• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Kebijakan

5. Tahap-tahap Pembuatan Kebijakan

Bagaiamana suatu sistem politik dapat membuat kebijakan untuk publik sebagai alat untuk memecahkan masalah-masalah publik? Pembuatan kebijakan merupakan sebuah tahap dalam siklus hidup kebijakan.21

Ada beberapa pendapat mengenai tahap-tahap (stages) dalam siklus pembuatan kebijakan. Menurut H.A. Simon dalam bukunya yang berjudul Administrative Behaviour, 1947, tahap-tahap pengambilan kebijakan/keputusan adalah sebagai berikut :

1) Inteligensi 2) Desain 3) Pilihan

H.D. Lasswell dalam bukunya “The Decision Process”, 1956, membagi tahapan pengambilan kebijakan/ keputusan sebagai berikut :

1) Inteligensi

20AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik,Cet-5 ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), h. 19-21.

21Samodra Wibawa, Politik Perumusan Kebijakan Publik (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), h. 5.

2) Promosi 3) Preskripsi 4) Invokasi (invocation) 5) Aplikasi 6) Penghentian (termination) 7) Penilaian (appraisal)22

R. Mack dalam bukunya yang berjudul “Planning and Uncertainty” yang terbit pada 1971, mengurutkan tahapan pembuatan kebijakan, yaitu :

1) Memutuskan untuk menetapkan: pengenalan problem 2) Memutuskan alternatif dan kriteria

3) Menentukan keputusan yang tepat

4) Akibat keputusan (effectuation)

5) Koreksi dan penambahan (supplementation)

R. Rose, “Comparing Public Policy,” 1973, mengklasifikasikan urutan tahapan pembuatan kebijakan, sebagai berikut :

1) Pengakuan publik akan perlunya sebuah kebijakan 2) Bagaimana isu diletakkan diagenda kontroversi publik

3) Bentuk pemerintahan yang terlibat dalam pembuatan kebijakan 4) Sumber daya dan rintangan

5) Keputusan kebijakan

6) Apa yang menentukan pilihan pemerintah 7) Pilihan dalam konteksnya

8) Implementasi 9) Output

10)Evaluasi kebijakan 11)Umpan balik (feedback)

W.Jenkins, dalam bukunya yang berjudul “Policy Analysis : A Political and Organizational Perspectives”, 1976, membagi tahapan

pembuatan kebijakan publik, yaitu : inisiasi, informasi, pertimbangan, keputusan, implementasi, evaluasi, dan penghentian (termination). Selanjutnya, B.W. Hogwood dan L.A. Gunn, Policy Analysis for the Real World, 1984, menyatakan bahwa tahapan pembuatan kebijakan publik diantaranya : memutuskan untuk memutuskan (pencarian isu dan penentuan agenda); penyaringan isu; definisi isu; memperkirakan; menentukam tujuan dan prioritas; analisis opsi; implementasi kebijakan, monitoring dan kontrol; evaluasi dan review; dan pemeliharaan kebijakan, penggantian dan penghentian.23

Para pakar yang menganalisis suatu proses kebijakan dengan menguraikan tahap-tahap dari pembuatan kebijakan tersebut disebut kaum

stagist, sedangkan cara mengupas suatu kebijakan oleh kaum stagist

disebut pendekatan textbook”. 24

Model stagist mendapat kritik dari Sabatier dan Jenkins-Smith sebagai berikut :

 pendekatan textbook tidak dapat memberikan penjelasan kausal (hubungan sebab akibat) tentang bagaimana kebijakan berjalan dari satu tahap ke tahap berikutnya;

 pendekatan ini tidak bisa secara empiris;

 pendekatan ini menganggap ciri kebijakan publik adalah kebijakan yang bersifat“top-down”, dan gagal menjelaskan peran aktor “jalanan” dan aktor lainnya;

 gagasan siklus kebijakan ini mengabaikan dunia nyata dalam pembuatan kebijakan yang melibatkan berbagai level pemerintahan dan siklus yang saling berinteraksi;

 gagasan ini tidak menyediakan pandangan integral dalam analisis proses kebijakan dan analisis (pengetahuan, informasi, riset) yang

23 Ibid., h.81.

24Samodra Wibawa, Politik Perumusan Kebijakan Publik (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), h. 7.

