BAB III METODE PENELITIAN
3.2 Variabel Operasional dan Skala Pengukuran
3.2.1 Variabel Operasional
Sugiyono (2017:38), berpendapat bahwa variabel penelitian operasional merupakan atribut atau sifat atau nilai dari suatu objek atau kegiatan, yang memiliki perubahan tertentu dan sudah ditentukan serta disimpulkan oleh peneliti.
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen atau Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2016:39) Variabel independen atau yang disebut juga dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
43
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Disiplin Kerja (X2) merupakan Variabel Independen atau bebas dalam penelitian ini.
b. Variabel Dependen atau Terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2016:39) Variabel dependen atau yang disebut juga dengan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karna adanya variabel bebas. Kinerja Karyawan (Y) merupakan variabel dependen atau terikat yang digunakan dalam penelitian ini.
Berikut terlampir operasionalisasi dari masing-masing variabel yang digunakan pada
penelitian ini, termasuk dengan skala pengukuran yang dipilih.
TABEL 3.1
VARIABEL OPERASIONAL
Variabel Dimensi Indikator No.Item Skala
Lingkungan kerja dan ruang kerja
yang cukup
44
Penataan ruang kerja 9 Ordinal Tata ruang kerja yang
mendukung kegiatan
45
46
yang ada di tempat kerja
47
Komitmen
Kerja Tidak melanggar SOP (Standar
Operasional Prosedur) dalam
kondisi apapun
36 Ordinal
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2021 3.2.2 Skala Pengukuran
Sugiyono (2016:92) menjelaskan bahwa skala pengukuran ialah kesepakatan yang dijadikan acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur, sehingga alat ukur tersebut akan menghasilkan data kuantitatif pada saat digunakan untuk pengukuran.
Menurut, Sugiyono dalam Akmal (2019:70) menjelaskan bahwa jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif, sehingga peneliti menggunakan 5 pilihan jawaban.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur pendapat, jawaban dan sikap dari 40 responden.
TABEL 3. 2 INSTRUMEN SKALA LIKERT
Sumber: Sugiyono dalam Akmal (2019:70)
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
48
3.3 Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu dilakukannya tahapan-tahapan penelitian yang bertujuan untuk membantu prosedur pelaksanaan, agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis. Tahap penelitian merupakan gambaran kegiatan peneliti dari awal penelitian mereka hingga membuat kesimpulan dan saran. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tahap Penelitian Sumber: Sujarweni (2015:50)
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017:136), populasi adalah wilayah generalisasi yang diciptakan oleh objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakter tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian menarik kesimpulan.
Sementara, Usman (2019, p. 92), berpendapat bahwa populasi meliputi semua nilai, baik itu pengukuran atau perhitungan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang berhubungan dengan sekelompok objek dan subjek yang jelas. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center.
49
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017:137) sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara teknik sampling jenuh yaitu sebanyak 40 orang karyawan yang dijadikan sebagai responden.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder yang dijelaskan seperti di bawah ini:
3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari subyek yang terkait dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2016:137) data primer adalah sumber data yang menyediakan data secara langsung untuk pengumpulan data. Berikut adalah penjelasan bagian data primer:
a. Kuisioner (Teknik sebar angket)
Sugiyono (2017:216) menjelaskan kuisioner ialah teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara meberikan pertanyaan ataupun pernyataan secara tertulis kepada para responden kemudian dijawab. Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center, Kota Bekasi.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung kepada salah satu karyawan perusahaan tersebut secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan Manajer Operasional Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center.
3.5.2 Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016:137) data sekunder ialah sumber data yang tidak memyampaikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang ketiga atau dokumen. Teknik pengumpulan data sekunder ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan menemukan dan melengkapi informasi yang
50
dikumpulkan. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data perusahaan yang diberikan oleh Manajer Operasional Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center.
3.6 Uji Validitas dan Realibilitas 3.6.1 Uji Validitas
Menurut Herlina (2019:58) uji validitas terdiri dari mengukur koefisien korelasi antara skor suatu pertanyaan atau indikator yang akan diuji dengan skor total variabel. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek penelitian.
Menurut Priyatno (2018:24) teknik ini menggunakan korelasi pearson product moment dalam uji validitasnya, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan total skor keseluruhan. Kemudian pengujian signifikasi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikasi 0.05 dengan dua sisi uji, yaitu:
a. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka item tersebut tidak valid.
c. jika signifikan < 0,05 maka item tersebut valid
d. jika signifikan > 0,05 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Keterangan:
r: Koifisien korelasi antara variabel X dan Y n: Jumlah Responden
X: Skor Variabel (Jawaban dari responden)
51
Y: Skor total variabel untuk responden n Ξ£: Jumlah skor dalam distribusi X Ξ£: Jumlah skor dalam distribusi Y Ξ£ 2: Jumlah kuadrat masing-masing X.
