(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA)
RINDY
105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TELEKOMUNIKASI
(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION
ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Rindy
105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK IN
FORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
(STUDI KASUS : PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, Agustus 2010
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA ,MANAPUN.
Jakarta, 31 Agustus 2010
dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi. Di bawah bimbingan Viva Arifin dan Victor Amrizal.
Private Branch Exchange yang biasanya diterapkan pada perusahaan, biasanya menggunakan telepon konvensional. Telepon konvensional menyebabkan biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut cukup besar apalagi tidak hanya satu atau beberapa user yang berkomunikasi melainkan banyak user. Oleh sebab itu lahirlah IPPBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) yaitu PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol, IPPBX akan mendapat nomor dari VoIP Provider kemudian nomor tersebut akan
Kata Kunci: PBX, IPPBX, VoIP, komunikasi. Referensi tahun buku: 1998-2007
Referensi judul buku:
• Buku Pintar Internet TCP / IP
• Belajar Sendiri Cisco Router
• Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition
• Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO
• Softswitch Architecture for VoIP
• Signaling and Switching for Packet Telephony
• Asterisk PBX Configuration Guide
• Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol
• VoIP Nelpon Murah Pake Internet
nikmat dan karunia-Nya kepada kita dan Sholawat beriringkan salam selalu tercurah kepada suri tauladan ummat yakni Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan ummatnya dari zaman kegelapan kepada Nur cahaya Islam.
Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk pembuatan tugas akhir. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, keterbatasan dan pengetahuan penulis. Namun penulis akan selalu berupaya menimba ilmu untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan tersebut.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan baik secara moril maupun spritual dari berbagai pihak oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Yusuf Durachman. M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Viva Arifin, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika dan dosen pembimbing I yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini. 4. Victor Amrizal, MKom selaku dosen pembimbing II, yang selalu
menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini.
6. Orang tua, dan keluarga yang telah memberikan dukungan berupa materi, doa, semangat dan kasih sayang yang tak terkira.
7. Aliya, Dianita, Khaerin, Novan, Randy, Mirza, Lia, Deni dan teman-teman kelas TI D angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kalian teman terbaik yang pernah ada yang selalu memberi bantuan dan dukungan kepada penulis.
8. Titon, Muthi, Chandra, Almira, Bhiji, Teleng dan teman-teman lainnya semasa SMA yang sudah memberikan support tiada henti kepada penulis. 9. Ria, Novi, Dewi dan Lia terima kasih untuk selalu menyempatkan waktu
untuk mendengarkan keluh kesah dan memberi support untuk penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat kepada penulis dan juga kepada pembaca.
Jakarta, Agustus 2010
Rindy
2.2 OSI (Open System Interconnection)... 9
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP)... 23
2.4.1 Pengertian... 23
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP... 23
2.4.3 Hardware VoIP... 24
2.4.4 Software VoIP... 26
2.5.1 Layanan Dasar IPPBX... 33
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX... 36
2.5.3 Cara Kerja IPPBX... 36
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IPPBX... 37
2.6 Session Initiation Protocol... 39
2.6.1 Pengertian... 39
2.6.2 Prinsip Dasar... 40
2.6.3 SIP Request & Response... 43
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol... 45
2.6.5 Komponen SIP... 46
2.7 Asterisk... 50
2.7.1 Pengertian Asterisk... 51
2.7.2 Modul Pendukung Asterisk... 52
2.8 Codec... 53
2.9 Network Development Life Cycle (NDLC)... 55
4.1.3 Analyze... 64
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan Freepbx... 90
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN... 153
4.6 Management... 154
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 155
5.2 Saran... 156
DAFTAR PUSTAKA... 157
LAMPIRAN A
DRAF WAWANCARA... 158
LAMPIRAN B... 161
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL
LAMPIRAN C... 162
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ
LAMPIRAN D... 164
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI
Gambar 2.1 OSI Layer... 10
Gambar 2. Model TCP/IP... 18
Gambar 2. Tampilan IP Phone... 24
Gambar 2. Tampilan USB Phone... 25
Gambar 2. Internet Telephone Gateway... 25
Gambar 2. Analog Telephone Adapter... 26
Gambar 2. Tampilan Idefisk... 27
Gambar 2. Tampilan SJPhone... 27
Gambar 2. Tampilan XLite... 27
Gambar 2. Tampilan IAXLite... 28
Gambar 2. Tampilan Netmeeting... 28
Gambar 2. Komponen Dasar IPPBX... 36
Gambar 2. Network Development Life Cycle... 56
Gambar 4. Topologi Jaringan... 67
Gambar 4. Tampilan Ixchariot... 68
Gambar 4. Visual Test Designer... 68
Gambar 4. Letak Icon Endpoint... 69
Gambar 4. Create an Endpoint... 69
Gambar 4. Satu Endpoint telah selesai dibuat... 70
Gambar 4. Create an Endpoint untuk PC 2... 70
Gambar 4. Export to Ixchariot Test... 72
Gambar 4. Save File Ixchariot yang Sudah Diexport... 73
Gambar 4. Eksekusi File Endpoint... 73
Gambar 4. Membuka File Eksekusi Ixchariot... 74
Gambar 4. Lokasi File Ixchariot... 74
Gambar 4. Throughput... 75
Gambar 4. MOS... 76
Gambar 4. Delay... 77
Gambar 4. Lost Data... 78
Gambar 4. Jitter... 79
Gambar 4. Pemilihan Bahasa Instalasi... 80
Gambar 4. Install Ubuntu... 81
Gambar 4. Language Selection... 82
Gambar 4. Time Zone Selection... 82
Gambar 4. Keyboard Configuration... 83
Gambar 4. Disk Setup... 84
Gambar 4. Membuat Partisi Root... 85
