• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman Ubi Kayu

Dalam dokumen 2015 Lapkir Penyusunan Masterplan Pertanian (Halaman 66-70)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.4 Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu menjadi tanaman pangan penting keempat di Kabupaten Jember setelah padi, jagung dan kedelai. Walaupun kontribusi produksinya relatif kecil di bandingkan kabupaten lainnya di Jawa Timur, namun dengan berkembangnya industri kecil menengah yang berbasis ubi kayu di Kabupaten Jember dan sekitarnya menyebabkan komoditas ini banyak diusahakan oleh masyarakat.Pada tahun 2014, jumlah produksinya mencapai 59.73 ribu ton atau meningkat 43.72% dibandingkan tahun 2013 sebesar 41.56 ribu ton. Luas panennya pun mengalami peningkatan sebesar 20.45% dari 2.43 ribu hektar pada tahun 2013 menjadi 2.92 ribu hektar pada tahun 2014.

Produksi ubi kayu di Kabupaten Jember selama 15 tahun terakhir mempunyai fluktuasi yang tajam, walaupun secara umum masih mempunyai trend yang sedikit meningkat dengan laju peningkatan sebesar 1.17% per tahun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.3. Sebaliknya, pada kurun waktu tersebut, luas panennya justru cenderung menurun dengan laju penurunan sebesar3.48% per tahun. Hingga tahun 2006, luas panen rata-ratanya mencapai 4.98 ribu hektar per tahun dengan produktivitas sekitar 15.63 ton per hektar, sementara antara tahun 2007 hingga 2014, luas panennya menurun rata-rata menjadi 3.36 ribu hektar per tahun dengan

No. Kecamatan Luas Tanam

(Ha) Produktifitas (Ku/Ha.) Produksi (Ton) 1 Bangsalsari 3,567 23.47 8,302 2 Umbulsari 997 21.49 2,100 3 Jombang 925 20.86 1,913 4 Jenggawah 865 18.51 1,577 5 Ajung 752 18.03 1,340 6 Balung 675 19.06 1,258 Jumlah 7,781 20.24 16,490 Kab. Jember 11,861 18.02 23,868

produktivitas mencapai 17 ton per hektar. Secara umum, produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan rata-rata 4.78% per tahun.

Penurunan produksi ubi kayu disebabkan karena berkurangnya area tanam. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, rata-rata luas tanamnya hanya sekitar 3.4 ribu hektar per tahun, sedangkan sebelumnya mencapai 4.7 ribu hektar per tahun. Luas tanam terkecil terjadi pada tahun 2012 yang hanya sebesar 1.9 ribu hektar, menurun jauh dibandingkan luas tanam pada tahun 2000 yang mencapai 5 ribu hektar. Namun demikian, meningkatnya produktivitas ubi kayu menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan dalam sistem budidaya ubi kayu akibat adanya program intensifikasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jember.

Gambar 5.3 Perkembangan Produksi Ubi Kayudi Kabupaten Jember Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Kecamatan Sumberbaru, Sukowono, Tempurejo, Sukorambi, Arjasa dan Bangsalsari seperti ditunjukkan pada Tabel 5.5. Jumlah produksi ubi kayu di enam wilayah tersebut mencapai 37.3ribu ton atau 62.45% dari total produksi ubi kayu Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 1.63 ribu hektar atau 58.8% dari luas panen total.

produktivitas mencapai 17 ton per hektar. Secara umum, produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan rata-rata 4.78% per tahun.

Penurunan produksi ubi kayu disebabkan karena berkurangnya area tanam. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, rata-rata luas tanamnya hanya sekitar 3.4 ribu hektar per tahun, sedangkan sebelumnya mencapai 4.7 ribu hektar per tahun. Luas tanam terkecil terjadi pada tahun 2012 yang hanya sebesar 1.9 ribu hektar, menurun jauh dibandingkan luas tanam pada tahun 2000 yang mencapai 5 ribu hektar. Namun demikian, meningkatnya produktivitas ubi kayu menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan dalam sistem budidaya ubi kayu akibat adanya program intensifikasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jember.

Gambar 5.3 Perkembangan Produksi Ubi Kayudi Kabupaten Jember Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Kecamatan Sumberbaru, Sukowono, Tempurejo, Sukorambi, Arjasa dan Bangsalsari seperti ditunjukkan pada Tabel 5.5. Jumlah produksi ubi kayu di enam wilayah tersebut mencapai 37.3ribu ton atau 62.45% dari total produksi ubi kayu Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 1.63 ribu hektar atau 58.8% dari luas panen total.

produktivitas mencapai 17 ton per hektar. Secara umum, produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan rata-rata 4.78% per tahun.

Penurunan produksi ubi kayu disebabkan karena berkurangnya area tanam. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, rata-rata luas tanamnya hanya sekitar 3.4 ribu hektar per tahun, sedangkan sebelumnya mencapai 4.7 ribu hektar per tahun. Luas tanam terkecil terjadi pada tahun 2012 yang hanya sebesar 1.9 ribu hektar, menurun jauh dibandingkan luas tanam pada tahun 2000 yang mencapai 5 ribu hektar. Namun demikian, meningkatnya produktivitas ubi kayu menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan dalam sistem budidaya ubi kayu akibat adanya program intensifikasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jember.

