• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.1

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.2

Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud disusun dalam jangka waktu tertentu adalah meliputi : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Pemerintah Kota Bandung telah memiliki Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018, yang pada akhir tahun 2014, merupakan akhir dari evaluasi pencapaian visi, misi dan program Walikota Bandung periode termaksud. (Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahap Kedua).

Dengan tetap berpedoman kepada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, maka untuk

1Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Angka 7.

(2)

kesinambungan pelaksanaan Pembangunan Daerah serta berkelanjutan, Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2013-2018. (Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahap yang Ketiga).

Selanjutnya sebagaimana tercantum dalam Pasal 84 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota menjadi pedoman penetapan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD, serta digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Rencana Strategis BKBPM (Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat) Kota Bandung yang disingkat dengan Renstra BKBPM adalah merupakan dokumen perencanaan yang ada pada BKBPM (Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat) Kota Bandung untuk periode 5 (lima) tahun yakni Tahun 2013-2018.

Renstra BKBPM antara lain memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang disusun sesuai tugas dan fungsi BKBPM serta berpedoman kepada RPJM Daerah Kota Bandung dan bersifat indikatif. Fungsi Renstra BKBPM dalam penyelenggaraan pembangunan daerah adalah sebagai pedoman untuk bahan perencanaan yang lebih terarah sesuai tugas pokok dan fungsi BKBPM sebagai lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang melaksanakan urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri serta Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka mencapai Visi dan Misi Kepala Daerah.

Renstra BKBPM (Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat) Kota Bandung memuat gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam melaksanakan tugas yang diformulasikan dalam bentuk pernyataan visi, misi hingga strategi yang akan dijalankan selama kurun waktu 5 tahun kedepan (2013-2018).

(3)

Penyusunan Rencana Strategis Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung Tahun 2013-2018 pada dasarnya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menjalankan amanat yang ditetapkan, dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional serta untuk turut mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan daerah Kota Bandung serta dalam rangka menyesuaikan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kota Bandung Tahun 2013-2018, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 03 Tahun 2014.

BKBPM (Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat) Kota Bandung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. BKBPM Kota Bandung juga telah mempunyai Tugas Pokok Fungsi serta Uraian Tugas berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 295 Tahun 2013 tentangTugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.

Bidang Penanggulangan Kemiskinan merupakan struktur organisasi didalam BKBPM yang baru terbentuk pada tanggal 1 April 2013, oleh sebab itu belum terdapat data capaian kinerja selama tahun 2009-2013, sebagai kelengkapan penyusunan RENSTRA. Namun dalam implementasinya BKBPM senantiasa berkoordinasi dengan BAPPEDA selaku Ketua TKPK Kota Bandung dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Bidang Penanggulangan Kemiskinan sebagai bagian dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan akan disusun rencana capaian target kinerja selama 5 (lima) tahun mendatang (2013-2018).

Selanjutnya dalam rangka melaksanakan tugas pokok sesuai dengan fungsi yang dimiliki Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, maka disusunlah Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat

(4)

sebagai satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Proses penyusunan Renstra BKBPM disusun dengan tahapan antara lain, persiapan penyusunan Renstra, penyusunan rancangan Renstra, penyusunan rancangan akhir Renstra SKPD dan penetapan Renstra.Persiapan sebagaimana dimaksud dalam meliputi penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun Renstra SKPD, orientasi mengenai Renstra SKPD, penyusunan agenda kerja tim penyusun Renstra SKPD dan penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

Perumusan rancangan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 huruf a Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, untuk kabupaten/kota mencakup:

1. Pengolahan data dan informasi;

2. Analisis gambaran pelayanan SKPD kabupaten/kota; 3. Review renstra kementerian/lembaga dan renstra SKPD

provinsi;

4. Penelaahan rtrw kabupaten/kota;

5. Analisis terhadap dokumen hasil kajian lingkungan hidup strategis (klhs) sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota;

6. Perumusan isu-isu strategis;

7. Perumusan visi dan misi SKPD kabupaten/kota;

8. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD kabupaten/kota;

9. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD kabupaten/kota;

10. Mempelajari surat edaran bupati/walikota perihal penyusunan rancangan renstra SKPD kabupaten/kota beserta lampirannya, yaitu rancangan awal RPJMD Kabupaten/Kota yang memuat indikator keluaran program dan pagu per-SKPD kabupaten/kota;

11. Perumusan strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD kabupaten/kota, guna mencapai target kinerja program prioritas RPJMD kabupaten/kota yang menjadi tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota;

(5)

12. Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun, termasuk lokasi kegiatan;

13. Perumusan indikator kinerja SKPD kabupaten/kota yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD kabupaten/kota; dan

14. Pelaksanaan forum SKPD kabupaten/kota.

Pada tahap Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD merupakan penyempurnaan rancangan Renstra SKPD, yang berpedoman pada RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 Permendagri termaksud.Penyempurnaan rancangan Renstra SKPD bertujuan untuk mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang ditetapkan dalam RPJMD. Pada tahap Rancangan akhir Renstra SKPD disampaikan kepala BKBPM kepada kepala Bappeda untuk memperoleh pengesahan Kepala Daerah. Rancangan akhir Renstra SKPD diverifikasi akhir oleh Bappeda.

Verifikasi akhir sebagaimana dimaksud harus dapat menjamin kesesuaian visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan BKBPM dengan RPJMD, dan keterpaduan dengan rancangan akhir Renstra SKPD lainnya. Selanjutnya Bappeda menghimpun seluruh rancangan akhir Renstra SKPD yang telah diteliti melalui verifikasi akhir, untuk diajukan kepada Kepala Daerah guna memperoleh pengesahan dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah tentang pengesahan Renstra SKPD, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja di lingkungan SKPD dalam menyusun rancangan Renja SKPD.3Pengesahan rancangan akhir Renstra SKPD dengan keputusan Kepala Daerah, paling lama 1 (satu) bulan setelah Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan.4Penetapan Renstra SKPD oleh kepala SKPD paling

(6)

lama 7 (tujuh) hari setelah Renstra SKPD disahkan oleh Kepala Daerah.5

Bagan alir Proses penyusunan Renstra SKPD dapat secara rinci pada gambar berikut:

Gambar 1

Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota6

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 137 ayat (1) disebutkan bahwa SKPD menyusun Renja-SKPD. Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra-SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat.7 Rencana kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.8

Rancangan Renja-BKBPM memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong

5Pasal 97 Ayat 8 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

6Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota juga dapat dilihat

pada Lampiran IV Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

7 Pasal 139 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

PENYUSUNAN RPJMD Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Perumusan Strategi dan kebijakan Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD Pengolahan data dan informasi Perumusan visi dan misi SKPD Perumusan Tujuan Perumusan sasaran Rancangan Renstra-SKPD · Pendahuluan · Gambaran pelayanan SKPD

· isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

· visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

· rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Perumusan

indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD SPM Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU

per SKPD Penelaahan RTRW Verifikasi Rancangan Renstra SKPD dgn Rancangan Awal RPJMD Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda sesuai Tidak sesuai Penyusunan Rancangan RPJMD Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD Penetapan Renstra-SKPD RENSTRA-SKPD Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD berdasarkan hasil verifikasi

PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

Verifikasi Rancangan Akhir Renstra SKPD Rancangan Akhir Renstra SKPD sesuai Tidak sesuai PERDA ttg RPJMD Penelaahan KLHS Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota Renstra-KL dan Renstra SKPD Prov

(7)

partisipasi masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsi BKBPM. Program dan kegiatan meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.9

Tahapan perumusan rancangan renja SKPD mencakup:10

a. Persiapan penyusunan rancangan renja SKPD kabupaten/kota;

b. Pengolahan data dan informasi;

c. Analisis gambaran pelayanan SKPD kabupaten/kota;

d. Mereview hasil evaluasi renja SKPD tahun lalu berdasarkan renstra SKPD kabupaten/kota;

e. Penentuan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota;

f. Penelaahan rancangan awal rkpd kabupaten/kota; g. Perumusan tujuan dan sasaran;

h. Penelaahan usulan masyarakat; dan i. Perumusan kegiatan prioritas.

Selanjutnya Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota dibahas dalam forum SKPD kabupaten/kota.11Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Keputusan Walikota dan Penetapan Keputusan Bupati/Keputusan Walikota paling lambat 2 (dua) minggu setelah RKPD kabupaten/kota ditetapkan.12Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa seluruh tahapan dan proses penyusunan Renstra BKBPM materinya harus berkesinambungan dan sinergis dengan Renja BKBPM serta RPJMD Kota Bandung sesuai dengan Tupoksi BKBPM, sebagaimana dapat terlihat pada gambar Bagan Alur proses penyusunan Renstra sebelumnya.

Rencana Strategis (Renstra) BKBPM Tahun 2013-2018 harus disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Selain itu,

9Lihat Pasal 140 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. 10 Pasal 142 Ayat (2) Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 11 Pasal 144 Ayat (2) Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

(8)

RKPDsebagai rencana kerja tahunan juga wajib mengacu dan berpedoman pada RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018.

