• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 OSI (Open System Interconnection)

Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model lapisan jaringan yang disebut referensi model Open System Interconnection (OSI). Model OSI ini dikembangkan pada tahun 1982

Menurut Arifin (2003:2), model OSI merupakan salah satu model referensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer lain.

Tujuan utama dari setiap model referensi, khususnya OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dari manufaktur yang berbeda dapat saling beroperasi.

Gambar 2. 1 OSI Layer (Sumber : http://www.ciscobible.net)

Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi menjadi tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur lapisan.

Menurut Wijaya (2001:2), model OSI tidak membahas secara detail cara kerja dari lapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep dalam menentukan proses apa yang harus terjadi, dan protokol-protokol apa yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak manfaatnya, model OSI ini cepat menjadi populer, dan karena diakui oleh suatu badan hukum, maka model OSI termasuk dalam kategori yang disebut standar de jure.

2.2.1 Application Layer

Menurut Stafford (2004:44), application layer define processes that allow application to use network service. Menurut pengertian

tersebut dapat diartikan bahwa application layer mendefinisikan proses yang mengijinkan suatu aplikasi untuk menggunakan layanan jaringan

Menurut Arifin (2003:3), layer aplikasi berfungsi sebagai interface antara user dan komputer. Layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer aplikasi menentukan identitas dan ketersediaan dari partner komunikasi, untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika menentukan ketersediaan resource. Layer aplikasi harus memutuskan apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang terjadi.

Berikut terdapat beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer aplikasi, antara lain:

a. World Wide Web, (WWW)

b. Email Gateway, dengan menggunakan SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi e-mail yang berbeda.

2.2.2 Presentation Layer

Menurut Arifin (2003:4), Layer ini berfungsi untuk menyediakan sistem penyajian data ke layer aplikasi. Layer ini berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format coding) dan

menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda. Komputer dikonfigurasi untuk menerima bentuk data yang umum dan kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat pembacaan (misalnya EBDIC ke ASCII). Dengan menyediakan layanan translation, layer presentasi menjamin data yang dikirimkan dari layer aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh layer aplikasi di sistem yang lain.

OSI memiliki protocol-protokol standar yang mendefinisikan bagaimana data seharusnya terbentuk. Selain menyediakan format coding, layer ini pun menyediakan sarana untuk melakukan compression, decompression, encryption dan decryption.

Beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer presentasi, antara lain:

a. PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi berupa gambar.

b. MIDI, MPEG dan Quicktime, merupakan format untuk aplikasi sound dan movie.

2.2.3 Session Layer

Menurut Arifin (2003:4), Session layer bertanggung jawab pada proses pembentukan, pengelolaan, dan pemutusan session antar sistem aplikasi. Session layer juga bertugas mengendalikan dialog antar device atau nodes.

2.2.4 Transport Layer

Menurut Arifin (2003:5), Transport layer bertanggung jawab dalam proses:

a. Pengemasan data Upper layer ke dalam segmen dan menyediakan mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer.

b. Pengiriman segmen antar host (end to end connection).

c. Penetapan hubungan secara logic antara host pengirim dan host penerima dengan membentuk virtual circuit.

d. Secara opsional, menjamin proses pengiriman data yang dapat diandalkan.

e. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream. 2.2.5 Network Layer

Menurut Arifin (2003:11), Network layer bertanggung jawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam network yang berbeda.

Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface menuju ke alamat tujuan.

Pada network layer terdapat dua jenis paket yakni:

a. Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang dikiimkan melalui jaringan. Protokol yang digunakan untuk mengelola paket data disebut routed protocol. Contoh protokol yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain: IP dan IPX. b. Route Update Packet, digunkan untuk meng-update informasi yang

terdapat dalam routing table milik router yang terhubung dengan router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam routing protocol antara lain RIP, IGRP, OSPF dan sebagainya. 2.2.6 Data Link Layer

Menurut Arifin (2003:12), Data link layer menjamin bahwa pesan dikirimkan ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari network layer ke dalam bentuk bit di physical layer untuk dikirimkan ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk frame dan menambahkan sebuah header yang berisi alamat hardware (physical/ hardware addressing).

Switch atau bridge merupakan device yang bekerja di data link layer. Keduanya memiliki kemampuan untuk memisahkan collision domain (separate/multiple collision domain) sama halnya dengan router, tetapi kedua device ini tidak mampu memisahkan atau memecahkan broadcast domain (single broadcast domain).

2.2.7 Physical Layer

Menurut Arifin (2003:13), Tanggung jawab dari layer ini adalah melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical, mechanical, procedural untuk mengaktifkan, memelihara dan memutuskan jalur antar sistem secara fisik.

Hub merupakan salah satu device yang dipergunakan di physical layer.

Dokumen terkait