dipakai dalam proses kebijakan. Analisis kebijakan tidak hanya terjadi di tahap “evaluasi”.25

Wayne Parsons dalam bukunya yang berjudul “Public Policy” mengemukakan “tahap” dalam siklus pengambilan kebijakan/keputusan melalui berbagai kerangka dan pendekatan yang berbeda, yaitu :

Gambar 2.2 Siklus Pengambilan Kebijakan

1) Meta Analisis

Tahapan pertama dalam siklus pengambilan kebijakan adalah meta analisis. Meta analisis adalah analisis terhadap aktivitas analisis. Meta analisis berkaitan dengan upaya memahami gagasan yang menyatakan bahwa analisis kebijakan publik dilakukan dengan menggunakan metafora: melakukan analisis dengan mendeskripsikan sesuatu dengan menggunakan istilah lain.26

Pendekatan meta analisis membahas mengenai ide kebijakan “publik” dan menelaah arti dari gagasan tentang ruang publik

(public sphere), serta bagaimana konseptualisasi ide ruang publik dan privat yang senantiasa berubah itu membentuk studi kebijakan “publik”.

2) Analisis Meso

Meso berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata mesos, yang berarti menengah atau intermediate. Analisis meso adalah level analisis menengah atau analisis perantara yang berfokus pada kaitan

25Wayne Parsons, Public Policy, Cet-3 (Jakarta : Kencana, 2008), h. 82.

26Ibid., h. 1. 1) Meta Analisis 2) Analisis Meso 3) Analisis Keputusan 4) Analisis Delivery

antara definisi problem, penentuan agenda, dan proses pengambilan keputusan serta implementasinya.27

Problem berkaitan dengan persepsi dan persepsi berkaitan dengan konstruksi. Analisis kebijakan dapat dikatakan sibuk mengurusi penentuan dan penataan problem untuk membantu mempermudah pemecahan masalah bagi para pembuat kebijakan. Politik muncul karena kita tidak memiliki persepsi yang sama atas hakikat dari suatu problem, atau jika kita punya persepsi yang sama, kita tak punya persepsi yang sama tentang definisi apa yang harus kita lakukan dan tidak kita lakukan. Dengan demikian, dalam menentukan suatu keputusan/ kebijakan , para pengambil kebijakan harus melibatkan persepsi masyarakat atau opini publik terhadap kebijakan yang akan ditempuhnya. Setelah suatu kebijakan diimplementasikan, para pengambil kebijakan juga harus mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebijakan yang telah ditempuhnya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat memiliki persepsi yang sama dengan para pengambil kebijakan, sehingga kebijakan publik menjadi suatu fungsi dari opini publik. Opini publik dalam pasar politik atau ruang publik mirip dengan permintaan konsumem dalam pasar ekonomi. Permintaan kebijakan akan menentukan penawaran dari sebuah kebijakan yang dibuat.28

3) Analisis Keputusan

Analisis ketiga dalam siklus pengambilan kebijakan adalah analisis keputusan. Analisis keputusan membahas mengenai proses bagaimana suatu keputusan diambil dan bagaimana kebijakan dibuat, serta bagaimana analisis tersebut dipakai dalam proses pengambilan keputusan. Bagian ini membahas persoalan aksi

(action) dan nonaksi (non-action), keputusan (decision) dan

27Wayne Parsons, Public Policy, Cet-3 (Jakarta : Kencana, 2008), h. 87.

nonkeputusan (non-decision). Membahas kerangka untuk menganalisis proses pembuatan keputusan dan kerangka yang dipakai sebagai bentuk analisis kebijakan rasional. Model analisis ini meliputi pembuatan keputusan yang tepat; pertimbangan dan keputusan; keterlibatan pemerintah, keterbatasan sumber daya, keputusan kebijakan, determinan pilihan pemerintah, konteks pilihan; perkiraan, penentuan tujuan dan analisis opsi.

4) Analisis Delivery

Bagian ini akan membahas bagaimana suatu kebijakan diatur, dikelola, diimplementasikan, dievaluasi dan dihentikan. Analisis penyampaian kebijakan ini meliputi aspek akibat

(effectuation), koreksi, dan penambahan terhadap sebuah kebijakan.29

Dokumen terkait