• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Fiskal Regional dalam Mendorong Potensi Ekonomi Daerah

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 148-157)

BAB VI Keunggulan dan Potensi Ekonomi Regional Serta Tantangan Fiskal

6.4 Tantangan Fiskal Regional dalam Mendorong Potensi Ekonomi Daerah

DAERAH

Kebijakan fiskal merupakan instrumen Pemerintah untuk mencapai target-target pembangunan. Dalam konteks regional, capaian pembangunan regional diukur menggunakan indikator makro ekonomi pada suatu wilayah. Berdasarkan data statistik Maluku Utara selama tahun 2019, berbagai tantangan terkait isu-isu strategis muncul diantaranya perlambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran.

1. Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Berbagai kebijakan fiskal telah diluncurkan oleh pemerintah pusat dalam upaya untuk mendorong perekonomian regional. Sejalan dengan potensi lautan sebagai masa depan Maluku Utara, berbagai program yang erat kaitannya dengan sumber daya laut digalakkan sebagai upaya untuk mendorong perekonomian. Namun demikian berbagai tantangan dan hambatan kerap ditemui sehingga program-program tersebut menjadi kurang optimal.

113

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

Lebih dari dua per tiga luas wilayah Maluku Utara berupa lautan,

dengan kata lain luas laut Maluku Utara lebih besar dibanding daratannya. Tak heran apabila Maluku Utara diproyeksikan oleh Pemerintah Pusat untuk menjadi salah satu lumbung ikan nasional. Apabila ditetapkan sebagai lumbung ikan nasional, perhatian pemerintah pusat terhadap sektor perikanan di Maluku Utara meliputi penguatan infrastruktur industri perikanan akan semakin meningkat.

Sampai dengan saat ini gagasan Maluku Utara untuk ditetapkan sebagai lumbung ikan nasional belum terpenuhi. Berbagai faktor diindikasikan menjadi penghambat belum terealisasinya program tersebut mulai dari keseriusan Pemerintah hingga kesiapan sumber daya manusia. Dari sisi kebijakan fiskal, alokasi dana APBN maupun Dana Transfer ke Daerah belum secara spesifik mendukung pencapaian Maluku Utara sebagai Lumbung Ikan Nasional.

Salah satu rekomendasi untuk mendukung terwujudnya Maluku Utara sebagai Lumbung Ikan Nasional adalah dengan memprioritaskan pemenuhan infrastruktur pendukung. Ketersediaan infrastruktur yang mumpuni dalam penyimpanan produk perikanan juga menjadi aspek yang tidak boleh luput dari perhatian pemerintah. Pabrik pengolahan ikan seperti produk ikan kaleng belum tersedia di Maluku Utara padahal keberadaannya dapat memperkuat serta menunjang keberadaan industri yang telah lebih dulu berdiri di Maluku Utara seperti industri ikan beku, ikan asap, ikan asin dan budidaya ikan.

Adapun infrastruktur yang sangat menunjang industri perikanan adalah ketersediaan pasokan listrik yang menjangkau pulau-pulau terluar. Pihak pemerintah daerah dan pihak swasta dapat bekerjasama membangun infrastruktur di sekitar lokasi usaha sektor perikanan. Sebagai langkah nyata pemerintah daerah dapat menunjang sektor perikanan melalui keberpihakan anggaran dan kebijakan yang mendukung sektor perikanan. b. Destinasi Wisata “Bali Baru”

Penetapan Kabupaten Pulau Morotai sebagai salah satu dari sepuluh destinasi baru di Indonesia merupakan momentum untuk menggaet lebih banyak wisatawan datang ke Maluku Utara. Mengandalkan keindahan

114

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

pantai dan alam bawah laut, Morotai dinilai pantas untuk menjadi destinasi

bahari unggulan. Berbagai infrastruktur untuk mendukung program tersebut telah dilaksanakan meliputi penambahan frekuensi penerbangan, hotel-hotel bermunculan dan perbaikan infrastruktur jalan, listrik dan telekomunikasi.

Meningkatnya tarif pesawat selama tahun 2019 memberi dampak yang kurang baik terhadap perkembangan Morotai sebagai “Bali baru”. Mahalnya tarif pesawat dari daerah lain ke Morotai maupun Maluku Utara menyebabkan wisatawan lebih memilih destinasi wisata yang relatif “dekat dan terjangkau”. Upaya meningkatkan wisatawan asing melalui dibukanya penerbangan internasional ke Morotai atau Maluku Utara juga belum terlaksana sehingga belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Morotai.

