• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV MANAJEMEN PERTUNJUKAN DAN LATIHAN PADUAN

4.1 Manajemen

4.1.3 Pelatihan

4.1.3.3 Proses latihan

4.1.3.3.3 Tahap Penggerakan

Data mengenai tahap latihan (penggerakan) yang dilaksanakan oleh paduan suara Elyoenai Choir diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap BPH dan penelitian lapangan. Dari hasil wawancara dan penelitian lapangan tersebut diperoleh informasi bahwa jadwal latihan ektrakurikuler paduan suara Elyoenai Choir adalah dua kali dalam satu minggu setiap hari kamis dan sabtu. Latihan dilaksanakan sepulang sekolah pada jam 15.00 s/d 17.00 pada hari kamis dan 14.30 s/d 17.00 pada hari sabtu.

Gambar 4.14 : Latihan untuk Festival Christmas Carol di Plaza Millenium (Sumber: Dokumen Elyoenai Choir)

Terdapat dua latihan pada ektrakurikuler paduan suara Elyoenai Choir, yaitu latihan rutin dan latihan khusus. Latihan rutin adalah kegiatan latihan rutin anggota ektrakurikuler paduan suara setiap minggunya yang dilaksanakan dua kali dalam satu minggu, sedangkan latihan khusus adalah kegiatan latihan yang hanya dilaksanakan pada saat akan mempelajari judul lagu yang baru dan pada saat akan mengikuti festival paduan suara. Tempat dan lokasi latihan ektrakurikuler paduan suara Elyoena Choir adalah ruang kelas yang berada di dalam gedung sekolah SMA Negeri 3 Medan. Tahap latihan ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu pemanasan dan mempelajari lagu dimana sebelum memulai pemanasan akan diawali dengan berdoa.

4.1.3.3.3.1 Pemanasan

Pemanasan merupakan tahap yang sangat penting. Pemanasan bertujuan untuk membuat tubuh dan pita suara dalam keadaan rileks sehingga pada saat bernyanyi siswa tidak tegang atau terlalu kaku dan dapat memproduksi suara yang optimal. Materi pada pemanasan ini terdiri dari peregangan fisik, sikap berdiri, pernapasan, artikulasi dan intonasi/pitch.

1. Peregangan fisik

Peregangan fisik ini dipimpin oleh salah satu anggota paduan suara yang kemudian mengarahkan anggota lainnya untuk meregangkan otot-otot kepala hingga kaki, seperti memutar kepala kekiri dan kekanan; memutar pundak;

menggerakan pergelangan tangan seolah-olah sedang mengibaskan air yang dari telapak tangan; memutar pinggang, lutut serta pergelangan kaki.

2. Sikap berdiri

Tahap ini akan dipimpin oleh pelatih dengan mengarahkan sikap tubuh kepada anggota. Seluruh anggota harus dalam sikap beridiri dan siap untuk bernyanyi. Pelatih akan memberikan arahan sekaligus mempraktikkan sikap berdiri yang baik pada saat bernyanyi yaitu dengan posisi yang nyaman tubuh harus lurus dan rileks, salah satu kaki sedikit dimajukan kedepan untuk menjaga keseimbangan, lutut dilonggarkan, dada dicondongkan ke depan dan tidak boleh bergerak naik dan turun pada saat menghirup ataupun menghembuskan napas,

perut dan bahu sedikit ditarik ke dalam. Kemudian anggota akan mempraktekan sikap tubuh yang telah diarahkan dan dicontohkan oleh pelatih.

Pelatih akan selalu mengingatkan sikap berdiri pada anggota karena sikap berdiri merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan oleh anggota dan agar anggota dapat lebih rileks pada saat bernyanyi.. Kondisi seluruh tubuh harus rileks dan tidak boleh kaku sepanjang bernyanyi. Bukan hanya secara fisik, secara psikispun anggota harus memiliki jiwa yang lentur dan tidak tegang serta memiliki pikiran yang positif untuk dapat larut dalam lagu yang sedang dinyanyikan.

