2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.9 Tablet
Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat anti kelat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid dibuat dengan atau tanpa bahan atau bahan tertentu yang dipilih guna membantu dalam proses dan untuk menciptakan sediaan tablet yang dikehendaki (Siregar dan Wikarsa, 2010). Karena popularitasnya yang besar dan penggunaannya yang sangat luas sebagai sediaan obat, tablet terbukti menunjukan suatu bentuk yang efisien, sangat
praktis dan ideal untuk pemberian zat aktif secara peroral. Pada umumnya tablet adalah bentuk obat untuk orang dewasa yang paling luas diterima karena berbagai keuntungan dan keterbatasan.
Tabel 2.1 Keuntungan dan keterbatasan tablet
Keuntungan Keterbatasan
Rasa obat yang pahit dibuat agar dapat diterima bahkan enak dengan menutup keseluruhan tablet atau granul dengan suatu salut pelindung yang cocok.
Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa sehingga lebih baik dijadikan kapsul.
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan.
Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
Tablet adalah suatu bentuk sediaan unit dosis dan memberikan kemampuan terbesar diantara semua bentuk sediaan oral, presisi dosis zat aktif yang tepat, dan variabilitas kandungan zat aktif yang paling kecil.
Zat aktif dengan pembasahan yang buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat dosis yang besar, atau kombinasi sifat-sifat tersebut mungkin sulit atau tidak mungkin diformulasi dan dibuat sebagai sediaan tablet yang akan memberikan ketersediaan hayati zat aktif yang memadai.
Sediaan tablet terdiri dari atas zat aktif dan eksepien. Ada beragam zat aktif dan eksipien. Ada beragam zat aktif dan eksepien yang terdapat dalam berbagai formulasi sediaan tablet, masing masing mempunyai sifat fungsi tertentu.
11
Eksipien merupakan zat inert secara fisik, kimia dan farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk membantunya memenuhi persyaratan proses teknologi; persyaratan spesifikasi teknis, fisik, penampilan, persyaratan mutu resmi (farnakope), dan juga persyaratan tidak resmi yang ditetapkan oleh pabriknya sendiri. Eksipien biasanya berfungsi sebagai: a) pengisi, b) pengikat, c) penghancur dan d) pelincir
Semua eksepien tablet harus memenuhi kriteria tertentu dalam formulasi seperti :
Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara dimana produk akan dipasarkan.
Harus tersedia dalam jumlah yang cukup disemua negara tempat produk itu dibuat.
Harganya harus cukup murah.
Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya, sukrosa), atau karena komponen (misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
Secara fisiologis harus inert/netral.
Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
Harus bebas dari segala jenis mikroba.
Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
Tidak boleh mengganggu bioavaibilitas obat
Zat pengisi
Zat pengisi adalah suatu zat inert secara farmakologis yang ditambahkan kedalam suatu formulasi sediaan tablet bertujuan untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Penyesuaian bobot dilakukan untuk menambah bobot sediaan tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk memenuhi ruah tablet. Contoh zat pengisi yaitu laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal (Siregar dan Wikarasa, 2010).
Zat pengikat (binder)
Zat pengikat ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk menambah kohesivitas serbuk sehingga memberi ikatan yang penting untuk membentuk granul yang di bawah pengempaan akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang disebut tablet. Bahan pengikat dan perekat yang umum pada tablet diantaranya akasia (gom), derivat-derivat selulosa, gelatin, glukosa, polivinilpirolidon (PVP), amilum pasta, amilum yang diberi gelatin sebelumnya, natrium alginat dan derivat, sorbitol, tragakan (Siregar dan Wikarasa, 2010).
Zat penghancur (disintegrant)
Zat penghancur adalah istilah yang diterapkan pada berbagai zat yang ditambahkan pada granulasi tablet yang bertujuan menyebabkan tablet dikempa pecah jika ditempatkan dalam lingkungan berair. Mekanisme kerja zat disintegran sebagai penghancur tablet pada umumnya terdiri atas tiga teori klasik:
a. Disintegran membentuk lorong lorong kecil diseluruh matirks yang memungkinkan air ditarik kedalam struktur dengan kerja kapiler sehingga tablet pecah
b. Konsep yang popular berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati pada pemaparan dengan air, suatu fenomena yang secara fisik memutuskan ikatan partikel-partikel dalam matriks tablet
c. Reaksi kimia pelepasan gas menghancurkan struktur tablet
Bahan penghancur yang umum pada tablet diantaranya amilum, derivat-derivat amilum, tanah liat, selulosa, derivat-derivat-derivat-derivat selulosa, alginat, PVP berikatan silang (Siregar dan Wikarasa, 2010).