1.2. Landasan Hukum

Beberapa aturan yang terkait serta pedoman yang dijadikan acuan dalam rangka penyusunan, perencanaan dan penganggaran SKPD serta penyusunan Renstra BKBPM antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan yang terdapat pada BKBPM, dapat dirinci sebagai berikut:

A. Aturan Umum terkait Penyusunan RENSTRA BKBPM :

1. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembar Negara RI Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

(9)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Penyusunan Standar Pelayanan Minimal;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tetang Tatacara Pengendalia dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014;

(10)

18. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;

19. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan;

20. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK.07/2010 tentang Penyelarasan RPJM Daerah dengan RPJM Nasional 2010-2014;

21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No 06 Tahun 2009 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang PerubahanPeraturan Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 9 tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah ProvinsiJawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E);

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 tanggal 10 Desember 2013 (Lembar Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

26. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya

(11)

27. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2006;

28. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007

tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung;

30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009;

31. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

32. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018;

33. Peraturan Walikota Bandung No 121 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Pedoman dan Tata Cara Musyawarah Perencanaan Pembangunan.

B. Aturan yang terkait dengan Tugas Pokok Fungsi

Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan

Masyarakat :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2013;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social

(12)

and Cultural Rights Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya)

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant On Civil and Politic Right (Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik);

4. Undang-Undang Pemilu UU No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;

5. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik;

7. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

8. Undang-Undang 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;

9. Peraturan Pemerintah Nomor : 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan Dan Evaluasi Perkembangan Politik Di Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun

2007 Tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi, dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan;

13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2010 Tentang Badan Intelijen Negara;

(13)

15. Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri;

16. Permendagri Nomor 42 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 16 Tahun 2011;

18. Permendagri No. 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah;

19. Permendagri No. 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah; 20. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor

9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama di Provinsi, Kota dan Kabupaten;

21. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 2006 dan Nomor : 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat;

22. Permendagri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

23. Permendagri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa/Kelurahan;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan PemberdayaanMasyarakat dalam rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah;

(14)

26. Permendagri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan, Kraton dan Lembaga Adat dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

28. Permendagri No. 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerja Sama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Nirlaba Lainnya dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;

29. Permendagri No. 36 Tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Politik;

30. Permendagri Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna;

31. Permendagri Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan;

32. Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan;

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan;

34. Permendagri Nomor 54 tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu;

35. Permendagri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

(15)

36. Permendagri Nomor : 19 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Dasar di POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU);

37. Permendagri Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian;

38. Permendagri Nomor 33 tahun 2012 Tentang Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

39. Permendagri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan;

40. Permendagri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika;

41. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga;

42. Kep. Bersama Menkeu, Mendagri, Menkop & UKM serta Gubernur BI No. 351.1/KMK.010/2009 ; No.900-639A Thn.2009 ; No. 01/SKB/M.KUKM/IX/2009 ; No. 11/43A/Kep.GBI/2009. tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keu.Mikro;

43. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 42 Tahun 2009; Nomor 40 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan;

44. Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Mendagri Nomor : 3 Tahun 2008, Nomor : KEP-033/A/JA/6/2008 dan Nomor : 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota dan/Atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat;

45. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2013 tentang Lembaga Kemasyarakaratan Kelurahan;

46. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota

(16)

Bandung Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah;

47. Peraturan Walikota Bandung Nomor : 289 Tahun 2012 tentang Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) Kota Bandung;

48. Peraturan Walikota Bandung Nomor 295 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung;

49. Keputusan Walikota Bandung Nomor 188.32/Kep.040.Bappeda/2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Penyusunan Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, dimaksudkan untuk menyediakan tolok ukur pelaksanaan strategi pembangunan Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung sehingga dapat secara konsekuen dan konsisten menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok fungsi dan kewenangan BKBPM yang mengacu pada RPJMD Kota Bandung 2013-2018.

1.3.2. Tujuan

Tujuan Penyusunan Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandungantara lain: 1. Menjadi bahan pedoman bagi BKBPM dalam

menyusun Rencana Kerja Tahunan (Program dan Kegiatan pada setiap Tahun selama 2013-2018).

2. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Pemberdayaan Masyarakat dan

(17)

program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2013 – 2018 dapat tercapai;

3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal;

4. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders) tentang rencana pembangunan tahunan selama lima tahun kedepan (2013 sampai 2018);

5. Sebagai bahan dan tolok ukur dalam penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota tahunan (2013 sampai 2018) dan akhir masa jabatan terutama dalam pelaksanaan tugas urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh BKBPM.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika naskah Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung 2013-2018 disusun, sebagaiberikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra BKBPM, fungsi Renstra BKBPM dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra BKBPM, keterkaitan Renstra BKBPM dengan RPJMD, Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja BKBPM.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Bab ini berisi memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) BKBPM dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki BKBPM dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui

(18)

mengemukakan capaian program prioritas BKBPM yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra BKBPM ini.

