• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Tahap Studi (Study)

Tahap studi menggambarkan bagaimana kesesuaian tahap pelaksanaan dengan tahap perencanaan yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam upaya

continual improvement kinerjanya.

Dengan melihat hasil pelaksanaan perbaikan di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta didapat analisa:

C.1. Perbaikan Sistem

C.1.1 Pengembangan Pelayanan Farmasi Klinik

Pengembangan pelayanan farmasi klinik di Instalasi Farmasi masih terbilang baru sehingga dalam pelaksanaannya masih terbatas pada pelayanan farmasi klinik yang sifatnya masih sederhana. Di samping itu masih ditemui kendala dalam hal sumber daya manusia dalam pelaksanaan pengembangan farmasi kliniknya.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt.,:

“Farmasi klinik kita ibaratnya masih membuka hutan..masih banyak kendala yang kami rasakan baik dari sumber daya manusianya sendiri, kemudian sistem rumah sakit sendiri sepertinya masih harus kami perjuangkan. Terus terang untuk farmasi klinik ini instalasi gizi, instalasi radiologi yang akan masuk ke klinik ini memang agak susah”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

C.1.2 Pengembangan Computerize

Pengembangan computerize di Instalasi Farmasi terbilang efektif khususnya yaitu kegiatan pelayanan farmasi menjadi lebih mudah, baik dalam perhitungan obat atau perbekalan farmasi maupun dari pembuatan laporan-laporan menjadi lebih cepat.

Berikut hasil wawancara dengan Bp. Drs. Waluyo, apt.:

“Menurut saya efektif karena ini contoh misalnya dari tradisional dahulu pelayanan buat laporan secara manual. Dengan adanya LAN atau computerize itu bisa lebih singkat. Itu artinya efektif”. (Wawancara, 17 Juni 2009)

Akan tetapi, computerize farmasi klinik masih mengalami perbaikan karena harus mengikuti sistem di rumah sakit.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Dra. Suti Haryani, Apt. dalam wawancara sebagai berikut:

“Kalau yang kemarin kita LAN untuk farmasi ya, kemudian karena kita diarahkan untuk mengikuti sistem informasi manajemen (SIM)nya rumah sakit ya kita masih perbaikan sana, perbaikan sini tapi kita akan selalu diupdate terus”. (Wawancara, 31 Juli 2009)

C.2 Perbaikan Sasaran Mutu

Perbaikan sasaran mutu Instalasi Farmasi telah berjalan baik dimana hal ini dapat terlihat pada hasil capaian sasaran mutu baik dari parameter kepuasan pelanggan ataupun proses internal Instalasi Farmasi, bahwa target atau sasaran mutu telah tercapai. Hasil LKP juga menunjukkan bahwa ketidaksesuaian telah mampu dicari penyebabnya dan kemudian dapat terselesaikan. Dari hasil laporan- laporan tersebut dapat memberikan gambaran bagaimana efektivitas perbaikan.

Berikut wawancara dengan Bp. Drs. Joko Lestari, Apt.:

“Kita tahu efektif atau tidak ya dari sistem pelaporan. Jadi di mana kalau evaluasi itu laporannya gak bagus. Kita tidak tahu mana yang efektif atau yang tidak. Selain itu, sistem pelaporan secara tertulis disesuaikan dengan kinerja dan laporan lisan, ketidaksesuaian apa yang terjadi. Jadi semuanya berkaitan dengan laporan. Di Instalasi Farmasi sendiri setiap saat ada koordinasi staff disitu sebagai media untuk komunikasi, laporan tertulis dan laporan lisan disesuaikan. Meskipun target 100% belum tercapai, tapi untuk perbaikan oke”. (Wawancara, 3 Juni 2009)

Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt. juga memberikan tanggapannya:

