• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. Prospek Pasar Mangan

TABEL SMELTER TEMBAGA DUNIA DENGAN KAPASITASNYA

sumber : ICSG, 2011

(ribu ton)

TABEL 5.33 SMELTER TEMBAGA DUNIA DENGAN KAPASITASNYA

116 Pemasokan dan Permintaan

Menurut data kajian The International Copper Study Group (ICSG) sampai bulan Juli 2011, keseimbangan pasar tembaga menunjukkan surplus produksi lebih kecil dari 18.000 metrik ton.

Namun, ketika membuat penyesuaian musiman untuk produksi dan konsumsi tembaga dunia menunjukkan surplus 39.000 ton. Selama tujuh bulan pertama tahun 2011, konsumsi tembaga dunia tumbuh 0,3% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, sebagai akibat penurunan konsumsi tembaga di Cina sebesar 5%, tetapi sebagian besar diimbangi oleh pertumbuhan konsumsi tembaga di negara-negara lain.

Konsumsi tembaga dunia tanpa Cina tumbuh sebesar 4%, hal ini disebabkan terutama oleh peningkatan yang signifikan dari Rusia dan pertumbuhan di beberapa negara Uni Eropa (UE) dan

Amerika Serikat. Sedangkan konsumsi tembaga di Jepang turun sebesar 2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, hal ini dipengaruhi oleh gempa bumi dan tsunami.

Secara regional, konsumsi tembaga tumbuh sebesar 6% di Afrika, 0,1% di Amerika, 10% di Eropa, dan 13% di Oceania, dan menurun sebesar 3% di Asia (0,1% pertumbuhan di Asia ex-China).

Selama tujuh bulan pertama tahun 2011, produksi tambang tembaga dunia praktis tidak berubah dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun 2010 dimana produksi konsentrat tembaga tumbuh sebesar 0,1% dan pelarut ekstraksi-elektrowinning (SX-EW) sebesar 0,9%. Produksi konsentrat tembaga di tiga negara dari empat produsen terkemuka dunia (Chili, Peru dan Amerika Serikat) turun 3,6%. Namun, produksi di Cina sebagai produsen terbesar kedua, naik sebesar 10%.

Selama tujuh bulan pertama tahun 2011 produksi olahan tembaga tumbuh sebesar 2,2%

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 dimana produksi primer meningkat sebesar 0,6% dan produksi sekunder (dari skrap) meningkat sebesar 10%.

Peningkatan produksi hasil olahan tembaga terjadi di beberapa negara, di antaranya di Australia naik 32%, Cina naik 15%, dan di Republik Demokratik Kongo naik 30%. Kenaikan tersebut diimbangi oleh penurunan di Chili (-4,5%), Amerika Serikat (-10%) , Kanada (-24%), dan Jepang (-18%).

117 Adapun dari data historis selama 50 tahun terakhir, dapat diketahui kecenderungan produksi tambang, peleburan dan penggunaan logam tembaga mengikuti tren eksponensial dengan pertumbuhan rata-rata 4% per tahun. Penggunaan tembaga tingkat dunia hampir 18,2 juta ton, di antaranya China lebih dari 7 juta ton dan sebagai pengguna terbesar (Gambar 5.29).

TABEL 5.34

TREND PEMASOKAN DAN PERMINTAAN TEMBAGA DUNIA, TAHUN 2006-2011

Sumber ICSG, 2011

2006 2007 2008 2009 2010 2010 2011

p/ Jan-Jul Apr May Jun Jul

World Mine Production 14,990 15,483 15,527 15,897 15,989 9,065 9,092 1,305 1,353 1,323 1,272

World Mine Capacity 17,174 18,111 18,740 19,523 19,898 11,522 11,771 1,665 1,724 1,671 1,732 Mine Capacity Utilization

(% ) 87.3 85.5 82.9 81.4 80.4 78.7 77.2 78.4 78.5 79.2 73.4

Primary Refined Production 14,678 15,191 15,403 15,454 15,786 9,130 9,182 1,276 1,348 1,336 1,323 Secondary Refined

Production 2,613 2,743 2,823 2,818 3,249 1,858 2,047 291 314 312 305

World Refined Production

(Secondary+Primary) 17,291 17,934 18,226 18,272 19,035 10,988 11,230 1,567 1,662 1,648 1,628 World Refinery Capacity 20,555 21,784 22,723 23,625 23,908 13,862 14,219 2,012 2,084 2,021 2,096 Refineries Capacity