Ξ£2 : Jumlah kuadrat masing-masing Y
Sugiyono (2018) mengemukakan jika nilai pada r tabel dengan nilai (n) 30 responden dan nilai signifikansi 5% (a = 0,05) maka dapat diperoleh nilai r tabel sebesar 0,304. DIbawah ini merupakan Tabel 3.3 Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)
TABEL 3.3
PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL
Variabel No. Item R Hitung R Tabel Keterangan
Lingkungan Kerja Fisik (X1)
1 0,314 0,304 Valid
2 0,368 0,304 Valid
3 0,338 0,304 Valid
4 0,411 0,304 Valid
5 0,327 0,304 Valid
6 0,349 0,304 Valid
7 0,505 0,304 Valid
8 0,364 0,304 Valid
9 0,631 0,304 Valid
10 0,549 0,304 Valid
11 0,324 0,304 Valid
Variabel No. Item R Hitung R Tabel Keterangan Disiplin Kerja
(X2)
1 0,323 0,304 Valid
2 0,332 0,304 Valid
Sambungan Tabel 3.3 . . . .
Bersambung . . . .
52
3 0,335 0,304 Valid
4 0,392 0,304 Valid
5 0,504 0,304 Valid
6 0,617 0,304 Valid
7 0,379 0,304 Valid
8 0,425 0,304 Valid
9 0,381 0,304 Valid
10 0,851 0,304 Valid
11 0,867 0,304 Valid
12 0,472 0,304 Valid
Variabel No. Item R Hitung R Tabel Keterangan
Kinerja Karyawan (Y)
1 0,387 0,304 Valid
2 0,488 0,304 Valid
3 0,305 0,304 Valid
4 0,382 0,304 Valid
5 0,336 0,304 Valid
6 0,309 0,304 Valid
7 0,312 0,304 Valid
8 0,379 0,304 Valid
9 0,355 0,304 Valid
10 0,479 0,304 Valid
11 0,449 0,304 Valid
12 0,603 0,304 Valid
13 0,452 0,304 Valid
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Bersambung . . . .
Sambungan Tabel 3.3 . . . .
53
Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa validitas variabel Lingkungan Kerja Fisik, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan dapat dikatakan valid karena r hitung > dari r tabel
3.6.2 Uji Realibilitas
Menurut Indrawati (2015:155) reliabel berarti suatu alat ukur yang harus memberikan hasil pengukuran yang relatif sama dan konsisten ketika alat ukur tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur suatu gejala yang sama.
Reliabilitas mengacu pada tingkat kepercayaan, keterandalan, konsistensi, atau kestabilan hasil suatu pengukuran.
Menurut Sugiyono (2011:349), instrumen penelitian menggunakan rumus Alpha Cronbach. Alpha Cronbach merupakan rumus matematis yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas pengukuran, dimana suatu instrumen dapat dikatan reliabel (handal) jika memiliki realibilitas (koefisien keandalan) atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Untuk mengetahui instrument tersebut reliabel dapat diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach berikut:
Keterangan:
a: Reliabilitas (Koefisien Alfa) k: Banyaknya butir item atau soal ππ‘2: Varian total
Ξ£ππ2: Jumlah Varians butir
Berikut merupakan hasil uji reabilitas variabel kinerja karyawan, dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:
54
TABEL 3.3
HASIL UJI REABILITAS VARIABEL KINERJA KARYAWAN (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 13
Sumber: Hasil Data Olahan SPSS (2022)
Berikut merupakan hasil hasil uji reabilitas variabel lingkungan kerja fisik, dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
TABEL 3.4
HASIL UJI REABILITAS VARIABEL LINGKUNGAN KERJA FISIK (X1)
Reliability Statistics
Cronbachβs Alpha
N of Items
.713 11
Sumber: Hasil Data Olahan SPSS (2022)
Berikut merupakan hasil hasil uji reabilitas variabel disiplin kerja, dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
TABEL 3.5
HASIL UJI REABILITAS VARIABEL DISIPLIN KERJA (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.924 12
Sumber: Hasil Data Olahan SPSS (2022)
Berdasarkan hasil pada tabel 3.3, tabel 3.4 dan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa seluruh nilai koefisien reabilitas pada variabel X1, variabel X2 dan variabel Y bernilai lebih besar dari nilai a > 0,6. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel lingkungan kerja fisik (X1), disiplin kerja (X2), dan kinerja karyawan (Y) dapat dikatakan reliabel.
