• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam dokumen BAB I P E N D A H U L U A N (Halaman 50-54)

Halaman 49 dan Tabel Lampiran tersendiri)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat

Kota Bandung

Kota Bandung yang sudah berusia 203 Tahun pada tanggal 26 September 2013, dalam perkembangan politik mengalami perubahan yang signifikan yang ditandai dengan berakhirnya Pemilihan Kepala Daerah (Walikota Bandung Periode 2013-2018) dan telah selesai pada tanggal 23 Juni 2013. Terjadi pergeseran pilihan masyarakat yang hampir menyerupai kondisi di Propinsi DKI Jakarta, yakni terpilihnya Pasangan Ridwan Kamil dan Oded Dahnial yang diusung oleh sedikit Fraksi yang ada di DPRD Kota Bandung. Hal ini menjadikan babak baru perjalanan Pemerintah Kota Bandung yang akan dipimpin oleh Walikota berlatarbelakang pendidikan Arsitektur alumni ITB (Institut Teknologi Bandung), dan tantangan untuk membangun Kota yang agar lebih nyaman, tertib dan indah sehingga terwujud makna BERMARTABAT.

Kota Bandung telah melaksanakan pembangunan jangka panjang (PJP) selama 20 tahun, dan pada saat Tahun 2013-2018 adalah Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahap ke III, merupakan tonggak langkah awal saat Pemimpin baru terpilih, untuk lebih meningkatkan kualitas pembangunan. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung 2005-2025,

menjadi landasan hukum dalam melaksanakan Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama lima tahunan.

Misi BKBPM dalam melaksanakan tupoksi urusan Kesatuan Bangsa, dan Politik Dalam Negeri di Kota Bandung terutama adalah Menumbuh-kembangkan budaya politik demokratis yang santun, sehingga tercipta kesadaran politik di kalangan masyarakat dan kesadaran bersama untuk membangun Kota Bandung. Pemilu Walikota yang telah dilalui pada 23 Juni 2013 lalu menunjukkan kedewasaan cara pikir warga masyarakat serta pelaku politik dalam mengikuti proses pembelajaran demokrasi telah berjalan dengan baik dalam implementasi Hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kalaupun terjadi gugatan terhadap Hasil Pemilu Walikota, namun semuanya juga dilakukan melalui proses peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga hasilnya dari Keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) juga ditaati sebagai produk hukum tetap, sehingga langkah awal

pelaksanaan proses demokrasi telah berjalan dengan

baik.Suasana kondusif, tertib mengikuti proses aturan hukum yang berlaku seperti ini harus dijaga dan dapat dijadikan sebagai contoh bagi daerah lain yang melaksanakan proses demokrasi PEMILU Kepala Daerah di daerah lain Indonesia.

Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat dan merupakan kota Pendidikan tempat beberapa Universitas dan Institut terkemuka di Indonesia, yang banyak menghasilkan alumni generasi penerus, juga merupakan kota jasa sehingga banyak pendatang dari berbagai penjuru tanah air. Berbagai pendatang yang berasal dari berbagai etnik, suku di seluruh Indonesia, maka diperlukan sinergitas dalam menjaga suasana rukun, aman dan damai diantara suku Sunda yang paling dominan dalam hal budaya,sehingga diperlukan harmonisasi dengan suku-suku lain yang tinggal di Bandung baik sebagai Pelajar, Mahasiswa, maupun berusaha di berbagai sektor pembangunan kota.

Upaya sosialisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa, rasa persatuan dan kesatuan, Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI), rasa solidaritas di kalangan

masyarakat masih harus terus ditingkatkan bagi warga Kota Bandung yang banyak ditinggali juga oleh warga Non Sunda, sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Disamping itu proses demokrasi yang secara nasional akan dilaksanakan pada Tahun 2014 adalah PEMILU LEGISLATIF dan PEMILU Presiden dan Wakil Presiden, juga merupakan momen nasional yang harus disukseskan di Kota Bandung agar budaya politik yang lebih santun dan mematuhi aturan hukum yang berlaku.

Apabila suasana kondusif dikalangan masyarakat kota Bandung berhasil diciptakan, dan proses demokrasi dilalui secara baik, maka peluang serta kesempatan pemimpin yang baru berkonsentrasi untuk melaksanakan pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahap ketiga (2013-2018), akan terlaksana dengan baik,sehingga diharapkan mampu menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun Kota Bandung yang BERMARTABAT.

Misi BKBPM dalam melaksanakan tupoksi urusan

Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan adalah

Memberdayakan seluruh potensi sumber daya masyarakat yang berbasis pada kemitraan dengan berbagai pihak, agar mampu berdaya saing dalam melaksanakan pembangunan kota serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar Satuan Kerja dalam rangka Program Penanggulangan Kemiskinan.

Selama pembangunan Jangka Menengah Lima Tahunan sebelumnya yakni 2008-2013 pelaksanaan pemberdayaan masyarakat masih perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

BKBPM masih perlu untuk lebih berperan dalam mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi dalam upaya meningkatkan kapasitas pemerintahan Kelurahan, penguatan

Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat,

Pemberdayaan Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat, Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat, Pemberdayaan

Masyarakat dalam mengelola Teknologi Tepat Guna. Kendala yang dihadapi BKBPM adalah pelaksanaan dua (2) Urusan Wajib oleh sebuah Badan/Lembaga Teknis, sebagian besar Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, satu urusan wajib dilaksanakan oleh satu Badan/Lembaga Teknis, sehingga urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan oleh Badan Kesbangpol.

Guna mencapai Visi dan Misi Kepala Daerah tersebut, memerlukan partisipasi masyarakat Kota Bandung dengan seluruh potensi dan ide kreatif warga kota untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi. Guna mencapai visi tersebut yakni masyarakat yang sejahtera, maka faktor sumber daya manusia baik dari sisi aparatur pemerintah kota yang berkompeten terhadap masalah pemberdayaan

masyarakat dan pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan memegang peran yang sangat penting dan komitmen mendukung program-program Kepala Daerah terpilih sesuai tupoksi Lembaga Teknis/Badan, serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat melalui kelembagaan masyarakat dan membangun kemitraan dengan para stakeholder terkait.

Kota Bandung yang menegaskan diri sebagai Kota Jasa yang

Bermartabat, merupakan peluang untuk menumbuhkan

kreatifitas warga kota dalam rangka menciptakan berbagai even-even yang berskala regional maupun nasional, sehingga faktor partisipasi masyarakat memegang peran penting guna lebih mempromosikan Kota Bandung, serta dapat mendukung upaya peningkatan daya saing dan laju pertumbuhan ekonomi, karena Bandung sebagai Ibukota Propinsi.

Upaya mencapai Visi tersebut merupakan tantangan bagi BKBPM dengan potensi kekuatan sumber daya yang dimiliki baik SDM Aparatur maupun stake holder terkait dengan pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa/Kelurahan, serta seluruh masyarakat Kota Bandung baik yang berbentuk kelembagaan masyarakat yang telah berkembang di masyarakat, maka

diharapkan BKBPM dapat memberikan fasilitasi kepada warga Kota Bandung sekaligus memberdayakan masyarakat secara sosial, budaya dan ekonomi serta dapat melaksanakan program penanggulangan kemiskinan.

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN

Dalam dokumen BAB I P E N D A H U L U A N (Halaman 50-54)

Dokumen terkait