Utilization (% ) 84.1 82.3 80.2 77.3 79.6 79.3 79.0 77.9 79.8 81.5 77.7

World Refined Usage 1/ 17,034 18,197 18,039 18,108 19,386 11,317 11,348 1,583 1,723 1,688 1,610 Refined Stocks

End of Period 1,132 1,028 1,159 1,411 1,250 1,387 1,390 1,391 1,371 1,390 1,407

Period Stock Change 265 -105 132 251 -161 -23 140 4 -20 19 17

Refined Balance 2/ 257 -263 187 165 -351 -329 -118 -16 -61 -40 18

Seasonally Adjusted

Refined Balance 3/ -70 128 60 26 36 39

2011

118

GAMBAR 5.29

PERKEMBANGAN PASOKAN DAN PERMINTAAN TEMBAGA DUNIA, TAHUN 1960-2010

Perkembangan harga tembaga selama periode bulan September 2011, harga tunai LME turun sebesar 21% dari US $ 8,781.25 per ton menjadi US $ 6,975.50 per ton, tingkat terendah sejak Juli 2010. Harga rata-rata LME untuk bulan September adalah US $ 8,314.84 per ton, turun dari harga rata-rata bulan Agustus 2011 sebesar US $ 9,041.30 per ton, sedangkan harga tertinggi terjadi pada akhir bulan September yaitu US $ 10.148 dan harga terendah sebesar US $ 6,975.50 per ton, dengan harga rata-rata sebesar US $ 9,253.98 per ton.

5.5.2 Perkembangan Tembaga Indonesia

5.5.2.1 Perkembangan Produksi dan Penjualan Konsentrat

Komoditi tembaga dalam pembahasan ini dikelompokan menjadi dua, yaitu logam tembaga dan konsentrat/bijih tembaga serta mineral ikutannya (yang utama) yaitu emas dan perak.

Sebelum tahun 2000, produksi tembaga maupun konsentrat tembaga di Indonesia hanya berasal dari PT. Freeport Indonesia (PT FI) dan baru mulai tahun 2000, komoditi tersebut juga diproduksi oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT).

Perkembangan produksi konsentrat tembaga Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2001-2010) terjadi fluktuasi, namun cenderung relatif meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 2,48% per tahun. Pada tahun 2001 tercatat 3,289 juta ton dan meningkat menjadi

1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 Tambang Refineri Penggunaan Expon. (Refineri) Sumber : ICSG, 2011

r = 4%

119 3,787 juta ton pada tahun 2002 dan merupakan tingkat produksi tertinggi, sedangkan tahun 2010 tercatat 3,467 juta ton (Tabel 5.34). Jumlah produksi tersebut merupakan kontribusi dari PT Freeport Indonesia sekitar 73,89% dan dari PT Newmont Nusa Tenggara sekitar 26,11%. Adapun kandungan mineral logam dalam konsentrat tembaga antara lain tembaga (Cu) rata-rata 29,19%, dan mineral ikutan emas (Au) 3,06% dan perak (Ag) 7,47%.

5.5.2.2 Perkembangan Produksi dan Penjualan Tembaga

Satu-satunya pabrik di Indonesia yang mengolah konsentrat tembaga menjadi tembaga katoda adalah PT Smelting-Gresik. Pendirian PT Smelting Gresik sendiri berawal dari kewajiban PT Freeport Indonesia terkait tuntutan kewajiban dalam perpanjangan kontrak karyanya yang kedua. PT Smelting company merupakan sebuah konsorsium, dengan komposisi kepemilikan saham saat ini adalah Mitsubishi Materials Corporation (MMC) 60,5%, PT Freeport 25%, Mitsubishi Corporation 9,5%, dan Nippon Mining and Metal Co. Ltd. 5%. Sejak beroperasi di tahun 1998, PT Smelting telah meningkatkan kapasitas produksinya tiga kali dari 200.000 ton/tahun ke 225.000 ton/tahun (2004), ke 270.000 ton/tahun (2006) dan ke 300.000 ton/tahun (2009). Pabrik tersebut mampu mengolah 1000.000 ton/tahun konsentrat tembaga untuk menghasilkan 270.000 ton/tahun katoda tembaga. Bahan baku lain yang dibutuhkan adalah 150.000 ton/tahun pasir silika, 20.000 ton/tahun batukapur dan 23.000 ton/tahun batubara serta oksigen kaya berkadar sekitar 50% (enriched oxygen).

