• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Rata-rata DMF-T dan def-t pada Anak SDN 194 Kota Palembang Tahun 2014 berdasarkan Jenis Kelamin

Kejadian Karies JK N DMF-T Rata-rata DMF-T % DMF-T deft Rata-rata def-t % def-t Karies Lk 141 122 0.86 41.64% 627 4.45 51.60% Pr 145 171 1.18 58.36% 588 4.05 48.40% Jumlah 286 293 1.02 100% 1215 4.24 100% Tidak Karies Lk 25 0 0 0% 0 0 0% Pr 19 0 0 0% 0 0 0% Jumlah 44 0 0 0% 0 0 0% Total 330 293 0.89 100% 1215 3.68 100%

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata DMF-T anak yang bejenis kelamin perempuan yang mengalami karies lebih banyak dari pada anak yang bejenis kelamin

laki-laki, sedangakan rata-rata def-t anak yang berjenis kelamin laki-laki yang mengalami karies lebih banyak dari pada anak perempuan.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Rata-rata DMF-T dan def-t pada Anak SDN 194 Kota Palembang Tahun 2014 berdasarkan Usia

Kejadian Karies Usia N DMF- T Rata-rata DMF-T % DMF-T deft Rata-rata def-t % def-t Karies 7-8 118 98 0.83 33.45% 672 5.69 55.31% 9-10 118 115 0.97 39.25% 472 4 38.85% 11-12 50 80 1.6 27.30% 71 1.42 5.84% Jumlah 286 293 1.02 100% 1215 4.24 100% Tidak Karies 7-8 16 0 0 0% 0 0 0% 9-10 13 0 0 0% 0 0 0% 11-12 15 0 0 0% 0 0 0% Jumlah 44 0 0 0% 0 0 0% Total 330 293 0.89 100% 1215 3.68 100%

Sumber : Data primer 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak yang paling banyak terdapat karies pada gigi permanennya adalah anak pada usia 11-12

tahun sedangkan anak yang paling banyak terdapat karies pada gigi susunya adalah pada aanak usia 7-8 tahun.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Karies dan pH Saliva pada Anak SDN 194 di Kota Palembang Tahun 2014

Kejadian

Karies pH SalivaKriteria SalivapH N DMF-T Rata-rataDMF-T def-t Rata-ratadef-t

Karies Tinggi > 7 69 (19.45%)57 0.82 (19.51%)237 3.43 Normal 6 7 176 198 (67.58%) 1.12 744 (61.23%) 4.22 Rendah 4 –5 41 (12.97%)38 0.92 (19.26%)234 5.70 Sangat rendah < 4 0 0 0 0 0 Jumlah 286 293 (100%) 1.02 1215 (100%) 4.25 Tidak Karies Tinggi > 7 12 0% 0 0% 0 Normal 6 –7 25 0% 0 0% 0 Rendah 4 –5 7 0% 0 0% 0 Sangat rendah < 4 0 0 0 0 0 Jumlah 44 0% 0 0% 0 Total 330 (100%)193 0.89 1215 3.67

Sumber : Data Primer 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui sebagian besar ditemukan anak mempunyai saliva normal, dan untuk rata-rata DMF-T yang paling besar ditemukan pada anak dengan saliva normal yaitu 1.02 namun tidak terilhat perbedaan yang cukup jauh dibandingkan rata- rata DMF-T untuk kriteria saliva lainnya,

sedangkan rata-rata def-t yang paling besar ditemukan pada anak dengan kriteria saliva rendah yaitu 4.25.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak SDN 195 Kota Palembang Tri Syahniati dan Ismalayani. Gambaran Sekresi Saliva, Kebersihan Gigi Dan Kejadian Karies Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 126 Palembang Tahun 2014

Tahun 2014 didapatkan penskoran menurut Barthal, dkk (2004), sebanyak 81 (24.55%) anak yang memiliki kriteria keasaman saliva tinggi, 201 (60.90%) anak yang memiliki kriteria normal, 48 (14.55%) anak yang memiliki kriteria rendah dan tidak didapatkan anak yang memiliki keasaman saliva sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa dengan sampel 330 anak didapatkan hasil rata-rata pH saliva 6.6, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pH saliva pada anak SDN 194 Kota Palembang Tahun 2014 termasuk kriteria normal. Hal ini didukung oleh Soesilo (2005), Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat (misalnya sukrosa) dan menghasilkan asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai pH 4,5 – 5,0. Kemudian pH plak akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam waktu 30-60 menit. Kebanyakan anak- anak sarapan 30-60 menit sebelum pergi kesekolah. Pengambilan saliva dilakukan pukul 07.00 WIB, sehingga dalam kurun waktu tersebut pH saliva dapat netral kembali.

Dari hasil penelitian dengan sampel 330 anak didapatkan 286 (86.67%) anak mengalami karies dan 44 (13.33%) anak yang bebas karies, disimpulkan rata-rata sebesar 1.02 gigi yang mengalami karies pada gigi permanennya dengan kriteria sangat rendah untuk DMF-T dan rata-rata sebesar 4.25 gigi yang mengalami karies pada gigi susunya dengan kriteria tinggi untuk def-t. Rata-rata karies pada gigi permanen anak perempuan lebih tinggi dari pada anak laki-laki yaitu 1.18 sementara anak laki-laki lebih rendah yaitu 0.86, sedangan rata- rata karies pada gigi susu anak laki-laki lebih tinggi dari pada anak laki-laki yaitu 4.45 sementara anak perempuan lebih rendah yaitu 4.0. Rata-rata karies pada gigi permanen lebih banyak terdapat pada anak dengan usia 11-12 yaitu sebanyak 1.06 yang terkena karies sedangkan rata-rata karies pada gigi susu lebih banyak terdapat pada anak dengan usia 7-8

tahun yaitu mencapai 5.69 gigi yang terkena karies. Hal ini didukung oleh Alpers cit Khotimah (2013) yang mengatakan bahwa masalah kesehatan gigi terjadi pada anak adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi di Indonesia berkisar 85-99%, sebanyak 89% anak dibawah umur 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut.

