BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Hasil Penelitian
4.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kinerja Karyawan
Pada tabel 4.6 akan ditampilkan skor total dan rata-rata skor total dari masing-masing item pernyataan:
TABEL 4.6
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
NO Pertanyaan Jawaban
N Skor
Saya mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang sudah diberikan
Saya dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen,
78 Saya dapat menyelesaikan tugas
sesuai dengan target yang telah ditentukan
74%
4 Saya bersedia bekerja lebih dari
jam kerja yang telah di tentukan 0 0 2 17 21 40 179 200 Sangat Baik 89,50%
Ketepatan Waktu 5 Saya selalu menyelesaikan tugas
dengan tepat 0 0 1 14 25 40 184 200 Sangat
Baik 92,00%
6
Saya tidak pernah izin istirahat melebihi batas waktu yang telah ditentukan perusahaan waktu yang tersedia dengan baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan
Sarana atau fasilitas perusahaan yang cukup menunjang untuk menyelesaikan pekerjaan
Saya mampu menangani seluruh tugas tanpa menunggu perintah dari atasan
Saya akan bertanya ke atasan atau rekan kerja yang lebih paham tentang pekerjaan jika saya kurang mengerti dengan pekerjaan yang diberikan 12 Saya tidak pernah menunda-nunda
pekerjaan 0 0 1 13 26 40 185 200 Sangat
Baik 90,25%
13
Saya tidak akan melanggar SOP (standar operasional prosedur) dalam kondisi apapun, (misal:
ketika melakukan segala bentuk pemeriksaan kepada konsumen)
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
79
Dari tabel 4.6 dapat diketahui pernyataan dari masing-masing dimensi pada variabel Kinerja Karyawan adalah sebagai berikut:
1) Saya mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang sudah diberikan Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang sudah diberikan” mendapatkan presentase sebesar 71%
dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Baik. Hal ini menunjukan bahwa karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dari waktu yang sudah di tentukan dengan baik.
2) Saya dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen, seperti bersikap ramah
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen, seperti bersikap ramah” mendapatkan presentase sebesar 98%
dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukan bahwa hubungan karyawan dengan konsumen sangat baik dengan menjaga kualitas pelayanan.
3) Saya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan target yang telah ditentukan Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan target yang telah ditentukan” mendapatkan presentase sebesar 74% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Baik. Hal ini menunjukan bahwa karyawan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah di tentukan dengan baik.
4) Saya bersedia bekerja lebih dari jam kerja yang telah di tentukan
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya bersedia bekerja lebih dari jam kerja yang telah di tentukan” mendapatkan presentase sebesar 89,5% dari skor ideal.
Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik.
5) Saya selalu menyelesaikan tugas dengan tepat
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya selalu menyelesaikan tugas dengan tepat” mendapatkan presentase sebesar 92% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik. Hal ini menyatakan bahwa karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan baik.
80
6) Saya tidak pernah izin istirahat melebihi batas waktu yang telah ditentukan perusahaan
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya tidak pernah izin istirahat melebihi batas waktu yang telah ditentukan perusahaan mendapatkan presentase sebesar 90% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik.
7) Saya mampu memaksimalkan waktu yang tersedia dengan baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya mampu memaksimalkan waktu yang tersedia dengan baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan” mendapatkan presentase sebesar 70,5% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Baik. Hal ini menunjukan bahwa karyawan memiliki time management yang baik.
8) Sarana atau fasilitas perusahaan yang cukup menunjang untuk menyelesaikan pekerjaan
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Sarana atau fasilitas perusahaan yang cukup menunjang untuk menyelesaikan pekerjaan” mendapatkan presentase sebesar 91,50% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukan bahwa sarana atau fasilitas perusahaan sangat baik sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
9) Saya mampu memanfaatkan fasilitas perusahaan sebaik mungkin
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya mampu memanfaatkan fasilitas perusahaan sebaik mungkin” mendapatkan presentase sebesar 90,25% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik.