Gambar 5.3 Perkembangan Produksi Ubi Kayudi Kabupaten Jember Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi kayu adalah Kecamatan Sumberbaru, Sukowono, Tempurejo, Sukorambi, Arjasa dan Bangsalsari seperti ditunjukkan pada Tabel 5.5. Jumlah produksi ubi kayu di enam wilayah tersebut mencapai 37.3ribu ton atau 62.45% dari total produksi ubi kayu Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 1.63 ribu hektar atau 58.8% dari luas panen total.

Tabel 5.5 Wilayah Produsen Ubi Kayu di Kabupaten Jember Tahun 2014

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014) 4.1.5 Tanaman Ubi Jalar

Ditinjau dari aspek jumlah produksi dan luas tanamnya, ubi jalar termasuk ke dalam komoditas tanaman pangan penting di Kabupaten Jember. Pada tahun 2014, jumlah produksinya mencapai 12.12 ribu ton atau meningkat 29.3% dibandingkan tahun 2013 sebesar 9.37 ribu ton. Namun, luas panennya justru mengalami penurunan sebesar 26.34% dari 744 hektar pada tahun 2013 menjadi 548 hektar pada tahun 2014.

Produksi ubi jalar di Kabupaten Jember selama 15 tahun terakhir sangat fluktuasi, namun secara umum mempunyai trend yang meningkat dengan laju peningkatan sebesar 10.43% per tahun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.4. Sementara, luas panennya juga cenderung mengalami sedikit peningkatan dengan laju sebesar 1.31% per tahun. Kondisi serupa juga terjadi pada produktivitas ubi jalar yang mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu 9.4% per tahun.

No. Kecamatan Luas

Tanam (Ha) Produktifitas (Ku/Ha.) Produksi (Ton) 1 Sumberbaru 761 215.45 16,396 2 Sukowono 95 195.57 5,867 3 Tempurejo 271 212.55 5,760 4 Sukorambi 260 192.76 4,048 5 Arjasa 133 203.38 2,705 6 Bangsalsari 110 230.00 2,530 Jumlah 1,630 208.29 37,306 Kab. Jember 2,771 193.46 59,733

Gambar 5.4 Perkembangan Produksi UbiJalardi Kabupaten Jember Kecenderungan meningkatnya produksi ubi jalar disebabkan karena meningkatnya produktivitas panen. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, produktivitasnya mencapai 13.9 ton per hektar atau meningkat 50% dibandingan produktivitas pada kurun 1999 hingga 2006 yang hanya 9.27 ton per hektar.Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem budidaya ubi jalar telah mengalami perbaikan terutama dalam hal pengolahan tanah dan perawatan tanaman.

Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi jalar adalah Kecamatan Ledokombo, Sukowono, Wuluhan, Sukorambi, Patrang, dan Gumukmas seperti ditunjukkan pada Tabel 5.6. Jumlah produksi ubi jalar di enam wilayah tersebut mencapai 8.29ribu ton atau 68.47% dari total produksi ubi jalar di Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 440 hektar atau 71.4% dari luas panen total.

Gambar 5.4 Perkembangan Produksi UbiJalardi Kabupaten Jember Kecenderungan meningkatnya produksi ubi jalar disebabkan karena meningkatnya produktivitas panen. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, produktivitasnya mencapai 13.9 ton per hektar atau meningkat 50% dibandingan produktivitas pada kurun 1999 hingga 2006 yang hanya 9.27 ton per hektar.Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem budidaya ubi jalar telah mengalami perbaikan terutama dalam hal pengolahan tanah dan perawatan tanaman.

Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi jalar adalah Kecamatan Ledokombo, Sukowono, Wuluhan, Sukorambi, Patrang, dan Gumukmas seperti ditunjukkan pada Tabel 5.6. Jumlah produksi ubi jalar di enam wilayah tersebut mencapai 8.29ribu ton atau 68.47% dari total produksi ubi jalar di Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 440 hektar atau 71.4% dari luas panen total.

Gambar 5.4 Perkembangan Produksi UbiJalardi Kabupaten Jember Kecenderungan meningkatnya produksi ubi jalar disebabkan karena meningkatnya produktivitas panen. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014, produktivitasnya mencapai 13.9 ton per hektar atau meningkat 50% dibandingan produktivitas pada kurun 1999 hingga 2006 yang hanya 9.27 ton per hektar.Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem budidaya ubi jalar telah mengalami perbaikan terutama dalam hal pengolahan tanah dan perawatan tanaman.

Wilayah yang menjadi sentra produksi ubi jalar adalah Kecamatan Ledokombo, Sukowono, Wuluhan, Sukorambi, Patrang, dan Gumukmas seperti ditunjukkan pada Tabel 5.6. Jumlah produksi ubi jalar di enam wilayah tersebut mencapai 8.29ribu ton atau 68.47% dari total produksi ubi jalar di Kabupaten Jember. Sementara, luas panennya sebesar 440 hektar atau 71.4% dari luas panen total.

Tabel 5.6 Wilayah Produsen Ubi Jalar di Kabupaten Jember Tahun 2014

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014)

Dalam dokumen 2015 Lapkir Penyusunan Masterplan Pertanian (Halaman 66-70)