• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Bahasa Baku dan Praktis

Dalam dokumen Kode Etik PP (Halaman 180-184)

PENANGANAN PERKARA

BAHASA INDONESIA BAKU DAN KEGIATAN BERKOMPOSISI Umum

1. Tata Bahasa Baku dan Praktis

Dari ketentuan di atas, kita tidak boleh hanya bersikap bangga saja dengan keadaan atau kedudukan bahasa Indonesia tersebut, namun kita harus juga mempelajari, menguasai, dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Sebagaimana dipahami bersama bahwa bahasa Indonesia pada dasarnya bahasa kedua, sedangkan bahasa pertama kita adalah bahasa daerah masing-masing, sehingga tidak secara otomatis kita menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, apalagi terampil menggunakannya.

Kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan kaidah-kaidah saja belum menjamin bahwa kalimat yang kita buat adalah benar dan dapat diterima dalam berkomunikasi. Pengkalimatan suatu bahasa tidak semata-mata dituntut dengan kaidah yang benar, melainkan juga bergantung pada benarnya konsep dan logika, termasuk penguasaan diksi dan penalaran. Diksi berkenaan dengan masalah kemampuan dan keterampilan memilih dan menggunakan kata sehubungan dengan konsep yang dimiliki kata-kata itu. Penalaran berkenaan dengan keterampilan merumuskan atau menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Antara diksi dan penalaran ada hubungan timbal balik yang harus diketahui dan dikuasai, untuk dapat menggunakan bahasa secara efektif dan komunikatif.

Pada hakikatnya, fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai disebutkan di atas. Untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, seyogyanya (dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, diwajibkan) menggunakan bahasa Indonesia baku. Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok atau dasar ukuran atau yang dijadikan standar penggunaan bahasa Indonesia. Untuk memenuhi kebakuan di atas harus diperhatikan

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 176 mengenai penggunaan kaidah tata bahasanya, penggunaan kata baku, penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis, penggunaan lafal baku dalam ragam lisan, dan penggunaan kalimat secara efektif.

Kaidah tata bahasa

Bahasa baku:

- Gubernur meninjau daerah banjir bandang.

- Lampu lalu lintas itu berkerja secara otomatis.

- Surat anda sudah saya terima. - Acara berikutnya akan kami

putarkan lagu-lagu perjuangan. - Dia mengontrak rumah di

Kebayoran Baru.

- Mobil paman saya baru.

Bahasa tidak baku:

- Gubernur tinjau daerah banjir bandang.

- Lampu lalu lintas itu kerja secara otomatis.

- Surat anda saya sudah terima.

- Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan. - Dia ngontrak rumah di Kebayoran Baru.

- Paman saya mobilnya baru. Kata-kata baku Bahasa baku:

- Cantik sekali - Lurus saja - Masih kacau - Uang

- Tidak mudah

- Diikat dengan kawat - Bagaimana

Bahasa tidak baku: - Cantik banget - Lempeng saja - Masih semrawut - Duit

- Enggak gampang - Diikat sama kawat - Gimana

Ejaan resmi dalam tata tulis

- Bersama-sama - Melipatgandakan - Pergi ke pasar - Ekspres - Sistem - Bersama2 - Melipat gandakan - Pergi kepasar - Ekpres/espres/expres - Sistim Lafal baku dalam ragam bahasa - Atap - Menggunakan - Pendidikan - Atep - Menggunaken - Pendidi’an

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 177 - Kalau - Habis - Dengan - Dihormati - Kalo/kalo’ - Abis - Dengen - Dihormatin Kalimat efektif - Pulau Buton banyak

menghasilkan aspal.

- Tindakan-tindakan kekerasan itu menyebabkan penduduk dan keluarganya merasa tidak aman.

- Dia datang ketika kami sedang makan.

- Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.

- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.

- Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras. - Bayarlah dengan uang pas! - Karena dia tidak datang kami

segera berangkat.

- Di Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.

- Tindakan-tindakan kekerasan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya.

- Ketika kami sedang makan dan dia datang.

- Loket belum dibuka walaupun hari tidak hujan.

- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini naik.

- Panen yang gagal memungkinkan kita mengimpor beras.

- Kepada para penumpang diharap supaya membayar dengan uang pas! - Karena dia tidak datang kami pun

segera berangkat.

Contoh di atas dikutip dari buku “Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia” yang ditulis oleh Abdul Chaer. Selanjutnya buku ini dijadikan salah satu rujukan untuk pelatihan. Pelatihan juga merujuk pada buku-buku terbitan Pusat Bahasa yang berjudul Buku Praktis Bahasa Indonesia jilid 1 dan 2 (Sari Pedoman).

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 178 2. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing

Kesulitan mencari padanan (yang pas) dalam bahasa Indonesia untuk suatu kata atau frasa bahasa asing karena sifatnya yang sangat teknis yang harus dituangkan dalam peraturan

diperbolehkan dengan syarat bahwa penyerapan terebut disesuaikan dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia baku. Dalam hal ditemukan padanan kata bahasa Indonesia atas suatu kata atau frasa bahasa asing, namun padanan tersebut masih kurang pas, diperbolehkan untuk menempatkan kata atau frasa asing atau bahasa Indonesia tersebut diletakkan di antara tanda baca kurung (…) yang ditempatkan dalam Penjelasan Pasal, contoh :

a. Penurunan nilai uang (devaluasi); atau devaluasi (penurunan nilai uang).

b. Devisa (alat pembayaran luar negeri); atau alat pembayaran luar negeri (devisa). c. Penggabungan (merger).

Kata atau frasa bahasa asing dapat ditempatkan dalam suatu kalimat, namun perlu dijelaskan arti kata yang bersangkutan yang diletakkan dalam kurung, misalnya, devisa (alat pembayaran luar negeri).

Penyerapan kata atau frasa bahasa asing yang banyak digunakan dan telah disesuaikan dengan ejaan bahasa baku dapat digunakan jika kata atau frasa tersebut:

a. Mempunyai konotasi yang cocok;

b. Lebih singkat jika dibandingkan dengan padanannya dalam bahasa Indonesia; c. Mempunyai corak internasional;

d. Lebih mempermudah tercapainya kesepakatan; atau

e. Lebih mudah dipahami daripada terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dihindari karena hal ini sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemanfaatan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Kata dan ungkapan yang digunakan dalam berbagai bidang kehidupan akan terus bertambah sesuai dengan tuntutan perkembangan ke arah kehidupan dan peradaban modern.

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 179 Di dalam bab sebelumnya, telah disinggung juga mengenai istilah asing yang digunakan dalam bahasa hukum. Di bawah ini beberapa istilah atau ungkapan yang perlu dipelajari untuk

mendapatkan kesamaan pemahaman bagi pengguna hukum. Pelatihan dapat menggunakan glosari hukum (definisi-definisi dalam peraturan perundang-undangan) dan kamus hukum (dipilih yang paling sesuai dengan sistem hukum yang dianut di Indonesia, sedangkan kamus hukum yang lain dapat dijadikan perbandingan/persandingan)

Dalam dokumen Kode Etik PP (Halaman 180-184)