Gambar 4. Membuat Partisi Swap... 86
Gambar 4. Pemberian Username dan Password... 87
Gambar 4. Cek IP Address Ubuntu... 90
Gambar 4. File Source List yang Telah Diubah... 91
Gambar 4. Tampilan Terminal ketika Paket Sudah Terinstal pada Ubuntu... 92
Gambar 4. Versi Kernel yang Terinstal... 93
Gambar 4. Akses Mysql Sebagai root... 99
Gambar 4. Eksekusi ./install_amp... 107
Gambar 4. Eksekusi Amportal Start... 108
Gambar 4. Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running... 109
Gambar 4. Apply Configuration Changes... 110
Gambar 4. Tampilan FreePBX... 110
Gambar 4. FreePBX Notices... 111
Gambar 4. FreePBX Statistics... 111
Gambar 4. FreePBX Uptime... 112
Gambar 4. System Statistics... 112
Gambar 4. Server Status... 113
Gambar 4. Link Extensions... 114
Gambar 4. Add an Extension... 114
Gambar 4. Add SIP Extension... 115
Gambar 4. Device Option... 116
Gambar 4. VmX Locater... 119
Gambar 4. Daftar Extensions... 119
Gambar 4. Link Trunks... 120
Gambar 4. Add a Trunk... 121
Gambar 4. General Setting Trunk... 122
Gambar 4. Outgoing Dial Rules... 124
Gambar 4. Outgoing Settings Sebelum Diubah... 125
Gambar 4. Outgoing Settings Sesudah Diubah... 126
Gambar 4. Incoming Settings... 126
Gambar 4. Registration... 127
Gambar 4. Daftar Trunk... 127
Gambar 4. Link Outbond Routes... 128
Gambar 4. Add Route... 130
Gambar 4. Daftar Route... 131
Gambar 4. Link Inbound Routes... 131
Gambar 4. Edit Incoming Route... 132
Gambar 4. Option, Privacy dan Set Destination... 134
Gambar 4. Daftar Incoming Route... 135
Gambar 4. Download Xlite... 135
Gambar 4. Call Notification... 138
Gambar 4. SIP Account Setting... 138
Gambar 4. Tombol Add... 139
Gambar 4. Account... 139
Gambar 4. X-Lite Ready... 140
Gambar 4. Tombol Setup pada IP Phone... 141
Gambar 4. Configuration GUI Linksys... 142
Gambar 4. Link Admin Login... 142
Gambar 4. Menu System... 142
Gambar 4. Link Admin Login... 143
Gambar 4. Proxy and Registration... 143
Gambar 4. Subscriber Information... 144
Gambar 4. ARI Interface... 144
Gambar 4. Voicemail... 145
Gambar 4. Call Monitor... 146
Gambar 4. Phone Feature... 146
Gambar 4. 95 Followme Settings... 147
Gambar 4. 96 Feature Codes... 148
Gambar 4. 97 Settings... 149
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google... 150
Tabel 2. Referensi Codec... 54
Tabel 2. Referensi Codec II... 55
Tabel 2. Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec... 55
Tabel 4. Spesifikasi Software... 65
Tabel 4. Spesifikasi Hardware... 65
Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN (Menit)... 154
Lampiran A. DRAF WAWANCARA... 159
Lampiran B. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL... 162
Lampiran C. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ... 163
Lampiran D. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI... 165
No Istilah Penjelasan 1 ATA (Analog Telephony
Adapter)
Alat pengubah sinyal dari analog menjadi
digital yang berfungsi untuk
menjembatani VoIP dengan PSTN
2 Bandwidth Luas atau lebar cakupan frekuensi yang
digunakan oleh sinyal dalam medium
4 Disk Swap Memori tambahan virtual selain memori
fisik yang dipakai pada sistem operasi
mentransfer dokumen dalam World Wide
Web (WWW).
9 SMTP Salah satu protokol yang umum
digunakan untuk pengiriman surat
elektronik di Internet.
10 Quality of Service (QoS) Sebuah bentuk jaminan kualitas atas
sebuah layanan.
1.1 Latar Belakang
Private Branch Exchange (PBX) umumnya diterapkan pada telepon
konvensional. Tentunya karena menggunakan telepon konvensional, biaya
komunikasi terhitung cukup mahal apalagi jika di lingkungan perusahaan
dimana tidak hanya satu atau beberapa user yang melakukan panggilan
namun banyak user yang menggunakan panggilan, selain itu besarnya biaya
komunikasi tersebut juga ditentukan oleh lokasi yang ditelepon, semakin
jauh lokasinya maka semakin mahal juga biaya yang harus dibayar.
Seiring dengan kemajuan teknologi telah hadir teknologi NGN (Next
Generation Network) yang telah melahirkan teknologi-teknologi baru salah
satunya adalah Internet Protocol Private Branch Exchange (IPBBX).
IPPBX adalah PBX yang berjalan pada Internet Protocol. Pada
implementasinya, sistem IPPBX dapat diterapkan pada VoIP ataupun
Internet Telephony.
Teknologi IPPBX sangat menarik untuk dibahas karena implementasi
IPPBX ini berjalan pada VoIP maka IPPBX mampu menyediakan layanan
jaringan telepon pribadi dengan biaya yang lebih ekonomis (efisiensi biaya)
sehingga dapat menikmati biaya komunikasi yang lebih murah dibanding
telepon konvensional. Instalasi IPPBX bisa dijalankan tanpa harus membuat
dua jalur yaitu jalur telepon dan jalur internet melainkan hanya
menggunakan jalur internet saja. Biaya pemasangannya juga lebih murah
yaitu hanya memerlukan sebuah server dan software yang bisa didapatkan
secara freeware, selain itu agar server IPBBX juga dapat dihubungkan
dengan beberapa VoIP Provider sekaligus sehingga komunikasi yang
dihasilkan menjadi lebih kompleks.
PT. Transnetwork Communication Asia adalah perusahaan lokal
(swasta nasional) yang memfokuskan diri pada jasa telematika yang
terintegrasi. PT. Transnetwork Communication Asia menggunakan PBX
konvensional sebagai media komunikasi, oleh karena itu biaya komunikasi
pada PT. Transnetwork Communication Asia sangat mahal sedangkan
Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyimpulkan
beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai
berikut:
a. Bagaimana merancang teknologi IP PBX yang berjalan pada Voice over
Internet Protocol agar dapat menjadi suatu sistem komunikasi terpadu
dalam suatu jaringan internet yang berbasiskan SIP (Session Initiation
Protocol) dengan softwareopen source.
b. Bagaimana menghubungkan IPPBX server dengan VoIP Provider
sehingga antara IPPBX server dan VoIP Provider bisa berkomunikasi.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan melakukan pembatasan masalah pada:
a. Melakukan konfigurasi hardware dan software untuk membangun
jaringan IPPBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol
konfigurasi server meliputi konfigurasi extension,trunk, inbound routes
dan outbound routes dengan menggunakan protokol SIP.