“Efektivitasnya kita belum mengukur secara pasti ya. Sejauh ini ya setiap ada ketidaksesuaian, perbaikan yang kita lakukan ya berusaha menyelesaikannya, ya mungkin kadang hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi dapat diselesaikan dengan baik”. (Wawancara, 29 Mei 2009)

Hal tersebut ditambahkan Ibu Dra. Suti Haryani, Apt.:

“Perencanaan kita sudah efektif, sasaran mutu baik kepuasan pelanggan dan proses internal respon time telah berjalan baik. Yang masih belum efektif ya masalah sumber daya manusianya”. (Wawancara, 30 Juni 2009)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk perbaikan sasaran mutu Instalasi Farmasi RSDM Surakarta sudah cukup efektif yang dapat terlihat dari hasil capaian sasaran mutu yang telah mampu dicapai dengan baik.

C.3. Perbaikan Sumber Daya Manusia C.3.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan SDM Instalasi Farmasi masih belum bisa terpenuhi. Hal ini dikarenakan proses rekruitmen membutuhkan prosedur sehingga dalam perbaikannya membutuhkan waktu. Setelah analisa kebutuhan tenaga dibuat dan diserahkan ke direksi, Instalasi Farmasi menunggu pengadaan rekruitmen tersebut. Hal yang dilakukan sejauh ini dengan kondisi ketersediaan sumber daya manusia yang kurang adalah bagaimana internal farmasi mampu memanage sedemikian rupa kekurangan tersebut sehingga tidak mengganggu kegiatan pelayanan farmasi sambil menunggu proses rekruitmen tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu F Yovita Dewi, Ssi. Apt.:

“Iya tenaga kita masih belum terpenuhi, bisa dibilang itu. Tapi di sini ya tinggal pinter-pinternya kita kalau ada lowong kita ke pasien. Kalau masalah tenaga kan di mana-mana juga seperti ini”. (Wawancara, 23 Juli 2009)

C.3.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan perbaikan pengembangan kompetensi SDM di Instalasi Farmasi Surakarta telah berjalan baik. Dimana setiap ada kesempatan baik itu pelatihan-pelatihan, pendidikan maupun seminar-

seminar, SDM di Instalasi Farmasi diupayakan untuk mengikuti program tersebut.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt.:

“Efektif dari pelaksanaannya ya cukup menyelesaikan masalah cukup efektif. Tetapi ya masih ada kekurangan itu kan nanti ada perbaikan satu ada kekurangan dilanjutkan perbaikan selanjutnya seperti itu”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

Pelaksanaan atau efektivitas dari upaya continual improvement kinerja Instalasi Farmasi secara umum tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

i. Keterkaitan Dengan Bagian Lain

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit, Instalasi Farmasi tidak dapat berdiri sendiri. Demikian halnya dalam pelaksanaan perbaikan berkesinambungan, keterkaitan dengan bagian-bagian lain memberikan pengaruh.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt:

“Instalasi itu kan bagian dari rumah sakit ya mbak..unit yang terkait dengan banyak pihak. Misalnya untuk pengadaan barang itu kan Instalasi farmasi tidak berdiri sendiri, ada bagian keuangan untuk penanganan keuangannya, ada panitia pengadaan untuk pengadaan barang. Jadi Instalasi itu tinggal menerima sebenarnya. Jadi misalnya ada masalah disitu, barang dipending datang misalnya, kami tidak bisa menyelesaikan sendiri dan ini harus melibatkan bagian-bagian lain. Sedangkan untuk melakukan hal ini tidak hanya butuh waktu satu atau dua hari. Jadi keterkaitan ini menyebabkan perbaikan itu menjadi lama waktu untuk melakukannya. Itu suatu contoh saja, masih ada keterkaitan farmasi dengan bagian lain”. (Wawancara, 27 Mei 2009)

Hal senada diungkapkan Bp. Drs. Joko Lestari, Apt.:

“Keterkaitan dengan bagian lain sangat mempengaruhi, jadi Instalasi farmasi tugasnya mengelola barang, sedangkan uang itu tugasnya keuangan, kemudian kebersamaan kita dengan bagian yang lain itu berkaitan. Apabila dalam prosesnya tidak berjalan harmonis misalnya ya sangat mempengaruhi perbaikan”. (Wawancara, 3 Juni 2009)

ii. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam upaya

continual improvement kinerja, baik dari perencanaan sampai pada tindakan perbaikan. Instalasi farmasi masih menemui kendala pada sumber daya manusia sehingga berpengaruh pada perbaikan yang dilakukan.

Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Bp. Drs. Joko Lestari, Apt.:

“Hambatan kita sebenarnya SDM kita, SDM di sini yaitu kesetaraan masing-masing personal itu tidak sama. Jadi kadang yang satu bias jalan yang satu tidak. Itu karena ketidaksetaraan SDM yang ada di Instalasi Farmasi karena SDM berasal dari berbagai disiplin ilmu, ada ekonomi dan sebagainya. Jadi dalam pencapainya ada yang kurang memahami”. (Wawancara 3 Juni 2009)

Ibu Dra. Suti Haryani, Apt. menambahkan:

“Masalah yang dihadapi Instalasi Farmasi berkaitan dengan kurangnya sumber daya manusia. Apabila rekruitmen dilaksanakan dan hal tersebut tidak menjadi masalah lagi, saya rasa proses pelayanan farmasi serta pencapaian sasaran mutu juga akan berjalan dengan baik dan lancar”. (Wawancara, 30 Juni 2009) D. Tahap Tindakan (Act)

Tahap tindakan merupakan tindakan yang dilakukan Instalasi Farmasi RSDM Surakarta dengan melihat hasil dari ketiga tahap sebelumnya untuk kemudian dijadikan dasar bagi proses continual improvement berikutnya.

D.1. Perbaikan Sistem

D.1.1 Pengembangan Pelayanan Farmasi Klinik

Dengan melihat hasil sebelumnya di mana diketahui bahwa pelayanan farmasi klinik merupakan hal yang baru di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta, serta masih ditemui kendala baik itu sumber daya manusia, maupun sistem rumah sakit sendiri maka tindakan untuk perbaikan selanjutnya adalah mencoba mengatasi kendala-kendala tersebut. Selain itu, pengembangan pelayanan farmasi klinik untuk selanjutnya juga dilakukan dengan menjalin hubungan atau komunikasi yang lebih baik lagi antara pihak farmasi dengan dokter agar pelayanan farmasi klinik untuk kedepannya bisa lebih baik.

Berikut wawancara dengan Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt. :

“…sistem rumah sakit sendiri sepertinya masih harus kami perjuangkan. Terus terang untuk rumah sakit farmasi klinik ini seperti instalasi gizi, instalasi radiologi ini agak susah memang. Ya memang..ini kan baru jadi mana yang bisa diperbaiki karena ya memang baru”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

Penjelasan serupa juga diberikan oleh Ibu F Yovita Dewi, Ssi. Apt.” :

“…Cuma selama ini kan kita di Moewardi, hubungan farmasi dengan dokter masih kurang. Itu yang seharusnya dibuka sekarang ini”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

D.1.2 Pengembangan Computerize

Pelaksanaan computerize di Instalasi Moewardi telah berjalan baik karena terbukti efektif mampu mendukung kegiatan pelayanan farmasi, baik itu untuk perhitungan pengelolaan obat atau perbekalan farmasi menjadi lebih mudah ataupun dalam pembuatan laporan-laporan kegiatan pelayanan farmasi yang tidak lagi menggunakan cara manual.