3. Pernapasan

Pelatih mengajarkan kepada anggota bahwa pernapasan yang baik dan benar pada saat bernyanyi adalah menggunakan pernapasan diafragma. Pelatih akan memberikan arahan dan mepraktekan kepada anggota cara menggunakan pernapasan difragma yang benar adalah menghirup napas melalui hidung dan mulut secara bersamaan, dada tidak bergerak tetapi terasa mengembung ke arah samping, bahu tidak bergerak, jaga perut agar tetap kencang pada saat bernyanyi, pertahankan posis tubuh. Anggota akan mengikuti arahan dari pelatih dan jika dilakukan dengan benar maka hal ini akan membantu anggota untuk tetap merasa nyaman pada saat bernyanyi.

Bukan hanya mengarahkan dan mempraktekan, pelatih juga memberikan beberapa metode latihan kepada siswa untuk melatih pernapasan diafragma, yaitu:

i. 10 ketukan

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Tarik napas melalui hidung selama 10 ketukan

 Tahan napas selama 10 ketukan

 Hembuskan napas melalui mulut dengan konsonan “f” selama 10 ketukan

 Tahan napas selama 10 ketukan

 Ulangi kembali dari awal

 Lakukan sebanyak 3 sampai 5 kali

ii. 4 ketukan

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Menghirup udara melalui hidung sebanyak 4 kali dengan disentak mengikuti ketukan

 Hembuskan napas melalui mulut dengan konsonan “s” sebanyak 4 kali dengan disentak mengikuti ketukan

 Memfokuskan setiap tarikan dan hembusan napas pada area perut

 Ulangi sebanyak 3 sampai 5 kali

iii. Pernapasan anjing

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Hirup dan hembuskan napas dari mulut seperti sedang terengah-engah

 Lakukan dengan tempo yang konstan iv. 1 menit

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Menghirup napas melalui mulut dan hidung selama lima ketukan

 Tahan napas selama lima ketukan

 Hembuskan napas dengan konsonan “s” secara konstan selama satu menit

 Dapat berhenti jika diperlukan

4. Artikulasi

Pelatih mengajarkan kepada anggota paduan suara bahwa artikulasi merupakan komponen yang sangat penting ketika bernyanyi, saking pentingnya pelatih mengatakan bahwa jika seseorang sudah baik artikulasinya pada saat bernyanyi maka 50% teknik vokal sudah dikuasai. Pelatih mengatakan hal itu karena menganggap bahwa pada saat bernyanyi tujuan utamanya adalah agar orang-orang yang mendengar nyanyian tersebut mendapat pesan dari lagu yang sedang dinyanyikan, sehingga jika artikulasi pada saat bernyanyi tidak baik maka tujuan dari nyanyian tersebut tidaklah tersampaikan.

Pelatih juga memberikan metode latihan untuk melatih artikulasi kepada para anggota yaitu dengan vokal yi ye yo ya, berikut tahapan latihannya:

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Menyentuh kedua pipi dan sedikit menekannya

 Menarik napas melalui hidung dan menahannya pada diafragma selama beberapa ketukan

 Membunyikan pola nada:

Mengulangi pola nada tersebut dan memberikan modulasi setengah nada pada setiap pengulangannya. Dimulai dari nada dasar A sampai dengan Dis.

 Setiap polanya dilakukan dalam satu kali napas

 Latihan ini berfungsi untuk melatih resonansi mulut

Pelatih menggunakan keyboard untuk memandu anggota dalam melakukan vokalisasi dengan pola nada tersebut. Selain itu, untuk pembentukan setiap huruf vokal pelatih juga memberikan arahan sebagai berikut:

 Untuk membentuk vokal (a) mulut dibentuk seperti mengucapkan vokal (o)

 Untuk membentuk vokal (i) mulut dibentuk seperti mengucapkan hurd (u)

 Untuk membentuk vokal (u) pelatih menginstruksikan untuk membunyikan vokal (u) dengan membayangkan seperti sedang meminum minuman melalui sedotan

 Untuk membentuk vokal (e) pelatih mengarahkan agar bibir tidak terlalu lebar kekanan dan kekiri pada saat membunyikan vokal (e)

 Untuk membentuk vokal (o) pelatih tidak memberikan arahan khusus karena dianggap merupakan vokal yang aman

Gambar 4.15 : Peragaan Artikulasi Huruf Vokal (Sumber: Dokumen BPH Elyoenai Choir T.A 2019/2020)

Dalam memberikan arahan pelatih juga mempraktikan didepan anggota agar anggota lebih mudah dalam mengaplikasikannya.

5. Pitch

Pitch adalah nada yang dibunyikan yang sesuai dengan frekuensi yang telah ditetapkan oleh IMC (International Music Council). Berikut frekuensi dari tiap-tiap nada:

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia frekuensi berarti jumlah getaran gelombang suara per detik. Pada vokal manusia yang bertugas sebagai vibrator atau yang bergetar untuk menghasilkan suara adalah pita suara, maka jika seorang penyanyi membunyikan nada C maka pita suaranya akan bergetar sebanyak 264 kali dalam satu detik dan begitu seterusnya. Jika nada yang dibunyikan, sebagai contoh adalah nada G, memiliki frekuensi diluar dari 396 Hz maka nada tersebut dikatakan nada sumbang. Jika melebihi 396 Hz biasa disebut sharp/tajam dan jika kurang dari 396 Hz disebut flat.

Berdasarkan wawancara dan penelitian lapangan yang telah penulis lakukan terhadap BPH ekstrakurikuler paduan suara Elyoenai Choir, pelatih memberikan latihan pitch kepada anggota paduan suara dengan tujuan agar

anggota peka terhadap nada sehingga dapat mengontrol ketepatan nada agar tidak sumbang. Latihan pitch yang dilakukan oleh pelatih adalah sebagai berikut:

 Dalam posisi berdiri tegak dan salah satu kaki sedikit dimajukan ke depan

 Menghirup napas melalui mulut dan hidung kemudian menahannya selama beberapa ketukan

 Membunyikan:

Pola nada 1:

Pola nada 2:

Pola nada 3:

 Mengulangi pola nada tersebut dan memberikan modulasi setengah nada

pada setiap pengulangannya. Dimulai dari nada dasar A sampai dengan G.

Ketepatan dalam membunyikan nada dalam paduan suara merupakan suatu keharusan. Karena jika ada satu anggota saja yang membunyikan suara sumbang pada saat penyajian maka rusaklah penampilan paduan suara tersebut karena suara sumbang tersebut dapat mempengaruhi anggota lain yang berada disekitarnya.

Latihan yang telah diajarkan oleh pelatih sepatutnya bukan hanya dilakukan pada saat jadwal latihan tetapi dilakukan sesering mungkin baik diwaktu luang maupun sembari melakukan kegiatan lain dan diulang-ulang. Hal ini dapat meningkatkan kepekaan anggota untuk dapat melakukan perpindahan nada dengan tepat.

4.1.3.3.3.2 Mempelajari lagu

Tahap ini merupakan tahap yang berfokus untuk mempelajari materi lagu yang sebelumnya telah dipilih melalui diskusi antar pelatih dan BPH. Materi pada tahap ini terdiri dari membaca not dan syair lagu, pengelolaan napas, dinamika dan tempo, memadukan, dan keseimbangan.

1. Membaca not dan syair lagu

Ditahap ini pelatih akan mengajarkan notasi dan syair dari lagu yang akan dipelajari. Sesudah selesai tahap pemanasan pelatih akan memastikan bahwa

seluruh anggota memiliki partitur lagu, jika terdapat anggota yang tidak memiliki partitur dengan alasan belum menerimanya dari BPH maka pelatih akan megintstruksikan BPH untuk memberikan partitur kepada anggota tersebut, tetapi jika alasannya tertinggal atau hilang pelatih akan menginstruksikan anggota tersebut untuk memfotokopi partitur yang akan dilatih.

Gambar 4.16 : Contoh Materi Lagu yang Dipelajari oleh Paduan Suara Elyoenai Choir

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Pelatih akan memulai melatih tiap suara dimulai dari kelompok suara sopran, dilanjutkan dengan kelompok suara alto, kelompok suara tenor, dan kelompok suara bas secara berturut-turut. Pelatih mengawali latihan dengan menyanyikan notasi lagu pada satu kelompok suara sedangkan kelompok suara lain duduk ditempat dan berlatih sendiri terlebih dahulu. Pelatih akan menyanyikan notasi perbait, jika satu kelompok suara dianggap sudah bisa mengikuti notasi lagu dalam satu bait maka akan dilanjutkan dengan kelompok suara berikutnya, dan begitu seterusnya. Tetapi jika terdapat alumni paduan suara yang datang dan bergabung dalam latihan, pelatih akan meminta alumni tersebut untuk melatih kelompok suara tenor dan bas selama lebih kurang 15 menit sedangkan pelatih akan melatih kelompok suara sopran dan alto. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu karena durasi latihan yang terbatas karena biasanya untuk mempelajari notasi lagu membutuhkan dua hingga tiga kali pertemuan sebelum masuk kebagian syair lagu.

Jika seluruh kelompok suara dianggap telah bisa menyanyikan notasi lagu, maka tahap selanjutnya pelatih akan mengajarkan syair lagu pada anggota.

Latihan menyanyikan syair lagu ini cukup sama seperti melatih notasi lagu dimana pelatih akan memulai melatih kelompok suara sopran dengan menyesuaikan antara notasi lagu dengan syair lagu dan menyanyikannya perbait.

Jika satu kelompok suara dianggap sudah bisa menyanyikan satu bait syair lagu maka pelatih akan melanjutkan dengan melatih kelompok suara lainnya, dan begitu seterusnya.

Melalui latihan ini pelatih menuntut setiap anggota agar tidak bernyanyi dengan menghafal tetapi harus paham dan lancar unuk membaca notasi lagu terlebih dahulu baru kemudian masuk ke syair lagu.

2. Pengelolaan napas

Pelatih berpendapat bahwa pengelolaan napas pada sebuah paduan suara merupakan hal yang cukup sulit dikarenakan butuh kerjasama yang baik antar anggota untuk dapat menemukan waktu yang tepat untuk menghirup napas secara tidak bersamaan dengan anggota lainnya. Napas yang berlebihan ataupun kekurangan akan sulit dikontrol sehingga dapat menyebabkan nada yang sumbang ketika bernyanyi. Pengelolaan napas berguna untuk memastikan penyanyi memiliki suplai napas yang cukup sehingga lebih mudah untuk dikontrol ketika akan bernyanyi dengan nada yang panjang, pendek, keras ataupun lembut.

Berdasarkan wawancara yang penulis telah lakukan diperloeh data bahwa, pelatih mengajarkan kepada anggota untuk tidak boros napas ketika bernyanyi atau pelatih biasa menyebutnya dengan napas yang „bocor‟, melainkan mengarahkan anggota untuk bernyanyi dengan suara yang bulat dan tidak boros.

Selain tidak enak didengar karena adanya „desahan‟ ketika bernyanyi, napas yang boros juga dapat memperpendek nada yang sedang dinyanyikan yang memungkinkan terjadinya pemenggalan kata yang tidak enak didengar, sedangkan jika menggunakan napas yang benar nada dapat dibunyikan jauh lebih panjang.

Pelatih juga mempraktikkan bagaimana napas „bocor‟ yang dimaksudkan oleh pelatih sehingga anggota dapat mengerti dan tidak melakukan hal yang sama.

Pelatih menekankan kepada setiap anggota agar tidak menarik napas di waktu yang bersamaan sehingga menciptakan jeda yang seharusnya tidak ada.

Penarikan napas hanya boleh dilakukan pada not diam dan dengan pemenggalan kalimat dengan catatan untuk tidak menarik secara bersama-sama di waktu yang bersamaan

3. Dinamika dan tempo

Setelah pelatih menganggap bahwa anggota sudah menguasai notasi serta syair pada lagu yang sedang dilatih selanjutnya pelatih akan mengajarkan dinamika dan tempo. Pada tahap ini pelatih akan memulainya dengan mengajak seluruh anggota untuk melihat partitur serta mencari letak dari tanda dinamika pada partitur dan kemudian menandainya dengan tujuan agar dinamikanya tidak terlewat pada saat bernyanyi. Ketika seluruh tanda dinamika telah ditandai selanjutnya pelatih akan menjelaskan secara sangat singkat mengenai arti dari tiap dinamika tersebut sebagai pengingat dan kemudian akan mencontohkannya dengan menyanyikan bagian-bagian lagu yang terdapat tanda dinamika dan mengajak anggota untuk melakukan hal yang sama.

Setelah di beberapa tahap sebelumnya pelatih memperlambat tempo agar anggota dapat mengikuti arahan dengan mudah, pada tahap ini pelatih akan menggunakan tempo yang sesuai dengan partitur lagu. Pelatih akan mengajak anggota untuk melihat kembali partitur lagu apakah terdapat perubahan tempo di pertengahan lagu atau tempo pada lagu tersebut konstan hingga akhir. Jika temponya konstan maka pelatih akan mulai mendengarkan tempo dari aplikasi

„tempo‟ yang ada pada handphone pelatih, kemudian mengajak seluruh anggota untuk bernyanyi dengan tempo tersebut. Jika terdapat perubahan tempo di pertengahan lagu pelatih akan mencontohkan bagaimana perubahan temponya dengan menyanyikannya dan kemudian mengajak anggota untuk bernyanyi pada bagian perubahan tempo secara berulang-ulang agar anggota terbiasa dengan perubahan tersebut.

