaratan untuk menjadi seorang evaluator yang kompeten dan dapat diandalkan menurut Tayibnapis (2000:8) harus mempunyai kombinasi berbagai ciri antara lain:

1. Mengetahui dan mengerti teknik pengkuran dan metode penelitian. 2. Mengerti tentang kondisi sosial dan hakikat objek evaluasi.

3. Mempunyai kemampuan human relation. 4. Jujur.

5. Bertanggung jawab.

Selanjutnya persyaratan untuk menjadi evaluator dijelaskan oleh Arikunto dan Jabar (2009:22-23) sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama ini harus dipenuhi oleh evaluator adalah individu yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan ketrampilan praktek. 2. Cermat, dalam hal ini individu yang menjadi evaluator dapat melihat

celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.

3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.

4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.

5. Hati-hati dan bertanggung jawab yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya. Di dalam sumber lainnya, Arikunto (1988:14-15) menyatakan syarat untuk menjadi seorang evaluator program yaitu:

1. Memahami materi.

Evaluator memahami tentang seluk-beluk program yang dievaluasi, antara lain:

a. Tujuan program yang sudah ditentukan sebelum mulai kegiatan. b. Komponen-komponen program.

c. Variabel yang diujicobakan atau dilaksanakan. d. Jangka waktu dan penjadwalan kegiatan. e. Mekanisme pelaksanaan program.

f. Pelaksana program

g. Sistem memonitoring kegiatan program.

2. Menguasai teknik.

Evaluator harus menguasai cara-cara atau teknik yang digunakan di dalam melaksanakan evaluasi program. Oleh karena evaluasi program tidak lain adalah penelitian evaluasi maka evaluator program harus menguasai metodologi penelitian, meliputi:

a. Cara membuat perencanaan penelitian. b. Teknik menentukan populasi dan sampel. c. Teknik menyusun instrumen penelitian. d. Prosedur dan teknik pengumpulan data. e. Penguasaan teknik pengolahan data. f. Cara menyusun laporan penelitian.

3. Objektif dan cermat.

Evaluator adalah sekelompok orang yang mengemban tugas penting yang dalam tugasnya ditopang oleh data yang dikumpulkan secara cermat dan objektif. Berdasarkan atas data tersebut mereka diharapkan,

mengklasifikasikan, mentabulasikan, mengolah dan sebagainya secara cermat dan objektif pula. Khususnya di dalam menentukan pengambilan strategi penyusunan laporan, evaluator tidak boleh memandang satu atau dua aspek sebagai hal yang istimewa, dan tidak boleh pula memihak. Baik pelaku evaluasi dari dalam (internal) maupun luar (eksternal), tidak dibenarkan “mengambil muka” dari orang/lembaga yang meminta bantuan atau menugaskannya untuk mengevaluasi.

4. Jujur dan dapat dipercaya.

Evaluator merupakan tempat pengambil keputusan menumpahkan seluruh kepercayaannya. Mengapa pengambilan keputusan meminta bantuan untuk mengevaluasi program yang dipandang penting untuk dievaluasi? Terdapat dua hal yang menjadi alasannya yaitu: a. Mereka menghindari adanya bias (kesalahan pengamatan atau

kesalahan persepsi).

b. Dalam mempertanggungjawabkan tindakannya kepada masyarakat luas, tidak akan ada rasa risih karena adanya kemungkinan tidak jujur.

Atas dasar alasan penyerahan tugas mengevaluasi tersebut kepada evaluator, maka menjadi suatu beban mental yang berat pada tim evaluator untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sebagai timbal baliknya mereka harus dapat menunjukkan tingkat keterpcayaan yang tinggi kepada pemberi tugas.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dimaknai bahwa evaluator program haruslah individu yang memiliki syarat-syarat mumpuni, di antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab.