• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PERDA Kota Padang No 03 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana

Dalam dokumen KISAH KONFLIK ATAS RUANG DI TINGKAT LOKAL (Halaman 162-167)

pada PT Surya Persada Lestari oleh Pemerintah Kota Padang.

D. Analisa Hukum Perizinan PT Surya Persada Lestar

6. UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PERDA Kota Padang No 03 tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana

Pasca gempa dan tsunami Aceh 2004, ancaman gempa dan tsunami menjadi perhatian utama segenap stakeholder di Kota Padang. Rangkaian gempa yang bermula pada Maret 2005 di Pulau Nias dengan kekuatan 8,5 SR diikuti dengan gempa 6,9 SR di sekitar Laut Mentawai pada April 2005; gempa 6,3 SR di sekitar Danau Singkarak pada Maret 2007; gempa 8,4 SR dan 7,9 SR di sekitar perairan Bengkulu dan Sumatera Barat pada 12 dan 13 September 2007, serta gempa 30 September 2009 yang berkekuatan 7,6 SR di lepas Pantai Sumatera dan berjarak sekitar 50 km barat laut Kota Padang, kemudian Gempa yang diikuti Tsunami

yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tanggal 25 Oktober 2010

163

Politik Ruang dan Perlawanan:

Kisah K

onflik atas Ruang di T

ingkat L

okal

perkiraan para ahli seismologi tentang potensi gempa raksasa berikutnya (giant earthquake) di sekitar Mentawai.

Sesuai dengan amanah UU No. 24 Tahun 2007 tentang Pananggulangan Bencana dan PERDA Kota Padang No. 03 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana pasal 4 huruf (a) bahwa Penanggulangan Bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari Ancaman Bencana. Kemudian pada pasal 35 UU No. 24 tahun 2007 menyatakan bahwa Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi : b. pengurangan risiko bencana, d. pemaduan dalam perencanaan pembangunan, e. persyaratan analisis risiko bencana, f. penegakkan dan pelaksanaan rencana tata ruang,

Bahwa PERDA No. 04 tahun 2012 mengatur pada paragraf 5 Kawasan Rawan Bencana pasal 62 ayat (1) Tujuan penetapan kawasan rawan bencana yang ditetapkan sebagai kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 ayat (2) huruf f adalah untuk meminimalkan kerugian harta, dan jiwa akibat bencana alam. Pasal 62 ayat (2) Kawasan rawan bencana yang ditetapkan sebagai kawasan lindung sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami dengan risiko tinggi. Pada pasal 63 ayat (1) Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami dengan risiko sangat tinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 62 ayat (2) huruf a ditetapkan pada kawasan sepanjang pantai dan kawasan lainnya yang meliputi wilayah : a…..b….c. Kecamatan Padang Utara. Jika dilihat pada peta lampiran XXI dari PERDA No. 04 Tahun 2012 ini jelas terlihat bahwa lokasi rencana kegiatan ini berada pada lokasi yang memiliki Risiko Sangat Tinggi terhadap ancaman Gelombang Tsunami karena berada pada Zona Merah.

Terkait lokasi rencana pembangunan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Sarana Pendidikan dan Hotel yang akan dibangun oleh PT. Surya Persada Lestari jelas sudah ada analisis risiko yang sudah disahkan oleh pemerintah daerah Kota Padang dimana kawasan tersebut termasuk daerah rawan bencana yang berisiko sangat tinggi. Jadi jelas sudah pemberian izin rencana pembangunan Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Sarana Pendidikan dan Hotel yang akan dibangun oleh PT. Surya Persada Lestari sudah mengabaikan juga Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan telah menempatkan warga Kota Padang terutama kelompok rentan (dalam hal ini warga yang sakit yang memiliki tingkat mobilitas rendah dan keterbatasan) di daerah rawan bencana dan berisiko tinggi terhadap ancaman Tsunami.