55
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2019:226) analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data dengan cara mendeskripsikan data yang sudah terkumpul bukan membuat kesimpulan umum atau generalisasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengetahui seberapa besar persentase lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner kepada karyawan Laboratorium Otrsimo Medical Center.
Selain itu teknik analisis pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode regresi liner berganda. Setiap pernyataan atau pertanyaan disertai dengan lima jawaban yang harus di pilih dari skala pengukuran likert dan memilih pilihan yang paling benar atau sesuai menurut responden yang menjawab.
Berikut adalah langkah-langkah serta perhitungan analisis deskriptif.
a. Nilai total adalah jumlah dari setiap pertanyaan yang merupakan jawaban dari responden.
b. Presentase adalah nilai total item dibagi dengan nilai total terbesar dikalikan 100%
c. Jumlah responden adalah 40 orang, dan nilai skala pengukuran terbesar adalah 5, sedangkan skala pengukuran terkecil adala 1, maka:
1) Jumlah nilai total terbesar = 40 x 5 = 200 2) Jumlah nilai total terkecil = 40 x 1 = 40 d. Menentukan nilai presentase terbesar dan terkecil:
1) Nilai persentase terbesar = 200
200 x 100% = 100%
2) Nilai persentase terkecil = 40
200 x 100% = 20%
3) Nilai rentang antara presentase tersbesar dengan persentase terkecil adalah 100% - 20% = 80%
Jika hasil nilai rentang dibagi 5 skala pengukuran, maka akan diperoleh nilai interval sebesar 16%.
56
TABEL 3.6
KRITERIA PENILAIAN BERDASARKAN HASIL SKOR Persentase Kriteria Penilaian
20% - 36% Sangat Tidak Baik
>36% - 52% Tidak Baik
>52% - 68% Cukup Baik
>68% - 84% Baik
>84% - 100% Sangat Baik
Sumber: Data Olahan Peneliti
Kategori persentase tersebut dapat disajikan dalam garis kontinum sebagai berikut :
Gambar 3.2 Garis Kontinum Presentase Tanggapan Responden Sumber: Data Olahan Peneliti (2021)
Cara menghitung skor total untuk masing-masing indikator pada variabel adalah sebagai berikut:
a. Skor Total = (jumlah responden sangat setuju x 5) + (jumlah responden setuju x 4) + (jumlah responden kurang setuju x 3) + (jumlah responden tidak setuju x 2) + (jumlah responden sangat tidak setuju x 1).
b. Skor ideal = di umpamakan seluruh responden menjawab setuju x jumlah responden.
c. Klasifikasi kategori (%) = ππππ πππππ
ππππ π‘ππ‘ππΓ 100 %
57
3.8 Metode Analisa Data
3.8.1 Methode of Successive Interval (MSI)
Dalam penelitian ini, data hasil jawaban kuisioner adalah data ordinal. Analisis Regresi Berganda mensyaratkan data menjadi data interval. Oleh karena itu, perlu menggunakan MSI (Method of Successive Interval) untuk mengkonversi data dari ordinal ke interval. Menurut Siregar (2013:176), secara umum data yang digunakan dalam statistik parameter ini pada dasarnya adalah data interval, sementara data yang diperoleh dalam penelitian ini berskala ordinal sehingga Methods Successive Interval (MSI) harus digunakan agar mengubah data menjadi skala interval.
Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal berupa bentuk Likert Scale yang jawabannya terdiri dari yang sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju, sehingga MSI sangat diperlukan. MSI digunakan supaya data yang di dapatkan dari kuisioner dapat menjadi data interval. Di bawah ini adalah langkah-langkah mentransformasi data ordinal ke data interval, diantaranya:
a. Perhatikan dan teliti ketika melihat setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.
b. Pada setiap butir tentukan berapa orang yang mendapatkan skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya jumlah responden dan hasilnya disebut sebagai proporsi.
d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan sesuai dengan kolom skor.
e. Gunakan tabel distribusi normal, cari dan hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang didapatkan.
f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel tinggi densitas.
g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
NS =
( π·πππ ππ‘π¦ ππ πΏππ€ππ πΏππππ‘βπ·ππ ππ‘π¦ ππ πππππ πΏππππ‘) ( π΄πππ π΅ππππ€ πππππ πΏππππ‘βπ΄πππ π΅ππππ€ πΏππ€ππ πΏππππ‘)h. Nilai transformasi Y0 dengan rumus: Y = NS+[1+NSMin]
58
3.9 Uji Asumsi Klasik
Menurut Indrawati (2015:189) peneliti harus telebih dahulu menguji asumsi klasik sebelum menguji hipotesis ketika menggunakan model regresi linier berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
3.9.1 Uji Normalisasi
Ghozali (2016:154) menjelaskan bahwa uji normalisasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji T dan uji F mengasumsikan bahwa nilai-nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau dibantah maka uji statistik akan menjadi tidak valid.