Tindakan perbaikan selanjutnya yang berkaitan pengembangan

computerize di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta adalah computerize

diarahkan untuk mendukung pelayanan farmasi klinik. Jadi pelayanan farmasi klinik seperti pelayanan informasi obat, konseling ataupun pemantauan terapi obat dan sebagainya bisa dilayani melalui media on-line atau komputerisasi. Untuk Instalasi Farmasi tindakan untuk perbaikan

computerize farmasi kliniknya masih mencari format yang tepat dimana hal ini masih akan dibahas lebih lanjut lagi setelah adanya studi banding ke Surabaya. Dari studi banding ke Surabaya dimana Surabaya untuk pelayanan farmasi kliniknya telah berkembang baik, tentunya Instalasi Farmasi dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana Instalasi Farmasi akan membentuk LAN atau computerize untuk farmasi kliniknya.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt. :

“..computerize nantinya dapat dapat digunakan sebagai data base untuk pelayanan farmasi klinik juga. Kita (Instalasi Farmasi) akan kembangkan computerize ke arah itu”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

Hal senada juga dijelaskan oleh Ibu Dra. Suti Haryani dalam wawancara berikut:

“Kalau untuk computerize farmasi kliniknya kita masih mencari format yang tepat. Makanya nanti di Surabaya itu akan diketahui bagaimana kita akan membentuk LAN untuk farmasi klinik. Kita baru mencari bentuknya seperti apa”. (Wawancara, 31 Juli 2009) D.2. Perbaikan Sasaran Mutu

Sasaran mutu di Instalasi Farmasi terus ditinjau. Apabila sasaran nutu belum tercapai di satu waktu maka kan dilanjutkan perbaikan berikutnya. Dengan melihat hasil pelaksanaan capaian sasaran mutu Instalasi Farmasi seperti tersebut di atas, tindakan yang dilakukan untuk perbaikan selanjutnya yaitu dengan adanya evaluasi dimana target tersebut harus diupayakan dapat dipenuhi kembali bahkan ditingkatkan standarnya.

Tindakan yang dapat dilakukan seperti dengan adanya sosialisasi yang terus-menerus kepada seluruh sumber daya manusia yang ada di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta, agar sasaran mutu tersebut bisa dipahami dan untuk kedepannya sasaran mutu dapat tercapai.

Hal tersebut dimintakan pendapat Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt sebagai berikut:

“(untuk sasaran mutu tidak terpenuhi) internal berbenah sendiri sambil terus berkoordinasi mungkin ada bagian-bagian lain yang terkait dengan farmasi dan punya andil atau pengaruh terhadap ketidaktercapaianya itu. Jadi kita kan punya sasaran mutu untuk jangka waktu lima tahunan ya mbak ya..jadi tidak tercapai disatu waktu kita masih ada target atau waktu untuk bulan depan, terus diperbaiki terus. Jadi rencananya disesuaikan dengan target yang akan datang”. (Wawancara 27 Mei 2009)

Hal senada diungkapkan oleh Bp. Drs. Joko Lestari, Apt dalam wawancara berikut ini:

“(tindakannya dengan) mengupayakan agar itu tercapai, seperti adanya sosialisasi terus-menerus kepada seluruh jajaran sehingga sasaran mutu itu bias dipahami agar bisa tercapai. Hal ini dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan, tidak boleh berhenti. Selain itu standar akan selalu menaik, tidak mandeg dan akan selalu ditingkatkan. Saya rasa ini dinamis”. (Wawancara, 3 Juni 2009)

Ibu Dra. Suti Haryani, Apt juga menambahkan pernyataan sebagai berikut: “Untuk perbaikan sasaran mutu berikutnya, kita kan untuk respon time karena pada waktu bulan Maret itu kan sudah tercapai. Tapi alangkah lebih baiknya lagi dalam respon time kita evaluasi lagi, miasalnya untuk respon time dapat ditingkatkan standarnya”. (Wawancara, 31 Juli 2009)

D.3 Perbaikan Sumber Daya Manusia D.3.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan SDM Instalasi Farmasi yang masih belum terpenuhi dapat diatasi dengan tindakan rekruitmen. Akan tetapi proses rekruitmen sampai pada saat ini masih belum ada dimana Instalasi Farmasi masih menunggu proses tersebut. Analisa kebutuhan tenaga telah dibuat oleh Instalasi Farmasi untuk ditindaklanjuti oleh urusan kepegawaian dan baru sampai pada tahap penerimaan.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu D Uniarti Wijaya, Ssi. Apt.:

“Awal tahun ini kita sudah melakuka analisa. Kami kekurangan tenaga, kami melakukan analisa ketenagaan terus ditindaklanjutioleh urusan kepegawaian untuk melakukan rekruitmen tapi baru sampai pada tahap penerimaan. Untuk seleksi

dan penerimaan atau rekruitmen belum ada. Kami menunggu hal itu”. (Wawancara, 22 Juli 2009)

D.3.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi SDM Instalasi Farmasi masih akan selalu ditingkatkan. Oleh karena profesionalisme menuntut tradisi life long study

dan continual medical education maka perbaikan kompetensi akan dilakukan secara berkesinambungan. Perbaikan kompetensi dilakukan baik itu bagi apoteker maupun asisten apoteker. Bagi asisten apoteker terdapat pendidikan atau pelatihan tentang bagaimana pelayanan farmasi yang baik. Sedangkan bagi apoteker dalam bulan Agustus ini akan melakukan studi banding ke Surabaya berkaitan dengan pelayanan farmasi klinik.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Dra. Suti Haryani, Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSDM Surakarta:

“Untuk perbaikan selanjutnya, kami melihat dari SDM, kami ada pendidikan berkelanjutan. Untuk tingkat asisten apoteker atau D3 ada pendidikan tentang bagaimana pelayanan kefarmasian yang baik. Itu akan diadakan. Untuk yang apoteker, karena prinsip kita sekarang pelayanan farmasi klinik ya, kita dalam waktu dekat atau dalam bulan Agustus mau studi banding ke Surabaya. Karena rumah sakit ini sudah menjadi pilihan dari dua puluh rumah sakit di Indonesia, Moewardi terpilih untuk menjadi pusat pelayanan kefarmasian untuk penyakit tertentu”. (Wawancara, 31 Juli 2009) Studi banding ke Surabaya yang akan dilakukan Instalasi Farmasi bulan Agustus ini didasarkan bahwa Surabaya merupakan yang menjadi unggulan dalam pelayanan farmasi klinik. Untuk kompetensi asisten apoteker sekarang ini haruslah berlatarbelakang sarjana muda atau D3. Dalam

tindakan perbaikan kompetensi SDM selanjutnya Instalasi Farmasi juga akan menjalin kerjasama dengan pihak lain.

Ibu Dra. Suti Haryani, Apt. menambahkan pernyataannya dalam wawancara berikut ini:

“Alasan kita melakukan studi banding ke Surabaya karena Surabaya itu yang menjadi unggulannya. Kita akan melakukan juga perbaikan berkesinambungan untuk asisten apoteker sekarang kompetensinya harus minimal D3. Jadi kita akan menggandeng pihak lain dalam pelaksanaannya”. (Wawancara, 31 Juli 2009)

Dengan adanya continual improvement kinerja seperti dijelaskan diatas, Instalasi Farmasi RSDM Surakarta mengalami perbaikan dalam pelayanannya dan hal ini akan dilakukan secara berkesinambungan atau terus menerus. Terlebih setelah adanya penerapan ISO 9001:2000 perbaikan pelayanan Instalasi Farmasi menjadi lebih terdokumentasi dan terarah.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Bp. Drs. Waluyo, Apt dalam wawancara berikut ini:

“Instalasi Farmasi selalu akan mengalami perbaikan. Terlebih setelah penerapan ISO 9001:2000, akan selalu diingatkan setiap ada kekurangan dalam pelayanan dan sebagainya...dari kekurangan-kerungan tersebut kemudian ditambal atau diperbaiki kan gitu”. (Wawancara, 17 Juni 2009) Hal ini juga dimintakan tanggapan dari penerima jasa pelayanan farmasi seperti yang di ungkapkan oleh ibu Warni sebagai berikut:

“Sebenarnya pelayanan di Instalasi ini sudah baik mbak. Kalau masalah antri itu biasa, karena yang menebus obat bukan cuma saya tapi ada puluhan orang sebelum saya”.(Wawancara, 20 Agustus 2009)

Hal senada diungkapkan oleh bapak Sholeh ketika mengurus resep:

“Pelayanannya saya rasa sudah cukup baik. Cuma kadang antriannya yang lama, mereka keliatan kualahan melayani banyaknya antrian. Coba ditambah lagi tenaganya pasti antrian bisa berkurang. (Wawancara, 20 Agustus 2009)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan Instalasi Farmasi sudah cukup baik, terlebih sejak penerapan ISO 9001:2000. Hal yang masih menjadi kendala adalah kurangnya tenaga yang dimiliki Instalasi Farmasi RSDM Surakarta sehingga berpengaruh pada kecepatan waktu dalam pelayanannya.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum

continual improvement kinerja Instalasi Farmasi RSDM Surakarta telah berjalan baik. Akan tetapi, dalam upaya continual improvement kinerja Instalasi Farmasi RSDM Surakarta tersebut masih dijumpai hambatan-hambatan. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan (Plan)

1.1 Perbaikan Sistem

Rencana perbaikan meliputi:

1.1.1 Perbaikan Pelayanan Farmasi Klinik

Perbaikan sistem di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta berkembang dari sistem farmasi tradisional ke arah farmasi klinik. Instalasi Farmasi tidak hanya berperan dalam melayani resep atau mengelola barang saja, tetapi bertanggung jawab pula dalam menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan.

Computerize dikembangkan agar pelayanan lebih efektif dan efisien, yaitu untuk pengelolaan obat atau perbekalan farmasi. Selain itu pula pengembangan computerize sekarang ini juga diarahkan sebagai data base dalam pelayanan farmasi klinik.

1.2 Perbaikan Sasaran Mutu

Sasaran mutu Instalasi Farmasi selalu ditinjau dan dievaluasi. Dalam perbaikan sasaran mutu terdapat LKP. LKP berisi ketidaksesuaian yang terjadi tidak hanya berkaitan dengan sasaran mutu tetapi juga prosedur. Dalam LKP terdapat rencana perbaikan untuk mengatasi ketidaksesuaian. Hasil LKP bulan Mei 2009 terdapat rencana perbaikan, yaitu membuat prosedur tetap stok opname obat dan alat kesehatan serta membuat standar kompetnsi farmasis RSDM Surakarta.

1.3 Perbaikan Sumber Daya Manusia

1.3.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta belum mencukupi jumlahnya. Rencana perbaikan yang dilakukan yaitu dengan adanya rekruitmen sehingga mampu menutupi kekurangan tersebut.

Rencana perbaikan kompetensi sumber daya manusia dikembangkan melalui pelatihan untuk memaksimalkan potensi sehingga secara berkesinambungan perbaikan dapat tercapai.

2. Tahap Pelaksanaan (Do)

2.1 Perbaikan Sistem

2.1.1 Perbaikan Pelayanan Farmasi Klinik

Pelaksanaan pengembangan pelayanan farmasi klinik di Instalasi Farmasi RSDM Surakarta terbilang baru karena baru mulai dikembangkan tahun ini. Untuk pelaksanaannya Instalasi Farmasi RSDM Surakarta melakukan pelayanan farmasi klinik yang sifatnya sederhana seperti pelayanan informasi obat, konselling obat, pemantauan terapi obat dan sebagainya.