b. Membuat simulasi desain dan simulasi QoS jaringan IPPBX dengan
menggunakan aplikasi Ixchariot.
c. Pengujian echo test dan call test pada sistem IPPBX serta menghitung
jumlah bandwidth yang terpakai dengan menggunakan aplikasi Net
1.4 Tujuan
Penelitian dari membangun internet protocol private branch exchange
dengan menggunakan session initiation protocol ini adalah untuk :
1. Menstimulasi dan menerapkan teknologi IPPBX pada jaringan sehingga
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Menganalisa besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan jika
menggunakan sistem IPPBX dibanding PBX konvensional.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari skripsi adalah :
1. Bagi penulis:
a. Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis
tentang kajian teknologi PBX berbasis IP dan implementasinya
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
b. Dapat secara langsung melakukan konfigurasi teknologi IPPBX pada
hardware dan software suatu jaringan komputer.
2. Bagi Universitas:
a. Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan
ilmunya.
b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu teknologi
c. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam
bidang PBX berbasis IP pada suatu organisasi.
3. Bagi Pengguna:
a. Dapat mengimplementasikan sistem IP PBX baik sisi server maupun
user.
b. Memberikan solusi komunikasi yang lebih baik.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penulisan ini menggunakan beberapa metodologi yang
bertujuan untuk mempermudah pembuatan dan perencanaan sistem yang
baru sebagai berikut :
1.6.1 Metode Pegumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui tiga metode
yaitu studi pustaka, wawacara dan observasi.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
topologi jaringan yang sudah ada saat ini.
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap
desain ini akan membuat gambar design topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan
gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. desain bisa berupa desain struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan,
dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas
tentang project yang dibangun.
c. Simulation Prototype
Pada tahap ini penulis akan membuat simulasi dari
sistem IPPBX dengan menggunakan software khusus di
bidang jaringan komputer khususnya VoIP yaitu Ixchariot.
d. Implementasi
Penulis akan menerapkan semua yang telah
direncanakan dan didesain sebelumnya pada peralatan
jaringan IPPBX.
e. Monitoring
Pada tahap ini penulis akan memonitor jaringan yang
telah dibuat agar jaringan komputer dapat berjalan sesuai
dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal
analisis.
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
menerapkan pengaturan kebijakan untuk membuat atau
mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan
dengan baik. Pada penelitian ini, penulis hanya membahas
sampai tahap monitoring. Karena untuk tahap manajemen
secara keseluruhan merupakan wewenang PT.
Transnetwork Communication Asia.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan
terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori – teori mengenai jaringan
komputer, IPPBX, VoIP dan SIP. Selain itu akan dibahas pula
beberapa teori pendukung lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan metode dan pendekatan yang digunakan
dalam membangun server IPPBX.
Bab ini akan menguraikan dan membahas hasil perancangan server
IPPBX berbasis Session Initiation Protocol..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang dapat diambil dari
penulisan dan saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan dari
2.1 Implementasi
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70)
mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan.
Menurut Munir (2010:1), kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2.2 OSI (Open System Interconnection) Layer
Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses
pengolahan data, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan
suatu model lapisan jaringan yang disebut referensi model Open System
Interconnection (OSI). Model OSI ini dikembangkan pada tahun 1982
Menurut Arifin (2003:2), model OSI merupakan salah satu model
referensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana
data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah
komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer
lain.
Tujuan utama dari setiap model referensi, khususnya OSI model
adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dari manufaktur yang
berbeda dapat saling beroperasi.
Gambar 2. 1 OSI Layer (Sumber : http://www.ciscobible.net)
Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi menjadi tujuh
lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi
sendiri-sendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur
lapisan.
Menurut Wijaya (2001:2), model OSI tidak membahas secara detail
cara kerja dari lapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep
dalam menentukan proses apa yang harus terjadi, dan protokol-protokol apa
yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak
manfaatnya, model OSI ini cepat menjadi populer, dan karena diakui oleh
suatu badan hukum, maka model OSI termasuk dalam kategori yang disebut
standar de jure.
2.2.1 Application Layer
Menurut Stafford (2004:44), application layer define processes
tersebut dapat diartikan bahwa application layer mendefinisikan
proses yang mengijinkan suatu aplikasi untuk menggunakan layanan
jaringan
Menurut Arifin (2003:3), layer aplikasi berfungsi sebagai
interface antara user dan komputer. Layer ini bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan
ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi
komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer
aplikasi menentukan identitas dan ketersediaan dari partner
komunikasi, untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika
menentukan ketersediaan resource. Layer aplikasi harus memutuskan
apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi
yang terjadi.
Berikut terdapat beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer
aplikasi, antara lain:
a. World Wide Web, (WWW)
b. Email Gateway, dengan menggunakan SMTP (Simple Mail
Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi e-mail
yang berbeda.
2.2.2 Presentation Layer
Menurut Arifin (2003:4), Layer ini berfungsi untuk
menyediakan sistem penyajian data ke layer aplikasi. Layer ini
menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda.
Komputer dikonfigurasi untuk menerima bentuk data yang umum dan
kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat pembacaan
(misalnya EBDIC ke ASCII). Dengan menyediakan layanan
translation, layer presentasi menjamin data yang dikirimkan dari layer
aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh layer aplikasi di sistem yang
lain.
OSI memiliki protocol-protokol standar yang mendefinisikan
bagaimana data seharusnya terbentuk. Selain menyediakan format
coding, layer ini pun menyediakan sarana untuk melakukan
compression, decompression, encryption dan decryption.
Beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer presentasi, antara
lain:
a. PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi berupa
gambar.
aplikasi. Session layer juga bertugas mengendalikan dialog antar device atau
2.2.4 Transport Layer
Menurut Arifin (2003:5), Transport layer bertanggung jawab dalam
proses:
a. Pengemasan data Upper layer ke dalam segmen dan menyediakan
mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer.
b. Pengiriman segmen antar host (end to end connection).
c. Penetapan hubungan secara logic antara host pengirim dan host
penerima dengan membentuk virtual circuit.
d. Secara opsional, menjamin proses pengiriman data yang dapat
diandalkan.
e. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream.
