• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARGET CAPAIAN INDIKATOR

Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan Peneltian Provinsi NTB, 2014.

TARGET CAPAIAN INDIKATOR

2013 2014 Target Realisasi 1 Kekerasan Terhadap Perempuan/anak ( KTP/KTA) Kasus 1.187 1.100 1.129 2 Perencanaan Penganggaran Responsiv Gender (PPRG) SKPD 12 19 19

3 Kota Layak Anak Kab/Kota 1 2 2

Sumber: BP3AKB Provinsi NTB, 2014

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak, penanganan pengaduan perempuan dan anak korban kekerasan terus mengalami peningkatan dari 54,68 persen pada 2013 menjadi 87,69 persen pada 2014,sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.88

Pencapaian Indikator SPM Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Tahun 2013-2014

NO. INDIKATOR SATUAN

TARGET CAPAIAN INDIKATOR

2013 2014

REALISASI TARGET REALISASI

1. Penanganan pengaduan perempuan dan anak korban kekerasan % 54,68 64,20 87,69

Sumber: BP3AKB Provinsi NTB, 2014

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka menurunkan kasus KTP/KTA, antara lain:

1) Fasilitasi upaya perlindungan perempuan dan anak terhadap tindak kekerasan

2) Fasilitasi kegiatan temu anak dan forum anak

Beberapa terobosan atau inovasi yang dilakukan dalam mendukung urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, antara lain: 1) Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kabupaten/Kota Layak Anak

(KLA) Provinsi NTB

2) Launching Kota Layak Anak (KLA) untuk Kabupaten Dompu

3) Penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi NTB dengan Aparat Penegak Hukum serta Panti Sosial Paramita Mataram dalam upaya penanganan Anak Bermasalah dengan Hukum (ABH) sebagai bentuk percepatan pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistim Peradilan Pidana Anak (SPPA)

4) Seminar nasional tentang Peranan Perguruan Tinggi dalam Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.

5) Workshop Penguatan Jaringan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

6) Tersusunnya Peraturan Gubernur NTB Nomor 39 Tahun 2014 tentang Panduan Teknis Pengarus Utamaan Gender (PUG) di Provinsi NTB sebagai payung hukum pelaksanaan Perencanaan dan Penganggran yang Responsif Gender (PPRG) dalam mekanisme perencanaan program/kegiatan SKPD.

o. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang diselenggarakan pada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. Indikator Kinerja yang terkait dengan penyelenggaraan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam RPJMD NTB 2013-2018 adalah Rata-rata Usia Kawin Pertama Perempuan. Target rata-rata usia kawin pertama perempuan Tahun 2014 sebesar 21,32 tahun, namun realisasi menunggu

press release

dari BPS.

Sementara tahun 2013 rata-rata usia kawin pertama perempuan sebesar 20,52 tahun.

Pencapaian indikator kinerja dari Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.89

Pencapaian Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Tahun 2013 - 2014 INDIKATOR SATUAN 2013 2014 TARGET REALISASI Usia Kawin 1 Perempuan Tahun 20,52* 21,32 Na Sumber: BPS Provinsi NTB, 2014

Perkawinan usia dini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak, baik fisik maupun psikologis. Ibu yang menikah di usia muda organ reproduksinya belum berfungsi secara optimal. Selain itu psikologis ibu yang menikah pada usia muda pada umumnya belum siap menjadi ibu dalam arti kemampuan mengasuh anak serta dalam pengendalian emosi dan tindakannya. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa dan mental anaknya, sehingga dalam perkawinan usia dini akan sulit memperoleh keturunan yang berkualitas.

Upaya-upaya Pemerintah Provinsi NTB untuk mendewasakan usia kawin, dilakukan melalui:

1)

Seminar pendewasaan usia perkawinan yang melibatkan berbagai unsur pemerintah maupun pihak swasta, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan organisasi terkait se Provinsi NTB.

2)

Surat Edaran Gubernur NTB Nomor 180/1153/Kum tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang ditujukan kepada Bupati/Walikota se NTB, Kepala SKPD/Unit Kerja Lingkup Pemerintah Provinsi NTB.

3)

Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) pada anak sekolah melalui Program Informasi Komunikasi Reproduksi (PIK-R) di sekolah.

4)

Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak balita, penyuluhan KB pada pasangan usia subur.

5)

Bersama Tim Generasi Emas NTB melakukan TOT Pranikah dan menyusun kurikulum pasangan ramah anak.

6)

Pembentukan kelompok dialog warga dimasyarakat tentang kesehatan reproduksi dan pendewasaan usia perkawinan menuju generasi emas 2025 di Desa Ubung Kabupaten Lombok Tengah.

Pelaksanaan Bina Keluarga Balita (BKB) yang dipadukan dengan pelayanan posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan ibu, bayi, anak balita dan KB. Jumlah Kelompok BKB yang telah terbentuk di Provinsi NTB sebanyak 880 kelompok,sedangkan yang aktif sebanyak 818 kelompok.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai dari Usia Dini, bahkan dimulai dari janin dalam kandungan. Karena itu proses pertumbuhan dan perkembangan sudah berlangsung, sehingga pada masa balita sering disebut sebagai Masa Emas. Apabila pada masa tersebut tidak mendapatkan pengasuhan yang benar, maka anak balita akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan akan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya. Agar anak mendapatkan pengasuhan yang benar, berbagai upaya telah dilakukan, antara lain melalui program Bina Keluarga Balita (BKB). Bina keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik,motorik, kecerdasan sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan balitanya. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada ditingkat dusun/lingkungan/RW.

Dalam rangka pelaksanaan lomba kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) tingkat nasional tahun 2014, Provinsi NTB memperoleh Juara 1 yang diwakili oleh Kelompok BKB Lestari dari Desa Lopok Kecamatan Lopok Kabupaten Sumbawa.

Urusan Perhubungan yang diselenggarakan pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika.Penerbangan dari Bandara Internasional Lombok (BIL) tahun 2014 sebanyak 50

flight

per hari yang dilayani oleh 8 (delapan) maskapai, yaitu: Garuda, Merpati, Lion, Wings, Travira Air, Citilink, Silk Air dan Air Asia. Jumlah Penumpang melalui BIL tahun 2014 sebanyak 2.495.695 orang atau meningkat 16,33 persen dari tahun 2013 sebanyak 2.145.290orang. Untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang juga telah di bangun infrastruktur pendukung, antara lain Pembangunan Musholla dan Gudang Terminal haji serta pembangunan pagar keliling dan pengaspalan lapangan parkir (jalan akses, lapangan parkir dan

landskeeping

).

Selain peningkatan sarana prasarana perhubungan udara dan laut, juga telah dilakukan pada bidang Perhubungan Darat. Adapun sarana dan prasrana perhubungan darat yang dibangun meliputi: Lanjutan Rehabilitasi Jembatan Timbang Pototano dan Jembatan Timbang Bertais, Pembangunan Jembatan Timbang, pengadaan rambu-rambu lalu lintas, rambu RPPJ Tipe F, marka jalan, pagar pengaman jalan, dan

Warning light

serta Rehabilitasi/pemeliharaan

Traffic Light

. Kondisi saat ini, jumlah terminal di Provinsi NTB sebanyak 28 terminal yang terdiri dari 2 terminal type A, 6 Terminal Type B, 14 Terminal Type C, 6 terminal pembantu. Terminal tersebut digunakan untuk melayani angkutan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dengan jumlah armada dan penumpang tahun 2014,sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.90

Jumlah Armada dan Penumpang Antar Kabupaten/Kota Tahun 2014

Dokumen terkait