• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dari proses perumusan strategi. Hasil yang didapatkan dari tahap input merupakan bahan untuk tahap pencocokan. Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE berupa total nilai tertimbang dicocokan dengan analisis matriks Internal Eksternal (IE), sedangkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal dicocokan dengan analisis SWOT. Hasil dari tahap pencocokan adalah alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh DFC.

4.7.1 Matriks IE

Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan. Dengan mengetahui posisi perusahaan, maka akan memudahkan proses pemilihan strategi yang mengacu pada kekuatan internal dan peluang eksternal. Berdasarkan matriks IFE, DFC memiliki total nilai tertimbang sebesar 3,000 yang mengindikasikan kemampuan yang rata-rata dari DFC dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada internal perusahaan. Sedangkan berdasarkan matriks EFE, DFC memiliki total nilai tertimbang sebesar 3,000 yang mengindikasikan kemampuan yang tinggi dari DFC dalam memanfaatkan beragam peluang dan mengatasi beragam ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses pemasaran produk. Bila kedua nilai tertimbang tersebut dipadukan dalam matriks IE, maka keduanya akan bertemu pada sel ke I (Gambar 6). Artinya strategi terbaik yang dapat dilakukan yaitu strategi tumbuh dan kembangkan. Strategi umum yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dan strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi ke samping.

Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik. Strategi yang dapat dilakukan oleh DFC, diantaranya dengan meningkatkan kegiatan promosi yang efektif seperti melakukan promosi secara tertulis dan mulut ke mulut, baik sengaja maupun tidak sengaja. Selain itu, DFC dapat melakukan pemasangan plank penunjuk lokasi yang menunjukkan keberadaan DFC.

Strategi pengembangan pasar adalah strategi memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. DFC dapat melakukan strategi pengembangan pasar dengan cara menambah pasar baru di daerah tertentu (di luar daerah Bogor) seperti Kalimantan atau Sulawesi. Strategi pengembangan produk yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru. Strategi ini dapat dilakukan oleh DFC dengan cara perbaikan kinerja karyawan dan pengembangan mutu benih agar benih yang dihasilkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Integrasi ke depan adalah memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau pengecer. Integrasi ke belakang adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Integrasi ke samping adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.

Total Rata-Rata Tertimbang IFE

Total Rata

-R

ata Tertimbang EFE

Kuat (3,0-4,0) Rata-rata (2,0-2,99) Lemah (1,0-1,99)

4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi (3,0-4,0) 3,0 I (Posisi DFC) II III Menengah (2,0-2,99) 2,0 IV V VI Rendah (1,0-1,99) 1,0 VII VIII IX Gambar 6. Matriks IE DFC 4.7.2 Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang menggambarkan bagaimana manajemen perusahaan dapat menyusun alternatif strategi dengan mencocokan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, akan terbentuk strategi yang sesuai dengan keadaan internal dan eksternal perusahaan. Dalam analisis SWOT terdapat empat alternatif strategi, yaitu strategi yang mencocokan kekuatan dengan peluang (SO), kekuatan dengan ancaman (ST), kelemahan dengan peluang (WO), serta kelemahan dengan ancaman (WT). Formulasi strategi dengan menggunakan analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tahap pencocokan dengan Matriks SWOT Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

1. Modal yang digunakan adalah modal pribadi (pemilik DFC) 2. Benih yang dihasilkan

memiliki kualitas yang baik

3. Proses produksi didukung oleh teknologi terbaru dibidang budidaya 4. Memiliki pelanggan tetap

Kelemahan (W)

1. Pemasaran produk masih terbatas

2. Kurangnya promosi penjualan

3. Produktivitas produksi masih rendah

4. Sumber Daya Manusia (SDM) Peluang (O) 1. Kebijakan pemerintah yang mendukung sektor perikanan 2. Adanya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi Strategi S-O 1. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih ikan.

2. Meningkatkan

permodalan agar mampu bersaing dengan

perusahaan lain yang sejenis dengan cara meningkatkan produksi. 3. Mempertahankan kualitas

dan meningkatkan kuantitas untuk mempertahankan pelanggan yang ada.

Strategi W-O 1. Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia. 2. Meningkatkan promosi yang dapat meningkatkan penjualan. 3. Menambah lokasi pemasaran. Ancaman (T) 1. Tingkat inflasi 2. Perubahan suhu,

kualitas air, dan iklim yang mempengaruhi benih

Strategi S-T

Memanfaatkan teknologi secara optimal untuk menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim.

Strategi W-T

Menjaga proses produksi secara intensif untuk menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim sehingga hasil produksi meningkat.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu :

)Strategi S-O

1. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih ikan. DFC dapat mencari informasi melalui teknologi dan komunikasi yang ada mengenai cara budidaya ikan patin. Hal ini dilakukan untuk pembelajaran agar dapat menjaga dan meningkatkan kualitas atau mutu dari benih yang dihasilkan.

2. Meningkatkan permodalan agar mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis dengan cara meningkatkan produksi. DFC diharapkan mampu meningkatkan permodalannya sendiri dengan cara mempromosikan produk yang dihasilkannya kepada para pengusaha pembesaran ikan patin. Tujuannya yaitu agar jumlah produksi dan penerimaan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan.

3. Mempertahankan kualitas dan meningkatkan kuantitas untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Strategi ini sangat penting dalam suatu usaha dalam melayani para pelanggan. Benih yang dihasilkan DFC memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga para pelanggan tetap loyal terhadap DFC.

)Strategi W-O

1. Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Adanya kelemahan yaitu produktivitas hasil produksi masih rendah yang disebabkan oleh tenaga kerja yang dimiliki belum sepenuhnya ahli dibidang pembenihan ikan patin, pelatihan dan peningkatan pengetahuan khususnya di bidang budidaya perikanan menjadi strategi yang dapat dilakukan oleh DFC.

2. Meningkatkan promosi yang dapat meningkatkan penjualan. Kebutuhan perlunya promosi yang dilakukan oleh DFC terlihat dari adanya peluang perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi. DFC dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi tersebut untuk melakukan promosi kepada para target pasar. Melalui media-media yang ada, seperti internet dan media elektronik dapat dijadikan tempat untuk melakukan promosi dari produk yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara promosi secara tertulis dan mulut ke mulut, baik sengaja maupun tidak sengaja. DFC dapat melakukan pemasangan plank penunjuk lokasi yang menunjukkan keberadaan DFC. 3. Menambah lokasi pemasaran. Strategi tersebut akan mempermudah

pemasaran benih untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di bidang transportasi akan sangat

membantu DFC dalam mendistribusikan benihnya ke daerah-daerah yang potensial seperti Kalimantan dan Sulawesi.

)Strategi S-T

Memanfaatkan teknologi secara optimal untuk menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim. Adanya ancaman perubahan suhu, kualitas air, dan iklim yang tidak menentu membuat DFC harus lebih intensif dalam memelihara benihnya. Sehingga DFC dapat memanfaatkan teknologi dibidang peralatan produksi untuk meminimalisir ancaman yang akan terjadi.

)Strategi W-T

Menjaga proses produksi secara intensif untuk menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim sehingga hasil produksi meningkat. DFC dapat lebih intensif dalam menjaga dan memelihara benih terutama jika benih diserang penyakit.

Dokumen terkait