2.1.2 Perbaikan Computerize

Pelaksanaaan computerize sangat bermanfaat dalam kegiatan pelayanan farmasi seperti pengelolaan obat di Instalasi Farmasi menjadi lebih cepat. Pelaksanaan perbaikan computerize di Instalasi Farmasi juga didukung oleh sarana prasarana yang mencukupi. Sarana prasarana yang ada juga mengalami perbaikan dan akan selalu diupdate.

Dalam pelaksanaan perbaikan sasaran mutu Instalasi Farmasi RSDM Surakarta mengupayakan pelayanan itu cepat, tepat dan lengkap. Cepat dalam sisi waktu, tepat dari sisi ketelitian dan lengkap dari sisi kelengkapan obat. Dari pelaksanaan tersebut didapatkan hasil sasaran mutu dari parameter kepuasan pelanggan pada Januari-Maret 2009 adalah 90,29% pelanggan puas di mana target dapat dipenuhi.

Untuk perbaikan LKP, yaitu pembuatan prosedur tetap stok opname obat dan alat kesehatan serta prosedur tetap standar kompetensi farmasis RSDM Surakarta telah diselesaikan dengan baik.

2.3 Perbaikan Sumber Daya Manusia

2.3.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia yang kurang dilakukan rencana perbaikan berupa rekrutmen. Instalasi farmasi melukukan analisa kebutuhan tenaga dan diketahui bahwa kebutuhan SDM mengalami kekurangan sebanyak 65 orang. Analisa tersebut kemudian diserahkan ke direktur untuk ditindaklanjuti untuk diadakan rekritmen. Akan tetapi, rekruitmen sampai sekarang belum ada dan farmasi masih menunggu hal tersebut.

2.3.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Selama kurun waktu tahun 2005 sampai 2009 ini telah dilakukan upaya peningkatan komptensi secara berkesinambunganyaitu

dengan mengirim petugas dalam pelatihan, seminar, lokakarya di bidang farmasi.

3. Tahap Studi (Study)

3.1 Perbaikan Sistem

3.1.1 Perbaikan Pelayanan Farmasi Klinik

Pengembangan pelayanan farmasi klinik di Instalasi Farmasi masih terbilang baru sehingga dalam pelaksanaannya masih terbatas pada pelayanan farmasi klinik yang sifatnya sederhana. Di samping itu ditemui kendala dalam hal sumber daya manusia dalam pelaksanaan pengembangan farmasi kliniknya.

3.1.2 Perbaikan Computerize

Pengembangan computerize di Instalasi Farmasi terbilang efektif karena kegiatan pelayanan farmasi menjadi lebih cepat, baik dalam perhitungan obat atau perbekalan farmasi maupun dari pembuatan laporan-laporan kegiatan pelayanan farmasi.

3.2 Perbaikan Sasaran Mutu

Perbaikan sasaran mutu Instalasi Farmasi telah berjalan baik dimana hal ini dapat terlihat pada hasil capaian sasaran mutu baik dari parameter kepuasan pelanggan ataupun proses internal Instalasi Farmasi, bahwa target atau sasaran mutu telah tercapai. Hasil LKP juga menunjukkan

bahwa ketidaksesuaian telah mampu dicari penyebabnya dan kemudian dapat terselesaikan. Dari hasil laporan-laporan tersebut dapat memberikan gambaran bagaimana efektivitas perbaikan.

3.3 Perbaikan Sumber Daya Manusia

3.3.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan SDM Instalasi Farmasi masih belum bisa terpenuhi. Hal ini dikarenakan proses rekruitmen membutuhkan prosedur sehingga dalam perbaikannya membutuhkan waktu. Setelah analisa kebutuhan tenaga dibuat dan diserahkan ke direksi, Instalasi Farmasi menunggu pengadaan rekruitmen tersebut.

3.3.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan perbaikan pengembangan kompetensi SDM di Instalasi

Dokumen terkait