Secara teori, saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies dalam berbagai cara, antara lain aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga dapat meningkatkan tingkat pembersihan karbohidrat dari dalam mulut, dan pH saliva jika terjadi penurunan terus menerus akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi. Kondisi asam sangat disukai oleh Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp, yang merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam proses teradinya karies (Soesilo dkk, 2005).

Banyak faktor lain yang dapat menyebabkan karies gigi namun saliva tetap memiliki pengaruh besar dengan didukung faktor lain seperti makanan yang dapat membuat pH saliva menjadi asam. Disamping itu juga kurangnya menjaga kesehatan gigi dan mulut juga sangat mempengaruhi. Pada anak Sekolah Dasar Negeri 194 Palembang sangat perlu dilakukan upaya promotif, preventif dan kuratif agar kesadaran akan perlunya menjaga kesehatan gigi tumbuh sehingga anak akan timbul keinginan untuk mencegah serta mengatasi penyakit gigi dan mulut seperti penyakit karies gigi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri 194 Kota Palembang Tahun 2014 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

besar anak Sekolah Dasar Negeri 194 Kota Palembang Tahun 2014 mempunyai kriteria pH saliva normal sebanyak 201 anak. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata DMF-T anak Sekolah Dasar Negeri 194 Kota Palembang Tahun 2014 adalah 1.02 dengan kritera sangat rendah. Artinya setiap anak yang megalami karies memiliki 1 karies pada gigi permanen.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata def-t anak Sekolah Dasar Negeri 194 Kota Palembang Tahun 2014 adalah 4.25 dengan kriteria sedang. Artinya setiap anak yang mengalami karies memiliki 4 gigi karies pada gigi susu.

Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan m u l a i l a h m e n y a d a r i p e n t i n g n y a memperhatikan dan menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dapat dimulai dengan cara sebagai berikut :

1. Program UKGS perlu di adakan untuk menambah pengetahuan serta keterampilan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar agar mereka mampu memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

2. Orang tua di harapkan lebih aktif dan membantu anaknya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

3. Instansi kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Bahar, Armasatra. 2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi (halaman 65-67). Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Hanapi, Arya. 2013. Lebih Baik Sakit Hati d a r i p a d a S a k i t G i g i . (http://kaskushootthreads.blogspot.com/2

013/12/lebih-baik-sakit-hati-daripada- sakit.html?m=1). Diakses : 26 Januari 2014 Hermawan, R. 2010. Menyehatkan Daerah

Mulut : Cara Praktis Menghilangkan Bau Mulut Disertai Tips Agar Gigi dan Mulut Anda Selalu Sehat dan Indah (halaman 112-115). Buku Biru. Jogjakarta

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2 0 1 3 . B a d a n P e n e l i t i a n d a n Pengembangan Kesehatan (halaman 18- 24). Kemenkes RI

Kidd,A Edwina dan Sally Joyston.2012. Dasar- d a s a r K a r i e s , P e n y a k i t d a n Penanggulangannya (halaman 67). EGC. Jakarta

Marlindayanti dan Sri Wahyuni.2014. Pedoman Cara Pengukuran untuk Survey Penelitian (halaman 1-4). Poltekkes Palembang. Palembang

Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan (halaman 8). Rineka Cipta. Jakarta

Pratama, Adi. 2009. Klasifikasi Karies Gigi G.V Black. (http://www.doktergigi.net/ 2013/08/klasifikasi-karies-gigi-menurut- gv-black.html#ixzz3PGX3v8aB.. Diakses : 19 Januari 2014

Pratiwi, Donna. 2012. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari (halaman 20). Kompas. Jakarta Putri, Meganda Hiranya, dkk. 2012. Ilmu

Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (halaman 154- 167). EGC. Jakarta

Soesilo, Diana. 2005. Peranan Sorbitol dalam Mempertahankan Kestabilam pH Saliva pada Proses Pencegahan Karies (halaman 25-28). Universitas Airlangga. Surabaya Soebroto, Ikhsan. 2009. Apa yang Tidak

dikatakan Dokter tentang Kesehatan Gigi Anda. Bookmarks halaman (32-34). Jogjakarta.

Sriyono, Niken dan Sudibyo. 2011. Seri II Ilmu Kesehatan Oral. Badan Penerbit FKIK (halaman 31). Jogjakarta.

Sundoro, Edi. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi (halaman 61-62). Universitas Indonesia. Jakarta

Tri Syahniati dan Ismalayani. Gambaran Sekresi Saliva, Kebersihan Gigi Dan Kejadian Karies Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 126 Palembang Tahun 2014

Sutrisman,Agus.2006. Prediksi terjadinya Karies Baru berdasarkan Kariogram pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Ampenan Nusa Tenggara Barat (halaman 1-2). UGM. Jogjakarta

Waljinah, 2012. PR Kimia (halaman 12). Intan Pariwara. Klaten

GAMBARAN DERAJAT KEASAMAN SALIVA DAN KARIES GIGI