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini memuat identifikasi permasalahan-permasalahan pelayanan pada BKBPM beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, Tugas pokok dan fungsi BKBPM yang terkait dengan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Faktor Penghambat dan faktor pendorong dari pelayanan BKBPM yang dapat mempengaruhi pencapaian visi misi Kepala Daerah inila yang dijadikan sebagai bahan isu strategis. Bab ini juga membahas telaahan renstra terkait dengan faktor penghambat dan pendorong yang dapat mempengaruhi permasalahan pelayanan pada BKBPM, ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementrian/Lembaga yang terkait, Renstra Provinsi Jawa Barat (dengan SKPD terkait) dan Renstra Kota, kemudian ditinjau dari implikasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI KEBIJAKAN Bab ini Pada bagian ini dikemukakan Visi dan Misi BKBPM, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BKBPM,serta strategi dan kebijakan BKBPM.

BAB V RENCANA PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab ini berisikan uraian mengenai rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang berkaitan dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(19)

Bab ini berisi uraian mengenai indikator kinerja BKBPM yang mengacu secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai oleh BKBPM dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

Bab terakhir ini memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan dokumen RPJMD Tahun 2013-2018.

(20)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas Pokok Fungsi Dan Struktur Organisasi

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 295 Tahun 2013 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung adalah sebagai berikut:

A. KEPALA BADAN

1. Tugas Pokok :

Memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis lingkup bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kewenangannya.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. Merumuskan kebijakan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayananan umum bidang kesekretariatan, bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

c. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesekretariatan, bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan Badan.

(21)

a. Menyusun rencana program Badan berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas dan mengarahkan sasaran kebijakan kepada bawahan sesuai program yang telah ditetapkan agar pekerjaan berjalan lancar;

c. Membina bawahan di lingkungan Badan dengan cara memberikan reward and punishment untuk meningkatkan produktivitas kerja;

d. Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan operasional dengan cara membandingkan pelaksanaan tugas dengan rencana program, sasaran ketentuan perundangan agar diperoleh hasil yang maksimal;

e. Merumuskan kebijakan daerah bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, bidang penanggulangan kemiskinan dan bidang pemberdayaan masyarakat;

f. Memantau, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

g. Menyelenggarakan monitoring dan pembinaan pelaksanaan penataan organisasi, kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur lingkup Badan;

h. Menyelenggarakan monitoring dan pembinaan pelaksanaan produk hukum lingkup bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

i. Menyelenggarakan monitoring dan pembinaan pelaksanaan bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

j. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

k. Menyusun Laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan ; dan

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan.

(22)

B. SEKRETARIS 1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan dalam memimpin, membina, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan dan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan kepegawaian, pengkoordinasian penyusunan program dan anggaran, pengelolaan keuangan serta pengkoordinasian tugas-tugas Bidang.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan program dan rencana Badan;

b. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan pelaporan kegiatan Badan;

c. Pelaksanaan pengkoordinasian pengelolaan dan pelayanan administrasi kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan;

d. Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; dan

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.

3. Uraian Tugas Sekretaris adalah sebagai berikut:

a. Menyusun program dan rencana kerja kesekretariatan berdasarkan kebijakan operasional Badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menyusun rumusan kebijakan administratif kesekretariatan Badan;

c. Menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian pengelolaan umum dan kepegawaian;

d. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program, rencana kerja, pelaporan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;

e. Menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian pengelolaan keuangan;

(23)

pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat;

g. Menyelenggarakan penyusunan bahan perumusan dan penetapan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Informasi Penyelenggaraan Daerah (IPPD) Badan;

h. Menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional;

i. Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan kesekretariatan;

j. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kesekretariatan sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan;

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;

C. SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas pokok Sekretaris lingkup keuangan dan program.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :

a. Pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan rencana keuangan dan program kegiatan Badan;

b. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja Badan;

c. Pelaksanaan penyusunan bahan pedoman teknis operasional pelaksanaan urusan dan kebijakan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

d. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan urusan pemerintahan, program dan kebijakan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

(24)

f. Pengkoordinasian penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan dan kebijakan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Program;

3. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun program dan rencana kerja di bidang program sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Melaksanakan penyimpanan dan pengelolaan data dan sistem informasi bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

c. Melaksanakan fasilitasi penyiapan bahan dan pengkoordinasian penyusunan program dan rencana kegiatan Badan;

d. Melaksanakan fasilitasi, pengkoordinasian dan penyusunan rencana strategis Badan;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan penyusunan program;

f. Melaksanakan fasilitasi pengkoordinasian dan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Informasi Penyelenggaraan Daerah (IPPD) Badan;

g. Melaksanakan fasilitasi dan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

h. Menganalisa data untuk bahan penyusunan rancangan anggaran pelaksanaan program dan kegiatan Badan;

i. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan di bidang administrasi program;

j. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

(25)

k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Badan;

l. Melaksanakan fasilitasi, pengkordinasian dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, kebijakan dan urusan pemerintah di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat;

m. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; dan

n. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan aturan sesuai tugas dan fungsinya.

D. SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas pokok Sekretaris lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Badan, penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan dan pengelolaan perlengkapan; c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi

kegiatan, penyiapan dan penyimpanan data kepegawaian, penyiapan bahan usulan mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup

administrasi umum dan kepegawaian.

3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan di bidang umum dan kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan

(26)

c. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan kearsipan di lingkungan Badan;

d. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah Badan dan pengelolaan dokumentasi serta kearsipan;

e. Menyiapkan bahan dan pemeriksaan penulisan tata naskah badan;

f. Melaksanakan pelayanan keprotokolan dan rapat-rapat Badan;

g. Melaksanakan pengurusan kerumahtanggaan, keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor;

h. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan lingkungan kantor, gedung kantor, kendaraan dan aset lainnya;

i. Menyusun administrasi dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana perlengkapan Badan;

j. Melaksanakan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, inventarisasi dan pencatatan perlengkapan;

k. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan;

l. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharaan data serta dokumentasi kepegawaian; m. Menyusun dan menyiapkan rencana kebutuhan formasi

dan mutasi pegawai;

n. Menyusun dan menyiapkan bahan administrasi kepegawaian yang meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun, kartu pegawai, karis/karsu, taspen, askes, hukuman disiplin dan pemberian penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai;

o. Menyusun dan menyiapkan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan struktural, teknis dan fungsional serta ujian dinas;

p. Melaksanakan fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin pegawai;

q. Menyusun dan menyiapkan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai;

(27)

r. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan administrasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);

s. Membuat telaahan staf sebagai bahan kebijakan di bidang administrasi umum dan kepegawaian;

t. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

u. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas ; dan

v. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

E. BIDANG IDEOLOGI DAN WAWASAN KEBANGSAAN

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan Sebagian tugas Kepala Badan Lingkup Ideologi dan Wawasan Kebangsaan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program Lingkup Kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu;

b. Penyusunan petunjuk teknis operasional lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu;

c. Pelaksanaan lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu.

3. Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana dan program di bidang Ideologi dan wawasan kebangsaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar

(28)

c. Mengkaji bahan kebijakan teknis di bidang kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu;

d. Mengkaji dan mengoreksi bahan pedoman pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional serta pembinaan politik dan pemilu;

e. Mengkaji bahan kebijakan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan di bidang ideologi dan wawasan kebangsaan;

f. Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan bidang ideologi dan wawasan kebangsaan ;

g. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat;

h. Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan ; dan

i. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

F. KEPALA SUB BIDANG KEWASPADAAN DAN KETAHANAN NASIONAL

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Bina Ideologi dan Kebangsaan lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional 2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Kepala Sub Bidang Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional;

c. Pelaksanaan kewaspadaan nasional, toleransi beragama, pemantauan, pencegahan dan penanganan konflik horisontal, fasilitasi komunitas Intelijen daerah (KOMINDA) dan peningkatan nilai luhur budaya bangsa ; dan

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kewaspadaan dan ketahanan nasional.

(29)

3. Kepala Sub Bidang Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang kewaspadaan dan ketahanan nasional sebagai pedoman pelaksanaan tugas ;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien ; c. Memeriksa data sebagai bahan penyusunan kebijakan

kewaspadaan dan ketahanan nasional;

d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kewaspadaan dan ketahanan nasional ;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kewaspadaan dan ketahanan nasional ;

f. Menganalisa data untuk bahan kajian pengembangan kewaspadaan dan ketahanan nasional

g. Melaksanakan kegiatan kewaspadaan nasional , toleransi beragama, pemantauan , pencegahan dan penanganan konflik horisontal,fasilitasi komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA ) dan peningkatan nilai luhur budaya bangsa ; h. Membuat telaahan staff sebagai bahan kajian kebijakan

umum di bidang kewaspadaan dan ketahanan Nasional oleh pimpinan;

i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat;

j. Melaksanakan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program sub Bidang Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan;

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(30)

G. KEPALA SUB BIDANG SUB BIDANG PEMBINAAN POLITIK DAN PEMILU

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Bina Ideologi dan wawasan Kebangsaan lingkup Pembinaan Politik dan Pemilu. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Kepala Sub Bidang Pembinaan Politik dan PEMILU:

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup Pembinaan Politik dan Pemilu;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup Pembinaan Politik dan Pemilu;

c. Pelaksanaan lingkup Politik dan Pemilu yang ,meliputi pembinaan kelembagaan politik, penyusunan database organisasi masyarakat dan partai politik, fasilitasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada; dan

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan Politik dan Pemilu.

3. Kepala Sub Bidang Pembinaan Politik dan PEMILU mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang Pembinaan Politik dan Pemilu sebagai pedoman pelaksanaan tugas ;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien ; c. Memeriksa data sebagai bahan penyusunan kebijakan

Pembinaan Politik dan Pemilu;

d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pembinaan Politik dan Pemilu;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan kordinasi dan konsultasi pelaksanaan Pembinaan Politik dan Pemilu; f. Menganalisa data untuk bahan kajian pengembangan

Pembinaan Politik dan Pemilu;

g. Melaksanakan pembinaan kelembagaan polotik, penyusunan database organisasi masyarakat dan partai

(31)

h. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum di bidang Pembinaan Politik dan Pemilu oleh pimpinan

i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program sub Bagian Pembinaan Politik dan Pemilu sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan;dan

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

H. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas kepala Badan Lingkup Pemberdayaan masyarakat.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program lingkup kemitraan dan partisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat ;

b. Penyusunan petunjuk teknis operasional kemitraan dan partisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat;

c. Pelaksanaan lingkup kemitraan dan partisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat; dan

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kemitraan dan partisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. 3. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat uraian tugas

sebagai berikut:

a. Menyusun rencana dan program di bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman pelaksanaan tugas ;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai denga rencana program yang talah ditetapkan agar

(32)

c. Mengkaji bahan kebijakan teknis lingkup kemitraan dan partisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat;

d. Mengkaji dan mengoreksi bahan pedoman pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkupkemitraan dan pertisipasi, serta pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat;

e. Mengkaji bahan bahan kebijakan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

f. Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

g. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

h. Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan

i. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

I. SUB BIDANG KEMITRAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat lingkup Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat. 2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Kepala Sub Bidang Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup kemitraan dan partisipasi masyarakat;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup kemitraan dan partisipasi masyarakat;

c. Pelaksanaan lingkup partisipasi masyarakat dan pembinaan serta pengolahan data dasar profil kelurahan;dan

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup kemitraan dan partisipasi masyarakat.

(33)

3. Kepala Sub Bidang Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja bidang kemitraan dan partisipasi masyarakat sebagai pedoman tugas;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah di tetapkan agar program dapat di laksanakan secara efektif dan efisien; c. Memeriksa data sebagai bahan penyusunan kebijakan

kemitraan dan partisipasi masyarakat;

d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kemitraan dan partisipasi masyarakat;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kmitraandan prtisipasi masyarakat;

f. Menganalisa dan untuk bahan kajian kemitraan dan partisipasi masyarakat;

g. Melaksanakan partisipasi masyarakat dan pembinaan serta fasilitasi manajemen pembangunan partisipatif serta pengolahan data dasar profil kelurahan;

h. Membuat telaahan staf sebagi bahan kajan kebijaka umum di bidang kajian kemitraan dan partisipasi masyarakat oleh pimpinan;

i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Sub Bidang Kajian Kemitraan dan partisipasi masyarakat sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

J. SUB BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL, BUDAYA DAN

EKONOMI MASYARAKAT. 1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas pokok kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat lingkup Pemberdayaan Sosial,

(34)

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup pemberdayaan sosial , Budaya dan ekonomi masyrakat; b. Penyusunan bahan perncanaan dan petunjuk teknis

lingkup pembedayaan sosial ,Budaya dan Ekonomi masyarakat;

c. Pelaksanaan pelatihan dasar usaha ekonomi masyarakat,inventarisasi usaha ekonomi masyarakat ; d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaa lingkup pemberdayaan

sosial,Budaya dan ekonomi masyarakat.

3. Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana teknis operasi dan program keja di sub bidang pemberdayaan sosial, Budaya dan ekonomi masyarakat sebagai pedoman pelaksanaan tugas ;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah di tetapkan agar program dapat di laksanakan secara efektif dan efisien; c. Memeriksa data sebagai bahan penyusunan kebijakan

Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat; d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat;

f. Menganalisa data untuk bahan kajian pengembangan Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat; g. Melaksanakan pelatihan dasar usaha ekonomi masyarakat,

inventarisasi usaha ekonomi masyarakat;

h. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum di bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat oleh pimpinan;

(35)

i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Sub Bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

K. BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas kepala Badan lingkup penanggulangan kemiskinan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Penanggulangan Kemiskinan mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana dan program lingkup penanganan

kemiskinan dan bina infrastruktur lingkungan;

b. Penyusunan petunjuk teknis operasional lingkup penanganan kemiskinan dan bina infrastruktur lingkungan;

c. Pelaksanaan lingkup penanganan kemiskinan dan bina infrastruktur lingkungan; dan

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penanganan lingkungan dan bina infrastruktur lingkungan.

3. Bidang Penanggulangan Kemiskinan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana dan program di bidang penanggulangan kemiskinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien; c. Mengkaji bahan kebijakan teknis penanganan kemiskinan

dan bina infrastruktur lingkungan;

d. Mengkaji dan mengoreksi bahan pedoman pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

(36)

penanganan kemiskinan dan bina infrastruktur lingkungan;

e. Mengkaji bahan kebijakan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan di bidang penanggulangan kemiskinan;

f. Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan bidang penanggulangan kemiskinan;

g. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Pusat;

h. Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelporan pelaksanaan tugas sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan

i. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

L. SUB BIDANG PENANGANAN KEMISKINAN.

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Penanggulangan Kemiskinan lingkup penanganan kemiskinan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Penanganan Kemiskinan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup penanganan kemiskinan;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penanganan kemiskinan;

c. Pelaksanaan lingkup penanganan kemiskinan meliputi koordinasi dan fasilitasi peningkatan jangkauan asuransi kesehatan dan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penanganan kemiskinan.

3. Kepala Sub Bidang Penanganan Kemiskinan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang Penanganan Kemiskinan sebagai pedoman

(37)

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien; c. Memeriksa data sebagai bahan penyusunan kebijakan

Penanganan Kemiskinan;

d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penangananan Kemiskinan;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan Penanganan Kemiskinan;

f. Menganalisa data untuk bahan kajian pengembangan Penanganan Kemiskinan;

g. Melaksanakan penanganan kemiskinan meliputi koordinasi dan fasilitasi peningkatan jangkauan asuransi kesehatan dan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin; h. Membuat teaahan staf sebagi bahan kajian kebijakan

umum di bidang Penanganan Kemiskinan oleh pimpinan; i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Sub Bidang Penanganan Kemiskinan sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

M. SUB BIDANG BINA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Penanggulangan Kemiskinan lingkup Bina Infrastruktur Lingkungan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Sub Bidang Penanganan Kemiskinan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup Bina Infrastruktur Lingkungan;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup Bina Infrastruktur Lingkungan;

(38)

c. Pelaksanaan upaya peningkatan kualitas lingkungan dan infrastruktur lingkungan serta pemenuhan akses fisik bagi masyarakat miskin; dan

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Penetapan dan Pembukuan.

3. Kepala Sub Bidang Bina Infrastruktur Lingkungan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang Bina Infrastruktur Lingkungan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien; c. Memeriksa data sebagai bahan penyususnan kebijakan

Bina Infrastruktur Lingkungan;

d. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Bina Infrastruktur Lingkungan;

e. Menyusun dan menyiapkan bahan koordianasi dan konsultasi pelaksanaan Bina Infrastruktur Lingkungan; f. Menganalisa data untuk bahan kajian Bina Infrastruktur

Lingkungan;

g. Melaksanakan upaya peningkatan kualitas lingkungan dan Infrastruktur Lingkungan serta pemenuhan akses fisik bagi masyarakat miskin;

h. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum di bidang Bina Infrastruktur Lingkungan oleh pimpinan;

i. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

j. Melaksnakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Sub Bidang Bina Infrastruktur Lingkungan sebagi bahan pertanggungjawaban kepada atasan; dan

k. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(39)

N. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2013, terdiri dari :

1. Kepala Badan

2. Sekretaris Badan yang membawahkan: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan dan Program; 3. Kepala Bidang :

a. Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan yang membawahkan:

· Sub Bidang Bidang Kewaspadaan Nasional dan Ketahanan Sosial;dan

· Sub Bidang Pembinaan Politik dan Pemilu;

b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang membawahkan: · Sub Bidang Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat;

dan

· Sub Bidang Pemberdayaan Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat;

c. Bidang Penanggulangan Kemiskinan yang membawahkan:

· Sub Bidang Sub Bidang Penanganan Kemiskinan;dan · Sub Bidang Bina Infrastruktur Lingkungan;

d. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung dapat dilihat pada gambar 2, dibawah:

(40)

Gambar:2

Bagan Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung

Kepala Badan

Bidang Ideologi dan

Wasbang

Sub Bidang Bidang Kewaspadaan

Nasional dan Ketahanan Sosial

Sub Bidang Pembinaan Politik dan

Pemilu Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat Sub Bidang Pemberdayaan Sosial,

Budaya dan Ekonomi Masyarakat Bidang Penanggulangan Kemiskinan Sub Bidang Penanganan Kemiskinan

Sub Bidang Bina Insfrastruktur

Lingkungan

Sekretaris

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan dan Program Kelompok Jajaran Fungsional

(41)

2.2. SUMBER DAYA SKPD

Selanjutnya terkait dengan keadaan sumber daya manusia aparatur yang terdapat pada BKBPM Kota Bandung Kondisi Bulan Per 31 Desember 2013, adalah sebagai berikut:

Keadaan Pegawai Berdasarkan Esselon Jabatan

No Uraian Esselon II Esselon III Esselon IV Staff Jumlah

1 Kepala BKBPM 1 - - - 1 2 Sekretariat 1 2 20 23 Bidang-Bidang 3 BIWASBANG - 1 2 17 20 4 Pemberdayan Masyarakat (PM) - 1 2 7 10 5 Penanggulangan Kemiskinan (PK) - 1 2 14 17 JUMLAH 1 4 8 58 71

Keadaan Pegawai pada BKBPM berdasarkan Golongan Pangkat (Per 31 Desember 2013) :

Golongan/Pangkat

I/c II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

2 5 26 1 5 8 6 0 11 4 2 1

2,82 7,04 36,62 1,41 7,04 11,27 8,45 - 15,49 5,63 2,82 1,41

Prosentase

Selanjutnya Kondisi Pegawai pada BKBPM menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan :

Uraian S3 S2 S1 D-1/2/3 SLTA SLTP SD Jumlah

Kepala - 1 - - - 1 Sekretariat 1 - 7 - 13 1 1 23 BIWASBANG - 3 1 - 15 1 0 20 PK - 1 5 - 4 0 0 10 PM - - 5 1 10 1 0 17 Jumlah 1 5 18 1 42 3 1 71 Prosentase 0,71 3,55 12,78 0,71 29,82 2,13 0,71

(42)

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data yang ditampilkan pada kondisi tingkat pendidikan karyawan BKBPM Kota Bandung yang paling banyak adalah pendidikan SLTA sebanyak 42 orang (29,82%). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari karyawan BKBPM Kota Bandung ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja BKBPM Kota Bandung secara umum.

Jumlah karyawan BKBPM Kota Bandung yang menamatkan pendidikan S-3 tercatat ada 1 orang, S2 tercatat sebanyak 5 orang dan paling banyak kedua yaitu S1 sebanyak 18 orang yang secara prosentase, jumlah tersebut mencapai 12,78 % dari seluruh karyawan BKBPM Kota Bandung, hal ini tentu menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi BKBPM Kota Bandung. Namun dengan terbitnya PP Nomor 46

Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja PNS, yang terpenting

adalah faktor Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yang akan dicapai pada akhir tahun oleh setiap PNS yang ada di BKBPM Kota Bandung, akan sangat menentukan keberhasilan organisasi BKBPM dalam mendukung Visi serta Misi Kota Bandung berdasarkan kewenangannya.

2.3. KINERJA PELAYANAN BKBPM

Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung (BKBPM), pada Renstra periode sebelumnya (2009-2013) telah melaksanakan urusan wajib bidang pemerintahan yakni Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan, Perlindungan Masyarakat*)13,sehingga lembaga teknis yang semula bernama BKPPM (Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat), berubah nama menjadi BKBPM per 1 April 2013, dan terdapat struktur baru BIDANG

13Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan

Kedua Atas Perda Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah, BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT Per 1 April 2013 sudah DIPINDAHKAN ke SATPOL PP Kota

Gambar

Tabel 6.1. tentang Indikator Kinerja BKBPM berdasarkan Tujuan dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setelah persoalan ganti rugi keuangan berakhir diatasi, Sultan HB VII merasakan bahwa dirinya kini berhak kembali memegang kendali pemerintahan seutuhnya. Ia menyadari bahwa

Sementara usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku dimana orang tidak boleh melaksanakan hubungan seksual sebelum menikah. Pada masyarakat modern bahkan

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

Sila pertama pancasila adalah kesimpulan yang didapatkan dari kepercayaan- kepercayaan yang dianut masyarakat Indonesia bahwa seluruh agama mengajarkan kita untuk menjunjung

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,