10) Saya mampu menangani seluruh tugas tanpa menunggu perintah dari atasan Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya mampu menangani seluruh tugas tanpa menunggu perintah dari atasan” mendapatkan presentase sebesar 76,5% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Baik. Hal ini menunjukan bahwa karyawan memiliki inisiatif yang baik.
11) Saya akan bertanya ke atasan atau rekan kerja yang lebih paham tentang pekerjaan jika saya kurang mengerti dengan pekerjaan yang diberikan
81
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya akan bertanya ke atasan atau rekan kerja yang lebih paham tentang pekerjaan jika saya kurang mengerti dengan pekerjaan yang diberikan” mendapatkan presentase sebesar 91,50% dari skor ideal.
Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik.
12) Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan” mendapatkan presentase sebesar 90,25% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik.
13) Saya tidak akan melanggar SOP (standar operasional prosedur) dalam kondisi apapun, (misal: ketika melakukan segala bentuk pemeriksaan kepada konsumen)
Tanggapan responden mengenai pernyataan “Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan” mendapatkan presentase sebesar 97,5% dari skor ideal. Skor tersebut termasuk kedalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukan bahwa karyawan telah memahami SOP.
Dari uraian jawaban responden berdasarkan variabel Kinerja Karyawan (Y) di atas,maka rata-rata dari variabel Kinerja Karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 4.7
SKOR TOTAL DARI VARIABEL KEPUTUSAN PEMBELIAN
No Dimensi Skor Total Rata-rata
1 Kualitas 338 84,5%
2 Kuantitas 327 81,75%
3 Ketepatan Waktu 549 84,17%
4 Efektivitas 368 90,88%
5 Kemandirian 336 84%
82
6 Komitmen Kerja 380 93,88%
Total 2,298 86,53%
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan Tabel diatas, posisi variabel Kinerja Karyawan pada garis kontinum dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
20% 36% 52% 68% 84% 100%
Sangat Tidak
Baik
Tidak Baik Cukup Baik
Baik Sangat Baik Gambar 4.7 Garis Kontinum Variabel Kinerja Karyawan
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa posisi variabel Kinerja Karyawan (Y) pada garis kontinum masuk ke dalam kategori Sangat baik dengan nilai persentase sebesar 86,53%. Dalam hal ini, secara keseluruhan variabel Kinerja Karyawan masuk kedalam kategori sangat baik dengan pengukuran melalui beberapa komponen pernyataan yakni dapat menjaga kualitas pelayanan kepada konsumen, bekerja lebih dari sesuai jam kerja, menyelesikan tugas, memiliki inisiatif untuk bertanya ke atasan atau rekan kerja mengenai pekerjaan yang kurang di mengerti.
4.5 Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang di dapat atau di peroleh dari hasil observasi berdistribusi normal atau tidak, sehingga data tersebut dapat digunakan atau tidakya dalam model regresi. Untuk 86,53
%
83
mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan Analisis Grafik dan Uji Statistik menggunakan software SPSS versi 25 for windows sebagai berikut:
Gambar 4.8 Histogram Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Gambar 4.8 diatas memberikan interpretasi bahwa grafik histogram memiliki distribusi normal, hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang membentuk pola lonceng atau tidak miring ke kanan atau ke kiri.
84
Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Gambar diatas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dapat disimpulkan bahwa kriteria pengambilan keputusan yang pertama terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal.
Untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner berdistribusi dengan normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara uji statisctic Kolomograv-Smirnov. Jika di bandingkan dengan cara analisis grafik. Berikut adalah Kriteria pengambilan keputusannya:
a) Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
b) Jika nilai Asymp. Sig. (2 tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal.
TABEL 4.8
HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV TEST One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
85 Std.
Deviation
3.14644126
Most Extreme Differences
Absolute .093
Positive .093
Negative -.086
Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Pada Tabel diatas terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,200 dan nilai tersebut lebih dari nilai signifikan 0,05 atau (0,200 > 0,05) dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018:137) Uji heteroskedastisitas adalah suatu uji yang bertujuan untuk melakukan pengujian apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya.