2.2.5 Network Layer
Menurut Arifin (2003:11), Network layer bertanggung jawab
untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan
bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router
merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggung
jawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam
network yang berbeda.
Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat
tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket
tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam
routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface
Pada network layer terdapat dua jenis paket yakni:
a. Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang
dikiimkan melalui jaringan. Protokol yang digunakan untuk
mengelola paket data disebut routed protocol. Contoh protokol
yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain: IP dan IPX.
b. Route Update Packet, digunkan untuk meng-update informasi yang
terdapat dalam routing table milik router yang terhubung dengan
router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut
dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam
routing protocol antara lain RIP, IGRP, OSPF dan sebagainya.
2.2.6 Data Link Layer
Menurut Arifin (2003:12), Data link layer menjamin bahwa
pesan dikirimkan ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari
network layer ke dalam bentuk bit di physical layer untuk dikirimkan
ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk
frame dan menambahkan sebuah header yang berisi alamat hardware
(physical/ hardware addressing).
Switch atau bridge merupakan device yang bekerja di data link
layer. Keduanya memiliki kemampuan untuk memisahkan collision
domain (separate/multiple collision domain) sama halnya dengan
router, tetapi kedua device ini tidak mampu memisahkan atau
2.2.7 Physical Layer
Menurut Arifin (2003:13), Tanggung jawab dari layer ini adalah
melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara
langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda.
Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical,
mechanical, procedural untuk mengaktifkan, memelihara dan
memutuskan jalur antar sistem secara fisik.
Hub merupakan salah satu device yang dipergunakan di physical
layer.
2.3 TCP/IP
2.3.1 Pengertian
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang
mengatur komunikasi data komputer di Internet.
Menurut Nugroho (2005:25), TCP/IP merupakan protokol
standar yang dimilki oleh semua sistem operasi, kecuali pada sistem
operasi lama yang memang belum di-update seperti Novell yang
menggunakan NetBeui dan IPX/SPX.
2.3.2 Konsep TCP/IP
Komputer-komputer yang terhubung di Internet berkomunikasi
dengan protokol TCP/IP. Karena menggunakan bahasa yang sama,
tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan sistem operasi Windows
dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun
SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer
menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan
Internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan
komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi
standar de-facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang
terdapat pada protokol itu sendiri:
1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol
yang terbuka
2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request for Comment
(RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya.
3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem
operasi atau perangkat keras tertentu.
4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak
tergantung pada vendor tertentu.
5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat
dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon
dial-up, jaringan X.25, dan praktis jenis media transmisi apa pun.
6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan
cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga
dapat diterapkan pada inter-network.
8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.
Menurut Purbo dkk (1998:24), dalam TCP/IP, terjadi
penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol
yang berada di layer lain. Setiap protokol memperlakukan semua
informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data.
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer
atasnya, protokol akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke
data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi
protokol tersebut. Setelah itu, data ini akan diteruskan lagi ke protokol
pada layer di bawahnya.
Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data
dari protokol lain yang berada pada layer dibawahnya. Jika data ini
dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut,
untuk kemudian meneruskan data tersebut ke protokol lain yang
berada pada layer di atasnya.
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat
Gambar 2. 2 Model TCP/IP
(Sumber : Buku Pintar Internet TCP/IP, 1998:23)
Keempat layer TCP/IP tersebut adalah network interface layer,
internet layer, transport layer dan application layer.
2.3.3 Application layer
Application layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan
data atau servis diproses, aplikasi pada layer ini menunggu di port-nya
masing-masing dalam suatu antrian untuk diproses. Application layer
bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internet browser
atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application
layer berinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet
browser atau yang lainnya, contoh aplikasi populer yang bekerja pada
layer ini misalnya FTP dan HTTP.
2.3.4 Transport Layer
Menurut Purbo dkk (1998:51), transport layer merupakan layer
komunikasi data yang mengatur aliran data antara dua host, untuk
keperluan aplikasi diatasnya. Ada dua buah protokol pada layer ini,
1. TCP
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP (Transmission Control
Protocol) merupakan protokol yang terletak di layer transport.
TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang
artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-end.
Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima
segmen. Segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada
suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan
komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak,
hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan
nomor urut pada setiap paket yang dikirimkan dan membutuhkan
sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK
(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval
pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi
penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan
urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme flow
control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK
mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh ditransmisikan
pada setiap segmen yang diterima dengan sukses.
Bagaimana pembentukan hubungan (handshake) dilakukan
dalam TCP/IP? Untuk memulai suatu pembukaan hubungan, client
harus terlebih dahulu mengirimkan paket SYN (singkatan dari
paket SYN miliknya serta acknowledgement (ACK) terhadap paket
SYN sebelumnya. Saat client menerima paket ini, ia akan
meng-ACKnowledge serta mengirimkan data miliknya. Pada saat ini
terbentuklah koneksi TCP antara dua komputer, yaitu client dan
server.
2. UDP (User Datagram Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:55), UDP (User Datagram
Protocol) merupakan protokol transport yang sederhana. Berbeda
dengan TCP yang connection oriented, UDP bersifat connection
less. Dalam UDP tidak ada sequencing (pengurutan kembali) paket
yang datang, acknowledgement tehadap paket yang datang, atau
retransmisi jika paket mengalami masalah di tengah jalan.
Kemiripan UDP dengan TCP ada pada penggunaan port
number. Sebagaimana digunakan pada TCP, UDP menggunakan
port number ini membedakan pengiriman datagram ke beberapa
aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama.
Karena sifatnya yang connectionless dan unreliable, UDP
digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang secara periodik melakukan
aktifitas tertentu (misalnya query routing table pada jaringan
lokal), serta hilangnya satu data akan dapat diatasi pada query
periode berikutnya dan melakukan pengiriman data ke jaringan
lokal. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko
2.3.5 Internet Layer
Menurut Purbo dkk (1998:25), Protokol yang berada pada layer
ini bertanggung jawab pada proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat.
dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protokol pada
layer diatas IP harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP, dan
dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan.
Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang
dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery
service.
Unreliable/ ketidakandalan berarti bahwa protokol IP tidak
menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan.
Sedangkan kata connectionless berarti dalam mengirim paket
dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP
Datagram delivery service berarti setiap paket data yang
dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain.
2. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:44), ICMP (Internet Control
Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan
pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian
khusus. Pesan/ paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer
IP dan layer atasnya (TCP/UDP).
3. ARP (Address Resolution Protocol)
ARP digunakan untuk keperluan pemetaan IP address
dengan ethernet address. ARP bekerja dengan mengirimkan paket
berisi IP Address yang ingin diketahui alamat ethernet-nya ke
alamat broadcast ethernet.
2.3.6 Network Interface Layer
Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface
Layer. Layer ini bertanggung jawab mengirim data dan menerima data
dari media fisik. Beberapa contohnya adalah ethernet, SLIP dan PPP.
Hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP)
2.4.1 Pengertian
Menurut Yani (2007:1), VoIP adalah sebuah cara lain untuk
berkomunikasi mengirim dan menerima suara, layaknya telepon
biasa dengan biaya murah bahkan gratis.
Menurut Ghafarian et all (2007:200), Voice over Internet
Protocol (VoIP) is a technology that has reached a level of maturity
and reliability such that it can now be applied to the enterprise
environment. VoIP has the potential to reduce communications costs
considerably and opens a new path in the development of new
devices. Menurut pengertian tersebut VoIP merupakan suatu
teknologi yang telah sampai pada tingkat kematangan dan keandalan
sehingga dapat diterapkan pada lingkungan perusahaan. VoIP
memiliki potensial untuk mengurangi biaya komunikasi dan
membuka jalur baru pada pengembangan peralatan baru.
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP
Jenis sambungan VoIP yang bisa dilakukan sebagai berikut.
1. Computer to Computer
Menurut Yani (2007:11), hubungan computer to computer
adalah koneksi yang menghubungkan dua buah komputer melalui
sebuah broadband atau koneksi internet. Koneksi computer to
computer bisa dilakukan jika memenuhi tiga syarat, yaitu koneksi
2. Computer to Phone
Fasilitas ini hampir serupa dengan sambungan computer to
computer. Bedanya, hubungan ini memiliki fasilitas, yaitu PC bisa
menghubungi nomor PSTN dan ponsel.
3. Phone to Computer dan Phone to Phone
Panggilan phone to computer dan phone to phone dapat
dilakukan dengan catatan user meggunakan IP-Phone yang
dikoneksikan ke jaringan internet dan memiliki sejumlah nominal
pulsa dari peyelenggara VoIP.
2.4.3 Hardware VoIP
1. IP Phone
Pesawat telepon khusus ini kelihatannya sama dengan telepon
biasa. Tapi selain mempunyai konektor RJ-11 standar, IP Phone
juga mempunyai konektor RJ-45. IP Phones menghubungkan
langsung dari telepon ke router, dan didalam IP Phone sudah ada
semua perangkat keras maupun lunak yang sudah terpasang
didalamnya yang menunjang melakukan pemanggilan IP.
2. USB Phone
Memiliki bentuk menyerupai telepon seluler. Untuk
menggunakannya, USB Phone harus dihubungkan ke komputer
melalui port USB.
Gambar 2. 4 Tampilan USB Phone
(Sumber: http://skypetips.internetvisitation.org)
3. Internet Telephony Gateway (ITG)
Menurut Yani (2007:6), Internet Telephony Gateway adalah
user agent yang memiliki dua jenis port, yaitu port FXS (terhubung
ke telepon biasa) dan FXO (terhubung ke PSTN langsung atau bisa
melalui PBX).
4. Analog Telephone Adapter (ATA)
ATA memungkinkan kita untuk menghubungkan pesawat
telepon biasa ke komputer atau disambungkan ke internet untuk
dipakai VoIP. ATA adalah alat pengubah sinyal dari analog
menjadi digital. Cara kerjanya adalah mengubah sinyal analog dari
telepon dan mengubahnya menjadi data digital untuk di
transmisikan melalui internet.
Gambar 2. 6 Analog Telephone Adapter (Sumber: www.yupeephone.com)
2.4.4 Software VoIP
Software VoIP yang dimaksud adalah softphone. Menurut
Rachmanto (2008:36), Soft phone merupakan software yang
digunakan oleh user agar dapat melakukan panggilan VoIP melalui
komputer atau pun PDA. Biasanya, software tersebut bisa didapatkan
secara gratis. Jenis software yang dapat berfungsi sebagai user agent
sebagai berikut.
1. Jenis softphone SIP, misalnya SJphone dan X-Lite.
3. Jenis softphone H.323, misalnya Netmeeting.
Gambar 2. 7 Tampilan Idefisk
Gambar 2. 9 Tampilan XLite
Gambar 2. 10 Tampilan IAXLite (sumber: ttp://www.unifycall.com)
2.4.5 Keuntungan VoIP
1. Biaya lebih murah untuk sambungan langsung jarak jauh
2. Cukup dengan dua lokasi yang terhubung dengan akses internet,
biaya percakapan menjadi sangat murah.
3. Memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet
yang sudah ada untuk berkomunikasi dengan suara.
4. Dengan adanya gateway, bentuk jaringan VoIP dapat
disambungkan dengan PABX yang ada.
5. VoIP dapat menghubungkan ke banyak sambungan. Misalnya,
sambungan dari PC ke telepon biasa, IP Phone headset, dan
sambungan lainnya.
2.4.6 Gangguan Pada VoIP
Menurut Rachmanto (2008:36), Gangguan ini disebabkan
karena faktor dari teknik kompresi yang digunakan, banyaknya packet
loss di jaringan dan kualitas dari jaringan itu sendiri.
1) Noise
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), A phenomenon
in which there is a marked contrast between the background
noise heard when the distant party is speeking and when the
channel is quiet, produce by silence suppression. Menurut
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa noise adalah
suara-suara lain yang timbul di belakang pembicaraan ketika sedang
2) Echo
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), The reflection
of a speaker’s speech signal back to the origin with enough
power and delay to make it audible and perceptible as speech.
Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa echo
merupakan pemantulan kembali dari suara penelepon sehingga
dapat terdengar kembali. Echo mengganggu karena akan timbul
gema dalam pembicaraan sehingga suara terdengar berkali-kali.