Pelincir, Anti Adhesive dan Pelicin
Ketiga jenis bahan ini dibicarakan bersama karena fungsinya yang tumpang-tindih. Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelincir dan pelicin. Perbedaan ketiganya sebagai berikut: suatu pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die, pada saat tablet ditekan ke luar. Anti lekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk atau granul pada
13
permukaan punch atau dinding die. Pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel (Lachman, 1994). Bahan pelincir yang umum pada tablet diantarnya derivat-derivat silika, talk, tepung jagung (Siregar dan Wikarasa, 2010).
2.1.10 FDT (Fast Dissolving Tablet)
Fast Dissolving Tablet yang hancur dimulut dalam waktu kurang dari 30 detik. Parameter tambahahan yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan Fast Dissolving Tablet yaitu sifat fisik tablet meliputi ukuran tablet, bobot tablet, kekerasan, kerapuhan dari Fast Dissolving Tablet (US Departement of Health and Human Services, 2008).
Cairan yang digunakan untuk disintegrasi tablet adalah air liur dari pasien tersebut. Tablet yang telah hancur akan menjadi pasta yang lembut atau suspensi cair yang memberikan rasa yang nyaman dimulut dan dapat ditelan dengan lancar (Kumar dkk., 2011).
Fast Dissolving Tablet melibatkan mekanisme berikut untuk mencapai karakteristik tablet yang cepat hancur yang diinginkan :
a. Air harus cepat masuk ke dalam matriks tablet yang menyebabkan disintegrasi yang cepat dan segera terdisolusi.
b. Penggabungan disintegran yang tepat atau eksipien yang sangat larut air dalam formulasi tablet.
c. Terdapat beberapa mekanisme yang disebutkan dapat membuat tablet pecah menjadi partikel yang lebih kecil yang kemudian menghasilkan suatu larutan atau suspensi obat. Mekanisme adalah: High swellability of disintegration, reaksi kimia dan aksi kapiler (Nagar dkk., 2011)
d. Sebagian konsentrasi dari obat tersebut sudah diabsorpsi dimulai dari mulut, faring, dan kerongkongan dalam bentuk saliva kemudian menuju ke bagian
abdomen, sehingga terjadi suatu peningkatan dalam bioavailabilitasnya (Paul dkk., 2011)
Fast dissolving tablet memiliki kelebihan sebagai berikut :
Kemudahan administrasi untuk pasien yang tidak dapat menelan, seperti orang tua, korban stroke dan pasien terbaring di tempat tidur; pasien yang seharusnya tidak menelan, seperti pasien gagal ginjal; dan yang menolak untuk menelan, seperti pediatri, geriatri dan pasien kejiwaan.
Kepatuhan pasien untuk pasien cacat yang terbaring di tempat tidur dan untuk orang-orang yang sedang berpergian atau sibuk yang tidak tersedia air
Terasa enak dalam mulut untuk sistem pemberian obat dalam mulut dan membantu mengubah tampilan dasar obat
Kenyamanan administrasi dan dosis yang akurat dibandingkan dengan formulasi sediaan cair
Manfaat obat cair dalam bentuk sediaan padat
Penyerapan obat lebih cepat dari daerah sebelum lambung yaitu mulut, faring dan esophagus yang dapat meningkatkan onset kerja obat
Penyerapan pra-lambung dapat menghasilkan peningkatan bioavaibilitas, mengurangi dosis dan peningkatan kinerja klinis dengan mengurangi efek samping (Kumar dkk., 2011).
Fast dissolving tablet memiliki kekurangan sebagai berikut:
FDT biasanya memiliki kekuatan mekanik yang kurang memadai. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang hati-hati (Kumar dkk., 2011).
FDT dapat meninggalkan rasa tidak enak atau rasa seperti butiran di mulut jika tidak diformulasikan dengan baik (Kumar dkk., 2011).