Pelatih menganggap bahwa tahap ini merupakan salah satu bagian terpenting untuk bisa menyajikan keindahan yang diharapkan dari partitur lagu.

Selain itu latihan ini dapat meningkatkan kekompakan dalam anggota karena seuruh anggota diharuskan untuk melakukan hal yang sama diwaktu yang bersamaan sehingga penyajian lagu terdengar rapi dan indah.

4. Keterpaduan

Untuk memadukan penampilan ektrakurikuler paduan suara Elyonai Choir pelatih akan memastikan seluruh anggota memiliki pemahaman yang sama dengan mengajarkan kembali dan memberikan contoh yang benar kepada anggota.

Pelatih menegaskan agar tidak ada suara yang menonjol pada saat bernyanyi, melainkan harus dengan dinamika, tempo, timbre, napas dan pitch yang sama sehingga dapat menciptakan keterpaduan yang indah. Untuk mendapat keterpaduan yang diinginkan pelatih akan mengajak seluruh anggota untuk mulai bernyanyi dari awal lagu. Jika didapatkan warna suara yang tidak sama pelatih akan menegur anggota yang dianggap memiliki warna suara yang berbeda

tersebut dan memberikan arahan bagaimana membentuk warna vokal yang seharusnya. Jika didapatkan dinamika yang tidak sesuai pelatih akan menghentikan nyanyian dan kemudian akan memfokuskan latihan pada bagian dinamika yang tidak sesuai tersebut secara terus menerus hingga seluruh anggota bernyanyi dengan dinamika yang seharusnya. Jika didapati pengambilan napas yang berantakan pelatih akan kembali menghentikan nyanyian dan memfokuskan latihan pada bait yang terakhir dan memberikan arahkan kepada anggota untuk menemukan waktu untuk menghirup napas yang tidak serentak dan menghindari pemenggalan kata. Jika didapatkan nada yang sumbang pelatih akan memfokuskan latihan pada kelompok suara yang terdapat suara sumbang didalamnya secara terus-menerus sehingga tidak terdapat lagi suara sumbang tersebut.

5. Keseimbangan

Selain memadukan, hal lain yang penting untuk dilakukan adalah menyeimbangkan suara antar setiap kelompok suara. Pelatih akan menyeimbangkan komposisi suara dengan melakukan seleksi jika tujuan latihan adalah festival, sedangkan jika tujuan latihan adalah untuk penampilan PA, kunjungan gereja atau yang lainnya pelatih akan mengizinkan seluruh anggota yang mengikuti latihan untuk ikut bernyanyi dengan memberikan catatan dan arahan tertentu.

Arahan dan catatan yang pelatih berikan jika seluruh anggota yang aktif dalam latihan ikut bernyanyi adalah untuk tetap menggunakan pendengaran pada

saat bernyanyi sehingga dapat mendengar power dari kelompok suara lainnya.

Jika dirasa suara dari kelompok suara lain tidak terdengar maka haruslah ada inisiatif untuk menyesuaikan power sehingga memiliki power yang sama dengan kelompok suara lainnya. Jika dengan seleksi, pelatih akan menentukan satu hari untuk melakukan seleksi diluar jadwal latihan. Anggota satu-persatu akan di tes dengan bernyanyi di depan pelatih, kemudian pelatih akan menilai kualitas suara, penguasaan notasi, kekuatan suara, dan lain-lain.

Kemudian pelatih akan membuat formasi barisan berdasarkan komposisi suara yang ada. Formasi akan terus berubah-ubah selama beberapa kali pertemuan sampai mendapat keseimbangan yang sesuai dengan keinginan pelatih. Tetapi pelatih biasanya akan memulai formasi menjadi dua barisan yang dimulai dengan alto pada bagian kiri, dilanjutkan dengan bas dan tenor, dan sopran di bagian kanan. Seluruh kelompok suara akan dibagi menjadi dua barisan di depan dan belakang.

Dokumen terkait