3.9.2 Uji Heterokedastisitas
Menurut Priyanto (2012:158) uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan di mana model regresi memunjukkan atau mempunyai ketidaksamaan variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik tidak akan mendapati heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas dapat ditinjau dari grafik scatterplot. sebuah model penelitian regresi yang masuk dalam kategori baik ialah yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
3.9.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Mulyono (2019) uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah model regresi terdeteksi adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau variabel terikat (dependen). Pengaruh dari multikolinearitas ini mengakibatkan tingginya variabel pada sampel. Yang berarti standar error besar, hal ini akan berimbas ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari tabel t-tabel sehingga menunjukkan tidak ada hubungan linier antara variabel independent (bebas) yang dipengaruhi oleh variabel dependen (terikat).
3.9.4 Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2017:305), analisis regresi ganda digunakan peneliti ketika peneliti bermaksud untuk memprediksi seperti apa keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), ketika dua atau lebih variabel independen sebagai
59
faktor prediktif. Maka, analisis regresi berganda dapat dilakukan jika variabel independen (bebas) minimal dua. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel X1 (Lingkungan Kerja Fisik), X2 (Disiplin Kerja) dan Y (Kinerja Karyawan). Penelitian ini di analisis dengan menggunakan metode regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut:
π = π + π1 π1 + π2 π2 + π Keterangan:
Y = Variabel dependen (Kinerja Karyawan) π = Konstanta
π1, π2 = Koefisien variabel regresi bebas
X1 = Variabel independen (Lingkungan Kerja Fisik) X2 = Variabel independent (Disiplin Kerja)
Hasil analisis yang didapatkan harus diinterpretasikan (mengartikan), ketika melakukan interpretasi pertama kali yang harus dilihat terlebih dahulu adalah nilai F-hitung karena F-hitung menunjukkan uji secara simultan atau (bersama-sama), dalam arti variabel X1, X2, ... Xn secara bersamaan mempengaruhi terhadap Y. Kemudian nilai t-hitung karena t-hitung menunjukan uji secara parsial (masing-masing) yang berarti pengaruh variabel X1 terhadap Y maupun variabel X2 terhadap Y.
3.9.5 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017:213), hipotesis diartikan dalam suatu penelitian sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (bebas) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji t (parsial), uji f (simultan) dan koefesien determinasi.
3.9.6 Pengujian pada Regresi Parsial (Uji t)
Menurut Priyatno (2013:50), uji t digunakan untuk menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel independent (bebas) mempengaruhi penjelasan variabel
60
dependent (terikat) secara individu. Uji parsial digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independent (bebas) secara parsial terhadap variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini uji t bertujuan untuk mengetahui apakah lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center. Dalam penelitian ini hipotesis untuk variabel lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja adalah sebagai berikut:
a. H0 = Lingkungan kerja fisik tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara parsial H1 = Lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara parsial
b. H0 = Disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara parsial
H1 = Disiplin kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara parsial
Langkah selanjutnya dalam melakukan uji t adalah menentukan t tabel, yang dapat dilihat di tabel statistik pada signifikansi 0,05. Setelah itu cara untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak, berikut adalah kriteria pengujiannya.
a. Jika nilai t.hitung β₯ dari t.tabel atau t.hitung β€ t.tabel maka H0 diterima b. Jika nilai t.hitung β€ dari t.tabel atau t.hitung β₯ t.tabel maka H0 ditolak
Kriteria pengujian berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
3.9.7 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2013:98) uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang sama terhadap variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja fisik (X1) dan Disiplin kerja (X2) serta variabel dependennya adalah Kinerja karyawan (Y).