FDT memiliki sifat higrokopis sehingga perlu ditempatkan ditempat kering (Nagar dkk., 2011)
Eksipien pada sediaan FDT pada umumnya sama dengan komponen pada tablet biasa. Tetapi biasanya superdisintegran ditambahkan ke formulasi obat untuk
15
memfasilitasi pecahnya atau disintegrasi tablet menjadi partikel yang lebih kecil yang dapat larut lebih cepat daripada tanpa disintegran (Paul dkk., 2011).
Pada evaluasinya pun sama dengan tablet biasa, akan tetapi terdapat penambahan evaluasi khusus pada sediaan ODT, yaitu: Wetting time dan water absorption ratio (R)
Pengujiannya dilakukan dengan mengambil kertas saring yang kemudian dilipat dua kali dan ditempatkan di cawan petri yang mengandung 6 ml saliva buatan dengan pH 6.8. Tablet kemudian dengan hati-hati diletakkan di atas tisu di dalam cawan petri. Wetting time dilihat dari waktu yang dibutuhkan air untuk mencapai permukaan atas dari tablet dan tablet basah secara keseluruhan. Kemudian water absorption ratio (R) ditentukan berdasarkan persamaan dibawah ini:
𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 × (𝝎𝒂− 𝝎𝒃)/𝝎𝒃′
Dimana wb dan wa, menyatakan bobot tablet sebelum dan sesudah proses penyerapan air, secara berturut-turut (Pawar, 2014).
2.1.11 Superdisintegran
Disintegran adalah zat yang ditambahkan ke tablet dan beberapa formulasi untuk mendorong pecahnya tablet 'menjadi fragmen-fragmen kecil dalam lingkungan berair dengan meningkatkan luas permukaan yang tersedia dan mendorong rilis lebih cepat dari zat obat (Mohanachandran, 2011). Superdisintegran adalah disintegran, yang dapat digunakan dalam jumlah yang lebih kecil dari disintegran yang normal untuk mendapatkan efek yang sama (Paul dkk., 2011)
Mekanisme kerja dari superdisintegran adalah sebagai berikut : a. Swelling (Mengembang)
Meskipun tidak semua disintegran efektif mengembang ketika kontak dengan air, swelling diyakini mekanisme di mana agen disintegran tertentu (seperti pati) memberi efek disintegrasi. Dengan mengembang ketika kontak dengan air, ikatan dengan bahan lain di tablet dapat dikurangi sehingga menyebabkan tablet hancur.
b. Penyerapan air (Wicking)
Disintegran yang tidak mengembang diyakini untuk memberikan mekanisme disintegrasi mereka melalui porositas dan kapiler. Porositas tablet memberikan jalur untuk penetrasi cairan ke tablet. Partikel disintegran (dengan kekompakan dan kompresibilitas yang rendah) sendiri bertindak untuk meningkatkan porositas dan menyediakan jalur kedalam tablet. Cairan dibuat masuk ke dalam jalur ini melalui aksi kapiler dan pecahnya ikatan interpartikulat sehingga menyebabkan tablet pecah.
c. Deformasi
Butir pati umumnya dianggap "elastis" di alam yang berarti bahwa butir yang cacat di bawah tekanan akan kembali ke bentuk aslinya ketika tekanan hilang. Tapi, dengan kekuatan kompresi yang terlibat dalam tablet, butir ini diyakini berubah bentuk lebih permanen dan dikatakan "kaya energi" dengan energi ini dibebaskan setelah terpapar air. Dengan kata lain, kemampuan untuk pati untuk membengkak lebih tinggi pada "kaya energy" butir pati daripada bagi butir pati yang belum mengalami deformasi di bawah tekanan. Diyakini bahwa tidak ada mekanisme tunggal bertanggung jawab untuk tindakan kebanyakan disintegran. Melainkan, lebih cenderung hasil dari antar-hubungan antara mekanisme utama (Mohanachandran, 2011).
Superdisintergan memiliki beberapa macam tipe yaitu:
a. Alami
Material yang berbasis tanaman berfungsi sebagai alternatif untuk produk sintetis karena alasan berikut:
mudah didapatkan
Ramah lingkungan
Dapat diterima oleh tubuh
Sumber Terbarukan dan harga rendah dibandingkan dengan produk sintetis
Contoh dari superdisintegran yang berasal dari alam adalah : Locust bean gum, Xanthan gum dan Chitosan gum Arabic
17
b. Sintetik
Kelebihan dari superdisintegran sintetik adalah:
Efektif dalam konsentrasi rendah dari pati.