Selama tahun 2008 – 2011, data penjualan relatif berfuktuatif (Tabel 5.35) dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 3,2% per tahun. Untuk tahun 2011 ini tercatat 276.000 ton dengan komposisi ekspor 141.000 ton dan domestik 134.400 ton.

TABEL 5.35

PENJUALAN KATODA TEMBAGA PT SMELTING, TAHUN 2008 - 2011

TAHUN DOMESTIK EKSPOR JUMLAH RATE %

2008 111.600 141.400 253.000 -

2009 94.300 193.100 287.400 13,6

2010 117.800 157.400 275.200 -4,2

2011 134.400 141.600 276.000 0,3

120

RATA-RATA 114.525 158.375 272.900 3,2

Sumber : PT Smelting, 2011 (diolah kembali)

121 TABEL 5.36

PERKEMBANGAN PRODUKSI MINERAL TEMBAGA, TAHUN 2001-2010

No. Perusahaan Unit 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (%)

Copper conct. dmt 2.418.110 2.851.190 2.306.200 1.803.234 2.645.550 2.223.678 2.025.388 1.900.927 2.731.769 2.575.006 3,41

Copper ton 756.385 873.414 718.203 520.118 793.505 612.018 577.287 526.014 774.661 632.325 1,57

Gold kg 109.178 97.844 99.682 48.560 108.448 57.268 82.685 37.257 94.586 61.833 13,89

Silver kg 163.803 192.574 183.093 147.973 224.293 167.931 163.698 141.417 227.406 172.778 4,51

Copper conct. dmt 871.389 935.505 932.106 1.007.099 908.258 714.331 789.564 496.972 752.355 891.765 3,03

Copper ton 292.309 298.312 287.634 320.200 270.344 205.778 219.612 129.032 223.869 246.051 2,14

Gold kg 16.064 15.319 18.688 22.359 22.761 13.926 17.053 8.369 17.406 22.930 12,36

Silver kg 54.962 56.184 60.320 70.307 68.214 50.429 57.009 36.546 61.166 73.899 6,94

Copper conct. dmt 3.289.499 3.786.695 3.238.306 2.810.333 3.553.808 2.938.009 2.814.952 2.397.899 3.484.124 3.466.771 2,48

Copper ton 1.048.694 1.171.726 1.005.837 840.318 1.063.849 817.796 796.899 655.046 998.530 878.376 0,52

Gold kg 125.242 113.163 118.370 70.919 131.209 71.194 99.738 45.626 111.992 84.763 11,24

Silver kg 218.765 248.758 243.413 218.280 292.507 218.360 220.707 177.963 288.572 246.677 4,36

Sumber DJPMB, 2011 (diolah kembali)

Keterangan : Rata-rata : Cu = 29,19%, Au = 3,06%, Ag = 7,47%

1

2

Freeport Indonesia, PT

Newmont Nusa Tenggara, PT

Jumlah

122

GAMBAR 5.30

TAHAPAN PROSES DAN PRODUK PELEBURAN DAN PEMURNIAN KONSENTRAT TEMBAGA DI PT SMELTING GRESIK

Sumber konsentrat yang diolah di pabrik ini berasal dari PT Freeport Indonesia sekitar 70% dan PT Newmont Nusa Tenggara sekitar 30%. Yang diolah PT Smelting adalah konsentrat tembaga, emas, dan perak. Akan tetapi yang diproses maksimal adalah tembaga. Emas dan perak hanya diproses setengah jadi dalam bentuk anode slime dan langsung dijual ke pembeli di luar negeri.

Produk utama yang dihasilkan pabrik itu telah diserap baik oleh pabrik domestik maupun Asia Tenggara. Untuk pasar domestik sementara ini baru menyerap sekitar 40-45% dari produk PT Smelting Gresik, tergantung pesanan konsumen. Selebihnya produk PT Smelting Gresik diekspor ke hampir semua negara di Asia Tenggara. Negara-negara yang banyak menyerap tembaga produksi PT Smelting Gresik adalah Malaysia, Taiwan, China, dan Thailand.