Terdapat hipotesis dalam penelitian ini, diantaranya:
61
H0 = Lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara simultan
H1 = Lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center secara simultan
Kemudian langkah selanjutnya untuk menetapkan F tabel yaitu dengan cara melihat tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan perhitungan seperti dibawah ini.
a. df1 = jumlah variabel β 1 (k β 1) b. df2 = n β k β 1
Keterangan:
df1, df2 = Derajat kebebasan
n = Jumlah data
k = Jumlah variabel independen Adapun kriteria dalam pengujian ini, yaitu:
a. Jika F hitung < F tabel dan nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat
b. Jika F hitung > F tabel dan nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.10 Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2016:216) setelah pengamatan dibagi menjadi sub-kelompok, lakukan regresi untuk mengintesivigasi hubungan antara variabel prediksi (X) dan variabel kriteria (Y) untuk setiap sub-kelompok. Untuk menentukan apakah ada variabel moderator, beberapa peneliti membandingkan nilai koefisien determinasi (R2) lebih tinggi dianggap memiliki nilai prediktif yang lebih baik. Koefisien determinasi ialah ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketetapan antara nilai
62
tafsiran atau garis regresi dengan data sampel. Jika nilai koefisien korelasi diketahui, maka koefisien determinasi didapatkan dengan cara menguadratkannya.
Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : KD = R2 x 100%
Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinasi R2 = Nilai koefisien korelasi
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:
a. Jika koefisien determinasi (KD) mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lemah atau sama sekali tidak berpengaruh.
b. Jika koefisien determinasi (KD) mendekati satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen kuat atau bisa dikatakan
berpengaruh.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di Kota Bekasi dengan objek penelitian karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center, Jl. Gardenia Raya Ruko Pesona Metropolitan Blok RA 10, Kota Bekasi. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan kuisioner. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berumur 16-40 tahun. Kuisioner akan dianggap sah jika pernyataan pada kuisioner dijawab seluruhnya dan pada setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Berikut merupakan perincian kuesioner:
TABEL 4.1
PERINCIAN PENYEBARAN KUESIONER PENELITIAN Klarifikasi Kuesioner Jumlah
Kuesioner yang diisi 40
Kuisioner yang kembali 40
Kuesioner yang sah 40
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2022)
Berdasarkan tabel 4.1, penyebaran kuisioner dilakukan pada karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center, jumlah kuisioner yang disebar adalah 40 kuisioner, kuisioner yang dikembalikan adalah 40 kuisioner. Dari jumlah kuisioner yang kembali, kemudian akan diperiksa dan hasil kuisioner yang sah adalah 40 responden yang akan digunakan sebagai data primer
4.2 Karakteristik Responden
Data primer adalah data yang digunakan oleh peneliti guna mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center, yang dimana pengumpulan data tersebut berasar
64
dari kuisioner sah yang berjumlah 40 responden karyawan Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center. Pada analisis deskriptif ini, data responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan terakhir.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner dan diperoleh mengenai jenis kelamin responden Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center sebagai berikut:
Gambar 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki mendapatkan presentase 63,6% sedangkan untuk jenis kelamin perempuan mendapatkan presentase sebesar 36,4%. Menurut Robbins (2015:29) menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara pria dan wanita yang konsisten dalam kemampuan memecahkan suatu masalah, keahlian analitis, kemampuan bersosialisasi maupun kemampuan belajar.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini responden digolongkan berdasarkan usia. Pada gambar 4.2 akan dipaparkan presentase karakteristik responden berdasarakan usia sebagai berikut:
Laki-laki Perempuan
65
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Berdasarkan gambar 4.2, dapat diketahui bahwa responden yang berusia 16-25 tahun mendapatkan presentase 45,5%. Untuk responden yang berusia 26-30 tahun mendapatkan presentase sebesar 27,3 % sedangkan untuk responden yang berusia 31-40 tahun mendapatkan presentase sebesar 27,3%. Menurut Robbins (2015:28) menjelaskan bahwa seiring menuanya karyawan atau pekerja, mereka memiliki semakin sedikit alternative pekerjaan karna keahlian mereka semakin spesifik atau mengerucut pada jenis pekerjaan tertentu.
4.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai
berikut:
Gambar 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja 16-25 tahun 26-30 tahun 31-40 tahun
7, 17%
33, 83%
< 1 Tahun
> 1 Tahun
66
Sumber: Data Olahan Penulis (2022)
Pada gambar 4.3, diketahui bahwa responden yang telah bekerja kurang dari satu tahun sebesar 17%. Dan responden yang telah bekerja lebih dari satu tahun sebesar 83%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center Kota Bekasi mayoritas telah bekerja lebih dari 1 tahun.
Pada gambar 4.3, diketahui bahwa responden yang telah bekerja kurang dari satu tahun sebesar 17%. Dan responden yang telah bekerja lebih dari satu tahun sebesar 83%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di Laboratorium Klinik Otrismo Medical Center Kota Bekasi mayoritas telah bekerja lebih dari 1 tahun.