Dalam industri pariwisata, Morotai tidak bisa hanya mengandalkan keindahan pantai dan alam bawah laut saja, berbagai atraksi wisata harus ditawarkan kepada wisatawan untuk menarik minat mereka berkunjung ke Morotai. Berkaca dari Bali, selain keindahan alamnya, atraksi-atraksi budaya menjadi magnet yang mampu menggaet wisatawan untuk berkunjung ke Bali.

c. Rekomendasi

Dari analisis dan gambaran tantangan di atas, dapat beberapa hal direkomendasikan sebagai berikut :

1) Dukungan alokasi fiskal melalui penetapan prioritas nasional pada program atau kegiatan yang mendukung terwujudnya Maluku Utara sebagai Lumbung Ikan Nasional dan Destinasi Wisata Bali Baru; 2) Mengoptimalkan kredit program melalui penetapan plafon pembiayaan

khusus untuk pelaku usaha yang mendukung program Lumbung Ikan Nasional dan Destinasi Wisata Bali Baru;

3) Berawal dari desa, penggunaan dana desa dapat difokuskan untuk membiayai kegiatan pendukung Lumbung Ikan Nasional dan Destinasi Wisata Bali Baru.

115

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah untuk mendorong

perekonomian regional, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan fiskal di daerahnya. Kebijakan fiskal dan perkembangan ekonomi merupakan dua sisi mata uang yang selalu berkaitan satu sama lain. Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah bertujuan untuk mencapai target-target perekonomian di daerah.

a. Kapasitas Fiskal

Hampir seluruh pemerintah daerah di Maluku Utara tergolong ke dalam kelompok daerah dengan tingkat kapasitas fiskal yang rendah. Kapasitas fiskal merupakan kemampuan keuangan daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya. Rendahnya kapasitas fiskal menyebabkan ruang gerak kepala daerah untuk menjalankan program pembangunan menjadi terbatas.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal daerah masih belum tercapai secara optimal. Realisasi PAD masih di bawah sepuluh persen dari total pendapatannya (single digit). Rendahnya kapasitas fiskal juga berimbas pada menurunnya belanja pemerintah yang pada akhirnya akan turut memperlambat pertumbuhan ekonomi regional.

b. Kebijakan Ekspor Mineral

Selama kurun tiga tahun terakhir perekonomian Maluku Utara mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Tingginya pertumbuhan tersebut didorong oleh tingginya volume ekspor bijih nikel (ore) dan nikel. Adanya relaksasi kebijakan yang masih memperbolehkan ekspor mineral mentah menjadi “kado” bagi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.

Seiring batas waktu yang diamanatkan dalam Undang undang Minerba, pemerintah pusat melarang ekspor mineral mentah termasuk di dalamnya ore (bijih nikel). Ekspor mineral diperbolehkan untuk nikel yang sudah dilakukan pemurnian melalui smelter. Sampai dengan saat ini smelter yang ada di Maluku Utara masih terbatas baik dari sisi jumlah maupun kapasitas produksinya. Salah satu pabrik smelter besar yang

116

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

masih dalam tahap pembangunan berada di kawasan industri IWIP di

Kabupaten Halmahera Tengah.

Dampak kebijakan ini sudah mulai dirasakan pada akhir kuartal IV tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi 2019 (yoy) melambat menjadi 6,13 persen dari tahun-tahun sebelumnya yang berkisar di atas 7 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya diandalkan dari sektor pertambangan dan pengolahan hasil tambang saja. Pengoptimalan sektor-sektor potensial mutlak dilaksanakan untuk mereduksi risiko menurunnya pertumbuhan akibat kebijakan ekspor mineral.

c. Kemiskinan dan Pengangguran

Selama tahun 2019 target-target pembangunan yang belum tercapai antara lain kemiskinan dan pengangguran. Ditargetkan menurun, kedua indikator makro ekonomi tersebut justru meningkat. Kemiskinan di Maluku Utara berada pada angka 6,91 persen atau lebih tinggi dari angka tahun sebelumnya sebesar 6,62, begitu pula dengan angka pengangguran yang meningkat dari 4,77 persen menjadi 4,97 persen.

Meningkatnya angka kemiskinan dan penangguran akan berdampak pada aspek sosial kemasyarakatan yang menyebabkan rendahnya produktivitas masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan produktivitas masyarakat dalam memproduksi atau meningkatkan nilai suatu barang dan jasa dari seluruh sumber yang dimiliki. Bagai lingkaran setan, kemiskinan dan pengangguran pada akhirnya akan mengganggu dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

d. Pembangunan SDM

Kualitas Sumber Daya Manusia Maluku Utara yang diindikasikan melalui Indeks Pembangunan Manusia berada pada level 68,7 atau tergolong kategori sedang. Kualitas pembangunan Manusia di Maluku Utara masih berada di bawah level rata-rata nasional yang telah berada pada kategori tinggi.