5.5.2.3 Perkembangan Ekspor-Impor Produksi Tembaga dan Olahannya

Apabila meninjau lebih kehilir dimana dapat mengetahui kondisi ekspor-impor dari produk yang terdiri dari copper catode, tembaga batangan, tembaga lembaran dan produk lainnya cenderung terus meningkat, tidak terjadi fluktuasi dalam periode 2004-2009. Dari sisi ekspor tahun 2009 tercatat 323,7 ribu ton senilai US$ 2.364,3 Juta. Namun dari sisi impor produk

Dapur Peleburan

Konsentrat Tembaga Kapur (Fluks) Batubara Oksigen

Terak Tembaga

Tembaga katoda Lumpur Anoda Gypsum Asam Sulfat 994.000 ton/th

270.000 ton/th

655.000 ton/th 1.800 ton/th 31.500 ton/th 920.000 ton/th

123 olahan tersebut lebih cepat pertumbuhannya, yang semula, tahun 2004 tercatat 50 ribu ton dengan nilai US$ 122,4 Juta, dan tahun 2009 meningkat cukup pantastis menjadi 160,3 ribu ton dengan nilai US$ 542,9 Juta (Tabel 5.37 dan 5.38). Gambaran ini merupakan peluang sekaligus tantangan peningkatan nilai tambah tembaga mengembangkan smelter tembaga.

124 TABEL 5.37 : EKSPOR TEMBAGA DAN OLAHANNYA

Ribu Ton Juta US$

No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Trend (%) Perub. (%)

2008-07

Produk Tembaga

242.9 457.8 288.5 328.9 279.1 323.7 0.24 15.99

789.5 1,251.6 1,896.3 2,718.2 2,191.7 2,364.3 23.99 7.88

1 Copper Catode

86.7 136.4 93.6 166.4 141.4 193.0 14.32 36.52

249.6 496.2 591.5 1,153.4 913.2 898.0 28.95 -1.66

2 Tembaga Batangan (Bar, Profile, Kawat)

131.2 139.8 119.2 97.1 92.9 81.5 -10.32 -12.32

370.6 502.2 784.0 723.8 712.3 440.0 5.36 -38.23

3 Tembaga Lembaran (Sheet, Foil)

0.9 1.3 4.1 1.2 1.1 1.4 0.71 29.65

2.4 3.1 9.1 38.6 67.5 25.3 90.20 -62.60

4 Produk Tembaga lainnya

24.1 180.3 71.7 64.1 43.7 47.9 -2.60 9.46

167.0 250.2 511.7 802.4 498.7 1,001.0 38.79 100.71

125 TABEL 5.38 : IMPOR TEMBAGA DAN OLAHANNYA

Ribu Ton Juta US$

No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Trend (%) Perub. (%)

2009-08

Produk Tembaga

50.0 78.0 46.4 47.6 167.5 160.3 21.24 -4.32

122.4 154.6 244.9 274.8 998.4 542.9 61.16 -45.62

1 Copper Catode

15.6 20.8 17.3 7.9 63.7 44.1 20.23 -30.74

30.6 49.9 107.8 53.7 478.0 220.2 74.51 -53.93

2 Tembaga Batangan (Bar, Profile, Kawat)

19.9 23.6 16.8 24.3 38.9 28.1 14.70 -27.75

50.7 58.7 78.5 133.7 246.6 134.9 49.01 -45.31

3 Tembaga Lembaran (Sheet, Foil)

9.1 11.6 7.1 8.2 26.4 16.3 19.47 -38.06

26.1 28.7 35.0 41.0 156.2 89.5 48.23 -42.67

4 Produk Tembaga lainnya

5.4 22.0 5.3 7.2 38.5 71.7 32.70 86.07

15.0 17.3 23.7 46.4 117.6 98.2 66.48 -16.46

126 5.5.3 Kajian Peningkatan Nilai Tambah

Indonesia termasuk negara produsen tembaga yang tentunya didukung oleh sumberdaya dan cadangan yang besar. Gambaran keberadaan Indonesia dalam perdagangan dunia cukup menonjol dengan menempatkan PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara dalam jajaran 20 produsen tembaga skala dunia.