Model regresi yang baik tidak akan mendapati heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas dapat ditinjau dari grafik scatterplot. sebuah model penelitian regresi yang masuk dalam kategori baik ialah yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
Kriteria dalam pengambilan keputusan pada penelitian ini adalah jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas dan begitu sebaliknya. Dibawah ini adalah hasil dari uji heteroskedastisitas:
86
Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa diagram pancar (scatterplot) tidak membentuk pola tertentu maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4.5.3 Uji Multikolinieritas
Ghozali (2016), mengemukakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen) Pengaruh dari multikolinearitas ini mengakibatkan tingginya variabel pada sampel. Yang berarti standar error besar, hal ini akan berimbas ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari tabel t-tabel sehingga menunjukkan tidak ada hubungan linier antara variabel independent (bebas) yang dipengaruhi oleh variabel dependen (terikat).
TABEL 4.9
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa
87
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) pada variabel Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan variabel Disiplin Kerja (X2) adalah sebesar 1.075 yang artinya 1,075 < 10 dan lolos uji. Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tolerance value sebesar 0,931, yang artinya 0,931 >
0,1 maka tidak ada korelasi antar variabel-variabel bebas atau tidak ditemukannya masalah multikolinearitas.
4.5.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yaitu Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel terkait yaitu Kinerja Karyawan (Y) yang dilakukan pada 40 responden karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑌 = + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2
Hasil pengolahan data regresi linear berganda akan disajikan pada tabel 4.10.
TABEL 4.10
HASIL UJI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
88 B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.367 6.568 .360 .721
Lingkungan Kerja Fisik
.268 .116 .226 2.312 .026 .931 1.075
Disiplin Kerja .777 .104 .730 7.475 .000 .931 1.075
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.10 diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut:
𝑌 = + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 Y = 2,367 + 0,268 X₁ + 0,777 X₂
Berdasarkan dari persamaan regresi linier berganda yang di peroleh diatas dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 2,367. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwak kinerja karyawan memeiliki hubungan yang erat dengan lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja. Kemudian, nilai konstanta tersebut menunjukan bahwa variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan, apabila tidak dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Disiplin Kerja (X2) maka besar rata-rata kinerja karyawan akan bernilai 2,367.
Koefisien regresi lingkungan kerja fisik adalah sebesar 0,268 dan bernilai positif. Hal tersebut menunjukan bahwa lingkungan kerja fisik memiliki hubungan yang searah dengan kinerja karyawan. Dengan koefisien regresi sebesar 0,268, diartikan bahwa apabila lingkungan kerja fisik bertambah sebanyak satu maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,268 dari lingkungan kerja fisik.
Pada disiplin kerja, koefisien regresi adalah sebesar 0,777 dan bernilai positif.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa adanya hubungan yang searah antara disiplin kerja dan kinerja karyawan. Dengan koefisien sebesar 0,777, maka diartikan bahwa apabila disiplin kerja bertambah sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,777 dari disiplin kerja.
89
4.6 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui signifikansi dari hipotesis yang telah dirumuskan. Uji Hipotesis secara Parsial yaitu (Uji T) dan Uji Hipotesis secara Simultan yaitu (Uji F).