Echo atau gema disebabkan oleh kesalahan perangkat
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), Deformations
of natural speech waveforms that produce sounds that cannot be
articulated by human speakers. Menurut pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa speech distortion yaitu perubahan bentuk dari
gelombang suara yang menghasilkan suara yang tidak dapat
diartikan dengan jelas. Gangguan tersebut berakibat suara
terpotong dan terkesan gargling (berkumur).
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:38), Loss of
beginning or ending sounds of words at the distant end. Menurut
pengertian tersebut voice clipping merupakan gangguan berupa
suara yang hilang pada bagian awal ataupun akhir kata.
5) Delay
Menurut Ohrtman (2004:157), The time from transmission
of a packet to its reception. Menurut pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengirimkan data dari terminal sumber sampai terminal tujuan.
Kualitas suara akan sangat tergantung dari waktu delay. ITU
merekomendasikan untuk aplikasi suara, delay maksimum adalah
150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang
masih dapat diterima oleh pengguna adalah 250 ms.
6) Jitter
akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket
di penerima dihitung dalam miliseconds. Untuk mengatasi jitter
buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat
diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar.
7) Loss Packet
Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion
(kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus
dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data
payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang
sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan
berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas
adalah membangun link antar node pada jaringan.
8) MOS
MOS ( Mean Opinion Score ) merupakan opini pendengar
di sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai
MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian
sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh teknik
voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas
suara menggunakan skema rating sebagai berikut: 1= bad (Very
annoying), 2= Poor (Annoying), 3= Fair (Slightly annoying), 4=
Good (Perceptible but not annoying), 5= Exellent
(Imperceptible).
Menurut Kavitha et all (2009:274), An IPPBX is a telephone system
within an enterprise that switches calls between enterprise users on local
lines while allowing all users to share a certain number of external phone
lines. The main purpose of an IPPBX is to save the cost of requiring a line
for each user to the telephone company's central office. Menurut pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa IPPBX merupakan sebuah sistem telepon
dengan sebuah bagian yang dapat mengalihkan panggilan antar pengguna
jalur lokal pada bagian tersebut serta mengijinkan semua pengguna untuk
berbagi nomor jalur telepon eksternal tertentu. Tujuan utama dari IPPBX
adalah untuk menghemat biaya penambahan jalur untuk tiap pengguna
kantor pusat perusahaan telepon.
2.5.1 Layanan Dasar IP PBX
Menurut Sinha et all (2006:30), because of the greater access to
data and the incorporation of open standards, IP PBX systems
generally provide the same features as traditional systems with more
intelligence and there is greater opportunity to integrate with
standard business application enabling a higher level of automation.
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan karena akses data yang lebih
baik dan kesatuan dari standar yang terbuka, sistem IP PBX umumnya
menyediakan layanan yang sama dengan sistem tradisional namun
dengan intelegensi yang lebih baik dan kesempatan yang lebih baik
untuk disatukan dengan aplikasi bisnis guna mendapatkan level
Sentral IP PABX memiliki layanan – layanan dasar yang
merupakan kelebihan dari sentral IP PABX bila dibandingkan dengan
sentral PABX konvensional yaitu :
1) Support LAN system
Sentral IP PABX mampu terkoneksi dengan jaringan
komputer (LAN) melalui fast ethernet card yang memiliki
kapasitas bandwidth hingga 10 – 100 Mbps.
2) Call Center
Sentral IP PABX mampu mendukung fasilitas auto
attendant dan fasilitas – fasilitas Interactive Voice Response
(IVR) serta bisa digunakan untuk aplikasi Computer Telephone
Integration (CTI)
3) VoIP (Voice over Internet Protocol)
Sentral IP PABX mampu mengakomodasi layanan VoIP
melalui terminal IP Phone atau softphone yang dipasang pada
Personal Computer (PC).
3) ISDN (Integrated Service Digital Network)
Sentral IP PABX mampu terhubung dengan jaringan ISDN
baik PRA maupun BRA analog R2.
4) Billing System
Sentral IP PABX juga dilengkapi dengan kemampuan
billing system sehingga pengguna bisa melihat record data
5) DID (Direct Inward Dialing)
Sentral IP PABX mendukung sistem DID, yaitu dimana
user dapat menghubungi secara langsung ke tujuan tanpa melalui
operator.
6) ACD (Automatic Call Distribution)
Sentral IP PABX mendukung sistem ACD yaitu suatu
sistem yang bisa mendistribusikan panggilan secara otomatis ke
saluran yang kosong.
7) Conference Call
Sentral IP PABX juga mendukung untuk layanan
conference call sehingga user bisa menghubungi lebih dari satu
user.
8) Gateway Internet
Sentral IP PABX juga bertindak selaku gateway ke jaringan
internet sehingga pelanggan yang terhubung dengan PC atau IP
Phone dapat terhubung ke jaringan internet dan bisa mengakses
layanan VoIP, internet dan email.
10) Malicious Call Tracking
Sentral IP PABX juga mendukung adanya layanan
Malicious Call Tracking sehingga administrator bisa melacak
telepon yang masuk maupun yang keluar.
Operasional sentral IP PABX dapat dikendalikan oleh
administrator sehingga kinerja sentral IP PABX dapat
dimonitoring dan dikendalikan oleh administrator.
12) Fax over IP
Sentral IP PABX memungkinkan adanya layanan faximile
over Internet Protocol (IP), sehingga dengan adanya layanan ini
memungkinkan terjadi komunikasi faximile antar gedung tanpa
melalui saluran provider telekomunikasi. Adapun
layanan-layanan tambahan berdasarkan masing-masing produk sentral IP
PABX .
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX
Gambar 2. 12 Komponen Dasar IPPBX
Komponen dasar IPPBX terdiri dari data account yang tersusun
atas extension yang merupakan data account yang akan digunakan
oleh extension agar terhubung dengan IP PBX ini. Extension di sini
adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user dari IP
PBX ini. Komponen yang lainnya adalah trunk yang merupakan data
Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan server
lain atau IP PBX lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. Dial Plan
merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extension untuk
menghubungi sesama extension atau trunk dan sebaliknya.
2.5.3 Cara Kerja IP PBX
Pusat dari sistem adalah server IP PBX, yang bekerja seperti
proxy server. Dengan sistem yang berbasis Session Initiation Protocol,
VoIP client mendaftarkan SIP address ke server, dimana server
terse-but mengatur database dari semua user beserta alamatnya. VoIP client
bisa berupa softphone yang di-install pada komputer ataupun
hard-phone.
