• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL 7. HASIL UJI REGRESI LINIER

Dalam dokumen Jurnalekonomi Dan Bisnis (Halaman 71-76)

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI) Luluk M Ifada

TABEL 7. HASIL UJI REGRESI LINIER

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta Constant Size Profitabilitas Profil Leverage Likuiditas 0,052 0,057 0,122 0,115 -0,002 0,002 0,053 0,050 0,074 0,034 0,002 0,005 0.373 0,114 0,233 -0,063 0,030 0,996 5,471 1,651 3,416 -0,938 0,439 0,321 0,000 0,101 0,001 0,349 0,661 Dari hasil pengujian signifikansi model regresi diperoleh nilai F sebesar 11,094 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, leverage dan likuiditas perusahaan secara bersama-sama.

Nilai koefisien determinasi yang dilihat dari adjusted R2 sebesar 0,223. Hal ini berarti hanya 22,3% luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dapat dijelaskan oleh variasi ukuran perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, leverage dan likuiditas perusahaan, sedangkan 77,7% lainnya dijelaskan oleh variabel yang

tidak ikut diteliti. Adapun persamaan yang dapat dirumuskan untuk model regresi ini adalah:

CSD = 0,052 + 0,057SIZE + 0,122PROFIT + 0,115 PROFILE - 0,002 LEV + 0,002LIKUID

Pengujian hipotesis

Pengujian secara parsial dari masing-masing variabel independen diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai t hitung sebesar 5,471 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima.

2. Hasil pengujian secara parsial variabel profitabilitas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,651 dengan signifikansi sebesar 0,101. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa profitabilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak.

3. Hasil pengujian secara parsial variabel profil perusahaan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,416 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa profil perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima.

4. Hasil pengujian secara parsial variabel leverage diperoleh nilai t hitung sebesar -0,938 dengan signifikansi sebesar 0,439. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa leverage perusahaan tidak memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) ditolak.

5. Hasil pengujian secara parsial variabel likuiditas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,439 dengan signifikansi sebesar 0,661. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa likuiditas perusahaan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan perusahaan. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) ditolak.

Pembahasan

dengan ukuran perusahaan yang diwakili dengan Logaritma market capitalization menunjukkan bahwa secara statistik ukuran perusahaan secara positif dan signifikan mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kondisi ini sejalan dengan hasil penelitian Hackson da Milne (1996), Utomo (2000), Kokubuet et.al. (2001), Henny dan Murtanto (2001), Hasibullah (2001), Yulianti (2003), Devina (2004), dan Rismanda (2005). Temuan-temuan penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan semakin banyak informasi tanggung jawab sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Atau secara umum dinyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat juga cenderung semakin luas.

Secara teoritis temuan penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang dikemukakan oleh Cooke (1989), bahwa perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang besar mengungkapkan lebih banyak informasi dibanding perusahaan yang kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan. Perusahaan besar mungkin membiayai produksi informasi yang lebih rendah atau mereka mempunyai biaya competitive disadvantage lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka. Perusahaan besar juga mungkin lebih kompleks dan lebih mempunyai dasar pemilikan yang luas dibanding perusahaan kecil.

Kondisi ini secara empiris konsisten dengan temuan Guthrie dan Parker (1989) yang menunjukkan bahwa profitabilitas bukan merupakan explanatory variables bagi environmental disclosure. Hogner (1989) juga membuktikan bahwa social disclosure merupakan respon dari dorongan dan perilaku sosial. Temuan penelitian Hacston da Mine (1996) pun demikian, dalam buku empiris mengenai praktik pengungkapan lingkungan dan sosial pada perusahaan di New Zealand serta menguji beberapa hubungan potensial antara karakteristik perusahaan dengan konsistensi penelitiannya dengan yang sudah dilakukan di negara lain. Ukuran perusahaan dan industri berhubungan dengan jumlah pengungkapan sedangkan profitabilitas tidak. Temuan penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2003), Devina (2004), dan Rismanda (2005).

Sedangkan secara teoritis, temuan penelitian ini mendukung pendapat Kokubu et.al (2001) bahwa terdapat hubungan positif antara kinerja ekonomi suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi dengan premis bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Sebaliknya seperti

dinyatakan oleh Donovan dan Gibson (2000), dari sisi legitimasi, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penelitian ini berhasil menemukan pengaruh yang secara statistik positif dan signifikan antara profil perusahaan dan luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perusahaan high profile dan low profile dalam luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada laporan tahunan. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Hakston dan Milne (1996), Utomo (2000), Kokubu et.al (2001), Heni dan Murtanto (2001), Dirgantari (2002), dan Rismanda (2005).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini konsisten dengan temuan penelitian Kokubu et.al (2001), dan Rismanda (2005), yang tidak berhasil menemukan hubungan yang secara statistik negatif dan signifikan antara rasio leverage dengan luas pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan.

Hasil uji regresi atas indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan likuiditas perusahaan yang diwakili oleh current ratio tidak berhasil menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan current ratio terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kondisi ini konsisten dengan temuan Murtanto dan Elvina (2005) yang menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diproksi dengan current ratio tidak mempengaruhi luasnya pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Namun arah koefisien yang positif telah sesuai dengan rumusan hipotesis, hal ini menunjukkan bahwa tingkat rasio likuiditas mencerminkan kesehatan suatu perusahaan, dan untuk mengukurnya digunakan rasio lancar (current ratio). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian sebelumnya (Cooke, 1989) menunjukkan bahwa kesehatan perusahaan seperti yang ditunjukkan dalam rasio likuiditas yang tinggi dapat diharapkan dengan pengungkapan yang lebih luas.

Secara empiris dikatakan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi diharapkan melakukan disclosure secara lebih luas. Alasan yang mendasari pengharapan itu adalah perusahaan yang financialnya kuat dan lebih mengungkapkan secara luas. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki likuiditas rendah perlu memberikan informasi lebih rinci.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telaah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

2. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

3. Profil perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

5. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Keterbatasan

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari adanya beberapa keterbatasan yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil penelitian, keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, penilaian indeks pengungkapan tanggung jawab sosial yang hanya dilakukan oleh peneliti memungkinkan terjadinya insubyektifitas dalam menilai item-item pengungkapan tanggung jawab sosial.

2. Penelitian ini menggunakan daftar item informasi tanpa pembobotan. Masing-masing item informasi diperlakukan sama, tanpa membedakan relatif pentingnya item informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Disamping itu, pengukuran luas pengungkapan yang dilakukan lebih didasarkan pada cakupan topik, bukan pada tingkat kerincian dan kandungan informasi.

3. Adjusted R2 dalam penelitian ini masih rendah, menunjukkan bahwa penelitian ini masih belum konkrit membuktikan argumen-argumen teoritis yang telah dipaparkan pada telaah teoritis.

Saran

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 59 perusahaan sehingga untuk masa mendatang mungkin perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar yang mewakili perusahaan manufaktur dan non manufaktur.

2. Mencari variabel independen lain yang sesuai dan mempengaruhi secara signifikan dengan luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan di Indonesia.

3. Menggunakan daftar item pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia, misalnya dengan membuat daftar item pengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan survei yang ditujukan kepada analis, investor, manajer kredit, penyusun standar, dan lain-lain.

Dalam dokumen Jurnalekonomi Dan Bisnis (Halaman 71-76)