Kurang berpengaruh pada kompresibilitas dan aliran kemampuan.
Intragranular lebih efektif
Contoh dari superdisintegran sintetik yaitu Sodium starch glycolate, Crosspovidone dan Crosscarmellose Sodium
c. Co-processed superdisintegrants
Co-processing didasarkan pada konsep baru dari dua atau lebih eksipien berinteraksi pada tingkat sub partikel, yang tujuannya untuk memberikan peningkatan fungsi yang sinergi serta menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien.Contoh dari Co-processed superdisintegrants yaitu : Ludipress (lactose monohydrate, polyvinylpyrrolidone and crospovidone), Starlac (lactose and maize starch), Starcap 1500 (corn starch and pregelatinized starch), Ran Explo-C (microcrystalline cellulose, silica and crospovidone) , Ran Explo-S (microcrystalline cellulose, silica and sodium starch glycolate)
Crosscarmellose Sodium
Kapasitas pengembangan tinggi, efektif pada konsentrasi rendah (0,5-2,0 dapat digunakan sampai dengan 5.0%) Crosscarmellose Sodium digambarkan sebagai polimer cross-linked dari karboksimetilselulosa. Terlepas dari perbedaan antara pati dan cellulose polymer backbones, ada perbedaan antara proses sintetis yang digunakan untuk memodifikasi polimer. Paling penting, Crosscarmellose Sodium lebih tinggi kapasitas pengembangannya dari natrium pati glikolat, dan mekanisme cross-linking yang berbeda (Bala, 2012).
2.2. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
Konsentrasi superdisintegran dalam formulasi Fast dissolving
tablet ekstra teh hitam
Waktu Hancur
19
20 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah true experiment. Kelompok subyek dipilih secara random, adanya kelompok kontrol terhadap kelompok uji yang diberi perlakuan.
Dilakukan 4 perlakuan terhadap kelompok uji yaitu pemberian superdisintergran crosscarmelose sodium dengan konsentrasi 2%,4%,6% dan 8%. Sedangkan untuk kelompok kontrol negatif tidak diberikan superdisintegran dan untuk kontrol positif merupakan sediaan Fast dissolving tablet dipasaran
3.2. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini digunakan post test only design, yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama terhadap kelompok uji dan kelompok kontrol, setelah perlakuan diberikan kepada kelompok uji. .Dilakukan 4 perlakuan terhadap kelompok uji yaitu pemberian superdisintergran crosscarmelose sodium dengan konsentrasi 2%,4%,6% dan 8%. Sedangkan untuk kelompok kontrol negaif tidak diberikan superdisintegran dan untuk kontrol positif merupakan sediaan Fast Dissolving Tablet dipasaran
21
Tabel 3.1 Skema Rancang Penelitian
Pre-test Treatment Post-test K
K : Kontrol negatif, yaitu blanko formula yang dibuat tanpa superdisintegran.
E : Eksperimen, dilakukan pembuatan 4 formula dengan perbedaan konsentrasi superdisintegran yang digunakan.
R : Random, pengambilan sampel dilakukan secara acak.
T0 : Dibuat sediaan Fast dissolving tablet ekstrak teh hitam tanpa superdisintegran T1 : Sediaan Fast dissolving tablet yang ada dipasaran
T2 : Fast dissolving tablet ekstrak teh hitam dengan konsentrasi 2%
O : Observasi, dilakukan pengujian waktu hancur pada masing-masing treatment (T0-T).
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Fast Dissolving Tablet Ekstrak Teh hitam dengan penggunaan superdisintegran Croscarmellose Sodium dengan konsentrasi 2%, 4%, 6% dan 8%
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi dengan cara simple random sampling. .
3.4 Tempat dan Waktu 3.4.1 Tempat
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung.
3.4.2 Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016.