Ketika user membuat suatu panggilan, IP PBX akan
mengidenti-fikasi panggilan tersebut, apakah itu sebuah panggilan internal atau
panggilan external. Jika panggilan tersebut adalah panggilan internal,
maka panggilan tersebut akan dirutekan ke SIP address atau user dari
telepon yang dituju. Panggilan eksternal akan dirutekan ke VoIP
gate-way.
VoIP gateway dapat berupa VoIP gateway yang dibuat sendiri
oleh perusahaan dan disatukan dengan IPPBX server, atau
menggu-nakan gateway dari VoIP provider.
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IP PBX
Disamping layanan-layanan dasar yang bisa diberikan IP PBX,
1) Jika kantor baru atau gedung baru tidak perlu tarik 2 kabel, (kabel
telpon (RJ11) dan kabel LAN (RJ45)) dalam 1 bangunan kantor.
Cukup tarik semua pake kabel LAN (RJ45).
2) Sisi management jadi lebih mudah misalnya : penambahan
exten-tion cukup beli switch / hub, kabel LAN dan ipphone.
3) Kontrol yang lebih baik, IPPBX sudah support untuk billing
se-hingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering
tele-pon ke siapa saja.
4) Scalable. Ekstensi ippbx tidak terbatas dapat menangani sejumlah
extension dan jalur telepon dalam jumlah yang sangat besar.
5) Tidak bergantung pada satu jenis vendor saja.Dapat menggunakan
VoIP gateway apaun serta SIP VOIP Phone apa saja.
Sedangkan kekurangan IP PBX sebagai berikut:
1) Kekurangan IPPBX kebanyakan pada bandwidth yang tersedia.
Jika LAN mungkin tidak menjadi masalah karena switch sekarang
sudah mencapai 100 Mbps atau lebih.
2.6 Session Initiation Protocol (SIP)
Protokol SIP pertama kali dirancang oleh Henning Schulzerinne dari
University College London pada awal 1996. tujuan dari perancangan SIP
adalah untuk memberikan protokol yang mengatur proses signaling dan
Protocol yang sesuai dengan layanan yang tersedia pada Public Switched
Telephone Network (PSTN).
SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control
Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada
port 5060. pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol
seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport
Protocol).
SIP menjadi protokol standar yang diresmikan oleh IETF (Internet
Engineering Task Force) dan didokumentasikan pada RFC (Request For
Comment) 3261. pada RFC tersebut dijabarkan setiap detail dari
spesifikasi protokol SIP, mulai dari struktur data yang dikirimkan hingga
ancaman-ancaman yang mungkin terjadi pada protokol SIP dan bagaimana
mekanisme pengamanan terhadap ancaman tersebut.
2.6.1 Pengertian
Menurut Chendramata dkk (2007:1), Session Initiation
Protocol adalah sebuah signaling protocol yang berfungsi untuk
membangun, mengubah dan memberhentikan sesi percakapan antara
satu atau lebih user.
Menurut Gonçalves (2006:170), SIP or Sessions Initiated
Protocol is a text-based protocol similar to HTTP and SMTP. It was
designed to initialize, keep and terminate interactive communication
sessions between users. These sessions may include voice, video,
becoming a de facto standard for voice communications. Dari
penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP atau Sessions Initiated
Protocol adalah protokol berbasis teks yang serupa dengan HTTP
dan SMTP. SIP dirancang untuk menginisialisasi, memelihara dan
mengakhiri sesi komunikasi interaktif antar user. Sesi ini meliputi
suara, video, chat, game interaktif, dan lainnya. SIP didefinisikan
oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan menjadi standar de
facto untuk komunikasi suara.
Menurut Sinha et all (2006:29), SIP is an Internet
Engineering Task Force (IETF) protocol that is used to initiate
interactive user session with multimedia elements. Menurut
pengertian tersebut SIP adalah sebuah protokol IETF yang
digunakan untuk memulai sesi interaktif pengguna dengan elemen
multimedia.
2.6.2 Prinsip Dasar
Menurut Meggelen et all. (2005:67) “SIP is an
application-layer signaling protocol that uses the well-known port 5060 for
communications”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa
SIP merupakan protokol signaling yang bekerja pada layer aplikasi
serta menggunakan port 5060 untuk berkomunikasi.
Menurut Sinha et all (2006:29), in the Open System
Interconnection (OSI) communication model. SIP takes place in the
modifying, and terminating the user sessions. In this case study, the
user sessions are Internet telephony phone cells. Dari penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa pada model OSI. SIP berada pada
layer aplikasi (layer 7) dan bertanggung jawab untuk membentuk,
mengubah, dan menghentikan sesi user. Pada kasus ini, sesi user
adalah user yang menggunakan telepon berbasis Internet telephony.
Menurut Meggelen et all (2005:67), SIP can be transported
with either the UDP or TCP transport-layer protocols. Menurut
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa SIP dapat
ditransportasikan dengan protokol UDP atau TCP yang ada pada
transport layer.
Menurut Chendramata dkk (2007:1), SIP dapat menggunakan
protokol TCP (Transmission Control Protocol) maupun UDP (User
Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. Pada
Protocol) yang bertugas melakukan pemesanan pada jaringan, RTP
(Real-time Transport Protocol) dan RTCP (Realtime Transport
mengetahui kualitas layanan dan SDP (Session Description
Protocol) yang bertugas untuk mendeskripsikan sesi media.
Pesan SIP ditransmisikan dalam protokol TCP, UDP, TLS dan
SCTP.
1. TCP
Menurut Rachmanto (2008:47), Protokol TCP dipakai pada
proses pesan INVITE karena protokol TCP reliabel, dapat
menangani congestion control, dapat mengirimkan ukuran pesan
yang berubah – ubah. Kelemahan protokol ini dapat menyebabkan
delay dan koneksi harus tetap terjaga, tidak terputus.
Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,
TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling.
TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena
pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami
keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.
Selain itu UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan
audio stream yang dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan
pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang
berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan
pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya
paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang
dikirimkan.
3. TLS
Menurut Rachmanto (2008:48), TLS digunakan untuk proses
enkripsi dan autentikasi. SIP server harus dapat mendukung TLS dan
penggunaan TLS berlangsung selama proses komunikasi. Pada
dokumen RFC, TLS dibahas pada RFC 4346.