164

Politik Ruang dan Perlawanan:

Kisah K

onflik atas Ruang di T

ingkat L

okal

E. Kesimpulan

Banyak pejabat negara yang menggunakan kebijakannya untuk memanfaatkan situasi seperti kepengurusan surat ijin mendirikan bangunan dengan meminta pungutan liar atas biaya mendirikan bangunan tersebut, padahal sudah ada penetapan biaya kepengurusan IMB itu sendiri. Selain itu, kepengurusan IMB juga memiliki prosedur yang sudah ditetapkan. Namun dalam faktanya, pemerintah mudah memberikan ijin untuk mendirikan suatu bangunan tanpa memperhatikan atau mensurvei kawasan yang akan dibangun. Jadi dapat dikatakan bahwa pemerintah saat ini kurang baik dalam pelayanan masyarakat.

Pemerintah mudah memberikan surat ijin mendirikan bangunan menyebabkan munculnya pemikiran bahwa kebijakan pemerintah saat ini kurang transparan. Karena para pejabat memberikan surat ijin dengan mudah tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan yang tidak layak untuk didirikan. Dengan ini, maka masyarakat berpendapat bahwa terdapat kecurangan- kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah akibat kurangnya transparasi pemerintah.

Pemerintah daerah semestinya melaksanakan kebijakan sesuai dengan prosedur yang ada. Agar munculnya rasa kepercayaan terhadap pemerintah dalam membangun suatu bangunan di suatu kawasan. Selanjutnya masyarakat mesti memahami bagaimana prosedur yang ada agar dalam mendirikan bangunan tidak ada yang merasa dirugikan oleh pihak-pihak yang terkait.

Daftar Pustaka

Ringkasan Eksekutif, Rencana Pembangunan Rumah Sakit Internasional, Sarana Pendidikan, Hotel dan Pusat Perbelanjaan (Mixed Used), ringkasan eksekutif, PT. Surya Persada Lestari, 2013

Mukti Satrio, “Penerbitan IMB yang Melanggar Tata Ruang (Kajian Tentang Implementasi Perda RTRW Kota Malang Terhadap Penerbitan IMB yang Melanggar Tata Ruang)” Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang : 2013.

Erman, I. Rahim, “Kajian tentang implementasi Perda Ijin Mendirikan Bangunan di Kota

Gorontalo, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo, INOVASI,

165

Politik Ruang dan Perlawanan:

Kisah K

onflik atas Ruang di T

ingkat L

okal

A. Hermanto Dardak, “Perencanaan tata ruang bervisi lingkungan sebagai upaya mewujudkan ruang yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan”, Direktorat Jenderal Penataan Ruang: Yogyakarta, 2006.

Nanda Bismar, “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Pemberian Insentif Dan Kemudahan Penanaman Modal Di Kota Padang Bidang Pariwisata, Padang, 2013.

Ade Irma Suryani, “Implementasi Penerbitan Ijin mendirikan bangunan (IMB) dalam perspektif azas-azas umum pemerintahan yang baik di Kabupaten Sukamara”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.

Sumber Internet http://buletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_listauth&idauth=vvv http://felyulya.wordpress.com/2010/12/22/kebijakan-pemerintah-dalam-memberikan- surat-ijin-mendirikan-bangunan-imb/ http://bppt.sumutprov.go.id/media-bpptprovsu/news/341-aspek-hukum-deregulasi- perizinan http://hariansinggalang.co.id/rs-siloam-dan-sekolah-dibatalkan/ http://www.bakosurtanal.go.id/artikel/show/kebijakan-nasional-dalam-perencanaan-tata- ruang http://blogingria.blogspot.com/2013/04/makalah-hukum-perizinan-hubungan-imb.html Peraturan Terkait

UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Perda Provinsi Sumatera Barat nomor 6 tahun 2011 tentang Bangunan Gedung

Perda Kota Padang nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang tahun 2010 - 2030

Perda Kota Padang nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu

Perda Kota Padang nomor 18 tahun 2008 tentang Pembentukan Organiasi dan Tata Kerja

166

Politik Ruang dan Perlawanan:

Kisah K

onflik atas Ruang di T

ingkat L

okal

Perda Kota Padang nomor 02 Tahun 2007 tentang Perubahana Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang nomor 4 Tahun 2000 tentang Restribusi Izin Mendirikan Bangunan

Perda Kota Padang nomor 11 tahun 2009 tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal

167

Politik Ruang dan Perlawanan:

Kisah K

onflik atas Ruang di T

ingkat L

okal

Dalam dokumen KISAH KONFLIK ATAS RUANG DI TINGKAT LOKAL (Halaman 162-167)