• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Neraca Pembayaran

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi AgusMahfudz (Halaman 128-135)

Kebijakan Sistem Nilai Tukar di Indonesia

4. Tahapan Neraca Pembayaran

Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.

a. Negara debitur muda

Pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.

b. Negara debitur madya

Pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.

c. Negara kreditur muda

Pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain.

d. Negara kreditur madya

Pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.

Tabel 4.1 Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2004-2006 (dalam US$ juta)

A. TRANSAKSI BERJALAN 1.563 929 1.917

Neraca perdagangan 20.152 22.322 25.160

a. Ekspor, fob 70.767 86.178 95.036

b. Impor, fob –50.615 –63.856 –69.876

Neraca jasa-jasa, neto –18.589 –21.393 –23.243

B. NERACA MODAL 1.852 –3.911 5.020

Sektor publik, neto –443 4.004 3.479

1. Penerimaan pinjaman dan bantuan 4.770 7.452 9.719

a. Bantuan program dan lainnya 2.801 6.103 6.988

b. Bantuan proyek dan lainnya 1.969 1.349 2.731

2. Pelunasan pinjaman –5.213 –3.448 –6.240

Sektor swasta, neto 2.295 –7.915 1.541

a. Penanaman modal langsung, neto –1.512 2.194 2.561

b. Investasi portofolio 2.157 –588 1.178

c. Lainnya, neto 1.650 –9.521 –2.198

C. TOTAL ( A + B ) 3.415 –2.982 6.937

D. SELISIH YANG BELUM DIPERHITUNGKAN –3.106 2.596 1.430

E. KESEIMBANGAN UMUM 309 –386 8.367

F. PEMBIAYAAN –309 386 –8.367

Perubahan cadangan devisa 674 1.596 –6.821

Cadangan devisa 36.320 34.724 41.545

Transaksi berjalan/PDB (%) 0,6 0,3 0,6

1. Tarif

Pengertiannya adalah sebuah pajak atas barang atau jasa impor yang dibawa masuk ke dalam suatu negara, dan dipungut oleh petugas bea dan cukai pada saat barang tersebut melewati pintu masuk negara yang bersangkutan. Dampak dari tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke suatu negara.

a. Tarif khusus yang ditetapkan sebagai jumlah uang yang harus

dibayarkan per unit fisik barang impor, misalnya $5 per ton batang baja, $9 per delapan silinder mobil sport dua pintu.

b. Tarif ad valorem (atas nilai) yaitu presentase perkiraan nilai pasar atas barang-barang ketika sampai di negara tujuan impor, misalnya 25% atas mobil yang diimpor.

Bentuk tarif

a. Bea ekspor adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang akan diangkut menuju negara lain. Hal ini akan mempersulit daya saing barang dalam negeri di pasaran luar negeri karena harga menjadi lebih tinggi.

b. Bea transit adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir dari pengiriman barang.

c. Bea impor adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk ke dalam suatu negara dengan ketentuan negara pemungut pajak tersebut adalah negara tujuan akhir.

d. Uang jaminan impor adalah persyaratan bagi importir untuk membayar kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk tersebut di pasar domestik sebelum penjualan dilakukan. Uang jaminan impor digunakan untuk membantu menghilangkan defisit neraca pembayaran.

Pengaruh pengenaan hambatan tarif.

a. Harga barang yang dikenakan tarif meningkat.

b. Jika kenaikan harga cukup tinggi konsumen akan mengalihkan

2. Nontarif

Pengertian nontarif adalah peraturan, regulasi, dan birokrasi yang menunda atau menghambat pembelian barang-barang asing atau kebijakan yang menghambat volume, komposisi, dan arah perdagangan barang untuk sampai ke konsumen di suatu negara.

Bentuk hambatan nontarif

a. Kuota adalah pembatasan jumlah fisik terhadap barang yang

diperdagangkan secara internasional.

1. Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang diekspor ke luar negeri.

2. Kuota impor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang masuk ke dalam negeri. Kuota impor terdiri dari:

a. Absolute atau unilateral quota, yaitu kuota yang besar/kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain, kuota semacam ini akan menimbulkan tindakan balasan dari negara yang merasa dirugikan; b. Negotiated atau bilateral quota, yaitu kuota yang besar/kecilnya

ditentukan berdasarkan persetujuan oleh dua negara atau lebih;

c. Tariff quota, yaitu gabungan antara tarif dan kuota dengan ketentuan sejumlah tertentu barang diizinkan masuk dengan tarif tertentu, tetapi tambahan impor masih diizinkan dengan tarif yang lebih tinggi;

d. Mixing quota, yaitu membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor pada proporsi tertentu dalam memproduksi barang akhir, kuota semacam ini bertujuan untuk mendorong berkembangnya industri dalam negeri.

b. Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada

perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri. Subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau ad valorem (persentase dari nilai barang yang diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor

e. Larangan impor berbentuk hambatan langsung yang merupakan bentuk yang paling ketat dari semua hambatan impor dengan melakukan pelarangan impor untuk kategori barang tertentu, misalnya untuk barang mewah atau barang terlarang lainnya, seperti obat-obatan terlarang dan senjata api yang akan membahayakan keamanan negara. f. Dumping adalah keadaan suatu produk dimasukkan ke dalam pasar negara lain dengan harga yang lebih rendah daripada harga normal. 1. Predatory dumping, yaitu dumping yang dilakukan secara brutal.