4. SCTP
Ada dua jenis message dalam SIP yaitu: request (biasa disebut
methods) dan response. Request dikirim dari client ke server, yang
response, dikirim dari server ke client, yang berisi informasi
mengenai status dari segala sesuatu yang diminta oleh client.
Ada 6 jenis SIP request yaitu:
1. INVITE
Dapat digunakan untuk memeriksa ketersedian server.
10. INFO
Digunakan untuk membawa pesan seperti informasi inline
DTMF.
11. MESSAGE
Mengirimkan pesan instan.
Menurut Gonçalves (2006:176), The SIP responses are in text
format and are easily readable (similar to http messages). Menurut
pengertian tersebut dapat disimpulkan SIP response berupa format
teks dan bersifat mudah terbaca (serupa dengan pesan pada HTTP).
Response yang penting diantaranya:
1. 1xx: Informational Message
2. 2xx : Successful Response
3. 3xx : Redirection Response, request diarahkan ke tempat lain
4. 4xx : Request Failure Response
5. 5xx : Server Failure Response
6. 6xx : Global Failures Response
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol
1. Session Intiation
Pada protokol SIP, apabila seorang user ingin memulai sebuah
percakapan maka user agent yang digunakan harus mengirimkan
request INVITE. Apabila user agent tujuan memberikan persetujuan
untuk melakukan percakapan maka user agent tersebut akan
user agent pemanggil harus mendapatkan request ACK untuk
mendapatkan percakapan. Apabila user tujuan menerima request ACK
tersebut maka sesi percakapan dengan menggunakan protokol RTP
dapat dilakukan.
2. Session Termination
Menurut Chendramata dkk (2007:8), Session termination adalah
suatu mekanisme yang terdapat pada protokol SIP yang berfungsi
untuk memberhentikan sesi percakapan yang sedang berlangsung.
Untuk memberhentikan sesi percakapan yang telah terjalin maka
user agent harus mengirimkan request BYE kepada user agent tujuan.
Apabila user tujuan mengirimkan response OK maka sesi percakapan
yang terjadi akan diberhentikan.
3. User Registration
Menurut Chendramata dkk (2007:4), User registration
merupakan skenario yang terdapat pada Session Initiation Protocol
yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran seorang user sehingga
user tersebut dapat dipanggil oleh user lain. Berikut ini adalah
penjelasan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada proses user
registration:
f. User mengirimkan request REGISTER kepada SIP server.
g. Karena SIP server tidak mengenali user tersebut maka SIP
memaksa user untuk mengirimkan ulang request REGISTER
dan ditambahkan informasi password.
h. User mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan
informasi password.
d. SIP server melakukan pemrosesan terhadap informasi yang
dikirimkan dan apabila informasi tersebut sesuai dengan data
yang ada pada database maka SIP server akan mengirimkan
response OK.
2.6.5 Komponen SIP
1. Proxy Server
Menurut Chendramata dkk (2007:2), Proxy adalah sebuah
entitas dalam protokol SIP yang mempunyai fungsi-fungsi seperti:
melakukan forwarding terhadap request. Melakukan validasi
terhadap request, melakukan pencarian informasi tujuan dari
Menurut pengertian tersebut statefull proxy menjaga alur dari
request yang diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), statefull proxy
Berdasarkan pembagian tugasnya statefull proxies
dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu transaction
statefull dan call statefull.
b. Stateless proxy
Menurut Stafford (2004:156), stateless proxies
“forward ‘em dan forget ‘em” That is, stateless proxies do
not retain any information about the SIP messages they
forward. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
stateless proxy “meneruskan dan melupakan” yaitu, stateless
proxy tidak pernah menyimpan informasi apapun dari pesan
SIP yang akan diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), stateless proxy
tidak pernah menyimpan kondisi request response
sebelumnya dari masing-masing user agents.
2. Redirect Server
Menurut Chendramata dkk (2007:3), redirect server adalah
sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi
untuk memberikan informasi tentang lokasi pengguna sistem VoIP
sehingga proxy server maupun redirect server dapat memantau
keberadaan pengguna tersebut pada jaringan komputer.
Redirect server meneruskan request yang dikirimkan oleh
user agent kepada user agent tujuan maupun proxy server lalu
kepada user agent pengirim. Perbedaannya dengan proxy server
adalah tidak adanya fasilitas untuk menyimpan kondisi sesi
komunikasi antara user agent client dan user agent server.
3. Back to Back User Agents
User agent merupakan sebuah software atau hardware yang
digunakan oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima
merupakan suatu entitas yang berada di akhir spektrum.
Menurut Chendramata dkk (2007:3), user agent adalah
sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi
sebagai media penghubung antara user dengan sistem.
Peranan penting yang dilakukan oleh user agent dalam
protokol SIP adalah membuat sebuah dialog. Dialog yang
dimaksud adalah sebuah respresentasi koneksi peer to peer yang
persistent antara dua buah user agent.
User agent dibedakan menjadi dua jenis yaitu UAS (User
Menurut Chendramata dkk (2007:3),UAC adalah user agent
yang selalu membuat request serta mengirimkan request tersebut
sedangkan UAS adalah user agent yang bertindak menerima
request dan membuat response atas request yang diminta.
4. Registrars
Menurut Chendramata dkk (2007:3), registrar server adalah
sebuah elemen yang terdapat pada arsitektur SIP yang berfungsi
untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna.
Komponen SIP ini dapat menerima dan memproses request
SIP REGISTER. Berfungsi untuk mengelola data serta melayani
proses registrasi pengguna. Pada komponen ini terdapat proses
autentikasi yaitu dengan mengisi username dan password yang
tepat.
2.7 Asterisk
Asterisk pertama kali dikembangkan oleh Mark Spencer dari Digium
dan mempunyai lisensi open source. Seperti layaknya PBX, Asterisk dapat
menghubungkan pengguna VoIP yang ingin melakukan panggilan kepada
pengguna lain.
Asterisk dirilis dibawah lisensi GPL (GNU General Public License)
dan lisensi proprietary software untuk komponen-komponen tertentunya.
Pada dasarnya asterisk dirancang untuk berjalan diatas sistem operasi Linux,