3.5 Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari uji waktu hancur dari sediaan Fast dissolving tablet ekstrak teh hitam
3.5.1 Alat
Timbangan analitik (Mettler Toledo) Rotary Evaporator, Kantong Plastik, Toples , ayakan mesh 60, ayakan mesh 12, jangka sorong (Mitutoyo), alat cetak tablet (Erweka), friability tester (Labindia FT 1020), disintegration tester (Erweka), gelas ukur (Pyrex), hardness tester (Erweka), Oven Listrik ,cawan petri, gelas kimia, batang pengaduk, gelas ukur, blender dan pH meter
23
3.5.2 Bahan
Ekstrak kental teh hitam, Crosscarmellose sodium, Laktosa , Magnesium Stearat, PVP, Etanol 70%, Etanol 96%, saliva buatan, Aquadest
3.5.3 Formulasi
Tabel 3.2. Formula Fast Dissolving Tablet ekstrak teh hitam
3.5.4. Prosedur Kerja Ekstraksi Teh Hitam
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi. Serbuk simplisia teh hitam (Camellia Sinensis L) sebanyak 288, 2372 gram dimasukkan ke dalam toples, ditambahkan pelarut etanol 70% sampai serbuk simplisia terendam. Pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2,5 cm dari permukaan serbuk. Proses maserasi ini dilakukan selama 5x24 jam sambil diaduk dan sesekali pelarutnya diganti. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator pada suhu 40-500C hingga diperoleh 30 ml ekstrak kental etanol 70% teh hitam (camellia sinensis L).
Proses pembuatan fast dissolving tablet ekstrak teh hitam adalah sebagai berikut:
Bahan F0
Laktosa, crosscarmellose sodium,, talk dan magnesium stearat diayak menggunakan ayakan mesh 60. Bahan-bahan tersebut ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Crosscarmellose sodium dan laktosa sebagai fase dalam dimasukan kedalam wadah plastik kemudian dilakukan mixing secara geometris ad homogen selama 5 menit. PVP yang telah dilarutkan dengan etanol 96%
ditambahkan ke dalam fase dalam kemudian tambahkan juga ekstrak teh hitam dan kemudian tetesi etanol sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa kepal. Massa kepal kemudian diayak dengan menggunakan mesh 12 untuk memperoleh granul.
Granul dikeringkan di oven pada suhu 40-500C hingga mendapatkan nilai moisture content 2-4%. Granul yang memenuhi syarat dicampurkan dengan talk dan magnesium stearat. Mixing selama 2 menit
Massa siap cetak kemudian dicetak dengan menggunakan mesin tablet denga bobot 300 mg/tablet.
Gambar 3.1 Bagan Alir cara kerja Diayak semua mesin tablet dengan bobot 300
mg/ tablet
25
Evaluasi sediaan
Evaluasi granul a. Kompresibilitas
50 gram massa granul tablet dimasukkan dalam gelas ukur 100 ml, lalu diukur volumenya (V1). Kemudian BJ nyata dihitung dengan rumus:
𝐵𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑉1) .
Setelah itu dilakukan pengetukan sebanyak 500 kali dari ketinggian 2,5 cm sampai volume tetap (V2) . BJ mampat dihitung dengan rumus:
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑉2)
Kompresibilitas dihitung dengan rumus: %𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 \
Tabel 3.3. Skala persentase kompressibilitas
% kompresibilitas Sifat aliran
5-15 Baik sekali
12-16 Baik
18-21 Agak baik
25-32 Buruk
33-38 Sangat buruk
>40 Sangat-sangat buruk
Sumber: Siregar dan Wikarsa 2010
b. Uji Waktu Alir
Granul seberat 25 g dituang pelan-pelan ke dalam corong pengukur lewat tepi corong. Tutup corong dibuka pelan-pelan, granul dibiarkan mengalir keluar. Waktu dicatat dengan stopwatch sampai semua granul mengalir keluar. Kecepatan alir dihitung dengan satuan g/waktu. Biasanya kecepatan alir < 10g/detik dianggap baik (Siregar dan Wikarsa, 2010).
c. Sudut Diam
Granul yang jatuh dari pengukuran sifat alir diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan panjang dari granul. Nilai sudut diam kurang dari atau sama dengan 300 menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 400 daya mengalir kurang baik (Lachman, 1994).
d. Penentuan kadar air
Dua gram sampel yang telah dikeringkan , masukkan ke dalam cawan yang telah disiapkan, tutup cawan MB (moisture balance) tunggu hingga kelembaban dari sampel sampai nilai kadar air konstan.