Dumping ini terjadi jika perusahaan untuk sementara waktu membuat diskriminasi sehubungan dengan para pembeli asing dengan tujuan untuk menghilangkan pesaing-pesaingnya, dan setelah persaingan tidak ada lagi, harga barang dinaikkan. 2. Persistent dumping, yaitu dumping yang bersifat menetap dan

dilakukan secara terus-menerus.

g. Pembatasan valuta asing adalah pembatasan persediaan mata uang

asing oleh bank sentral suatu negara. Tujuannya untuk mengendalikan gangguan aliran modal jangka pendek yang menganggu stabilitas nilai tukar mata uang negara yang bersangkutan dan untuk menyeleksi barang-barang impor yang masuk ke negara tersebut.

h. Embargo adalah pembatasan atau larangan ekspor atau impor atas

produk tertentu. Menurut sejarahnya, embargo umumnya dilakukan hanya pada masa perang meskipun kini terlihat dapat juga dilakukan untuk tujuan politik, ekonomi, ataupun untuk melindungi kesehatan masyarakat. Embargo yang diberlakukan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap suatu negara atau sekelompok negara biasanya dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku negara-negara tersebut agar tidak menyimpang dari kaidah internasional yang berlaku.

i. Hambatan teknis berupa standar-standar produk dan proses untuk

kesehatan, kesejahteraan, keselamatan, kualitas, ukuran, dan berbagai pengukuran yang dapat menciptakan hambatan perdagangan dengan menyingkirkan produk yang tidak memenuhi standar.

j. Diskriminasi harga berupa penetapan harga yang berbeda atas barang yang sama antara barang yang merupakan produksi dalam negeri dan barang produksi negara lain.

price) lebih tinggi daripada harga pada faktur (invoice) maka petugas mempergunakan harga setelah diperiksa (checked price) sehingga beban pajak menjadi lebih besar, dan sebaliknya.

m. Customs classification merupakan rincian klasifikasi untuk beberapa jenis barang yang diimpor, yang seringkali menimbulkan ketidakpastian dan kebingungan karena adanya interpretasi klasifikasi yang berbeda-beda dan menempatkan barang yang bersangkutan pada klasifikasi yang lebih tinggi daripada seharusnya sehingga pajak yang dikenakan lebih tinggi.

n. Import licensing berupa izin istimewa yang diberikan kepada importir tertentu. Hambatan jenis ini tidak banyak dilakukan karena tidak memungkinkan adanya persaingan yang wajar dan sistem kerja yang efisien.

o. Packing and labeling regulations merupakan hambatan dalam bentuk kesempurnaan pengemasan dan peraturan pengenaan label bahwa barang yang diimpor atau yang diekspor telah sesuai dengan standar negara pengimpor atau standar internasional.

p. Consular formalities merupakan hambatan yang mengharuskan importir menunjukkan adanya surat dari konsuler dari negara tujuan barang tersebut akan diimpor.

Pengaruh pengenaan hambatan nontarif.

a. Apabila terjadi keterlambatan kedatangan barang baik di gudang

maupun di terminal penampungan lain. Hal ini mengakibatkan adanya beban biaya yang akan dikenakan kepada konsumen. Akibat yang lebih jauh adalah harga barang meningkat.

b. Memperburuk hubungan eksportir dan importir apabila terjadi

keterlambatan kedatangan barang.

c. Memperburuk citra di kalangan eksportir sebagai suatu negara yang aparatnya tidak efisien.

1. Dalam perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan salah satu bagian penting untuk menggerakkan roda perekonomian negara tersebut. Dengan adanya perekonomian terbuka, setiap negara akan berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan komparatif.

2. Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling

ketergantungan antarnegara dan menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia sehingga batas-batas antarnegara dalam berbagai praktik usaha dan bisnis seolah-olah dianggap tidak berlaku lagi.

3. Perdagangan internasional memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia. Adanya perdagangan internasional menimbulkan penawaran dan permintaan terhadap valuta asing. 4. Segala transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dalam hubungan

ekonominya dengan negara lain baik berupa barang, jasa, maupun modal tercatat secara sistematik dalam neraca pembayaran.

5. Perdagangan internasional seringkali menghadapi berbagai hambatan yang dibuat suatu negara untuk melindungi kepentingan bisnis lokal. Hambatan ini dapat berupa tarif dan nontarif.

6. Impor adalah kegiatan memasukkan atau mendatangkan barang atau

jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau untuk keperluan produksi di dalam negeri.

7. Devisa adalah kekayaan suatu negara dalam bentuk mata uang asing yang berguna sebagai alat pembayaran internasional dan bersifat

convertible.

Dalam dokumen sma11eko Ekonomi AgusMahfudz (Halaman 128-135)

Dokumen terkait