• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 1. Daftar Pertanyaan dan Kesimpulan Jawaban Terbanyak dari Hasil Wawancara Terhadap Anak

NO Pertanyaan Jawaban

1. Tindakan menonton televisi. Kegiatan menonton televisi sudah diikutsertakan ke dalam rutinitas harian anak. Meski dalam pelaksanaannya sering kali membutuhkan pengorbanan anak untuk membuktikan bahwa tugas lain telah diselesaikan, dengan kata lain menonton televisi adalah sebuah kegiatan yang dinanti-nanti oleh anak. Selebihnya, anak memiliki kebebasan penuh terhadap televisi. Televisi telah menjadi sahabat spesial bagi anak.

2. Tayangan kesukaan dan alasan menyukainya

Anak menyukai tayangan-tayangan yang diberi predikat khusus bagi anak oleh stasiun televisi, seperti sinetron anak, kartun, program informasi anak, dan program lain yang sejenis. Anak tidak memiliki alasan spesifik tentang latar belakang menyukai satu jenis atau lebih tayangan televisi. Kata “enak diikuti” merupakan ungkapan yang menurut para anak sangat mewakili alasan menyukai suatu tayangan. Selain itu, judul-judul

tayangan khas anak telah menjadi buah bibir di dunia pergaulan anak, sehingga anak akan merasa memiliki cap“ketinggalan” jika tidak ikut menyaksikan tayangan-tayangan tersebut.

3. Tokoh idola dan alasan mengidolakannya

Tokoh idola anak berkisar pada beberapa nama tokoh yang menjadi peran utama pada beberapa judul kartun. Alasannya berhubungan dengan kepiawaiannya dalam melakukan banyak hal, kesaktian ilmu yang dimiliki si tokoh beserta jurus-jurus yang menurut anak sangat menakjubkan.

4. Pemahaman tentang apa yang ditonton.

Anak dapat memahami suatu tayangan itu nyata atau hasil olahan gambar dengan baik. Meski terkadang terdapat keraguan yang selanjutnya menimbulkan pertanyaan yang harus dibagi dengan orang tua. Tentang proses pembuatan atau pesan-pesan yang terkandung di dalamnya, anak cenderung masih sangat bergantung dengan informasi yang diberikan orang tua.

5. Pengetahuan baru setelah menonton.

Anak memperoleh pengetahuan baru dari program-program informasi anak. Menurut mereka, di luar tayangan itu, yang ada adalah hiburan yang sangat menyenangkan. Pengetahuan baru ini sering

mereka cerna sendiri, ditambah pengulangan serta penguatan yang dilakukan oleh orang tua dengan memberi keyakinan bahwa informasi,sesederhana apa pun nilainya, akan sangat berguna bagi kehidupannya.

6. Pemahaman tentang tujuan menonton.

Anak mengerti tentang tujuan mereka menonton. Untuk melepas penat setelah seharian menjalani pendidikan formal maupun non formal, mengisi waktu luang, menghindari ketertinggalan kisah dari tayangan yang memang kerap diikuti alur ceritanya, serta hanya sebagai konsekuensi yang menyenangkan dari tidak dibolehkannya anak untuk bermain ke luar rumah, adalah beberapa motivasi yang melatarbelakangi anak untuk menonton televisi.

7. Batasan waktu menonton. Anak menganggap batasan yang diberikan orang tua tidak terlalu mengurangi durasi waktu yang dimilikinya. Terlebih jika batasan tersebut di lakukan pada jam-jam di mana tayangan televisi favoritnya belum naik tayang. Selain itu, anak merasa bahwa pembatasan yang dilakukan orang tua selalu didasari dengan alasan yang menurut

mereka memang baik.

8. Peran orang tua dalam menyeleksi program tayangan.

Berdasarkan pengalaman anak, orang tua mereka selalu memberi larangan keras bagi mereka untuk menonton tayangan jenis sinetron percintaan. Dengan gaya bahasa khas mereka, anak menyebutkan bahwa unsur asusila, tindak kekerasan, hidup bermewah-mewahan, ajaran berkata kasar, serta beberapa nilai negaif lainnya, adalah nilai-nilai yang menurut orang tua mereka terkandung dalam sinetron percintaan tersebut. Di luar jenis tayangan jenis itu, anak diperkenankan untuk menonton.

9. Perasaan saat menonton. Anak mengalami pengalaman afektif ketika menonton. Rasa takut, senang, dan menggelitik, merupakan perasaan yang diperoleh anak ketika dan sehabis menonton. Rasa-rasa yang dirasa anak patut diulang tersebutlah yang selanjutnya membuat anak merasa harus menyaksikan kembali suatu tayangan televisi.

10. Intensitas mengonsultasikan pertanyaan-pertanyaan terhadap apa yang disaksikan kepada

Ketidakpahaman terhadap suatu tayangan memunculkan kebingungan atau keingintahuan dari anak. Orang tua adalah sumber informasi utama

orang tua. bagi mereka untuk bertanya. Proses Tanya jawab ini berlangsung ketika anak dan orang tua sedang berada pada ruangan televisi bersama. Sehingga ketika anak menonton sendirian, dirinya hanya menerima begitu saja apa yang ditontonnya, meski terkadang dirinya tidak paham tentang apa yang ditonton.

11. Intensitas menonton dengan atau tanpa dampingan orang tua.

Intensitas menonton bersama ibu lebih tinggi dibanding bersama ayah. Hal ini dikarenakan pekerjaan para kepala keluarga yang kerap menyita waktu. Namun, menonton bersama satu keluarga penuh juga tidak jarang terjadi pada setiap keluarga yang diteliti. Tetapi, intensitas menonton sendirian memiliki porsi yang jauh lebih tinggi dibanding bersama ayah atau ibu.

12. Tindakan peniruan terhadap apa yang ditonton.

Anak menyatakan bahwa peniruan yang dilakukan biasanya tentang jurus-jurus yang biasanya mereka peroleh dari judul-judul sinetron atau kartun bertema kepahlawanan, dan ini biasa mereka praktikkan bersama teman ketika bermain bersama. Selain itu, mereka juga sering meniru gaya bicara khas yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang berperan

dalam suatu tayangan. Gaya berpakaian serta penampilan fisik lainnya juga termasuk dalam peniruan yang mereka lakukan. Peniruan dilakukan didasari rasa kagum terhadap tokoh-tokoh yang diidolakan, sehingga terdapat rasa bahagia tersendiri ketika melakukan atau menggunakan hal-hal serupa dengan si tokoh.

13. Pendapat anak tentang tindakan orang tua terhadap hal-hal yang belum diketahui oleh anak, dan hal tersebut terkandung dalam tayangan televisi.

Anak memandang orang tua sangat berperan sebagai penerjemah bagi mereka. Pesan yang ada, apa pun jenisnya, baik itu sifatnya moralis atau tidak, penting atau tidak penting, layak diingat atau wajib dibuang, diberitahukan ke mereka oleh orang tua. Anak menganggap orang tua sebagai pihak yang mengetahui segalanya, sehingga tanpa ditanya, orang tua akan memberitahu hal-hal yang tidak mereka kenali atau tidak mereka ketahui. Namun, kembali lagi, hal ini dilakuka ketika anak sedang mengonsumsi tayangan televisi bersama orang tuanya.