4.6.1 Uji T (Parsial)
Pengujian Hipotesis secara Parsial atau Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing Variabel Independen, yaitu Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja terhadap Variabel Dependen, yaitu Kinerja Karyawan. Hipotesis untuk pengujian secara parsial yang digunakan adalah:
1) Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
H0a : Lingkungan Kerja Fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
H1a : Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan
2) Pengaruh Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
H0b : Disiplin Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan H1b : Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah:
a. thitung < ttabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
b. thitung > ttabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
c. Untuk menentukan nilai ttabel, maka diperlukan adanya derajat bebas dengan rumus: Derajat Kebebasan (df) = (n – k) dan Tingkat Ketelitian (α) = 5%
(1) n = Jumlah Sampel, n = 40
(2) k = Jumlah Variabel yang digunakan, k = 3
90
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan tabel 4.11 maka hasil perhitungan t tabel yaitu df ((n-k), 40-3=
37) dan hasil yang diperoleh untuk ttabel yaitu 1.687. Berikut penjabaran mengenai hasil uji t:
1. Lingkungan Kerja Fisik (X1)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Lingkungan Kerja Fisik (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2.312 < ttabel 1.687 dengan nilai signifikan 0,26 < 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik secara parsial dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Disiplin Kerja (X2)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Disiplin Kerja (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 7.475 < ttabel 1.687 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh Disiplin Kerja secara parsial dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
91
4.6.1 Uji F (Simultan)
Uji F yang bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Hasil uji F dapat di lihat tabel di bawah ini:
TABEL 4.12 HASIL UJI F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 788.671 2 394.336 37.789 .000b
Residual 386.104 37 10.435
Total 1174.775 39
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja , Lingkungan Kerja Fisik
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Pada penelitian ini diketahui pada jumlah sampel (n) adalah 40 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
a) Tingkat Ketelitian (α) = 5%
b) df (pembilang) = k – 1 = 3 -1 = 2 c) df (penyebut) = n – k = 40 – 3 = 37
d) n = Jumlah Sampel Penelitian
e) k = Jumlah Variabel yang digunakan dalam penelitian f) Maka, Ftabel = 3,25
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.12, dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel ( 37,789 > 3,25 ) dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan.
92
4.7 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah suatu ukuran yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan antara nilai dugaan atau regresi dengan menggunakan data sampel. Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
a. Jika Koefisien determinasi mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lemah.
b. Jika koefisien determinasi satu (1), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kuat.
TABEL 4.13
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINAN
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,819 dan R Square (r²) adalah 0,671. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja. Cara untuk menghitung R Square menggunakan Koefisien Determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,819)² x 100% = 67,1%
Angka tersebut menunjukkan Koefisien Determinasi sebesar 67,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Variabel Independen yang terdiri dari Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja terhadap Variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan adalah sebesar 67,1% sedangkan sisanya 32.9% ditentukan atau dijelaskan oleh
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .819a .671 .654 3.230
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja , Lingkungan Kerja Fisik
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
93
variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa dan penelitian ini seperti motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan kerja, dan lain-lain.
4.7 Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sandy (2015:11) mengemukakan bahwa kinerja ialah sebuah prestasi yang sudah dicapai oleh karyawan dalam menjalankan pekerjaan yang sudah diberikan. Oleh sebab itu, jika kinerja karyawan perusahaan itu baik maka tujuan perusahaan pun akan cepat tercapai. Adapun dimensi dari kinerja yaitu Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas, Kemandirian, dan Komitmen Kerja.
Berdasarkan dari hasil analisis deskriptif keseluruhan berada dalam kategori Sangat Baik. Hal ini ditunjukkan dari keseluruhan total skor yang didapat dari variabel Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 86,53%, yang artinya bahwa Kinerja Karyawan sudah baik, dimensi yang mendapatkan skor tertinggi yaitu dimensi kualitas dengan pernyataan “Saya dapat menjaga pelayanan terhadap konsumen, seperti bersikap ramah” dengan nilai presentase sebesar 98% dan masuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa, karyawan Laboratorium Klinik Medical Otrismo Center memiliki kualitas kinerja yang baik yaitu dengan menjaga pelayanan terhadap konsumen dengan bersikap ramah. Sedangkan, pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden terendah ada pada dimensi Ketepatan Waktu dengan pernyataan “Saya mampu memaksimalkan waktu yang tersedia dengan baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan” dengan nilai persentase sebesar 70,5% dan masuk kedalam kategori baik. Meskipun masuk kedalam kategori baik, hal ini menyatakan bahwa karyawan tidak terlalu peduli terhadap waktu yang tersedia, yang berarti terdapat aspek lain yang mempengaruhi.
Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X1) berdasarkan tanggapan responden mengenai lingkungan kerja fisik secara keseluruhan masuk kedalam kategori sangat baik dengan presentase 86,66%. Lingkungan kerja fisik memang suatu hal yang sangat penting untuk karyawan. Karena dengan keadaan kantor yang nyaman, tenang, serta aman akan membuat karyawan nyaman bekerja. Dapat dilihat dari pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden paling tinggi yaitu pada
94
dimensi Tata Ruang Kerja dengan pernyataan “Ruangan kerja yang rapih akan membuat saya semakin bersemnagat dalam bekerja” pernyataan tersebut mendapakan presentase sebesar 95,5% dan termasuk dalam kategori sangat baik.
Hal ini menunjukan bahwa lingkungan kerja yang baik dan rapih akan menciptakan aktivitas kerja yang baik sehingga dapat membuat karyawan bersemangat untuk bekerja. Sedangkan pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden terendah yaitu pada dimensi Peralatan Kerja dengan pernyataan “Peralatan kerja saya sudah cukup terpenuhi dalam aktivitas kerja” dengan presentase sebesar 75% dan masuk kedalam kategori baik. Meskipun masuk dalam kategori baik, karyawan Laboratorium Klinik Medical Otrismo Center tidak terlalu memperhatikan peralatan kerja, yang berarti terdapat faktor lain yang lebih dibutuhkan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel Disiplin Kerja (X2) berdasarkan tanggapan responden mengenai disiplin kerja secara keseluruhan masuk kedalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 88,68%. Dari 12 pernyataan mengenai variabel disiplin kerja terdapat penyataan yang mendapatkan tanggapan responden tinggi pada dimensi Etika Bekerja dengan pernyataan “Saya selalu menghormati dan menghargai konsumen” dengan presentase sebesar 97,5% dan masuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa etika kerja yang baik yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dengan menghargai dan menghormati konsumen. Sedangkan, pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden rendah terdapat pada dimensi Tingkat Kewaspadaan dengan pernyataan “Saya selalu berhati-hati, teliti serta penuh dengan perhitungan ketika sedang bekerja” dengan presentase sebesar 71% dan masuk kedalam kategori baik. Meskipun masuk kedalam kategori baik, berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut menyatakan bahwa karyawan Laboratorium Klinik Medical Otrismo Center tidak begitu memperhatikan aspek kewaspadaan dalam bekerja.
95
4.7.1 Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan
Variabel Independen (X) berdasarkan uji t (parsial) ) terdapat pengaruh lingkungan kerja fisik secara parsial dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan mendapatkan nilai thitung (2.312) > ttabel (1.688) dan tingkat signifikansi 0,026 < 0,05 yang berarti Hₒ ditolak dan Hₐ diterima. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Center.
Hasil penelitian ini di dukung dengan hasil penelitian sebelumnya dari Fitria (2017) yang menjelaskan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yang berarti bahwa semakin meningkatnya lingkungan kerja fisik yang baik maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Cara meningkatkan lingkungan kerja fisik dapat berupa pembaharuan fasilitas dan peralatan kerja yang dibutuhka oleh karyawan karena hal itu penting untuk kenyamanan karyawan dan mendukung karyawan dalam bekerja.
4.7.2 Analisis Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil pengujian uji t (parsial) terdapat pengaruh disiplin kerja secara parsial dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan mendapatkan nilai thitung
(7.475) > ttabel (1.688) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti Hₒ ditolak dan Hₐ diterima. Maka hipotesis penelitian ini membuktikan terdapat pengaruh dari variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrsmo Center. Hasil penelitian ini di dukung dengan hasil penelitian sebelumnya dari Ery
(7.475) > ttabel (1.688) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti Hₒ ditolak dan Hₐ diterima. Maka hipotesis penelitian ini membuktikan terdapat pengaruh dari variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrsmo Center. Hasil penelitian ini di dukung dengan hasil penelitian sebelumnya dari Ery