Tidak seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara tergolong kategori rendah. Indeks pembangunan manusia di Kota Ternate tergolong dalam kategori sangat tinggi dan Kota Tidore Kepulauan tergolong kategori tinggi.

117

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

Hal tersebut mengindikasikan terjadinya ketimpangan pembangunan

kualitas SDM kabupaten/kota di seluruh Maluku Utara.

Pembangunan sumber daya manusia merupakan faktor pokok keberhasilan pembangunan daerah Maluku Utara. Sumber daya alam yang melimpah di Maluku Utara tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal apabila tidak didukung oleh SDM yang berkualitas. Adanya SDM yang berkualitas dapat mengakselerasi pertumbuhan di seluruh sektor-sektor perekonomian yang potensial.

e. Rekomendasi

Menjawab tantangan fiskal pemerintah daerah sebagaimana dipaparkan di atas, maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut : 1) Intensifikasi penerimaan PAD salah satunya melalui pemanfaatan

teknologi informasi untuk mencegah kebocoran penerimaan PAD; 2) Pemberian kemudahan izin investasi pembangunan pabrik

pengolahan mineral, serta menggalakkan produktivitas dari sektor pertanian dan sumber daya laut melalui pengembangan perikanan dan pariwisata;

3) Memanfaatkan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan secara optimal, salah satunya dengan memberdayakan pembiayaan Ultra Mikro (UMi).

4) Pelaksanaan mandatory spending untuk urusan pendidikan harus difokuskan pada pengembangan SDM di Maluku Utara melalui bantuan biaya pendidikan dan peningkatan mutu pendidik.

3. Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat-Daerah

Dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia, pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang harus sinkron dan selaras. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menetapkan arah pembangunan daerah sesuai kebutuhan daerahnya tetapi dengan tetap memperhatikan arah pembangunan nasional.

a. Arah Kebijakan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019. RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya

118

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

(pemerintah, swasta, perbankan) untuk mengejar pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN. Penyusunan RKP 2019 didasarkan pada kesinambungan implementasi kebijakan Money Follow Program. Salah satu semangat pembangunan nasional adalah Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran untuk meningkatkan keterpaduan yang lebih berkualitas dan efektifdalam rangka pencapaian sasaran.

Adapun tema pembangunan dalam Rancangan Awal RKP Tahun 2019 adalah : “Pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas”. Adapun Prioritas Pembangunan Nasional yang terkait dengan sektor unggulan dan potensi ekonomi Maluku Utara adalah sebagai berikut : 1) Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar;

2) Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemiritiman;

3) Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, indsutri dan jasa produktif;

4) Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air.

Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, pemerintah daerah mengusung Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Maluku Utara Tahun 2019 mengambil tema pembangunan : “Pembangunan SDM, infrastruktur dan pengembangan investasi”, serta diarahkan pada 3 (tiga) prioritas pembangunan daerah, yaitu :

1) Pembangunan SDM; 2) Pengembangan Investasi;

3) Percepatan pembangunan infrastruktur.

Tiga prioritas pembangunan daerah Maluku Utara selaras dengan program prioritas nasional yang fokus utamanya adalah peningkatan kualitas manusia melalui layanan pendidikan dan kesehatan. Selanjutnya, percepatan pembangunan infrastruktur merupakan pengejawantahan dari prioritas nasional untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman. Selain itu, prioritas peningkatan nilai tambah ekonomi dan memantapkan kestabilan ketahanan pangan dan energi diimplementasikan melalui pengembangan investasi pada sektor strategis.

119

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019

KANWIL DJPb PROV MALUKU UTARA

b. Tantangan dan Rekomendasi

Dalam konteks perencanaan, kebijakan pemerintah daerah telah selaras dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun pada implementasi pelaksanaanya sering ditemukan hambatan yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program tersebut. Faktor sumber daya manusia (SDM) masih menjadi hambatan utama dalam mengimplementasikan prioritas pembangunan.

Agar pembangunan berjalan efektif dalam upaya mendorong perekonomian regional, kualitas sumber daya manusia harus senantiasa ditingkatkan. Pembangunan SDM jangan diartikan sebagai sebagai beban pembangunan tetapi sebaliknya bahwa kualitas SDM yang bagus merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan.

ANALISIS TEMATIK

SINERGI DAN KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN STUNTING DI MALUKU UTARA

15%

Rp629,03 miliar

angka stunting secara keseluruhan pada

wilayah Provinsi Maluku Utara adalah 15%

realisasi Bidang Kesehatan tahun 2019

untuk kegiatan pencegahan stunting

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 148-157)