Nilai tambang tembaga secara nyata meningkat dari bijih tembaga diolah menjadi konsentrat tembaga kemudian dapat dilebur menjadi produk katoda tembaga dengan produk sampingnya antara lain anode slime yang bernilai ekonomis.

Nilai tambah dari penambangan dan pengolahan di PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara secara fisik ialah mengubah raw material bijih tembaga menjadi konsentrat tembaga dan terjadi peningkatan kadar. Untuk tahun 2010 PT Freeport Indonesia dapat meningkatkan kadar Cu dalam bijih dari 0.82% dinaikkan menjadi 24,56% dalam konsentrat.

Demikian pula, kadar Au dari 0,91gr/ton menjadi 24,01 gr/ton, dan kadar Ag dari 2,52 gr/ton menjadi 67,10 gr/ton.

Sebagai konpensasi pemberian hak pengusahaan untuk menambang, pemerintah mendapat royalti yang berasal dari konsentrat tembaga dan kandungan emas serta perak. Tahun 2008, pemerintah mendapat royalti dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara masing masing sebesar US$ 115,950,900.22 dan US$ 12,136,619.62. Tahun 2010 royalti dari PT Freeport Indonesia meningkat menjadi US$ 185 juta.

Adapun kontribusi dana kemitraan dari tahun ketahun umumnya terjadi peningkatan, dan tahun 2010 sekitar US$ 70 juta.

TABEL 5.39

PERKEMBANGAN PENERIMAAN NEGARA DARI PT FREEPORT INDINESIA, TAHUN 1992-2010 Jenis Penerimaan

1992-2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 TOTAL

Dividen Pemerintah 143 4 5 5 9 112 159 216 49 213 169 1,085

Royalti 209 28 28 36 38 82 146 164 121 128 185 1,164

Pajak dan Pungutan lainnya** 1,284 161 161 294 213 686 1,294 1,425 1,039 1,013 1,569 9,139 TOTAL

1,635 193 194 334 260 881 1,600 1,805 1,209 1,354 1,922 11,387

127

TABEL 5.40

MANFAAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PT FREEPORT INDINESIA, TAHUN 1992-2010

Dari data yang ada baik dari PT Newmont Nusa Tenggara maupun PT Freeport Indonesia, kemudian diolah untuk memperkirakan besarnya nilai tambah dari adanya aktivitas penambangan tembaga hingga konsentrat, dan hasilnya sekitar US $ 8.534 per ton, di antaranya berupa penerimaan negara US $ 3.226 per ton (Tabel 5.41).

Adapun nilai tambah dari pengolahan di PT Smelting Gresik secara fisik ialah mengubah konsentrat menjadi copper cathode (katoda tembaga), dimana kadarnya (copper grade) dari 28 – 30% dinaikkan menjadi 99,99%. Jadi untuk logam tembaga mulai dari raw material bijih dinaikkan menjadi konsentrat, sampai produk akhir, sudah bisa dilakukan di Indonesia.

Lebih dari itu, efek lain ialah dari PPh 21 dan PPh 25 yakni pajak penghasilan karyawan dan pajak penghasilan badan, yang bisa langsung dibayarkan ke negara, juga multiplier effect bagi penyerapan lebih kurang 1.500 orang tenaga kerja, berikut CSR (Corporate Social Responsibility) dan program Community Development untuk daerah sekitar lokasi pabrik.

Demikian pula sumbangsihnya pada industri hilir, dimana copper cathode sebagian besar akan diproses menjadi kabel. Ada beberapa pelanggan domestik yang mendapatkan suplai copper cathode dari PT Smelting Gresik, yakni Tembaga Mulia Semanan, GT Kabel, KSI (Karya Sumiden Indonesia), dan MTU (Multi Tembaga Utama).

Dari proses pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga, selain menghasilkan logam tembaga juga menghasilkan lumpur anoda (anoda slime), yaitu sisa proses pengolahan yang masih mengandung unsur-unsur mineral ikutan yang bernilai ekonomi tinggi. Produk samping lumpur anoda tersebut diekspor ke Jepang untuk diproses lebih lanjut.

Manfaat Langsung dan Tidak Langsung 2010 1992 - 2010