Evaluasi Fast Dissolving Tablet a. Uji Organoleptik
Mengamati Penampilan tablet melalui panca indera b. Keseragaman bobot
Sejumlah 20 tablet ditimbang secara seksama satu persatu, kemudian dihitung bobot rata-rata. Persyaratannya tidak 2 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata -rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari harga yang ditetapkan kolom B (Depkes RI, 1995).
27
Tabel 3.4. Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
Tablet dimasukkan ke dalam alat Hardess tester, kemudiaan alat diputar hingga didapatkan angka atau nilai kekerasan. Persyaratan kekerasan FDT adalah 0,1- 3 Kg/cm2 (Izza dan Khawla,2004).
d. Keseragaman ukuran
Pemeriksaan dilakukan terhadap diameter dan tebal tablet. Pengukuran dilakukan dengan alat jangka sorong. Diameter tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang 1 1/3 kali tebalnya tablet (Depkes RI, 1995).
e. Uji kerapuhan
Kerapuhan tablet dilakukan dengan membersihkah 20 dari debu tablet kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam friabilator tester. Alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per menit. Setelah itu, tablet dibersihkan dari debu lagi dan ditimbang (Nagar dkk., 2011). Persayaratan kerapuhan FDT kurang dari 1% (Izza dan Khawla,2004).
f. Uji wetting time
Sepotong kertas tisu dilipat dua kali disimpan dalam cawan petri kecil (diameter antar 5,5 cm) yang mengandung 6 ml air liur simulasi (pH 6,8). Eosin, pewarna larut air, ditambahkan ke cawan petri. Tablet ini ditempatkan pada kertas tisu dan dibiarkan terbasahi. Waktu yang diperlukan untuk pembasahan sempurna tablet itu dicatat (Al-shadeedi, 2013).
g. Water Absorption Ratio
Kertas tisu dilipat dua kali dan ditempatkan dalam cawan petri kecil berisi 6 ml air saliva buatan. Tablet dimasukkan pada kertas dan waktu yang dibutuhkan untuk pembasahan sempurna diukur. Tablet ini dibasahi kemudian ditimbang kembali.
Water Absorption Ratio, R ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅 = 100𝑊𝑎−𝑊𝑏
𝑊𝑏
Dimana, Wb adalah berat tablet sebelum penyerapan air dan Wa adalah berat tablet setelah penyerapan air (Nagar dkk., 2011).
h. Uji waktu hancur
Uji ini merupakan lanjutan dari uji wetting time. Uji ini menghitung waktu dari awal tablet dimasukkan ke dalam cawan petri sampai tablet menjadi masa lunak kemudian catat waktunya sebagai waktu hancur (Batuy, dkk., 2007).
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan 2 cara, yaitu:
a. Pendekatan teoritis
Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan dalam pustaka
29
b. Pendekatan statistik
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Anova untuk membandingkan hasil evaluasi dari formula Fast Dissolving Tablet ekstrak teh hitam. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
30 4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Ekstraksi serbuk teh hitam
Hasil ekstraksi dari 288,2372 gram serbuk simplisia kering teh hitam (Camellia sinensis (L)) diperoleh ekstrak kental berwarna hitam sebanyak 29,0524 gram dengan rendemen ekstrak 10,0876 %
4.1.2. Hasil Evaluasi Masa Cetak
Evaluasi massa cetak meliputi kompressibilitas, waktu alir, sudut diam dan kadar air. Keempat evaluasi tersebut berfungsi untuk mengetahui kemampuan mengalir massa tablet yang dapat mempengaruhi keseragaman bobot tablet.
Tabel 4.1.Hasil Evaluasi Massa Cetak
Formula Jenis Evaluasi
Hasil perhitungan kompressibilitas massa cetak tablet yaitu 5,2945-10,8364
%. Berdasarkan tabel skala persentase kompressibilitas menunjukan aliran dari
31
rentang baik sekali, sehingga semua formula memenuhi persyaratan kompressibilitas yang baik.
Hasil evaluasi kadar air antara formula yaitu 1,8419-2,224%. Kadar formula 1 tidak memenuhi persyaratan kadar lembab tablet yang baik yaitu 2-4%. Sementara ke 4 formula lainnya memenuhi persyaratan kadar lembab yang baik.
Granul dari dari ke 5 formula memiliki sifat alir yang baik yang dapat dilihat
Granul dari dari ke 5 formula memiliki sifat alir yang baik yang dapat dilihat